dan kemasyarakatan sebagai suatu konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah.
Dalam setiap usaha pembangunan wilayah haruslah didukung sepenuhnya oleh masyarakat dan masyarakat mampu mengambil perannya, bukan hanya
sebagai objek pembangunan saja, melainkan sebagai subjek pembangunan itu sendiri. Syarat dari keikutsertaan seluruh anggota masyarakat, selain peluang dan
akses yang sama, juga menyangkut sikap masyarakat itu sendiri untuk ikut berperan lebih aktif dalam proses pembangunan Ambardi 2004. Namun
demikian, ternyata masih terdapat adat istiadat atau nilai budaya yang secara tidak disadari mempengaruhi sikap dan perilaku kemudian seringkali menghambat
proses pembangunan.
3.1.6 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel. Analisis ini berkaitan dengan pengumpulan data
untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan status objek
penelitian ini. Hasil penelitian lebih ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang menjadi tujuan
penelitian. Akan tetapi, guna memperoleh manfaat yang lebih luas, disamping mengungkapkan fakta, diberikan interpretasi yang kuat Wirartha, 2005.
3.1.7 Analisis Location Quotioent LQ
Metode analisis Location Quotient atau LQ adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan Miller Wright, 1991.
Menurut Hood 1998, Location Quotient adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan kelebihan dan keterbatasannya. Teknik LQ
merupakan suatu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemicu
pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan.
Inti dari model ekonomi basis menerangkan bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah. Ekspor itu sendiri
tidak terbatas pada bentuk barang-barang dan jasa, melainkan juga berupa pengeluaran orang asing yang berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang
tidak bergerak Budiharsono, 2001. Teori ekonomi basis mengklasifikasikan seluruh kegiatan ekonomi ke
dalam dua sektor, yakni sektor basis dan sektor non basis. Deliniasi wilayah dilakukan berdasarkan konsep-konsep perwilayahan yaitu konsep homogenitas,
nodalitas dan administrasi. Menurut Rusastra 2002, yang dimaksud kegiatan basis merupakan kegiatan suatu masyarakat yang hasilnya baik berupa barang
maupun jasa ditujukan untuk ekspor ke luar dari lingkungan masyarakat atau yang berorientasi keluar regional, nasional dan internasional. Konsep efisiensi teknis
maupun ekonomis sangat menentukan dalam pertumbuhan basis suatu wilayah. Sedangkan kegiatan non basis merupakan kegiatan masyarakat yang
hasilnya baik berupa barang atau jasa diperuntukan bagi masyarakat itu sendiri dalam kawasan kehidupan ekonomi masyarakat tersebut. Konsep swasembada,
mandiri, kesejahteraan dan kualitas hidup sangat menentukan dalam kegiatan non basis ini. Teknik LQ banyak digunakan untuk membahas kondisi perekonomian,
mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif kegiatan ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam
penetapan sektor unggulan sebagai leading sector suatu kegiatan ekonomi.
3.1.8 Analisis Matriks Tipologi Daerah Tipologi Klassen