46
3.4 Metode Analisis
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
3.4.1 Evaluasi terhadap isi kebijakan HTR
Evaluasi kebijakan HTR dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis isi kebijakan. Analisis isi kebijakan dilakukan terhadap
kebijakan terkait hutan tanaman rakyat, yaitu: 1 PP No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan
jo. Nomor 3 tahun 2008; 2 Permenhut No. P.62Menhut-II.2008 tentang tentang Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri
dan Hutan Tanaman Rakyat perubahan terakhir dari Permenhut P.9Menhut- II2007 dan P.41Menhut-II2007; 3 Permenhut No. P.55Menhut-II2011
tentang Tata Cara Permohonan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman; dan 4
Peraturan Ditjen Bina Produksi Kehutanan No. P.06VI-BPHT2007 tentang Petunjuk Teknis Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat.
Dokumen-dokumen yang berisi peraturan terkait kebijakan HTR tersebut akan dianalisa dengan menggunakan empat indikator, yaitu :
a. Kejelasan dan konsistensi tujuan kebijakan.
Tujuan yang digunakan harus jelas, konsisten, desirable diinginkan dan rasional.
b. Asumsi yang digunakan
Asumsi yang digunakan dalam perumusan kebijakan hendaknya realistis, karena asumsi yang realistis akan menentukan tingkat validitas kebijakan
c. Struktur implementasi kebijakan
Strukutur implementasi yang ada hendaknya memungkinkan sebuah kebijakan dapat diimplementasikan
d. Dukungan sumberdaya manusia dan finansial
Dukungan sumberdaya manusia dan finansial yang memadai akan mempermudah implementasi sebuah kebijakan
47
3.4.2 Evaluasi terhadap pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan
Pelaku kebijakan yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah selaku implementator dan masyarakat selaku kelompok target. Evaluasi
dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan : 1 tingkat kesiapan, komitmen dan kemampuan pemerintah
daerah selaku implementator kebijakan HTR; 2 modal manusia, modal sosial dan modal fisik masyarakat selaku kelompok target dalam implementasi kebijakan
HTR; dan 3 kondisi lingkungan sosial-budaya, kelangkaan kayu dan tingkat kesejahteraan masyarakat dimana kebijakan HTR diimplementasikan.
Untuk mengukur tingkat kesiapan, komitmen dan kemampuan pemda dalam mengimplementasikan HTR, akan dilakukan perhitungan skor dari setiap
variabel dan total skor dari setiap komponen menggunakan skala likert dengan ketentuan semakin tinggi skor maka akan semakin tinggi tingkat kesiapan,
komitmen dan kemampuan pemda. Perhitungan skor dalam penelitian ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan
bobot untuk setiap jawaban responden dengan ketentuan: 3=tinggi, 2= sedang dan 1=rendah.
2. Menghitung skor untuk setiap variabel dengan jalan menjumlahkan bobot
setiap jawaban masing-masing responden. 3.
Menghitung interval skor jawaban responden dengan menggunakan rumus seperti persamaan 1
selisih total skor tertinggi dan total skor terendah interval skor =
1 jumlah kelas
Jumlah kelas yang ditentukan adalah 3, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. 4.
Menghitung frekuensi dan persentase pada setiap kelas tinggi, sedang dan rendah pada masing-masing variabel.
5. Menghitung skor untuk setiap komponen dengan jalan menjumlahkan bobot
6. Menghitung interval skor variabel dengan menggunakan rumus seperti
persamaan 1. 7.
Menghitung frekuensi dan persentase pada setiap kelas tinggi, sedang dan rendah pada masing-masing komponen.
48 Hal yang sama dilakukan untuk melihat tingkat modal fisik, modal
manusia dan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat serta dukungan lingkungan terhadap implementasi HTR, dengan pembagian kelas yang sama.
Berdasarkan hasil kuisioner tersebut selanjutnya akan dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif dan sintesa secara mendalam dengan dibantu data-data yang
didapatkan dalam wawancara mendalam.
3.4.3 Evaluasi terhadap dukungan pemangku kepentingan
Dukungan dari pemangku kepentingan akan dievaluasi menggunakan analisis pemangku kepentingan stakeholder. Metode yang digunakan untuk
menentukan posisi stakeholder dalam penelitian ini adalah analisis katagori analytical catagorisation, yaitu dengan mengklasifikasikan stakeholder
berdasarkan: 1 kepentingan, 2 pengaruh dan 3 kekuatan mereka dalam implementasi HTR.
Nilai kepentingan stakeholder dalam penelitian ini akan ditentukan oleh : 1.
Persepsi stakeholder mengenai ketepatan HTR sebagai resolusi masalah. 2.
Kesesuaian impementasi HTR terhadap kebutuhan stakeholder. 3.
Motivasi keterlibatan stakeholder dalam implementasi kebijakan HTR. 4.
Bentuk dukungan stakeholder dalam implementasi HTR. 5.
Keuntungan yang diharapkan oleh stakeholder. Besarnya nilai pengaruh dari stakeholder dalam implementasi HTR akan
dinilai berdasarkan : 1.
Tingkat keterlibatan stakeholder dalam implementasi HTR. 2.
Peran dan kontribusi dalam pembuatan keputusan. 3.
Hubungan dengan stakeholder lain. 4.
Dukungan SDM. 5.
Dukungan Finansial. Data jawaban terhadap tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing
stakeholders kemudian diberikan skor 1 sampai 5 dengan ketentuan 1=tidak; 2=kurang; 3=cukup; 4=baik; dan 5=sangat disesuaikan dengan tipe pertanyaan
masing-masing. Kemudian semua jawaban dikelompokkan menurut jenis indikatornya, dan selanjutnya disandingkan sehingga membentuk koordinat dan
diterjemahkan dalam bentuk matriks resultante yang mengidentifikasi