Pendidikan Formal Pedoman PK2 2017 Final

| WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA 209 peserta didik bertema karakter tertentu, lomba membuat tulisan, lomba mengarang lagu, melakukan wawancara kepada tokoh yang berkaitan dengan karakter, mengundang berbagai nara sumber untuk berdiskusi atau berceramah yang berhubungan dengan karakter bangsa.

c. Di luar satuan pendidikan formal dan nonformal, pembelajaran karakter

dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti oleh seluruhsebagian peserta didik, dirancang satuan pendidikan formal dan nonformal sejak awal tahun pelajaran atau program pembelajaran, dan dimasukkan ke dalam kalender akademik. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial seperti membantu mereka yang tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan tempat-tempat umum, membantu membersihkan mengatur barang di tempat ibadah tertentu. 9.6.5. Implementasi Mempertahankan Pilar Kebangsaan dalam Kehidupan Sehari- hari Setelah mengetahui, mengerti dan memahami pilar-pilar kebangsaan hendaknya kita dapat mengaplikasian dalam kehidupan.Sebelum mengaplikasikan dalam kehidupan, kita mempersiapkan diri dengan baik tiga faktor yang ada dalam diri kita masing-masing, yaitu apa yang ada dalam hati, perkataan dan perbuatan harus sama. Kita tidak boleh membedakan-bedakan antara yang satu dengan yang lain. Artinya antara apa apa yang ada dalam pikiran tidak sama dengan perbuatannya atau apa yang dikatakan tidak sesuai dengan perbuatannya.atau sering disebut munafik orang yang mencla-mencle Di samping itu, kita hendaknya memiliki sikapkalau dalam tindakan dan perbuatanya harus didasari dengan la mbe-a ti , empa n-pa pan, dan duga -pra yoga . Artinya secara bebas dapat dikatakan harus jujur mengatakan apa adanya, tahu tempat dimana berada, dan hati –hati dalam setiap perkataan dan tindakan. Kita harus dapat mengungkapkan apa yang ada dalam hati sesuai dengan apa yang dikatakan, kita harus tahu tempat dimana berada dan dapat menempatkan diri sesuai dengan keberadaannya, misalnya mahasiswa berada di kampus berbeda dengan yang sedang ada didalam masyarakat atau keluarga, sedang yang ketiga hendaknya perkataan dan tindakan hendaknya diperhitungkan kemungkinan –kemungkinan yang dapat terjadi kehati– hatian didalam perkataan dan tindakan. Dengan sikap yang demikian sehingga perkataan dan tindakan mudah-mudahan dapat diterima dimanapun dan kapanpun. Sebagai calon pemimpin bangsa kita harus dapat mempersiapkan diri dengan mengambil semboyan yang dipampangkan dalam kementrian pendidikan nasional yaitu Ing Nga rso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Ka rso, Tut Wuri Handayani yang artinya seorang pemimpin didepan dapat sebagai contoh perkataan dan perbuatan yang