1 SikapKritis Pedoman PK2 2017 Final

| MANAJEMEN DIRI 143 teriak di pinggir jalan, meneriakan keadilan tanpa memahami betul permasalahan apa yang sebenarnya mereka sedang perjuangkan. Hal ini juga yang membuat mindset masyarakat kepada aksi dan demonstrasi mahasiswa cenderung negatif karena berujung pada anarkisme dan kerusuhan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual dalam menunjukan sikap kritis, peka, dan pedulinya harus juga dilakukan dengan cara – cara yang intelek, elegan, dan bijaksana. Karena itu dalam mengeluarkan sikap kritisnya mahasiswa harus berpedoman atau memegang teguh prinsip etis sesuai norma, analitis mengadakan analisa sehingga mempunyai data kuat mengenai sesuatu masalah, dan solutif mempunyai solusi terhadap masalah yang sedang diangkat. “Pribadi berilmu nan sa ntun jauh lebih terhorma t da ripa da memiliki sejuta ilmu tanpa akhlak mulia”. Sesungguh sikap dan karakter seperti itulah yang bisa disebut sebagai mahasiswa sejati: sang intelektual, sang perubahan. 7.1.3. Semangat Berprestasi dan Berkontribusi tindakan Motivasi atau semangat berprestasi merupakan faktor primer seseorang agar berhasil mencapai sesuatu. Hal ini didasarkan atas kesadaran pribadi yang akan menggerakan seseorang untuk melakukan tindakan. Mahasiswa dapat meraih prestasi tinggi jika ia mempunyai kesadaran tinggi yang dapat mendorong dirinya sendiri untuk meraih apa yang ia telah rencanakan. Kesadaran mencapai sesuatu dapat dicapai jika mahasiswa mampu memahami makna atau esensi keberadaannya di kampus dan kehidupan ini. Persepsi ini dapat dicapai mahasiswa dengan menyerap dan mengolah informasi dari lingkungannya baca: kampus. Persepsi positif terhadap kampus dapat menumbuhkan semangat berprestasi. Mahasiswa yang mempunyai persepsi positif terhadap kampusnya mempunyai motivasi berprestasi yang jauh lebih besar kepada kampusnya untuk mengharumkan almamaternya. Semangat berprestasi jika tidak diimbangi dengan semangat berkontribusi kepada almamater, masyarakat, dan bangsanya maka hanya akan menghasilkan mahasiswa – mahasiswa yang egois; egois dengan prestasi personalnya masing – masing. Karenanya sikap kritis, peduli, dan peka terhadap kondisi di sekitar kita harus kemudian membawa penumbuhan motivasi berprestasi dan sekaligus berkontribusi utuk kejayaan dan kemajuan almamater, masyarakat, bangsa, dan negara. Semangat berkontribusi untuk membangun kejayaan almamater tercinta. Karena sejatinya, kampus, masyarakat dan negara ini tidak akan pernah menjadi apa-apa tanpa peran dari setiap kita yang kita berikan, sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan kapasitas kita. The worth of a sta te, in the long run is the worth of individua ls composing it John Stuart Mill. Jika kita ingin membangun sebuah negara yang besar dan 144 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA| berharga, maka negara itu harus berisikan oleh orang-orang besar dan berharga yang menyusun negara itu. Demikian pula dengan organisasi atau pun almamater dimana kita berada, setiap kita harus menjadi individu yang berkualitas dan berharga agar organisasi dan almamater yang kita cintai ini menjadi berkualitas dan berharga kelak. Setiap individu di dalam almamater kita sangat menentukan seberapa berkualitas almamater kita. Pada akhrinya, semua landasan berpikir dan bersikap mengenai sikap kritis, peka, dan peduli tidak akan pernah ada artinya jika itu hanya ada didalam kata -kata atau hanya tulisan belaka tanpa ada tindakan yang nyata untuk mewujudkannya. Jiwa dan pikiran yang sudah tersemai dalam diri harus diwujudkan dalam aksi nyata, sikap kritis yang membawa pada aksi praktis .

7. 2 Pola Berpikir Prestatif

Terdapat dua kunci utama dalam menguraikan tentang pola pikir prestatif, yaitu kata pola dan prestatif. Oleh karena itu akan dimulai dengan memberikan pengertian dari dua kata itu. Yang dimaksud dengan pola adalah sesuatu yang teratur, tidak acak dan memiliki ciri-ciri tertentu, sedangkan prestatif berasal dari kata prestasi yang mendapat imbuhan -if yang artinya sifat atau ciri, sehingga arti secara keseluruhan adalah suatu hasil yang mempunyai ciri sebagai berikut: 1. hasil yang unggul dan pantas dihargai; 2. hasil yang dicapai lewat usaha, bukan kebrutalan; dan atau 3. hasil yang optimal sehubungan dengan kemampuan. Dengan demikian, prestatif berarti segala sesuatu yang diharapkan untuk mencapai prestasi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, yang dimaksud dengan pola pikir prestatif adalah suatu aturankerangka pikir yang mengarahkan seseorang untuk mencapai prestasi. Agar manusia bisa mencapai prestasi, harus dilakukan dengan usaha dan besar kecilnya usaha ini bergantung kepada individu yang tidak lepas dari hakekat manusia dan pribadinya. Berkaitan dengan hakekat manusia dan pribadinya, maka tidak lepas dari Sistem Nilai dan Asumsi SINA yang diyakininya dan kapasitas anatomis yang memungkinkan seseorang untuk melakukannya. Apabila kapasitas anatomis ini diterjemahkan sebagai sebagai Sistem Koordinasi dan Sensor Motorik SKSM, SINA dan SKSM yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi besar kecilnya usaha yang akan dilakukan oleh orang itu untuk mencapai prestasinya. Di samping dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan, upaya untuk mencapai prestasi juga akan dipengaruhi oleh kenyataan yang dihadapi. Apabila hal yang ingin dicapai oleh manusia disebut ambisi disingkat A, dan kenyataan disingkat K, serta usaha disingkat U, pada dasarnya pola pikir prestatif tidak lepas dari konsep dasar A-K-U. | MANAJEMEN DIRI 145 7.2.1. Dasar Konsep A-K-U Untuk itu, agar Anda tahu teknik atau cara untuk menciptakan pola pikir prestatif agar benar-benar dapat memotivasi diri untuk senantiasa berpola pikir prestatif, akan diuraikan melalui modul yang menguraikan beberapa hal sebagai kerangka pikir. Bagaimana keterkaitan SINA dan SKSM dalam mempengaruhi manusia untuk mencapai sasarannya, juga akan diuraikan bagaimana konsep dasar AKU sehingga membentuk pola pikir prestatif dan diakhiri dengan upaya untuk mengungkap bagaimana membiasakan manusia untuk selalu berpikir prestatif. 7.2.2. Pengertian Berpikir Prestatif Seperti penjelasan di atas, pola pikir prestatif berarti suatu aturankerangka pikir yang mengarahkan seseorang untuk mencapai prestasi. Dengan berpikir, seseorang bisa memenuhi tanggung jawab penuh terhadap sesuatu yang dilakukan. Prestasi selalu berhubungan erat dengan hasil yang akan dicapai untuk mejadikan lebih unggul seseorang hingga bisa dibedakan dari orang kebanyakan. Kesuksesan akan sia-sia jika hanya dapat dinikmati sesaat. Untuk itu, seseorang perlu menerapkan cara berpikir jangka panjang agar keseimbangan dan kebahagiaan yang diraih bisa tetap dinikmati di masa mendatang. Saat ini dunia terutama di masa depan membuat kita harus menghadapi berbagai tuntutan, perubahan, dan tantangan yang semuanya akan lebih mudah dihadapi. Perbedaan utama antara orang sukses dan orang gagal ada pada cara berpikirnya. Mereka yang sukses adalah mereka yang selalu menggunakan kekuatan berpikir untuk terus memperbaiki hidupnya sehingga lebih baik. Langkah awal menuju keberhasilan adalah percayalah kepada diri sendiri, percayalah bahwa Anda dapat berhasil. Keberhasilan berarti banyak hal yang mengagumkan dan positif. Keberhasilan berarti kesejahteraan pribadi. Keberhasilan juga berarti memperoleh kehormatan, kepemimpinan, disegani oleh rekan bisnis, dan populer di kalangan teman. Setiap manusia menginginkan keberhasilan. Setiap orang menginginkan yang terbaik dalam hidup ini. Tak seorang pun akan senang dengan kemiskinan atau hidup dalam keadaan pas-pasan. Bagaimana bisa mendapat keberhasilan itu? Keberhasilan itu ada di pikiran kita. Artinya, kepercayaan dan keyakinan Anda untuk berhasil. Jika Anda percaya, Anda akan berhasil , maka Anda pun akan benar-benar berhasil. Bagaimana mengembangkan kepercayaan itu? Berikut ini ada tiga pedoman untuk mendapatkan kekuatan dan mengokohkan kekuatan kepercayaan : 1. Berfikir sukses, jangan berfikir gagal. Di tempat kerja, di rumah, atau di mana saja, gantilah berfikir gagal dengan berfikir sukses. Sewaktu menghadapi 146 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA| situasai yang sulit, berfikirlah,Saya akan menang bukan Saya akan kalah. Jika peluang muncul, berfikirlah saya dapat melakukan jangan pernah berfikir Saya tidak dapat. Biarkan pikiran utama saya-akan-berhasil mendominasi proses berfikir anda. Berfikir sukses mengkondisikan pikiran anda untuk rencana yang menghasilkan keberhasilan, sebaliknya berfikir gagal mengerjakan yang sebaliknya. Berfikir gagal mengkondisikan pikiran memikirkan pikiran-pikiran lain yang menghasilkan kegagalan. 2. Ingatkan diri Anda secara teratur bahwa Anda lebih baik daripada yang Anda kira. Orang yang sukses bukanlah orang yang super. Sukses tidak mensyaratkan super-intelek. Juga tidak ada yang mistis mengenai sukses. Sukses tidak didasarkan nasib. Orang yang sukses hanyalah orang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan. Jangan pernah mengakui keraguan Anda atau mengesankan kepada orang lain bahwa Anda bukan orang kelas satu. 3. Percaya atau berkeyainan Besar. Besar-kecilnya keberhasilan Anda ditentukan oleh besar kecilnya kepercayaan Anda. Pikirkan tujuan-tujuan kecil, maka harapkan hasil yang kecil-kecil pula. Pikirkanlah tujuan-tujuan yang besar dan dapatkanlah penghasilan yang besar juga. Ingat Gagasan besar dan rencana besar acapkali lebih mudah--yang pasti tidak lebih sulit--dibandingkan gagasan kecil dan rencana kecil... Buktikan pasti kesuksesan ada di depan Anda. 7.2.3. Sasaran, Resiko dan Konsekuensi Keberhasilan seseorang untuk mencapai sasaran tidak lepas dari hakekat diri dan pribadinya, yang akan ditopang oleh kemampuannya. Hakekat dan pribadinya terkait dengan Sistem Nilai dan Asumsi SINA yang diyakininya sehingga memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu. Namun SINA tidak berdiri sendiri karena sistem nilai dan asumsi belum bisa sepenuhnya dapat menggerakkan manusia untuk mencapai sasaran, melainkan juga dipengaruhi oleh situasinya. Situasi ini bisa mendukung atau tidak untuk melakukan sesuatu. Situasi yang mendukung berarti memberikan ruang gerak bagi seseorang untuk melakukan sesuatu, yaitu kebutuhan, keinginan, dan ketegangan. Ketidakseimbangan tidak lepas dari tercipta atau tidak terciptanya rangsangan untuk mencapai sasaran. Terkait dengan itu semua, berarti kajian tentang resiko dan konsekuensi akan termasuk di dalamnya. Manusia akan mengkaji, apakah tindakan tersebut akan melahirkan resiko atau tidak, dan bagaimana konsekuensinya bila melakukannya. Rangsangan untuk mencapai sasaran akan lebih cepat terlaksana bila didukung oleh kapasitas anatomis dan fisiologis manusia itu. Apabila kapasitas anatomis dan fisiologis ini diterjemahkan sebagai Sistem Koordinasi dan Sensor | MANAJEMEN DIRI 147 Motorik SKSM, dapat disimpulkan bahwa SINA akan menyebabkan adanya rangsangan agar manusia melakukan sesuatu yang dimediasi oleh situasi, sedangkan SKSM akan semakin menggerakkan manusia untuk mencapai sasaran melalui perilaku. Keterkaitan antara SINA dan SKSM dalam menggerakkan manusia untuk mencapai sasaran digambarkan pada Gambar 7.1 berikut ini. Untuk membantu proses pengenalan diri dan penetapan tujuan ini, ada sebuah konsep sederhana yang sangat bermanfaat yang disebut dengan Penetapan A-K-U Ambisi – Kenyataan – Usaha. Melalui konsep ini, manusia bisa mulai belajar menetapkan tujuan-tujuannya sendiri sesuai dengan keadaan dirinya saat ini. Tidak hanya itu, remaja juga bisa mulai merancang usaha-usaha apa yang perlu dilakukan untuk bisa mencapai tujuannya tersebut. Hal itu akan diuraikan berikut ini. 1 Ambisi Ambisi adalah segala sesuatu yang ingin dicapai seseorang. Untuk mengetahui ambisinya, remaja harus melakukan analisis mengenai apa yang menjadi sasaran-sasaran dalam hidup. Hal-hal apa yang dianggap berarti, yang ingin diraih di masa yang akan datang. Apakah ingin menjadi pengacara terkenal, ingin memiliki restoran keluarga, atau ingin menjadi perancang busana untuk butiknya sendiri?. Yang penting, ambisi yang ditetapkan harus mengikuti hukum SMART Specific , Mea sura ble , Achievable , Releva nt , Time-bound . Artinya, ambisi yang hanya berupa “ingin jadi akuntan ngetop” saja tidaklah cukup. Ambisi tersebut perlu dipertajam lagi, misalnya “ingin menjadi akuntan yang tergabung dalam PriceWater House Cooper, dan setelah bekerja selama 2 tahun sudah bisa menangani top ten best companies di Indonesia” Jangan lupa menyelaraskan satu ambisi dengan ambisi yang lain, juga pastikan ambisi-ambisi tersebut mungkin tercapai. Rangsangan Sebab Sasaran SINA SITUASI SKSM PERILAK U Kebutuhan Keinginan Ketegangan Ketidakseimbangan Ga mbar 7-1 Keterkaitan SINA dan SKSM