Prinsip Otonomi Daerah Desentralisasi

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Ketiga, proses politik rezim Orde Baru yang tidak memberi harga pada partisipasi rakyat telah dengan seksama menunjukkan bagaimana akibat dari elitisme dan sentralisasi politik tersebut Widodo, 2001.

2.2.2 Prinsip Otonomi Daerah

Prinsip otonomi daerah menurut UU No. 32 tahun 2004, menerangkan bahwa kebijakan desentralisasi yang diwujudkan dalam pembentukan daerah otonom dan penyelenggaraan otonomi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Otonomi daerah juga berorientasi pada peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan potensi keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dalam menyelenggarakan otonomi daerah, terdapat beberapa hak daerah, yakni: Pertama, mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumberdaya nasional yang berada di daerah oleh pemerintah atau yang dikuasakandiberi ijin. Kedua, memungut pajak daerah dan retribusi daerah. Ketiga, mengelola kekayaan daerah. Keempat, mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah. Sedangkan dalam penyelenggaraan otonomi daerah sesuai UU No. 32 tahun 2004, daerah mempunyai beberapa kewajiban, yakni: Pertama, menyediakan pelayanan umum. Kedua, mengembangkan sumberdaya produktif di daerahnya. Ketiga, meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Keempat, melindungi masyarakat. Kelima, melestarikan nilai-nilai sosiokultural. Keenam, mengembangkan kehidupan demokrasi. Ketujuh, mengembangkan keadilan dan pemerataan.

2.2.3 Desentralisasi

Desentralisasi adalah sebuah bentuk pemindahan tanggung jawab, wewenang dan sumber-sumber daya berupa dana maupun personil dari pemerintah pusat ke level pemerintahan daerah. Dasar dari inisiatif seperti ini adalah desentralisasi dapat memindahkan proses pengambilan keputusan ke tingkat pemerintahan yang lebih dekat dengan masyarakat. Alasannya adalah bahwa masyarakat yang akan merasakan langsung pengaruh program pelayanan yang dirancang dan kemudian dilaksanakan oleh pemerintah Haris 2005. Prinsip-prinsip utama desentralisasi adalah mempromosikan otonomi daerah, perencanaan bottom-up, partisipasi penuh seluruh masyarakat dalam proses yang demokratis, kendali daerah yang lebih besar terhadap sumber-sumber keuangan, serta pembagian sumberdaya yang lebih berimbang antara pusat dengan daerah. Manfaat desentralisasi adalah pengalokasian yang lebih baik dari sumberdaya oleh pemerintah yang terbatas melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi biaya pelayanan publik, meningkatkan proses demokratisasi, memperbesar partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah.

2.2.4 Demokrasi