Pendidikan Kewarganegaraan Bentuk-bentuk Usaha Pembelaan Negara

198 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA | senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002, ancaman militer dapat berbentuk antara lain: a agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa; b pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik menggunakan kapal maupun pesawat nonkomersial; c spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer; d sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang membayakan keselamatan bangsa; e aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau bekerja sama dengan teorisme dalam negeri; f pemberontakan bersenjata; dan atau g perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok masyarakat bersenjata lainnya. Kemudian oleh Kementerian Pertahanan diungkapkan bahwa Tentara Nasiomal Indonesia merupakan salah satu kekuatan nasional negara instrument of na tiona l power , disiapkan untuk menghadapi ancaman yang berbentuk kekuatan militer. Dalam tugasnya, TNI melaksanakan Operasi Militer Perang OMP dan Operasi Militer Selain Perang OMSP. Kegiatan OMP digunakan untuk menghadapi kekuatan militer negara lawan, baik berupa invasi, agresi, maupun infiltrasi. Sementara itu, OMSP dilaksanakan bukan dalam rangka perang dengan negara lain, tetapi untuk tugas-tugas lain seperti melawan pemberontakan bersenjata gerakan separatis counter insurgency , tugas mengatasi kejahatan lintas negara, tugas bantuan, tugas kemanusiaan, dan tugas perdamaian. Dilihat dari sifatnya, ancaman keamanan dapat dibedakan atas ancaman yang bersifat tradisional dan nontradisonal. Ancaman tradisional merupakan ancaman yang berbentuk kekuatan militer negara lain berupa agresi atau invasi yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Sedangkan ancaman yang bersifat nontradisional yang dalam hal ini dilakukan oleh aktor nonnegara berupa aksi teror, perompakan dan pembajakan, penyelundupan, imigrasi gelap, perdagangan narkotik dan obat-obat terlarang, penangkapan ikan secara ilegal, serta pencurian kekayaan. Perbedaan sifat ancaman tersebut akan mempengaruhi terhadap besar kecilnya peranan TNI dan warga negara non-TNI dalam keikutsertaan membela negara. Dalam menanggulangi ancaman tradisional, peranan TNI untuk menunaikan kewajiban membela negara sangat dominan, sedangkan kewajiban warga negara lainnya hanya sebagai pendukung. Hal ini berberda jika ancaman yang dihadapi bersifat nonmiliter nontradisional seperti perdagangan narkotik dan obat terlarang | WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA 199 lainnya. Dalam ancaman jenis ini segenap warga negara memiliki peranan penting untuk menunaikan kewajiban dalam pembelaan negara sesuai dengan kedudukan dan profesinya masing-masing. Misalnya seorang siswa atau guru dan warga negara lainnya berkewajiban untuk melaporkan perdagangan narkotik dan obat terlarang lainnya jika dia mengetahui hal tersebut. Sedangkan polisi berkewajiban untuk melakukan penyeledikan dan penyidikan terhadap pelaku kasus tersebut. Demikian pula jaksa dan hakim masing-masing berkewajiban melakukan proses peradilan terhadap pelaku kasus itu. Sedangkan TNI dalam hal ini tidak memiliki kewenangan untuk turut serta menangani permasalahan tersebut. Pertanyaannya, apakah ancaman nontradisional dapat membahayakan negara dan harus melibatkan militer? Ancaman nontradisional mungkin pada awalnya merupakan ancaman terhadap keamanan dan ketertiban publik yang bisa diatasi oleh Polisi. Namun pada tingkat eskalasi tertentu, ancaman dapat berkembang sampai pada taraf yang membahayakan keselamatan bangsa, sehingga diperlukan kehadiran kekuatan militer untuk menjalankan tugas OMSP. Dengan demikian, ada keterkaitan dan kesinambungan antara tugas TNI dan POLRI sesuai dengan tingkat dan jenis ancaman yang dihadapi. Pernahkah kalian mendengar isitilah darurat sipil, darurat militer, dan darurat perang? Diskusikan dalam kelompok belajar mu perbedaan ketiga status tersebut? Sebagai rambu-rambu jawaban dapat dilihat dari aspek penguasanya dan hukum yang berlaku di daerah tersebut. Selanjutnya diskusikan apa faktor penyebab daerah Nangro Aceh Darussalam NAD pernah berstatus darurat militer? Jika membandingkan frekuensi ancaman tradisional dan nontradisonal yang dihadapi bangsa kita saat ini, ternyata ancaman yang bersifat nontradisional lebih sering muncul dan sangat membahayakan keselamatan masyarakat terutama generasi muda sebagai penerus bangsa. Untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut diperlukan peran aktif segenap warga negara bersama-sama aparat atau instansi terkait. Sering munculnya ancaman-ancaman nontradisonal baik yang bersifat lintas negara maupun yang timbul di dalam negeri tidak terlepas dari pengaruh globalisasi yang berkembang pesat sekarang ini. Munculnya masyarakat global dengan segala implikasinya ikut mempengaruhi perubahan pada situasi keamanan dunia dengan munculnya isu-isu keamanan baru. Isu-isu keamanan yang dimasa lalu lebih menonjolkan aspek geopolitik dan geostrategi, seperti pengembangan kekuatan militer dan senjata strategi, mulai bergeser ke arah isu-isu keamanan seperti terorisme, perampokan dan pembajakan, penyelundupan dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya. Kementerian Pertahanan mengungkapkan bahwa ancaman dan gangguan terhadap kepentingan pertahanan NKRI dewasa ini, meliputi: