2 Etika Mahasiswa Berkomunikasi Melalui Layanan Perangkat Komunikasi

178 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA | dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan ha bitua si dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan sebagainya. Pembisaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedia melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan oleh peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolahkampus memiliki peranan yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter, karena peran sekolahkampus sebagai pusat pembudayaan melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah school culture dalam Panduan Pendidikan Karakter, Kemendiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011:1. Dalam rangka mendukung program Pemerintah di atas, Universitas Jember UNEJ berusaha pula menjaga Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara yang diimplementasikan dalam Pengenalan Kehidupan Kampus PK2 bagi mahasiswa baru dengan tetap memperhatikan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu pendidikan nasiona l berfungsi mengembangkan da n membentuk wa tak serta perada ban bangsa yang berma rtaba t da la m rangka mencerdaska n kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik aga r menja di manusia yang beriman da n bertakwa kepada Tuhan Ya ng Maha Esa , berakhlak mulia, seha t, berilmu, cakap, krea tif, ma ndiri, dan menjadi warga nega ra yang demokra tis serta bertanggung ja wa b . Untuk menunjang tujuan di atas, UNEJ menyelenggarakan pembelajaran berdasarkan 1 Surat Keputusan Dirjen Dikti DeWDiknas RI Nomor 43DiktiKep2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi; 2 Edaran Dirjen Dikti Nomor 914ET2011 tentang Penyelenggaraan Perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi; 3 Deklarasi Pimpinan Perguruan Tinggi untuk Perwujudan Empat Pilar Kebangsaan; 4 Deklarasi Pimpinan Perguruan Tinggi tentang Anti Nyontek dan P lagiat sehingga dituntutwajib menyelenggarakan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian MPK yang terdiri atas matakuliah: Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Pendididikan Kewarganegaraan PKn, dan Bahasa Indonesia untuk dimasukkan ke dalam Kurikulum Inti pada setiap program studi. Berdasarkan uraian di atas, dalam bab ini akan dijelaskan tentang apa tujuan penyajian materi, negara dan fungsinya, konsep wawasan kebangsaan dan bela negara, serta hal-hal lain yang relevan dan dapat memperkaya khazanah berpikir mahasiswa tentang bagaimana seharusnya bersikap dan berkarya untuk Indonesia Raya. Penyajian materi untuk PK2 Tahun 2017 ditambah dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan dalam dunia pendidikan tinggi. | WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA 179

9. 2 Tujuan

Tujuan penyajian materi Bab 9 dalam kegiatan PK2 adalah sebagai upaya membangun karakter bangsa melalui pendidikan, yaitu pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan watak yang bermaksud mengembangkan kemampuan seluruh warga kampus, utamanya mahasiswa baru, sebagai generasi muda penerus masa depan bangsa untuk menjaga tegaknya wawasan kebangsaan dan sadar bela negara serta tetap mempunyai semangat membara dalam mempertahankan Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pada gilirannya mereka dapat mengimplementasikan nilai-nilai positif dalam kehidupan kampus dan kehidupan sehari- hari sebagai warga negara Indonesia. Upaya untuk dapat mencapai tujuan tersebut dapat ditempuh dengan mengembangkan metode Refleksi Rutin Apperception. Metode tersebut digunakan oleh Indonesia Her itage Funda tion dalam membumikan pendidikan karakter. Wujud refleksi 9 pilar karakter sebagai berikut. 1. Cinta Tuhan dengan segenap ciptaan-Nya. 2. Tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandiriaan. 3. Kejujuranamanah dan kearifan. 4. Hormat dan santun. 5. Dermawan, suka menolong, dan gotong-royongkerja sama. 6. Percaya diri, kreatif, dan pekerja keras. 7. Kepemimpinan dan keadilan. 8. Baik dan rendah hati. 9. Toleransi, kedamaian, dan kesantunan.

9. 3 Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI

9.3.1. Pengertian NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu negara yang berdaulat penuh berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang ingin mewujudkan suatu keadaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Negara Republik Indonesia merupakan Negara kesatuan. Negara kesatuan yang dipilih adalah Negara dengan sistem desentralisasi, kepada daerah diberikan kesempatan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Selanjutnya, dapat ditegaskan bahwa pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Secara teoretis, asas desentralisasi didasari oleh keinginan menciptakan tiga hal, yaitu: 180 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA | a. demokrasi, diharapkan akan menciptakan demokrasi melalui partisipasi masyarakat lokal; b. pemerataan, diharapkan akan mendorong tercapainya pemerataan pembangunan, terutama di daerah pedesaan di mana sebagian besar masyarakat tinggalberdiam; dan c. efisiensi, dapat meningkat karena jarak antara pemerintah lokal dengan masyarakat menjadi lebih dekat, penggunaan sumber daya digunakan saat dibutuhkan, dan masalah diidentifikasi oleh masyarakat lokal. Di dalam kata atau singkatan NKRI, terdapat empat unsur pokok yang menentukan makna yang terkandung di dalamnya. Keempat unsur tersebut adalah nega ra, kesa tuan, republik, dan Indonesia . Keempat unsur ini secara eksplisit dan tegas menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan sekaligus negara republik. Hal ini menunjukan bahwa ‘Indonesia’ merupakan negara yang berbentuk ‘republik’ baca Pasal 1 ayat 1 dan Pasal 18 ayat 1. Sebagai negara kesatuan, Indonesia tidak terbagi-bagi menjadi negara bagian. Kendatipun memiliki wilayah yang terbagi kedalam provinsi yang masing- masing memiliki pemerintah daerah sendiri, Indonesia tidak terbelah-belah menjadi unit-unit pemerintah yang berdiri sendiri dan terlepas dari pemerintah yang berdiri sendiri dan terlepas dari pemerintah pusat. Walaupun memiliki keanekaragaman agama, suku, kebudayaan dan sebagainya, Indonesia juga tidak tersekat-sekat dalam kehidupan kelompok yang eksklusif dan menyendiri. Pengaturan dan pengadilan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia di pegang oleh pemerintah pusat yang memilikikedaulatan keluar dan kedalam. Kendatipun Pemerintah Pusat memegang kendali utama kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pengaturan urusan kehidupan warga negara tidak terjadi penumpukan dan monopoli wewenang oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat tidak mendominasi serta mengambil alih segala persoalan serta tidak pula memegang semua kegiatan pembangunan di seluruh wilayah negara. Namun, pemerintah hanya mengatur persoalan-persoalan lain yang strategis nasional. Adapun persoalan- persoalan lain yang terkait dengan kepentingan daerah, penanganannya diserahkan kepada pemerintah dan masyarakat daerah. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralasi bukanlah semata-mata menjadi ajang bagi-bagi kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemrerintah daerah dalam kerangka NKRI. Akan tetapi, pelaksanaannya, dimaksudkan untuk memperkuat NKRI itu sendiri. Otonomi daerah dan desentralasi, diantaranya, di maksudkan untuk memperkuat pelaksanaan demokrasi, memberdayakan potensi daerah, dan mempercepat pembangunan di daerah-daerah sehingga pemerintah kesejaterahan di seluruh wilayah negara di harapkan akan lebih cepat dan akan mudah di capai. Jika hal ini terwujud, dengan sendirinya NKRI akan lebih terjaga kekukuhannya dan