Location Quotient LQ Indeks Kemiskinan Manusia IKM

2. Kuadran II Pertahankan Prestasi : Kinerja suatu atribut dianggap masyarakat penting. Kinerja dari faktorvariabelatribut dan berada pada tingkat tinggi dan sesuai, sehingga pemerintah cukup mempertahankan kinerja atribut tersebut. 3. Kuadran III Prioritas Rendah : Menunjukan bahwa atribut yang memang dianggap kurang penting oleh masyarakat dimana sebaiknya pemerintah menjalankannya secara sedang saja. 4. Kuadran IV Berlebihan : Menunjukan bahwa atribut jasa yang dianggap kurang penting akan tetapi telah dijalankan dengan sangat baik oleh pihak pemerintah atau sangat memuaskan. Hal ini dapat dianggap berlebihan. Y Tingkat Kepentingan Tingkat Pelaksanaan X Sumber : Simamora, Tahun 2001 Gambar 8 Diagram Kartesius Important Performance Analysis IPA

4.5.5 Location Quotient LQ

Model yang sering digunakan untuk melakukan analisis kegiatan pada suatu wilayah antara lain dengan model analisis Location Quotient LQ. Teknik ini merupakan cara permulaan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. Adapun variabel yang digunakan sebagai alat ukur untuk menghasilkan koefisien dapat menggunakan satuan jumlah tenaga II Pertahankan Prestasi I Prioritas Utama IV Berlebihan III Prioritas Rendah kerja pada sektor tersebut, hasil produksi atau satuan lain yang dapat dijadikan kriteria. Perbandingan relatif Model Location Quotient LQ di Kabupaten Lebak dapat dinyatakan melalui persamaan matematis berikut : LQ i = = dimana : S i = Jumlah PDRB industri-i di Kabupaten Lebak S = Jumlah total PDRB di Kabupaten Lebak N i • LQ 1 : Menyatakan sub wilayah Kab. Lebak memiliki potensi surplus = Jumlah PDRB industri-i di Provinsi Banten N = Jumlah total PDRB di Provinsi Banten Struktur perumusan LQ memberikan beberapa nilai sebagai berikut : • LQ 1 : Menunjukan sub wilayah Kab. Lebak memiliki kecenderungan impor dari wilayah lain • LQ = 1 : Menunjukan sub wilayah Kab. Lebak telah mencukupi dalam kegiatan tertentu

4.5.6 Indeks Kemiskinan Manusia IKM

Indikator kemampuan hidup manusia P 1 metode penghitungannya sama dengan metode penghitungan Angka Harapan Hidup yang digunakan dalam penyusunan IPM. Indikator kedua P 2 diukur dengan angka buta huruf penduduk usia dewasa 15 tahun keatas yang dihitung berdasarkan data Susenas 2008. Sedangkan keterbatasan akses terhadap pelayanan dasar P 3 a. Persentase penduduk tanpa akses terhadap air bersih P terdiri dari beberapa variabel, yaitu: 31 b. Persentase penduduk yang tidak memiliki akses ke sarana kesehatan P yang didefinisikan sebagai persentase rumah tangga yang tidak menggunakan air PAM, air pompa atau air sumur yang letaknya lebih dari 10 m dari septik tank. 32 di definisikan sebagai persentase populasi yang tinggal di tempat yang jaraknya 5 km atau lebih dari sarana kesehatan. c. Persentase anak berumur lima tahun ke bawah balita dengan status gizi kurang P 32 Metode penghitungan IKM mengikuti metode penghitungan yang digunakan dalam Human Development Report yang diterbitkan oleh UNDP United Nation Development Programme. IKM = [ 13 P yang didefinisikan sebagai persentase balita yang tergolong dalam status gizi rendah. 1 + P 2 + P 3 ] P 3 Dimana: P 3 = 13 P 31 + P 32 + P 33

4.5.7 Indeks Williamson IW