SARAN KESIMPULAN DAN SARAN
172
Daryanto H. 2003. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Berbasiskan Masyarakat Terpencil. Buletin Kawasan Edisi 8 Tahun 2003. Jakarta: Direktorat PKKT
Bappenas, Dasgupta P, Serageldin I. 2000. Social Capital A Multifaced Perspective. World
Bank. Washington DC. David FR. 2009. Manajemen Strategis. Terjemahan dari Strategic Management :
Concepts and Cases. Sunardi D. penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2006. Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kehutanan Tahun 2006 -2005. Jakarta: Departemen Kehutanan. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2007. Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun
2007 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. Jakarta. Dephut.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2008a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2008
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana PengelolaanHutan, Serta
Pemanfaatan Hutan. Jakarta. Dephut. [Dephut]. Departemen Kehutanan. 2008b. Peraturan Menteri Kehutanan No.
P.5Menhut-II2008 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan No. P.23Menhut-II2007 tentang Tata Cara Permohonan IUPHHK-HTR
dalam Hutan Tanaman. Jakarta. Dephut.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2008c. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9Menhut-II2008 tentang Persyaratan kelompok Tani Hutan untuk
Mendapatkan Pinjaman Dana Bergulir Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Jakarta. Dephut.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2008d. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.62Menhut-II2008 tentang penyusunan RKUPHHK-HTI dan HTR.
Jakarta. Dephut. [Disbunhut] Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun. 2007.
Proposal Permohonan Pencadangan Areal Hutan Tanaman Rakyat Kabupaten Sarolangun. Jambi: Dinas Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Sarolangun
[Dishut] Dinas Kehutanan Propinsin Jambi. 2011. Data Pokok Kehutanan 2010. Jambi: Dinas Kehutanan Propinsi.
[Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, 2006. Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Makalah pada Workshop Nasional Hutan
Tanaman Rakyat. Jakarta: Departemen Kehutanan. [Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2008. Peraturan
Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. P.06VI-BPHT2008 tentang Perubahan Peraturan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan
173 Nomor P.06VI-BPHT2007 tentang Petunjuk Teknis Pembangunan Hutan
Tanaman Rakyat. Jakarta. Dephut. [Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2009. Data Release
2009 Bina Produksi Kehutanan Triwulan II. Http:www.dephut.go.idfiles Data_ Release_Ditjen BUK_Triwulan_II_2009.pdf
[Ditjen BUK] Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan. 2011. Perkembangan Kebijakan Hutan Tanaman Rakyat. Makalah pada Seminar dan Bimbingan
Metodologi Penelitian FORMA IPH IPB pada tanggal 22 Februari 2011. Jakarta: Kementerian Kehutanan.
[19 Mei 2010].
Dunn WN. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua. Terjemahan dari Public Policy Analysis: An Introduction. Wibawa S, Asitadani D,
Hadna AH, Purwanto EA [penerjemah]. Darwin M [editor]. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
Dusseldorp DBWM. 1981. Participation in Planned Development Influence by Governments Developing Countries at Local Level in Rural Areas.
Wagenigen: Agricultural University Dye TR. 1995. Understanding Public Policy. New Jersey: Prentice Hall.
Ekawati S, Daryono H, Zuraida. 2008. Kesiapan Masyarakat Sekitar Hutan dalam Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Makalah Seminar Hutan Tanaman
Rakyat yang diselenggarakan oleh Puslit Sosek dan Kebijakan Kehutanan, Badan Litbang Kehutanan tanggal 14 Agustus 2008.
Ekowati MRL. 2009. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Kebijakan atau Program. Suatu Kajian Teoritis dan Praktis. Jakarta: Pustaka Cakra.
Emila, Suwito. 2007. Hutan Tanaman Rakyat HTR: Agenda Baru untuk Pengentasan Kemiskinan? Warta Tenure Nomor 4 - Februari 2007
Fukuyama F. 2002. Social Capital and Development: The Coming Agenda. SAIS review XXII.
The Johns Hopkins University Press
Number 1, Winter-Spring 2002, Fukuyama F. 2007 Trust: Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran.
Terjemahan dari Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity. Ruslani penerjemah. Cetakan kedua. Jakara: Qalam.
[FWIGFW] Forest Watch IndonesiaGlobal Forest Watch. 2002. The State of the Forest: Indonesia. Forest Watch Indonesia and Washington DC. Global
Forest Watch. Giarci GG. 2001. Caught in Nets: A Critical Examination of the Use of the
Concept of “Network” in Community Development Studies, Community Development Journal Vol.36 No.1 January 2001 pp 63-71. Oxford
University Press.
174 Grimble R, Wellard K. 1997. Stakeholder Methodologies in Natural Resource
Management: a Review of Principles, Contexts, Experiences and Opportunnities. Agricultural System vol.55 No.2 pp.173-193. Elsevier
Science Ltd.
Grimble RJ, Chan MK, Aglionby J and Quan J. 1995 Trees and trade-offs: A Stakeholder Approach to Natural Resource Management. Gatekeeper Series
no.52. International Institute for Environment and Development. London. Grimble R, Chan MK. 2005. Analisis Stakeholder untuk Pengelolaan Sumber
Daya Alam di Negara Berkembang. dalam Supaharjo editor. Manajemen Kolaborasi: Memahami Pluralisme Membangun Konsensus. Pustaka Latin,
Bogor.
Grindle MS. 1980. Politics and Policy Implementation in The Third World. New Jersey: Princeton University Press.
Grootaert C. 1999. Social Capital, Household Welfare and Poverty in Indonesia. Social Development Department. Washington DC: World Bank
Grootaert C, Narayan D, Jones VN, Woolcock. 2004. Measuring Social Capital An Intergrated Questionnaiire. Washington DC: The World Bank.
Hadi S. 2007. Analisis Implementasi Kebijakan Pengembangan Wilayah Strategis Cepat Tumbuh dalam Rangka Mendorong Perkembangan Wilayah Tertinggal..
Jakarta: Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal. Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas.
Hakim I. 2007. Program Hutan Tanaman Rakyat HTR sebagai Salah Satu Upaya Pemantapan Kawasan Hutan. Prosiding Seminar Good Governance
sebagai Syarat Pengelolaan Hutan Lestari. Pusat Penelitian Sosek dan Kebijakan Kehutanan. Bogor: Badan Litbang Kehutanan.
Hakim I. 2009. Kajian Kelembagaan dan Kebijakan Hutan Tanaman Rakyat: Sebuah Terobosan dalam Menata Kembali Konsep Pengelolaan Hutan
Lestari. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol. 6 No. 1, April 2009. Bogor: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan.
Hakim I, Effendi R. 2008. Prospek Hutan Tanaman Rakyat: Mengkaji Potensi Kelembagaan yang tumbuh di Masyarakat. Makalah Seminar hutan
Tanaman Rakyat yang Diselenggarakan oleh Puslit sosek dan Kebijakan Kehutanan, Badan Litbang Kehutanan tanggal 14 Agustus 2008.
Hardjanto. 2002. Mutu Modal Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 6:65 – 71.
Hasbullah J. 2006. Social Capital Menuju Keungggulan budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR United Press.
175 Helms JA, editor. 1998. The Dictionary of Forestry. North and Central America:
The Society of American Foresters and CABI Publishing. Herawati T. 2010a. Hutan Tanaman Rakyat: Analisis Proses Kebijakan Dan
Penyusunan Model Konseptual Kebijakan. [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pacasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Herawati T. 2010b. Analisis Respon Pemangku Kepentingan di Daerah Terhadap Kebijakan Hutan Tanaman Rakyat. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
71:3-25 Hornby. 1995. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Crowther J editor. New
York: Oxford University Press. Jamasy O. 2004. Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan.
Jakarta: Blantika Mizan. Justianto A. 2007. Kebijakan Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat untuk
Menunjang Pembangunan Nasional. Buletin Planolog Vol -3 No. 1 Maret 2007. Jakarta: Departemen Kehutanan.
Kamaluddin. 2009. Modal Sosial dan Pembangunan Manusia Melayu: Kasus Indonesia dan Malaysia. Fakultas Pertanian Universitas Riau.
Kartasasmita G. 1996. Power dan Empowerment : Sebuah Telaah Mengenai Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Badan Perencanaan Nasional.
Kartasasmita G. 1997. Pemberdayaan Masyarakat : Konsep Pembangunan yang Berakar pada Masyarakat. Makalah pada Sarasehan DPD Golkar Tingkat I
Jawa Timur tanggal 14 Maret 1997. Jakarta: Badan Perencanaan Nasional. Kartodihardjo H. 2007. Di Balik Kerusakan Hutan dan Bencana Alam: Masalah
Transformasi Kebijakan Kehutanan. Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Jakarta.
Katili PB, Setiawan H, Hadi SP. 2008. Perumusan Strategi Bersaing dengan Menggunakan Metoda AHP dan QSPM Pada Industri Kecil Menengah.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II, Universitas Lampung, 17 – 18 November 2008.
[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2011a. Statistik Kehutanan Indonesia. Jakarta Kementerian Kehutanan.
[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2011b. Rencana Kehutanan Tingkat Nasional RKTN Tahun 2011-2030. Jakarta: Kementerian Kehutanan.
[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2011. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.55Menhut-II2011 tentang Tata Cara Permohonan IUPHHK-HTR dalam
Hutan Tanaman. Jakarta. Dephut.
176 Krishna A, Shrader E. 1999. Social Capital Assessment Tools. Makalah pada
conference on social and Poverty Reduction, Washington DC: June 22-24, 1999. The World Bank.
Kusumedi P, Rizal HB. 2010. Analisis Stakeholder dan Kebijakan Pembangunan KPH Model Maros di Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Analisis
Kebijakan Kehutanan 73:179-193. Lawang RMZ. 2004. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik, Suatu
Pengantar. Jakarta: FISIP UI Press. Li TM. 2002. Proses Transformasi Daerah Pedalaman di Indonesia. Terjemahan,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Mardikanto. 2010. Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Acuan Bagi
Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktoso dan PeminatPemerhati Pemberdayaan Masyarakat. Solo: Universitas Sebelas Maret Press.
Meyers J. 2001. Analisis Kekuatan Stakeholders. dalam Supahardjo editor. Manajemen Kolaborasi: Memahami Pluralisme Membangun Konsensus.
Bogor: Pustaka Latin. Mulyoutami E, Ilahang, Wulandari D, Joshi L, Wibawa G, Penot E. 2005. From
Degragaded Imperata grassland to productive rubber agroforest in West Kalimantan. Paper dipresentasikan pada Workshop International on
Smallholder Agroforestry Option in Degraded soils di Batu, Malang Jawa Timur.
Muttaqin MZ. 2008. Good Governance dalam 5 Kebijakan Prioritas Departemen Kehutanan. Jurnal Analisis Kebijakan 53: 143-151
Nawir AA, Kassa H, Sandewall M, Dore D, Campbell B, Ohlsson B, Bekele M. 2007. Stimulating Smallholder Tree Planting – Lessons from Africa and
Asia. Unasylva 228 Vol. 58, 2007. Neupane RP, Sharmab KR, Thapaa GB. 2002. Adoption of Agroforestry in the
Hills of Nepal: A Logistic Regression Analysis. Agricultural Systems 72:177–196.
Nugroho R. 2008. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo. Nugroho B. 2009. Review kebijakan dan strategi pengembangan HTR. Di dalam
Workshop Strategi Percepatan Perluasan Hutan Tanaman Rakyat HTR pada acara Pekan Raya Hutan Masyarakat 2009 “Gerakan Rakyat
Untuk Mengantisipasi Isu Global Pengelolaan Sumber Daya Hutan”. Graha Sabha Pramana Kampus UGM Yogyakarta, 14 Januari 2009.
Nurrochmat DR. 2005a. Strategi Pengelolaaan Hutan. Upaya Menyelamatkan Rimba yang Tersisa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
177 Nurrochmat DR. 2005b. The Impact of Regional Autonomy on Political, Dynamic,
Socio-economic and Forest Degradation. Case of Jambi, Indonesia. Göttingen: Cuvillier Verlag.
Noordwijk M van, Suyanto S, Budidarsono S, Sakuntaladewi N, Roshetko JM, Tata HL, Galudra G, Fay C. 2007. Is Hutan Tanaman Rakyat A New
Paradigm in Community Based Tree Planting in Indonesia? ICRAF Southeast Asia. Bogor.
Parsons W. 2008. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pranadji T. 2006. Penguatan Modal Sosial untuk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan dalam Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering. Jurnal Agro
Ekonomi 24:178–206. Pranarka, Vidhyandika. 1996. Pemberdayaan Empowerment. Jakarta: Center of
Strategic Internatinal Studies CSIS. Pregernig M. 2002. Perceptions, Not Facts: How Forestry Professional’s Decide
on the Restoration of Degraded Forest Ecosystems. Journal of Environmental Planning and Management 451:25–38.
Prijono OS, Pranarka AMW. 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Center of Strategic Internatinal Studies CSIS.
Pudjiastuti E. 2011. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Hutan Tanaman Rakyat di Kabupaten Sarolangun, Jambi. [Tesis]. Bogor: Sekolah
Pacasarjana, Institut Pertanian Bogor. Putnam RD. 1993. The Prosperous Community Social Capital and Public Life.
The American Prospect Vol 4 No. 13. Putnam RD. 1995. Bowling Alone: America’s Declining Social Capital. Journal
of Democracy volume 6 no. 1:65-78. Januari 1995. The John Hopkins University Press.
Rangkuti F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Umum. Rasnovi D. 2006. Ekologi Regenerasi Tumbuhan Berkayu pada Sistem Agroforest
Karet. [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pacasarjana, Institut Pertanian Bogor. Reed MS, Graves A, Dandy N, Posthumus H, Hubacek K, Morris J, Prell C,
Quin CH, Stringer LC. 2009. Whos’s in and Why? A Tipology of Stakeholder Analysis Methods for Natural Resources Management. Journal
of Environmental Management 90 2009:1933-1949
Robinson LJ et al.. 2002. Is Social Capital is Really Capital? Review of Social Economy. Vol. LX No. 1, March 2002.
178
Salim E. 1980. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan. Jakarta: Idayu. Sairin S. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia Perspektif Antropologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Schneck J. 2009. Assessing the Viability of HTR ‐ Indonesia’s Community Based Forest Plantation Program [tesis]. Masters project submitted in partial
fulfillment of the requirements for the Master of Environmental Management Degree in the Nicholas School of the Environment of Duke
University.
Scott JC. 1976. Moral Ekonomi Petani. Terjemahan Hasan Basari. Jakarta: LP3ES.
Setyamidjaja. 1993. Karet Budidaya dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta. Sidu D. 2006. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Lindung Jompi
Kabupaten Muna, Propinsi Sulawesi Tenggara. [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Silverstein D, Samuel P, De Carlo N. 2009. The Innovator’s Toolkit. 50
+
Simon H. 1994. Seri Kajian Management Regime, Merencanakan Pembangunan Hutan untuk Strategi Kehutanan Sosial.Yogyakarta: Aditya Media
Techniques for Predictable and Sustainable Organic Growth. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.
Sinha H, Suar D. 2005. Leadership and People’s Participation in Community Forestry. International Journal of Rural Management I I:125-143
Sinukaban N. 2007. Konservasi Tanah dan Air Kunci Pembangunan Berkelanjutan : Pengembangan DAS dengan Tebu sebagai Tanaman
Konservasi. Direktorat Jenderal RLPS. Jakarta Siswiyanti Y. 2006. Hubungan Karakteristik Anggota Masyarakat Sekitar Hutan
dan Beberapa Faktor Pendukung dengan Partisipasinya dalam Pelestarian Hutan di KPH Parung Panjang Kabupaten Bogor. [Tesis]. Bogor: Sekolah
Pacasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Subarsono AG. 2006. Analisis Kebijakan Publik : Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudibjo. 1999. Kajian Agroforestry Karet dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Rumah Tangga Studi Kasus di Desa Sepunggur, Kecamatan
Muara Bungo, Kabupaten Bungo Tebo, Propinsi Jambi. Southeast Asia Policy Research Working Paper, No. 14. Bogor: ICRAF
Southeast Asia
179 Sudikan SY. 2006. Ragam Metode Pengumpulan Data. Di dalam Bungin B
[editor]. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian kontemporer. Jakarta: Rajawali Pres.
Sugiyono. 2007. Statistik Non Parametris untuk Penelitian. Cetakan kelima. Bandung: CV Alfabeta.
Suharto E. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: CV. Alvabeta.
Suharto E. 2007. Modal Sosial dalam Kebijakan Publik. Di dalam: Sugeng B dan Susantyo B [editor]. Bunga Rampai Modal Sosial dalam Pembangunan
Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. hlm 1 – 14. Suhendang E. 2008. Multisistem Silvikultur dalam Perspektif Ilmu Manajemen
Hutan. Prosiding Lokakarua Nasional Penerapan MultisistemSilvikultur pada Pengusahaan Hutan Produksi. Institut Pertanian Bogor.
Sumodiningrat G. 1999. Visi dan Misi Pembangunan Pertanian Berbasis Pemberdayaan. Yogyakarta: IDEA.
Sumanto SE. 2009. Kebijakan Pengembangan Perhutanan Sosial dalam Perspektif Resolusi Konflik. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 61:13-25
Sunderlin WD, Angelsen A, Belcher B, Burgess P, Nasi R, Santoso L, Wunder S. 2005. Livelihoods, Forests, and Conservation in Developing Countries: an
Overview. World Development 339: 1383–1402. Susiatik T. 1998. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan
Pembangunan Masyarakat Desa Terpadu PMDHT di Desa Mojokerto Kecamatan Wirosari Kabupaten Dati II Grobogan Jawa Tengah [tesis].
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Syahyuti. 2002. Ikatan Genealogis dan Pembentukan Struktur Agraria: Kasus pada Masyarakat Pinggiran Hutan di Kecamatan Palolo, Kabupaten
Donggala, Sulawesi Tengah. Jurnal Agro Ekonomi 20 1 Tim Kajian HTR. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan kerjasama
dengan EC Indonesia FLEGT SP. 2007. Kajian Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat di Provinsi Jambi dan Kalimantan Barat. Laporan Hasil
Penelitian. Bogor: Badan Litbang Kehutanan.
Todaro PM, Smith SC. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Airlangga
Wahab SA. 2008. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksaaan Negara. Cetakan keenam. Jakarta: Bumi Aksara.
Weyerhaeuser H, Kahrl F, Su Y. 2006. Ensuring a feature for collective forestry in china’s southwest: adding human and social capital to policy reforms.
Science Direct, Forest Policy and Economics 8:375-385.
180 Winarno B. 2008. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Cetakan Kedua Edisi
Revisi. Yogyakarta: Media Presindo. Winarto H. 2003. Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Agroforestri [tesis].
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. World Bank. 2006. Sustaining Economic Growth, Rural Livelihoods, and
Environmental Benefits: Strategic Options for Forest Assistance in Indonesia. Jakarta: The World Bank.
Yukl GA. 1994. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Terjemahan dari : Leadership in Organizations. Udaya J, penerjemah. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Yuwono S. 2006. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Pembangunan Hutan Rakyat Pola Kemitraan di Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera
Selatan [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Zbinden S, Lee DR. 2005. Paying for Environmental Services: An Analysis of
Participation in Costarica’s PSA Program. World Development 332:255- 272.
Lampiran l. Perbedaan antara Hutan Tanaman Rakyat HTR, hutan Rakyat HR dan Hutan Kemasyarakatan HKm
Hutan Rakyat Hutan Kemasyarakatan
Hutan Tanaman Rakyat Definisi
Hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak mlik atau hak
lainnyadengan ketentuan minimum luas 0,25 Ha, penutupan tajuk tanaman kayu-
kayuandan tanaman lainnya lebih dari 50. P.03Menhut-V2004
Hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk
memberdayakanmasyarakat PP No. 62007
Hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan
potensi dankualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin
kelestarian sumber daya hutan. PP No.62007
Aspek Legal Peraturan
Pemerintah dan Permenhut
- PP No. 62007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,Serta Pemanfaatan Hutan
- SK Menhut No: 49Kpts-111997;
tentang Pendanaan dan Usaha Hutan Rakyat
- Permenhut No: P.03Menhut-V2004
tentang Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan
GNRHL -
PP No. 62007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan,Serta Pemanfaatan Hutan
- SK Menhut No: 622Kpts-
II1995 tentang Pedoman Hutan Kemasyarakatan
- SK Menhutbun No: 677Kpts-
II1998 tentang Hutan Kemasyarakatan
- SK Menhut No: 31Kpts-
II2001 tentang Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan
- Permenhut No: 37 tahun 2007
tentang Hutan Kemasyarakatan -
PP No. 62007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,Serta
Pemanfaatan Hutan -
Permenhut No: P.23Menhut-II2007 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman Rakyat Dalam Hutan Tanaman
- Permenhut No: P.5Menhut-II2008 tentang
Perubahan Peraturan Menteri No P.23Menhut- II2007
- Permenhut No:P.9Menhut-II2008 tentang
Persyaratan Kelompok Tani Hutan untuk mendapatkan pinjaman dana bergulir
pembangunan HTR -
Permenhut No: P.62Menhut-II2008 tentang Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu HTI dan HTR -
Permenhut No : P.14Menhut-II2009 tentang Perubahan Permenhut No: P.62Menhut-I2008
- Permenhut No: P.64Menhut-II2009 tentang
standar biaya pembangunan HTI dan HTR
183
Hutan Rakyat Hutan Kemasyarakatan
Hutan Tanaman Rakyat Aspek Kelembagaan
1. Lokasi
Pengembangan Hutan milik di luar kawasan hutan
negara -
Hutan Konservsi kecuali cagar alam dan zona inti taman
nasional, -
Hutan Lindung -
Hutan Produksi -
Hutan Produksi
2. Eselon I Dephut
yang menangani BPDASPS
RLPS BUK
3. Skema
Pendanaan -
Bantuan Inpres Penghijauan dan Reboisasi
- Kredit Usaha Konservasi Daerah
Aliran Sungai KUKDAS -
Kredit Usaha Hutan Rakyat KUHR
- Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara APBN; -
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD; danatau
- Sumber-sumber lain yang tidak
mengikat -
Pinjaman dana bergulir dari Badan Layanan Umum Pembiayaan Pembangunan
Hutan. -
Swadaya Masyarakat
Aspek Kepemilikan
1. Kepemilikan
lahan Milik masyarakat
Milik Negara Milik Negara
2. Kepemilikan
tanaman Milik Masyarakat
Milik Negara Milik Masyarakat
184
Lampiran 2.
Lokasi Penelitian Berdasarkan Peta Pencadangan Areal HTR di Kabupaten Sarolangun
185
Lampiran 3 Proses mekanisme pencadangan areal HTR Nugroho 2008
MENHUT BAPLAN
BPK SEKJEN
GUBERNUR DISHUT
PROP BUPATI
KOTA DISHUT
KAB BPKH
Peta arahan indikatif
Penyiapan dan penyampaian
Peta arahan indikatif
Tembusan Peta arahan
indikatif per propinsi
Tembusan Peta arahan
indikatif per propinsi
Tembusan Peta arahan
indikatif per propinsi
Tembusan Peta arahan
indikatif per propinsi
Tembusan Peta arahan
indikatif per propinsi
Tembusan Peta arahan
indikatif per propinsi
Sosialisasi program
Sosialisasi program
Sosialisasi program
Sosialisasi pembiayaan
Sosialisasi pembiayaan
Sosialisasi pembiayaan
Asistensi Perpetaan
Pertimbangan Teknis dan
peta arahan 1:50.000
Rencana Usulan lokasi
peta 1:50.000 Tembusan
Rencana Usulan lokasi
peta 1:50.000 Tembusan
Rencana Usulan lokasi
peta 1:50.000 Rencana
Usulan lokasi peta 1:50.000
Verifikasi peta
Konsep peta pencadangan
Verifikasi teknis adm
Konsep SK pencadangan
SK pencadangan
HTR
186
Lampiran 4 Proses pengajuan Izin Usaha Hasil Hutan Kayu – Hutan Tanaman Rakyat Nugroho 2008
MENHUT DIRJEN
BPK BUPATI
KOTA LSM
CAMAT UPT
DEPHUT KEPALA
DESA KK
PETANI KOPERASI
PENYU- LUH
alokasi dan penetapan
areal Pencadangan
areal Sosialisasi
Sosialisasi Sosialisasi
Informasi areal
pencadangan Informasi
areal pencadangan
Membentuk kelompok
Membentu k koperasi
Persyaratan: -
KTP -
Ket. domisili -
Sketsa areal Persyaratan:
- Akte pendirian
- Ket. kades
- Sketsa areal
- Peta
Fasilitasi pembuatan
sketsa areal
Rekomen- dasi
Rekomen- dasi
Rekomen- dasi
Surat permohonan
Rekomendasi Kepala Desa
perrtimbangan teknis UPT
Permohonan perorangan
kopersai
Menerbitkan SK IUPHHK-
HTR dilampiri Peta Areal
kerja 1:50.000 Tembusan
SK IUPHHK
HTR Tembusan
SK IUPHHK
HTR Verifikasi
persyaratan Verifikasi
persyaratan
Surat permohonan
Surat permohonan
perorangan koperasi
Pertimbangan teknis
SK IUPHHK HTR
SK IUPHHK HTR
187
Lampiran 5 Distribusi Modal Fisik yang Dimiliki oleh Masyarakat Berdasarkan Desa Asal Responden
Indikator Desa Seko Besar
Desa Lamban Sigatal Desa Taman Bandung
Tinggi Sedang
Rendah Tinggi
Sedang Rendah
Tinggi Sedang
Rendah n
n n n
n n
n n
n Kepemilikan lahan
19 70.37 2
7.40 6 22.22 17 68.00 2 8.00 6 24.00 15 51.72
6 20.69 8
27.59 Ketersediaan areal
4 14.81 15 55.56 8 29.63 6 24.00 4 16.00 15 60.00 5 17.25
10 34.48 14 48.28
Keberadaan tanaman 5 18.52 13 48.15 9 33.33 16 64.00
7 28.00 2 8.00 13 44.83
11 37.93 5
17.24 Total Modal Fisik
12 44.44 12 44.44 3 11.11 3
12.00 22 88.00 00.00 13 44.83
14 48.28 2
6.89 Lampiran 6 Distribusi Modal Manusia yang Dimiliki oleh Masyarakat Berdasarkan Desa Asal Responden
Indikator Desa Seko Besar
Desa Lamban Sigatal Desa Taman Bandung
Tinggi Sedang
Rendah Tinggi
Sedang Rendah
Tinggi Sedang
Rendah n
n n
n n
n n
n n
Tingkat pendidikan
2 7.41
6 22.22 19
70.37 7
28.00 13 52.00
5 20.00 16
55.17 8
27.59 5
17.24
Tingkat pengetahuan 9 33.33 14 51.85
4 14.81 15 55.55 6 24.00
4 16.00 3 10.34 19 65.52
7 24.14 Tingkat pendapatan