1 Etika Mahasiswa Saat Berinteraksi di Kampus

176 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA| 6. Hal terakhir yang perlu diperhatikan baik-baik ketika mengirim pesan adalah waktu yang tepat. Ketika hendak mengirim pesan atau menelepon dosen, perhatikan apakah kita menghubungi beliau di waktu yang tepat. Sebaiknya, hindari mengirim SMS atau menelepon dosen pada jam-jam seperti makan siang, malam hari, atau jam istirahat. 7. Kemudian setelah pesan dikirim, jangan sekali-kali memaksa untuk cepat dibalas. Salah satu hal yang paling mengganggu dosen adalah ketidaksabaran mahasiswa ketika pesannya tak kunjung dibalas dosen. Karena ketidaksabaran tersebut, si mahasiswa akhirnya mengirim pesan kepada dosen sampai berkali- kali. Sikap tidak sabar itu justru akan membuat dosen semakin enggan menanggapinya. 8. Sebaiknya, hindari menanyakan hal-hal yang sepele melalui SMS, kurangilah kebiasaan anda mengirim SMS kepada dosen hanya untuk menanyakan hal-hal sepele seperti, “Pak, besok kuliah jam berapa?”, “Pak, besok jadi kuis nggak?”. Hindari juga pertanyaan yang kurang etis seperti, “Pak, lagi dimana sekarang? Saya mau bimbingan.” “Pak, hari ini ke kampus nggak?” “ Ba pak, posisi di mana sekarang? Saya tunggu di ka mpus ya , saya ma u minta tanda tangan proposal.” SMS di atas rasanya sama sekali tidak mencerminkan sopan santun atau tata krama dari mahasiswa kepada dosennya. Hal inilah yang membuat banyak dosen malas merespon mahasiswanya. Penyebabnya ya karena mahasiswa itu sendiri. Pesan yang baik seperti, “Selamat pagi, Bapak. Saya Tono, ma ha siswa Ma tema tika semester VI. Mohon maaf, ka pan kira -kira Bapak ada waktu, ya? Saya mau minta bimbingan proposal. Terima kasih.” Nah, bagaimana dengan contoh SMS di atas? Terasa lebih menyejukkan bukan? 9. Bila kondisi tertentu tidak dapat dilakukan bimbingan pada waktu yang telah disepakati dikarenakan kesibukan dosen ada kalanya membuat mahasiswa terpaksa mengundur waktu untuk bimbingan atau semacamnya. Biasanya sih dosen akan memberikan kompensasi waktu dengan menggeser jadwalnya ke hari lain. Nah, waktu memutuskan untuk membuat perjanjian, sesuaikan saja dengan jadwal dosen, bukan dosen yang menyesuaikan dengan jadwal anda. Ingat, berkorban sedikit tidak apa-apa, kan semua demi kepentingan anda juga? Kemudian ketika membuat janji dengan dosen, jangan terlalu usil dengan sedikit-sedikit tanya, “Sudah sampai mana, Pak?”, “Hari ini jadi bimbingan kan, Pak?” dan semacamnya, karena hal ini akan membuat dosen merasa diteror. 177 WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA | [Type the company name] BAB 9 WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA N EGARA Fenomena yang terkait dengan eksistensi jati diri bangsa dan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, khususnya di kalangan generasi muda dewasa ini sangat memprihatinkan. Mahasiswa sebagai salah satu komponen bangsa memiliki posisi strategis dalam rangka tetap tegaknya NKRI yang mentalnya perlu dipersiapkan secara baik. Kegiatan PK2 merupakan salah satu program untuk mempersiapkan mental generasi muda kader penerus bangsa yang diharapkan mampu mempertahankan eksistensi NKRI. Dalam rangka pembinaan generasi muda penerus bangsa itulah, maka penyajian materi Wa wa san Kebangsaan dan Bela Nega ra ini dipandang perlu, terutama yang berkaitan dengan bagaimana seharusnya mahasiswa bersikap dan beretika dalam pergaulan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, perlu dijelaskan: latar belakang, tujuan, dan wawasan kebangsaan lebih dulu, kemudian penjelasan tentang: wawasan kebangsaan dan bela negara serta implementasi bela negara dalam kehidupan sehari-hari.

9. 1 Latar Belakang

Pemerintah Republik Indonesia dewasa ini sedang berusaha untuk menumbuhkan dan membangun karakter bangsa. Hal tersebut disebabkan oleh sikap bangsa Indone sia yang sudah mengalami fase distorsi dalam memahami dan mengimplementasikan wawasan kebangsaan. Di samping itu, warga bangsa kalangan pemuda sudah mengalami disorientasi terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD NRI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah telah memprogramkan pendidikan karakter yang ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masya raka t berakhlak mulia, bermora l, beretika , berbuda ya , dan beradab berdasarka n fa lsafa h Pancasila . Hal tersebut sekaligus menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD NRI 1945. Sejalan dengan kondisi di atas, berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin mendorong semangat dan upaya Pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN Tahun 2005- 2025, yang dalam hal tersebut Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar- mengajar 178 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA | dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan ha bitua si dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan sebagainya. Pembisaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedia melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan oleh peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolahkampus memiliki peranan yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter, karena peran sekolahkampus sebagai pusat pembudayaan melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah school culture dalam Panduan Pendidikan Karakter, Kemendiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011:1. Dalam rangka mendukung program Pemerintah di atas, Universitas Jember UNEJ berusaha pula menjaga Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara yang diimplementasikan dalam Pengenalan Kehidupan Kampus PK2 bagi mahasiswa baru dengan tetap memperhatikan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu pendidikan nasiona l berfungsi mengembangkan da n membentuk wa tak serta perada ban bangsa yang berma rtaba t da la m rangka mencerdaska n kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik aga r menja di manusia yang beriman da n bertakwa kepada Tuhan Ya ng Maha Esa , berakhlak mulia, seha t, berilmu, cakap, krea tif, ma ndiri, dan menjadi warga nega ra yang demokra tis serta bertanggung ja wa b . Untuk menunjang tujuan di atas, UNEJ menyelenggarakan pembelajaran berdasarkan 1 Surat Keputusan Dirjen Dikti DeWDiknas RI Nomor 43DiktiKep2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi; 2 Edaran Dirjen Dikti Nomor 914ET2011 tentang Penyelenggaraan Perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi; 3 Deklarasi Pimpinan Perguruan Tinggi untuk Perwujudan Empat Pilar Kebangsaan; 4 Deklarasi Pimpinan Perguruan Tinggi tentang Anti Nyontek dan P lagiat sehingga dituntutwajib menyelenggarakan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian MPK yang terdiri atas matakuliah: Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Pendididikan Kewarganegaraan PKn, dan Bahasa Indonesia untuk dimasukkan ke dalam Kurikulum Inti pada setiap program studi. Berdasarkan uraian di atas, dalam bab ini akan dijelaskan tentang apa tujuan penyajian materi, negara dan fungsinya, konsep wawasan kebangsaan dan bela negara, serta hal-hal lain yang relevan dan dapat memperkaya khazanah berpikir mahasiswa tentang bagaimana seharusnya bersikap dan berkarya untuk Indonesia Raya. Penyajian materi untuk PK2 Tahun 2017 ditambah dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan dalam dunia pendidikan tinggi.