Ancaman Treaths PERUMUSAN STRATEGI IMPLEMENTASI

144 berkualitas rendah sebagai bahan baku untuk pertukangan. Hal ini terpaksa dilakukan karena ketersediaan kayu dengan jenis dan kualitas yang baik sangat terbatas. Umumnya hanya beberapa responden yang memiliki kayu dengan jenis yang bagus di lahan mereka. Persepsi pemda mengenai keuntungan kebijakan HTR terhadap instansi mereka memiliki pengaruh yang kecil karena saat ini isu mengenai HTR sudah tidak catchy seperti dulu saat HTR baru digulirkan. Perlu upaya ekstra untuk menghidupkan kembali semangat pemerintah daerah dalam mendukung implementasi HTR. Nilai pengaruh terbesar pada peubah ancaman adalah ‘jumlah pendamping yang belum memadai’ 0.429 sedangkan peubah yang mempunyai pengaruh terkecil adalah ‘adanya program KTM’ 0.133. Pendamping implementasi HTR di Kabupaten Sarolangun berjumlah tiga orang dan ketiganya merupakan staff dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun. Guna meningkatkan kinerja implementasi kebijakan HTR, jumlah pendamping ini hendaknya ditambah dan bukan berasal dari kalangan PNS Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun, mengingat jarak lokasi yang cukup jauh dan aksesibilitas jalan yang buruk. Meskipun dianggap mempunyai pengaruh yang kecil, namun keberadaan KTM di lokasi penelitian cukup menjadi ancaman. Program KTM yang diinisiasi oleh Kementerian Transmigrasi ini mempunyai misi membentuk sebuah kawasan terpadu di Kecamatan Pauh yang dapat menjadi sentral perdagangan dan industri. Dalam programnya, Kementerian Transmigrasi dan Pemda Kecamatan Pauh bermaksud untuk membeli lahan yang akan dikembangkan sebagai KTM dengan harga yang layak. Mengingat lemahnya sistem administrasi agraria di daerah pedesaan Sumatera termasuk Kabupaten Sarolangun menyebabkan ketiadaan sertifikat tanah bagi lahan-lahan penduduk. Bukti kepemilikan umumnya berupa surat keterangan dari kepala desa dan pengakuan secara de facto dari masyarakat. Kawasan pencadangan HTR yang merupakan hutan produksi yang telah diokupasi oleh masyarakat, secara de facto telah diakui kepemilikannya oleh masyarakat. 145 Program KTM yang membutuhkan kawasan yang cukup luas merupakan ancaman yang serius bagi implementasi kebijakan HTR di Sarolangun. Tabel 54 menunjukkan bahwa total skor peluang dalam faktor eksternal adalah 3.052 sedangkan total skor ancaman adalah 2.005. Kecenderungan kondisi masyarakat dalam implementasi kebijakan HTR terhadap faktor eksternal sumbu ordinat atau sumbu Y dalam impelementasi kebijakan HTR mempunyai skor adalah 1.048, berada di bawah skor rata-rata 2.50. Menurut David 2009 hal