4 Budaya Tertib Antri dan Tertib Berlalu Lintas

222 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA | 11.4.2. Budaya Tertib Berlalu Lintas Kemajuan teknologi dan moderinasi disertai kepadatan penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan orang yang semakin banyak membawa implikasi semakin ramainya transportasi di jalanan. Kepadatan lalu lintas di jalan tentu saja memerlukan pengaturan yang tepat agar keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas dapat tetap terpelihara Disamping itu juga disiplin masyarakat dalam menaati peraturan lalu lintas harus pula dijaga. Sebagaimana kita ketahui bahwa dari tahun ke tahun permasalahan-permasalahan di bidang transportasi jalan semakin meningkat, seperti semakin tingginya jumlah kendaraan khususnya sepeda motor, tingginya fatalitas pada kejadian kejahatan di jalan khususnya yang melibatkan masyarakat yang berakibat kerugian yang tidak sedikit. Namun demikian banyak pengendara kendaraan bermotor cenderung mengabaikan etika dan tata cara berlalu lintas dengan baik sehingga menyebabkan peningkatan angka kecelakaan yang tentunya berdampak pada peningkatan angka morbiditas kesakitan dan mortalitas kematian. Salah satu indikator Sustainable Development Goals SDGs yang ditetapkan bersama-sama dan disepakati di dunia pada bulan September 2015 diantaranya adalah pengurangan jumlah kasus kematian dan kecederaan pada tahun 2020. Hal ini disebabkan banyaknya kematian yang terjadi di dunia pada saat ini akibat kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan adalah serangkaian peristiwa dari kejadian-kejadian yang tidak terduga sebelumnya, dan selalu mengakibatkan kerusakan pada benda, luka atau kematian. Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Jumlah kecelakan lalu lintas dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini disebabkanoleh ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan 14-15 per tahun dengan pertambahan prasarana jalan hanya sebesar 4 per tahun. Menurut Kepala Bidang Manajemen Operasional Rekayasa Lalu Lintas Korp Lalu Lintas Mabes Polri Kombes Pol Unggul Sediantoro, berdasarkan data Korps Lalu Lintas Mabes Polri hingga September 2015 jumlah kasus kecelakaan lalu lintas mencapai 23.000 kasus. Dari 23 ribu kasus yang terjadi, tercatat 23 ribu korban meninggal dunia merdeka.com

11. 5 Epidemologi Kecelakaan Lalu Lintas

Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas diberbagai negara dewasa ini telah menjadi keprihatinan bersama dunia internasional. Data yang dikeluarkan PBB menyebutkan bahwa setiap tahun sekitar 1,3 juta orang atau setiap hari sekitar 3.000 | BUDAYA TERTIB DAN TAAT ATURAN 223 orang meninggal dunia akibat kecelakaan dijalan. Sekitar 90 kematian akibat kecelakaan dijalan terjadi di negara-negara berkembang dengan usia antara 5 – 44 tahun. Jika tidak ada upaya efektif untuk menekan angka kecelakaan tersebut, maka kematian akibat kecelakaan akan menempati urutan ke lima penyebab kematian didunia dengan estimasi angka sekitar 2,4 juta kematian setiap tahun WHO, 2011. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga memiliki permasalahan dengan tingginya kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data Korlantas Polri, pada tahun 2011 jumlah korban meninggal dunia sebanyak 31.185 jiwa, luka-luka berat sebanyak 36.767 jiwa, luka ringan 108.811 jiwa dengan kerugian materil sekitar 286 miliar. Selama tahun 2012 terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, luka-luka berat 36.710 jiwa, dan luka-luka ringan 118.158 jiwa, dan potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 triliun – Rp 217 triliun per tahun. Sedangka selama 2013 terjadi 93.578 kasus kecelaakaan dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 23.385 jiwa, luka-luka berat sebanyak 27.054 orang dan luka-luka ringan sebanyak 104.976 orang, dengan kerugian materiil sekitar Rp. 234 miliar Sutarman, 2013. Dampak kecelakaan laka lantas jalan sangat terasa pada perekonomian nasional, bahkan hasil penelitian menyatakan bahwa kecelakaan pada moda jalan menyebabkan kerugian ekonomi sekitar 2,9 dari Pendapatan Bruto Nasional Pustral UGM, 2007 dan nilai ini jauh lebih besar dibandingkan yang diperkirakan oleh Badan Kesehatan PBB sebesar 2 WHO, 2011. Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian ketiga di dunia dewasa ini. Menurut Najid 2012 dari data rata-rata kecelakaan lalu lintas tahun 2011 pada enam provinsi di Pulau Jawa diketahui bahwa tingkat kecelakaan tertinggi adalah kecelakaan yang melibatkan sepeda motor yang mencapai angka rata-rata sebesar 65 dari total kecelakaan lalu lintas di jalan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik didapatkan data pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 2,20 sedangkan pertumbuhan kendaraan bermotor berdasarkan data korlantas adalah sebesar 15 termasuk sepeda motor. Tabel 11-1Data kepe milikan kendaraan bermotor 2010 - 2012 224 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA | Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2014 Berdasarkan penelitian setiap 1 korban meninggal dunia dibelakangnya setidak- tidaknya terdapat 10 korban lukaberat dan 100 orang kecelakaan dengan kerugian material saja. Teori ini disebut dengan teori piramida, maka dibelakang 31.234 korban meninggal dunia terdapat 312.340 korban luka berat. Tabel 11-2 Ju mlah Kecela kaan La lu lintas Berdasarkan Jenis Kendaraan Korlantas Mabes Polri dalam operasi zebra 2015 menyebutkan bahwa jumlah kejadian laka lantas akumulatif berjalan sampai dengan H14 Operasi Zebra Tahun 2015 sebanyak 1.855 kejadian. Tabel 11-3 Ju mlah Kecela kaan pada Operasi Zebra 2015 NO KECELAKAAN TAHUN 2015H.1 s.d H.142015 1. Jumlah Kejadian 1,855 2. Meninggal Dunia 365 3. Luka Berat 630 4. Luka Ringan 2,145 5. Rugi Materiil 4,780,770,700 Sumber : Korlantas Mabes Polri 2015 | BUDAYA TERTIB DAN TAAT ATURAN 225

11. 6 Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas

Pada umumnya terjadinya suatu kecelakaan merupakan interaksi dari 3 faktor penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu faktor manusia, faktor kendaraan, dan faktor jalan dan lingkungan. Ga mbar 11-1Analisis penyebab terjadinya kecela kaan Treat, dkk, 1997 Berdasarkan hasil penelitian di atas, tampaklah bahwa faktor manusia human error secara mandiri menjadi penyebab terjadinya 47,8 kejadian kecelakaan. Kesimpulan bahwa kesalahan utama terletak pada faktor manusia sepertinya tidak dapat ditolak dan menjadi pandangan umum sebagai penyebab kecelakaan. Hal ini bersesuaian dengan pernyataan dari Kepala Bidang Manajemen Operasional Rekayasa Lalu Lintas Korp Lalu Lintas Mabes Polri Kombes Pol Unggul Sediantoro, bahwa banyaknya angka kecelakaan ini selain diakibatkan human error dan sifat tak disiplin pengendara di jalanan, juga dipengaruhi mindset masyarakat terkait kendaraan merdeka.com. Logikanya disiplin berlalu lintas seharusnya tetap ditegakkan untuk menjamin keselamatan diri dan pengguna jalan lain. Seringkali penyebab kecelakaan selain disebabkan oleh tidak patuhnya pengendara terhadap aturan lalu lintas, juga disebabkan oleh perilaku buruk lain dari pengendara, diantaranya adalah konsumsi alkohol yang dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan kesadaran pengendara, termasuk di Indonesia Gambar 11-2.