| MANAJEMEN DIRI 157
saja dan waktu yang digunakan untuk membicarakan apa yang tertulis di setiap kartu.
8.
Bagaimana Teknik Penyampaian Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya
keberhasilan dalam pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan nonkata.
Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi: 27 penggunaan kata; 38 penggunaan nada dan suara; 55 penggunaan ekspresi
muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh.
1 Pemilihan kata
Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak
tepat akan menimbulkan masalah.
2 Teknik penyampaian berita
Tidak banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain; gunakan
ekspresi dan intonasi yang tepat, diam sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima, bicara dengan jelas dan teratur,
dan bicaralah dengan volume memadai.
3 Bahasa tubuh
Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan justru bergantung pada hal yang nonkata, seperti: gerakan tubuh,
tangan, kontak mata, cara berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk membaca catatan.
Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut. a.
Tatap mata pendengar Kontak mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar
mengantuk, bosan, tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat pendengar atas apa yang anda sampaikan.
b. Senyum
Manfaat dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan. c.
Hindari membuat jarak Anda perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di
depan kelas yang pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di belakang meja atau di belakang papan tulis akan
menciptakan jarak dengan pendengar.
d. Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku
Berdiri tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan. e.
Sadari kecenderungan untuk jadi pusat perhatian
158 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA|
Ini tidak berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu ada untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan
menggunakan gerakan, hindari juga mengulang kata-kata yang sama.
f. Berusahalah sewajar mungkin
Agar bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri. Cara yang efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan
latihan bicara di depan kamera sehingga pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan teman-teman.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi bila waktu bicara cukup
panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain sebagai berikut. a.
Partisipasi sidang pendengar. Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil dan kemudian setiap kelompok
kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian diminta mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan meningkatkan partisipasi
pendengar dan menghidupkan suasana.
b. Sesi untuk tanya jawab. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah materi sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.
c. Antusiasme. Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
d. Situasi yang menyenangkan
e. Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak menegangkan mengancam.
f. Pendengar yang ‘sulit’. Tidak seluruh pendengar kooperatif dan positif.
Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung dengan peserta tersebut atau mempermalukannya di depan peserta lain.
g. Gunakan alat bantu yang dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan
gagasan atau berita. Alat bantu yang dapat mendukung pembicaraan adalah menstimuli Visual, Hearing efek suara dan Feeling VHF. Visual berupa papan
tulis, slide proyektor, video, alat peraga.
Sebelum bicara, pikirkan dulu apa yang ingin disampaikan. Rangkai kata- kata sebaik mungkin agar pesan anda mudah dicerna oleh lawan bicara. Bertuturlah
dengan gaya bahasa yang pantas, santun, dan berbasa-basilah seperlunya. Hal-hal tersebut akan diuraikan di bawah ini.
1. Saat berbicara, sesuaikan volume dengan kondisi lingkungan, jangan terlalu
lirih, tetapi tidak pula terlalu keras bila anda duduk berdekatan. 2.
Perhatikan nada suara, usahakan berbicara dengan nada bervariasi, dan sesekali diselingi humor tanpa menyinggung pribadi seseorang. Nada yang monoton
akan membuat perhatian lawan bicara teralih dari fokus pembicaraan atu kemungkinan merasa bosan.
| MANAJEMEN DIRI 159
3. Sesuaikan kecepatan bicara dengan kondisi dan kepentingan. Jangan berbicara
terlalu cepat di depan umum karena mungkin maksud Anda tidak tercena dengan baik.
4. Perhatikan siapa yang diajak berbicara, dalam suasana apa, materinya apa dan
sebagainya. Ini penting, terutama bila urusannya berkaitan dengan pekerjaan. 5.
Saat berbicara, perhatikan bahasa tubuh, anda dapat duduk atau berdiri tetapi yang pasti tatap lawan bicara agar ia menangkap kesungguhan anda. Efeknya
sangat besar dan sadarilah bahwa sungguh tidak sopan jika saat berbicara mata memandang ke tempat lain.
6. Gerak tangan dan tubuh, serta ekspresi wajah yang tepat akan membantu
menyampaikan maksud pembicaraan Anda. 7.
Bila tidak sedang berbicara di depan umum, lakukan pembicaraan dua arah. Artinya, saling merespons dengan menyampaikan argumen untuk menghasilkan
buah pembicaraan yang positif. Proses mencapai kesepakatan
Sha ring of mea ning
, lazimnya berlangsung secara bertahap. Karena itu, lebih awal kita perlu memperhatikan 5 lima sasaran
pokok dalam proses komunikasi, yaitu: 1.
Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan atau melihat apa
yang kita tunjukkan kepada mereka 2.
Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat
3.
Membuat pendengar menyetujui atau tidak apa yang telah mereka dengar
dengan pemahaman yang benar 4.
Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita
dan maksud kita bisa mereka terima 5.
Memperoleh umpan balik dari pendengar
7. 4 Pengenalan dan Pengembangan Diri
Pengenalan diri adalah upaya-upaya yang dilakukan seseorang untuk mengetahui kemampuan, kekuatan dan daya yang ada pada dirinya dengan
menggunakan cara, metode, dan alat ukur atau instrument tertentu dengan aturantolok ukur atau karakteristik tertentu. Adapun tujuan dari pengenalan diri ini adalah untuk
memberikan gambaran kepribadian seseorang, gambaran kecenderungan seseorang dalam berperilaku, sementara manfaatnya adalah untuk mengembangkan nature
kepribadian manusia yang terbentuk dari bawaanlahirbakat dan nurture kepribadian manusia yang terbentuk karena pengaruh lingkungan. Setiap manusia memiliki
kecenderungan untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap. Namun kecenderungan seseorang untuk mengaktualisasi-kan kemampuannya
tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan potensi yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri.
Sejauh mana potensi diri terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh seseorang
160 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA|
mengenali dirinya dan lingkungan mendorong memotivasi, mendukung dan memfasilitasi bagi seseorang untuk mengenali dirinya sehingga seseorang tersebut
merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi.
Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara
mengenal dirinya. Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihankeunggulan yang dimiliki maupun
kekurangan kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya
mengembangkan yang positif dan mengatasi menghilangkan yang negatif.
Metode pengukuran potensi diri dapat dilakukan melalui diri sendiri self assessment, melalui
feedback
dari orang lain dan tes-tes psikologis seperti tes
kecerdasan, tes kepribadian, tes kepemimpinan, tes kreativitas dan lain-lain.
7.4.1. Pengertian Pengenalan Diri Pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan
dan kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga dapat melihat respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul baik dari dalam maupun dari luar. Pengenalan diri
ini dikatakan Noesjirwan lihat Koenjono, 1989 merupakan langkah yang diperlukan orang untuk menjalankan kehidupan ini secara efektif. Kekuatan-
kekuatan pada diri sendiri merupakan asset dalam kehidupan sehari-hari, namun demikian apabila kekuatan ini tidak disadari maka kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri akan hilang. Demikian halnya dengan kelemahan- kelemahan yang ada pada seseorang, kelemahan yang tidak disadari bukan hanya
akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
Pengenalan diri adalah suatu cara untuk membentuk konsep diri. Konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri baik secara fisik, psikis,
moral maupun social Grinder 1978. Persepsi tersebut merupakan sesuatu yang dicitacitakan maupun keadaan yang sesunggunya. Aspek fisik tersebut meliputi
penilaian tubuh, pakaian, benda miliknya dan lain sebagainya. Aspek sosial meliputi bagaimana peranan sosial dalam masyarakat. Sementara aspek moral meliputi nilai
dan prinsip yang meliputi arti dan arah dalam kehidupan sosial.
Pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga dapat melihat respon yang tepat
terhadap tuntutan yang muncul baik dari dalam maupun dari luar. Pengenalan diri ini dikatakan Noesjirwan lihat Koenjono, 1989 merupakan langkah yang
diperlukan orang untuk menjalankan kehidupan ini secara efektif. Kekuatan- kekuatan pada diri sendiri merupakan asset dalam kehidupan sehari-hari, namun
demikian apabila kekuatan ini tidak disadari maka kesempatan untuk mengaktualisasikan diri akan hilang. Demikian halnya dengan kelemahan-
| MANAJEMEN DIRI 161
kelemahan yang ada pada seseorang, kelemahan yang tidak disadari bukan hanya akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
Pengenalan diri adalah suatu cara untuk membentuk konsep diri. Konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri baik secara fisik, psikis,
moral maupun social Grinder 1978. Persepsi tersebut merupakan sesuatu yang dicitacitakan maupun keadaan yang sesunggunya. Aspek fisik tersebut meliputi
penilaian tubuh, pakaian, benda miliknya dan lain sebagainya. Aspek sosial meliputi bagaimana peranan sosial dalam masyarakat. Sementara aspek moral meliputi nilai
dan prinsip yang meliputi arti dan arah dalam kehidupan sosial.
Menurut John Robert Powers 1977, konsep diri adalah ‘kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku,
apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku’ Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan
pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya.
Selanjutnya, menurut Noesjirwan dalam Koentjoro, 1989, pengenalan diri merupakan kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada
pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam maupun dari luar yang terbentuk dari pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan dan mendapat pengaruh dari orang-orang yang dianggap penting. Konsep diri merupakan sistem operasi komputer mental yang mengendalikan apa
yang kita pikirkan, ucapkan, lakukan dan rasakan. Konsep diri terdiri dari 3 komponen yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya yaitu diri ideal
self idea l
, citra diri
self image
dan harga diri
self esteem
. Konsep diri ini akan sangat mempengaruhi pengembangan diri seseorang.
Tingkat Kepercayaan Diri yang dimiliki seseorang dapat mambangun konsep diri positif, memperjuangkan keinginan yang pos itif, mengatasi masalah
secara positif, memiliki dasar keputusan yang positif, memiliki metodeteladan yang positif menghindari mencari-cari alasan, menggunakan daya kognitif, tidak takut
gagal, berpenampilan membentuk kepercayaan diri, menyusun catatan mengenai sukses yang diperoleh. Sebaliknya tingkat kepercayaan yang negatif dapat
menyebabkan terbentuknya konsep diri yang negatif, keinginan yang negatif, mengatasi masalah secara negatif, memiliki dasar keputusan yang negatif, memiliki
metodeteladan yang negatif mencari-cari alasan, menggunakan daya imajinasi, takut gagal.
7.4.2. Tujuan mengenali diri Dengan mengenali diri diharapkan :
a. Tumbuh kesadaran seseorang untuk memahami dan mengenali dirinya serta
mampu mengembangkan kemampuannya.
162 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA|
b. Terbentuk sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju
kehidupan yang sejahtera. Sikap dan perilaku percaya diri adalah
kema mpuan mengekspresikan
diri a tau
mengemukakan hak-hak
pribadi serta
mempertaha nkannya tanpa mela nggar hak ora ng la in
7.4.3. Mengapa Konsep Diri Diperlukan
Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui
dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai
dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain.
Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor yang menentukan, dengan demikian ‘konsep diri’ seseorang bukan suatu yang langsung
jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan.
7.4.4. Proses Pembentukan Konsep Diri
Belajar mengenali diri sendiri adalah bagian dari proses menemukan Aku Sejati jati diri yang sesungguhnya. Selain itu mengenali diri sendiri juga
seharusnya merupakan tahap awal dari proses revisi jiwa dan raga, karena tanpa mengenali diri sendiri berarti kita tidak mengetahui apa dan bagaimana diri kita ini,
lalu apa yang mau direvisi supaya lebih baik?
Ketika lahir seseorang belum memiliki konsep diri. Konsep diri mulai berkembang setelah lahir dengan melalui proses penginderaan
sensa tion
dan perasaan
feelings
yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, sakit, disenangi, atau ditolak membentuk konsep dasar
bagi perkembangan konsep diri dimasa yang akan datang. Pengetahuan, harapan, dan penilaian yang membentuk konsep diri terutama
hasil interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan figur yang paling berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang. Adapun teman sebaya merupakan figur
kedua setelah orangtua yang mempengaruhi terhadap konsep diri dan masyarakat yang juga berperan dalam pembentukan konsep diri.
Faktor yang penting dalam pembentukan konsep diri adalah melalui belajar, karena konsep diri merupakan produk belajar. Permasalahan yang timbul selama
proses belajar dapat mengganggu perkembangan konsep diri, apabila ada kesenjangan antara pengetahuan, harapan dan penilaian diri. Permasalahan umum
yang muncul yaitu, mendapat umpan balik yang tidak tepat dan umpan balik yang tidak konsisten. Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu :
1 pengetahuan,