Penentuan jenis tanaman Desain Implementasi Strategi Terpilih
160 HTR Badan Litbang Kehutanan bekerjasama dengan EC Indonesia FLEGT SP
2007 diketahui bahwa terdapat 69 jenis pohon penting yang ditemukan dalam kelompok hutan sekitar areal pencadangan HTR Lampiran 15. Desain yang
direkomendasikan dalam hutan campuran berbasis tanaman karet ini adalah seperti yang tersaji pada Gambar 22.
∆ ∆
∆ ∆
∆ ∆
∆ ∆
∆ ∆
O O
O O
O O
∆
4m 4 m
∆ ∆
∆ O
O O
O O
O ∆
3 m
∆ ∆
∆ O
O O
O O
O ∆
6 m
∆ ∆
∆ O
O O
O O
O ∆
∆ ∆
∆ ∆
∆ ∆
∆ ∆
∆
Keterangan : O : tanaman karet
∆ : tanaman berkayu sengon, pulai, meranti, dll
Gambar 22. Pola Tanam Hutan Campuran Berbasis Tanaman Karet Hutan karet dianjurkan untuk dijarangkan sedemikian rupa sehingga
membentuk jalur-jalur dengan jarak tanam 3 x 6 meter dapat disesuaikan dengan jarak tanam yang ada. Tanaman berkayu sebagai tanaman sela ditanam pada baris
ke-3 dengan jarak 4 meter dari tanaman karet. Tanaman karet yang tumbuh pada lokasi penanaman tanaman sela dapat tetap dipertahankan sebelum tanaman sela
tumbuh besar dan membutuhkan ruang yang lebih luas. Tanaman berkayu juga ditanam mengelilingi lahan dengan jarak tanam
yang disesuaikan dengan jalur yang ada sebagai tanaman pembatas pagar. Jarak tanaman berkayu yang berfungsi sebagai pembatas dengan tanaman karet yang
dianjurkan adalah 4 meter. Dengan pola tanam ini, setiap 1 hektar lahan akan membutuhkan ±122 batang tanaman berkayu untuk dijadikan sebagai tanaman
pagar dan ±156 batang tanaman berkayu sebagai tanaman sela, sedangkan tanaman karet yang dibiarkan tumbuh sebanyak ±594 batang. Sehingga
perbandingan jumlah tanaman karet dan tanaman berkayu adalah 70 : 30.