Pelayanan kedokteran gigi sekunder spesialistik rawat jalan,

142 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA| geo-politik, geo-ekonomi dan geo-kultural dalam konteks hubungan internasional, khususnya hubungan antara negara Dunia Pertama dan Ketiga. Sikap kritis akan berkorelasi dengan tingkat intelektualitas mahasiswa. Hal ini lah yang akan membedakan mahasiswa yang berkualitas dengan yang kurang berkualitas. Menumbuhkan sikap kritis melalui peningkatan intelektualitas mahasiswa tersebut dilakukan dengan menumbuhkan budaya membaca, menulis, dan diskusi dikalangan mahasiswa sehingga akan tercipta amosfer kampus yang dinamis dan solutif yang mampu menciptakan mahasiswa dengan kapasitas kelimuaan dan intelektualitas tingkat tinggi. Tentunya hal tersebut perlu adanya sinergisitas dan kerja bersama antara birokrat kampus, dosen, dan organisasi mahasiswa. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap kritis, kepekaan, kepeduliaan terhadap kondisi sekitar, dan keinginan untuk terus berkembang antara lain: 1. Sering terlibat dalam lingkungan yang dinamis 2. Perluas wawasan 3. Cari tahu dan ambil kesempatan 4. Komitmen dan teguh 5. Berusaha optimal 6. Terus besemangat dalam belajar dan berlatih 7. Berani mencoba dan berani gagal 8. Nikmatilah 9. Selalu berusaha dekat dengan Yang Maha Kuasa 10. Mulai lah dari hal yang kecil Sedangkan, berikut ini adalah hal – hal yang sering menyebabkan seseorang enggan bersikap kritis, peka, dan peduli, diantaranya: 1. Fanatisme 2. Kurangnya pemahaman pada suatu kasus 3. Merasa paling pintar 4. Bersikap subjektif 5. Sempitnya wawasan dan perspektif 6. Zona nyaman 7.1.2. Kritis yang Etis, Analitis dan Solutif Banyak pendapat yang sering mengatakan bahwa dalam menyampaikan pendapatnya, mahasiswa cenderung emosional dan kurang menampilkan argumentasi-argumentasi rasional. Padahal, keterlibatan aktif mahasiswa dengan kondisi masyarakat memerlukan dasar-dasar logis agar dapat difahami dan diterapkan anggota masyarakat khususnya masyarakat kecil dan miskin. Pendapat tersebut barangkali yang sekarang ini mulai dipercayai oleh sebagian masyarakat Indonesia, bahwa mahasiswa Indonesia hanya bisa berteriak –