Pertanian PENGARUH KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP

share output sektor-i di kotakabupaten dan share output sektor-i di provinsi. Analisis Location Quotient LQ di Kabupaten Lebak akan menggunakan data PDRB Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten tiap sektor atas dasar harga berlaku tahun 2009. Sehingga akan membandingkan jumlah tenaga kerja per sektor pada kabupaten dengan provinsi. Secara terperinci, tabulasi data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 37 Perhitungan Location Quotient LQ Kabupaten Lebak Tahun 2009 Berdasarkan PDRB atas Dasar Harga Berlaku per Sektor Miliar No. Jenis Lapangan Usaha Kab Lebak Prov. Banten LQ Peringkat 1 Pertanian 2,506.14 2,553.99 4.73 1 2 Pertambangan dan Penggalian 95.16 438.40 1.04 6 3 Industri Pengolahan 673.47 15,031.25 0.21 8 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 41.00 1,371.85 0.14 9 5 Bangunan dan Kontruksi 294.63 1,232.64 1.15 4 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,844.29 7,316.08 1.21 3 7 Pengangkutan dan Komunikasi 721.92 3,544.35 0.98 7 8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 326.40 1,464.15 1.07 5 9 Jasa-jasa 770.88 2,161.15 1.72 2 Jumlah Total PDRB 7,273.93 35,113.86 Sumber : Hasil Perhitungan, Tahun 2010 7.1.5.1 Analisis Sektor Basis Berdasarkan hasil perhitungan LQ, maka di Kabupaten Lebak terdapat enam sektor yang menjadi unggulan atau menjadi sektor basis karena angka LQ lebih besar dari satu LQ1. Hal tersebut menunjukan bahwa Kabupaten Lebak sebetulnya memiliki potensi besar untuk bisa menjadi kabupaten yang mandiri secara ekonomi dan finansial, secara spesifik sektor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pertanian

Berdasarkan hasil perhitungan LQ PDRB tahun 2009, Kabupaten Lebak memiliki enam sektor yang menjadi sektor basis. Terlihat bahwa Kabupaten Lebak masih bergantung banyak pada sektor primer pertanian. Hingga tahun 2009, pertanian merupakan sektor yang paling banyak memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Dilihat dari struktur perekonomian Kabupaten Lebak, persentase nilai sektor ini sebesar 38 persen, sebagian besar disumbangkan oleh subsektor bahan makanan yang terdiri dari komoditas padi, palwija dan hortikulura. Komoditas sektor pertanian terdiri dari tanaman bahan utama atau pangan, tanaman perkebunan, peternakan dan kehutanan dan perikanan. Tanaman pangan utama banyak tersebar di hampir seluruh kecamatan di Lebak, hampir 70 persen sawah yang ada telah dialiri oleh irigasi teknis dan mampu menghasilkan panen tiga kali dalam setahun. Pada tahun 2009, jumlah produksi padi di Kabupaten Lebak sebesar 428.524 ton, yang terbagi atas padi sawah sebanyak 401.524 ton dan padi gogo sebanyak 27.278 ton. Total produksi padi sebanyak 428.524 ton tersebut setara dengan beras sebanyak 231.402,96 ton, cukup memenuhi kebutuhan pangan untuk 1.233.905 penduduk Kabupaten Lebak selama 20 bulan dengan asumsi beras tidak dijual ke luar daerah. Sedangkan untuk komoditas palawija, yang terdiri dari jagung kedelai kacang tanah, kacang hijau dan ubi kayu serta ubi jalar, produksi yang tertinggi ada pada ubi kayu dengan total produksi sebanyak 30.749 Ton. Jagung merupakan komoditas palawija dengan hasil produksi terbesar kedua dengan total produksi sebesar 12.286 Ton. Untuk komoditas hortikultura, tiga hasil produksi tertinggi ada pada tanaman pisang sebesar 112.545,8 Ton, disusul oleh rambutan sebesar 5.276,765 Ton dan durian sebesar 3.319,596 Ton. Pada tahun 2009 produksi ayam ras pedaging sebanyak 3.476.499 Kg, atau 55 dari total produksi daging Kabupaten Lebak. Produksi tertinggi kedua adalah ayam buras yaitu sebesar 1.508.408 kg. Untuk produksi telur, pada tahun 2004- 2009 mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 5,7. Telur ayam buras memberikan konstribusi terbesar pada tahun 2009 yaitu sebanyak 1.453.715 Kg. Potensi perikanan di Kabupaten Lebak terdiri atas Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya. Perikanan tangkap terbagi atas perikanan tangkap laut dan perairan umum. Untuk perikanan budidaya dikelompokan menjadi budidaya air tawar dan budidaya air payau. Pada Tahun 2009 produksi jenis ikan tangkap laut sebagian besar jenis ikan Cakalang dan Tongkol dengan masing-masing produksi sebesar 305.455 kg dan 284.810 Kg. Untuk ikan tangkap diperairan umum produksi terbesar pada jenis ikan tawes sebanyak 10.900 Kg. Sedangkan produksi budidaya ikan pada tahun 2009 produksi terbesar pada jenis ikan mas sebanyak 1.118.436 Kg. Luas kawasan hutan di Kabupaten Lebak adalah 95.922 Ha atau 31,55 dari luas wilayah Kabupaten Lebak. Adapun luas lahan kritis yang masih harus ditangani seluas 22.206,88 ha. Komoditas kehutanan yang memiliki prospek pasar yang baik adalah bambu. Luas tanaman bambu pada tahun 2009 tercatat sebesar 2.046,00 ha atau setara dengan 197.858 rumpun11.169.665 batang. Sedangkan produksinya sebesar 2.139.800 btgtahun. Sentra areal bambu terutama terdapat di kecamatan Cimarga, Sajira dan Cikulur. Untuk bidang perkebunan, luas areal perkebunan yang ada di wilayah Kabupaten Lebak adalah 66.783,10 Ha atau 22. 09 dari luas Kabupaten Lebak, terdiri dari perkebunan rakyat seluas 51.117,55 ha, perkebunan besar negar seluas 8.879,50 ha dan perkebunan besar swasta seluas 6.786,05 ha. Komoditas perkebunan yang diusahakan di Kabupaten Lebak sebanyak 15 jenis tanaman, diantaranya 10 komoditas unggulan utama yaitu : kelapa 12.651,30 ton, karet 3.870,20 ton, kelapa sawit 2.777,11 ton, kakao 1.527,36 ton, cengkeh 725,70 ton, kopi 494,20 ton, aren 1.331,80 ton, lada 21,40 ton, pandan 83,40 ton, kelapa hibrida 44,00 ton, vanili 2,7 ton, jambu mete 2,4 ton, teh 4,70 ton, kapuk 14,20 ton dan jarak pagar 123,60.

b. Jasa-jasa