3 Student Centered Learning SCL

74 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA| melaksanakan, dan menilai pengalaman belajar sendiri, 2 inisiatif belajar dari mahasiswa sendiri. 4.3.5. Cooperative Learning Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, mahasiswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi sharing pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif kompak-partisipatif, tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, mahasiswa heterogen kemampuan, gender, karekter, ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan. Dengan metode ini pengajar harus, 1 merancang dan memonitor proses belajar mahasiswa, 2 menyiapkan kasus atau masalah untuk diselesaikan mahasiswa secara berkelompok. Sedangkan mahasiswa 1 membahas dan menyimpulkan masalah atau tugas yang diberikan secara berkelompok 2 melakukan koordinasi dalam kelompok. 4.3.6. Contextual Learning CL Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ramah, terbuka, negosiasi yang terkait dengan dunia nyata kehidupan mahasiswa daily life modeling, sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran mahasiswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas mahasiswa, mahasiswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi. Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh, questioning eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, | MODEL PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI 75 inkuiri, generalisasi, learning community seluruh mahasiswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan, inquiry identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan, constructivism membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis, reflection reviu, rangkuman, tindak lanjut, authentic assessment penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha mahasiswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara. Dengan metode ini pengajar harus, 1 menyusun tugas untuk studi mahasiswa terjun di lapangan, 2 menjelaskan bahan kajian yang bersifat teori dan mengkaitkan dengan situasi nyata atau kerja profesional. Sedangkan mahasiswa 1 Melakukan studi lapapangan atau terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori 2 membahas konsep atau teori yang berkaitan dengan situasi nyata. 4.3.7. Problem Based Learning PBL Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual mahasiswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar mahasiswa dapat berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi analisis, interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri. Dengan metode ini pengajar harus, 1 Merangsang tugas belajar dengan berbagai alternatif metode penyelesaian masalah 2 Sebagai fasilitator dan motivator. Sedangkan mahasiswa 1 Belajar dengan menggali atau mencari informasi inquiry, serta memamfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual yang sedang dihadapi, 2 Menganalisis strategi pemecahan masalah. 4.3.8. Collaborative Learning CbL Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk mencari dan menemukan jawaban sebanyak mungkin, saling berinteraksi untuk menggali semua kemungkinan yang ada. Dengan metode ini pengajar harus, 1 Merancang tugas yang bersifat open ended, 2 Sebagai fasilitator dan motivator. Sedangkan mahasiswa 1 Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompok sendiri 2 Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas. 76 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA| 4.3.9. Project Based Learning PjBL Metode pembelajaran ini adalah memberikan tugas-tugas project yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dengan mencari sumber pustaka sendiri. Dengan metode ini pengajar harus, 1 merumuskan tugas dan melakukan proses pembimbingan dan asesmen, 2 Sebagai fasilitator dan motivator. Sedangkan mahasiswa 1 Mengerjakan tugas berupa proyek yang telah dirancang secara sistematis 2 menun-jukkan kinerja dan mempertanggungjawabkan hasil kerja di forum. 4.3.10. Diskusi Tutorial Diskusi tutorial dalam kelompok beranggotakan 10-15 mahasiswa dan dipandu oleh tutor yang bertugas sebagai fasilitator. Dalam berdiskusi mahasiswa akan dihadapkan pada masalah dalam bentuk skenario modul sebagai trigger dalam diskusi. Satu skenario modul diselesaikan dalam dua kali pertemuan dengan tenggng waktu 3-4 hari. Diskusi dilakukan dengan metode seven jumps tujuh langkah yang terdiri dari: 1 mengklarifikasi istilah konsep 2 menetapkan permasalahan 3 menganalisis masalah 4 menarik kesimpulan langkah 5 menentukan tujuan belajar 6 belajar mandiri 7 menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang telah ada. Langkah 1 sampai dengan 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah 6 dilaksanakan di luar kelompok, sedangkan 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua. 4.3.11. Kuliah Interaktif Kuliah dilaksanakan untuk memperjelas konsep atau teori yang sulit atau khusus sehingga membutuhkan pakar untuk meningkatkan pemahaman. Kuliah dilaksanakan dalam bentuk konsultasi interaktif berdasarkan masalah. Kuliah dapat diselenggarakan secara terjadwal, maupun atas permintaan mahasiswa bila diperlukan. | MODEL PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI 77 4.3.12. Praktikum Praktikum dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri atau kelompok yang dipandu oleh assisten labotratorium bertujuan meningkatkan atau memperjelas pemahaman suatu materi serta menambah ketrampilan bekerja di laboratorium. Beberapa materi akan lebih mudah dipahami dengan melakukan praktikum laboratorium sehingga konsep atau teori menjadi lebih mudah. 4.3.13. Pelatihan Ketrampilan Klinik Pelatihan ketrampilan klinik bertujuan melatih ketrampilan medik mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran yang ada seperti manekin, phantom, pasien simulasi, dll. Materi pelatihan berupa pemeriksaan fisik, pertolongan kegawatdaruratan, serta pelatihan ketrampilan khusus seperti rawat luka, jahit luka, injeksi, pemasangan infus, kateter dan lain-lain. 4.3.14. Konsultasi Pakar Konsultasi pakar dilaksanakan secara terjadwal atau atas permintaan mahasiswa apabila menemui kesulitan dalam memahami konsep atau teori ketika diskusi kelompok maupun belajar mandiri. Konsultasi pakar bisa dilaksanakan dalam kelompok kecil maupun besar tergantung kebutuhan.

4. 4 Strategi Belajar di Perguruan Tinggi

Agar para mahasiswa, utamanya para mahasiswa baru, dapat berhasil selama belajar di PT, berikut akan disajikan beberapa hal yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan mahasiswa dalam mengolah dan mengorganisasi sumber belajar secara optimal serta untuk mempersiapkan mereka agar menjadi mahasiswa yang mandiri, sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang efektif dan efisien. Untuk itu, ada beberapa topik yang akan dibahas di antaranya adalah belajar mand iri, persiapan yang baik dan efisien dalam membaca dan mencatat, belajar efektif, persiapan untuk menghadapi ujian, menulis makalah dan laporan, dan konsep pemetaan. 4.4.1. Belajar Mandiri Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri tetapi mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan buku untuk dibaca dan diselesaikan sendiri. Belajar mandiri lebih ditekankan kepada bagaimana mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan atas inisiatif sendiri. Dengan demikian, kata kunci belajar mandiri adalah “inisiatif sendiri”. Belajar mandiri ini sesuai dengan konsep Student Center Lea rning SCL, yaitu mahasiswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk membangun pengetahuannya sendiri, sesuai dengan paradigma pembelajaran konstruktivistik, 78 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA| sehingga dalam kondisi ini dosen lebih banyak berperan sebagai pengarah, motivator, dan fasilitator dalam proses belajar mahaiswa. Ciri-ciri orang yang mampu belajar mandiri adalah adanya kemampuan seseorang dalam mengambil inisiatif sendiri tanpa harus dipaksa untuk memanfaatkan semua sumber belajar yang dapat diaksesnya; dan mampu menyusun rencana belajar mulai dari mingguan, bulanan, dan semesteran sampai selesai program. Agar seseorang mampu mengembangkan kemampuan belajar madiri, mahasiswa perlu: mengenal konsep diri, tahu tentang pengertian motivasi, self- efficacy, dan gaya belajar pribadi. Salah satu hal penting yang mengharuskan mahasiswa baru belajar mandiri, karena di perguruan tinggi menggunakan sistem SKS, yang berbeda dengan saat di sekolah yang menggunakan sistem paket. Pada sistem kredit semester, setiap matakuliah memiliki bobot SKS yang berbeda. Namun demikian, yang perlu dipahami bahwa setiap SKS mengandung tiga hal, yaitu setiap 1 SKS mempunyai konsekuensi mahasiswa harus mengikuti perkuliahan kegiatan tatap muka selama 50 menit, mengerjakan tugas terstruktur selama 60 menit, dan tugas mandiri selama 60 menit, sehingga bisa dibayangkan berapa jam setiap minggu mahasiswa harus belajar, bila pada awal perkuliahan dipaket sebanyak 20 SKS. Oleh karenanya, tidaklah mudah belajar di perguruan tinggi, tetapi dibutuhkan kemandirian dan kesadaran belajar yang cukup tinggi. a. Konsep Diri Konsep diri bukan merupakan pembawaan sejak lahir, melainkan terbentuk melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Hasil dari penyesuaian diri seseorang dengan lingkungan disebut Konsep Diri. Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Konsep diri meliputi 1 kemampuan; 2 karakter diri; 3 sikap; 4 tujuan hidup; 5 kebutuhan; dan 6 penampilan diri. Konsep diri bisa bersifat negatif dan positif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut. KONSEP DIRI Tantangan Halangan Kesempatan Konsep diri negatif Konsep diri positif Optimistik kegagalan Pesimistik kegagalan Ga mbar 4-1 Konsep Diri | MODEL PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI 79 Konsep diri negatif terjadi jika mahasiswa meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, dan tidak disukai. Konsep diri yang negatif ini dapat menyebabkan orang tersebut kehilangan semangat hidup. Sementara itu, konsep diri positif terjadi bila seseorang terkesan lebih pada kondisi opt imistis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. b. Proses Pembentukan Konsep Diri Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan, sedangkan untuk mengubah konsep diri bisa dengan cara bersikap objektif dalam mengenali diri sendiri, menghargai diri sendiri dan orang lain, dan berpikir positif. c. Motivasi Motivasi merupakan salah satu prasyarat yang paling penting dalam belajar Slavin, 1991. Bila tidak ada motivasi, tidak akan terjadi proses belajar. Seseorang melakukan sesuatu biasanya memiliki alasan tertentu. Misalnya, mengapa Anda mengikuti pendidikan di UNEJ? Ada relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan atau minat seseorang. Oleh karenanya, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi yaitu minat, kesesuaianrelevansi, harapan, dan kepuasan. Sementata itu, strategi yang dapat dipakai untuk menumbuhkan motivasi yaitu: 1 mencari manfaat dari semua kegiatan belajar mandiri Anda; 2 menciptakan minat; 3 memberikan pujian terhadap keberhasilan; dan 4 memanfaatkan waktu Anda saat ini dengan baik. d. Self Efficacy Self-effica cy mengacu pada penilaian seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam mengorganisasi dan melaksanakan suatu kegiatan atau tugas. Misalnya, apakah saya mampu untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan berkaitan dengan self-effica cy? Pentingnya self effica cy bagi seseorang karena dapat mempengaruhi pola pikir, tingkat motivasi seseorang, dan mempengaruhi banyaknya stres serta depresi. Beberapa cara untuk mengetahui self effica cy, seperti dari kinerja performa nce , memperhatikan model teman sebaya, dari komentar orang lain, dan dari gejala fisik body symptoms , sedangkan kiat untuk meningkatkan self efficacy dapat dilakukan dengan cara: merumuskan kemampuan yang ingin dicapai dengan jelas; mencari bantuan orang lain; mempelajari strategi yang tepat untuk mengerjakan tugaspekerjaan; memilih pekerjaan yang sederhana dan mudah untuk 80 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA| berhasil; banyak berlatih, memulai dengan keberhasilan yang sedikit; memastikan untuk mempunyai sikap positif, maka segalanya akan berubah. e. Gaya Belajar Gaya belajar adalah cara yang dipilih seseorang dalam memproses informasi yang diperoleh. Berdasarkan pengaruh indrawi, gaya belajar dapat dikategorikan menjadi: gaya belajar auditori, visual, dan kinestetik ta ctile. Gaya belajar a uditory adalah gaya belajar yang lebih mengandalkan kegiatan yang dilakukan melalui pendengaran. Misalnya, mahasiswa baru akan dapat belajar dengan baik bila mendengarkan penjelasan dari dosen, melalui diskusi, mendengarkan ta pe , dan membaca dengan suara keras. Gaya belajar kinestetik terjadi me lalui proses sentuhan atau melakukan praktek secara fisik; memegang suatu objek secara langsung, dan memindahkan komponen atau benda-benda. Gaya belajar visual misalnya untuk memahami suatu pelajaran akan lebih baik bila dilakukan melalui informasi yang disampaikan dalam bentuk bahasa visual, sedangkan gaya belajar multi inderawi merupakan gaya belajar yang menggunakan gabungan dari semua indera kita. Selain gaya belajar di atas, di bawah ini disajikan dalam bentuk gambar tentang model belajar mulai dari yang paling efektif hingga yang paling kurang efektif. Ternyata gaya belajar yang hanya mengandalkan pada proses membaca verba l receiving hanya memberikan kontribusi antara 10 hingga 30 , sehingga model ini lebih bersifat pasif. Model belajar verba l receiving memberikan kontribusi antara 50. Model partisipasi memberikan kontribusi sekitar 70 dan model belajar yang diikuti dengan melakukan kegiatan memberikan kontribusi yang paling besar yaitu sekitar 90. Hal itu dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini. Reading Hearing words Looking at picture Looking at an exhibition Participating in a discussion Watching video Watching a demonstration Seeing it done on location Giving a talk Doing a Dramatic Presentation Simullating the Real Experience Doing the Real Thing 90 70 50 30 20 10 P A S S IV E A CT IV E TINGKAT MEMORISASI Verbal reciving Visual receiving Partici- pating Doing TINGKAT KETERLIBATAN MODEL PEMBELAJARAN Ga mbar 4-2 Model Pe mbe laja ran