Kebijakan Publik TINJAUAN PUSTAKA

11 dapat dikelompokkan ke dalam dua katagori, yaitu: non implementation tidak terimplementasikan dan unsuccessfull implementation implementasi yang tidak berhasil. Kebijakan negara dikatakan non implementation apabila kebijakan negara tidak dapat dilakukan sesuai rencana karena pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya tidak mau bekerjasama, atau mereka bekerja secara tidak effesien atau bekerja setengah hati, atau mereka tidak sepenuhnya menguasai permasalahan, atau kemungkinan permasalahan yang digarap di luar jangkauan kekuasaannya, atau bagaimanapun usaha mereka namun ada hambatan-hambatan yang tidak dapat mereka tanggulangi. Akibatnya implementasi yang efektif sukar untuk dilaksanakan. Sementara itu, suatu kebijakan yang tidak berhasil unsuccessfull implementation terjadi apabila suatu kebijakan telah dilaksanakan sesuai rencana, namun mengingat kondisi eksternal ternyata tidak menguntungkan misalnya terjadi bencana alam, terjadinya pergantian kekuasaan dan sebagainya maka kebijakan tersebut tidak dapat menghasilkan dampak sebagaimana yang diharapkan. Umumnya kebijakan yang beresiko gagal tersebut disebabkan oleh tiga faktor yaitu: 1 kebijakannya yang jelek bad policy, 2 pelaksanaannya jelek bad implementation, atau 3 kebijakannya yang bernasib jelek bad luck. Akibatnya sebuah kebijakan tidak dapat diimplementasikan secara efisien dan dinilai oleh para pembuat kebijakan sebagai pelaksanaan yang jelek. Lebih lanjut Wahab 1998 menerangkan bahwa sebagian besar kebijakan pemerintah pasti akan melibatkan sejumlah pembuat kebijakan yang berusaha keras untuk mempengaruhi perilaku birokratpejabat lapangan street level bureaucrats dalam rangka memberikan pelayanan atau jasa tertentu kepada kelompok sasaran. Dengan kata lain, dalam implementasi program khususnya yang melibatkan banyak organisasiinstansi pemerintah atau berbagai tingkatan struktur organisasi pemerintah sebenarnya dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu : 1 pemrakarsa kebijakanpembuat kebijakan the center atau pusat, 2 pejabat pelaksana di lapangan the periphery dan 3 aktor-aktor perorangan di luar badan-badan pemerintah kepada siapa program tersebut ditujukan target group atau kelompok sasaran. 12 Mazmanian dan Sabatier 1979 diacu oleh Wahab 1998 menjelaskan makna implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian. Berdasarkan pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang bertanggungjawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran target group, melainkan menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan intended maupun yang tidak diharapkan unintendednegative effects. Dengan demikian evaluasi proses implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, dan apa yang timbul dari program kebijakan. Di samping itu implementasi kebijakan tidak hanya terkait dengan persoalan administratif, melainkan juga mengkaji faktor- faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses implementasi kebijakan.

2.3 Faktor Penentu Kinerja Implementasi

Dalam menetapkan faktor penentu kinerja implementasi, penulis merujuk pada pendapat Dunn 2000 yang menyebutkan bahwa suatu sistem kebijakan policy system mencakup hubungan timbal balik antara tiga unsur, yaitu: kebijakan publik, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan.

2.3.1 Isi Kebijakan

Berkenaan dengan komponen kebijakan publik, Abidin 2006 menyebutkan bahwa terdapat beberapa elemen yang wajib dimiliki suatu kebijakan publik agar dianggap berkualitas dan layak untuk diimplementasikan, yaitu :