66 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA|
5  menilai  pertanggungjawaban  perguruan  tinggi  atas  kebijaksanaan  yang  telah ditetapkan;
6  merumuskan  peraturan  pelaksanaan  kebebasan  akademik,  kebebasan  mimbar akademik, dan otonomi keilmuan pada perguruan tinggi yang bersangkutan;
7  memberikan  pertimbangan  kepada  penyelenggara  perguruantinggi  berkenaan dengan
calon-calon yang
diusulkan untuk
diangkat menjadi
RektorKetuaDirekturPerguruanTinggidanDosen  yang  dicalonkan  memang kujabatan akademik di atasLektor;
8  menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas akademika; 9  mengukuhkan  pemberian  gelar  Doktor  Kehormatan  pada  universitas  institut
yang memenuhi persyaratan. Dalam penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan oleh:
a. Pelaksanaan akademik di bidang pendidikan dapat berbentuk fakultas,  jurusan, dan
laboratorium  dengan  fungsi  utamanya  untuk  melaksanakan  tridarma  perguruan tinggi.
Keluaran perguruan tinggi dalam bentuk tridarma sebagai berikut. 1  Pendidikan Pengajaran :  lulusan perguruan tinggi  dan peningkatan produktivitas
masyarakat karena terlibatnya lulusan dalam proses produksi. 2  Penelitian  : pengetahuan ilmu  dan teknologi  baru serta nilai  tambah dalam arti
luas yang terjadi karena penyebarluasan hasil penelitian. 3  Pengabdian  kepada  Masyarakat  :  pengetahuan  dan  pelaksanaan  kegiatan
pembangunan  di  masyarakat  serta  peningkatan  kepercayaan  dan  kehendak masyarakat untuk melibatkan perguruan tinggi dalam masalah pembangunannya.
b. Unsur  pelaksanaan  administrasi  merupakan  perangkat  yang  menyelenggarakan
keseluruhan  pelayanan  teknis  dan  adminstrasi  yang  diperlukan  dalam  pengolahan sumberdaya  dan  pengelolaan  program.  Keseluruhan  pelayanan  teknis  dan
administrasi  tersebut  terbagi  dalam  sejumlah  biro,  yaitu:  Biro  Adminstrasi Akademik,  Biro  Keuangan,  Biro  Adminstrasi  Umum,  Biro  Administrasi
Kemahasiswaan, dan Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi.
c. Unsur penunjang adalah bentuk satuan organisasi yang berfungsi sebagai penunjang
pelaksanaan akademik di perguruan tinggi. Unsur penunjang sering disebut dengan pelaksana teknis UPT, antara lain : UPT Perpustakaan, UPT Teknologi Informasi,
UPT Pusat Bahasa, UPT Kebun PercobaanLaboratorium, dan lain-lain.
3. 5   Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
1. Pendidikan  tinggi  adalah  kelanjutan  pendidikan  menengah  yang  diselenggarakan
untuk  menyiapkan  peserta  didik  menjadi  anggota  masyarakat  yang  memiliki kemampuan  akademik  dan  atau  profesional  yang  dapat  menyiapkan,  menerapkan,
| PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA 67
mengembangkan,  dan  atau  menciptakan  ilmu  pengetahuan,  teknologi  dan  atau kesenian.
2. Perguruan  tinggi  adalah  satuan  pendidikan  yang  menyelenggarakan  pendidikan
tinggi  yang  dapat  berbentuk  akademi,  politeknik,  sekolah  tinggi,  institut,  danuni versitas.
3. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang  diarahkan terutama pada penguasaan
ilmu  pengetahuan,  teknologi,  dan  atau  kesenian  dan  diselenggarakan  oleh  sekolah tinggi, institut, danuniversitas.
4. Pendidikan  akademik  bertujuan  menyiapkan  peserta  didik  untuk  menjadi  anggota
masyarakat yang
memiliki kemampuan
akademik dalam
menerapkan, mengembangkan  ilmu  pengetahuan,  teknologi,  dan  atau  kesenian,  serta
menyebarluaskan  dan  mengupayakan  penggunaannya  untuk  meningkatkan  taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
5. Pendidikan akademik terdiri atas program sarjana,  program  magister, dan  program
doktor. 6.
Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi: a.
menguasai  dasar-dasar  ilmiah  dan  keterampilan  bidang  keahlian  tertentu sehingga  mampu  menemukan,  memahami,  menjelaskan,  dan  merumuskan  cara
penyelesaian masalah di bidangnya; b.
mampu  menerapkan  ilmu  pengetahuan  dan  keterampilan  sesuai  bidang keahliannya  dalam  kegiatan  produktif  dan  pelayanan  masyarakat  dengan  sikap
dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama; c.
mampu  bersikap  dan  berperilaku  dalam  membawakan  diri  baik  berkarya  di bidang keahliannya maupun dalam kehidupan bersama di masyarakat;
d. mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian
yang merupakan keahliannya. 7.
Program magister diarahkan pada hasil lulusan dengan ciri-ciri: a.
mempunyai  kemampuan  untuk  mengembangkan  dan  memutakhirkan  IPTEKS dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode, kaidah  ilmiah yang
disertai keterampilan penerapannya; b.
mempunyai  kemampuan  memecahkan  permasalahan  di  bidang  keahliannya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah;
c. mempunyai  kemampuan  mengembangkan  kinerja  profesionalnya  yang
ditunjukkan  dengan  ketajaman  analisis  permasalahan,  keserbacakupan  tinjauan, kepaduan pemecahan masalah atau profesi yang serupa.
8. Program doktor diarahkan pada hasil lulusan dengan kualifikasi:
a. mempunyai kemampuan mengembangkan konsep  ilmu, teknologi, dan atau
kesenian baru dalam bidang keahliannya melalui penelitian; b.
mempunyai  kemampuan  mengelola,  memimpin,  dan  mengembangkan program penelitian;
68 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA|
c. mempunyai  kemampuan  pendekatan  interdisipliner  dalam  berkarya  di
bidang keahliannya. 9.
Pendidikan  profesional  bertujuan  menyiapkan  peserta  didik  menjadi  anggota masyarakat  yang  memiliki  kemampuan  profesional  dalam  menerapkan,
mengembangkan,  dan  menyebarluaskan  teknologi  dan  atau  kesenian  serta mengupayakan  penggunaannya  untuk  meningkatkan  taraf  kehidupan  masyarakat
dan memperkaya kebudayaan nasional.
10. Pendidikan profesional terdiri atas program Diploma I, Diploma II, Diploma III,
dan Diploma IV. 11.
Program Diploma I diarahkan pada lulusan yang  mempunyau kemampuan dalam melaksanakan  pekerjaan  yang  bersifat  rutin,  atau  memecahkan  masalah  yang
sudah akrab sifat-sifat konstektualnya di bawah bimbingan. 12.
Program Diploma II diarahkan pada lulusan yang mempunyai kemampuan dalam melaksanakan  pekerjaan  yang  bersifat  rutin,  atau  memecahkan  masalah  yang
sudah  akrab  sifat-sifat  dan  kontekstualnya  secara  mandiri,  baik  dalam  bentuk pelaksanaan maupun tanggung jawab pekerjaannya.
13. Program Diploma III diarahkan pada lulusan yang mempunyai kemampuan dalam
bidang kerja yang bersifat rutin baik yang belum akrab dengan sifat-sifat maupun kontekstualnya, baik secara mandiri dalam pelaksanaanya maupun tanggungjawab
pekerjaannya,  dan mampu  melaksanakan pengawasan serta bimbingan atas dasar ketrampilan manajerial yang dimilikinya.
Program  Diploma  IV  diarahkan  pada  lulusan  yang  mempunyai  kemampuan dalam  melaksanakan  pekerjaan  yang  kompleks  dengan  dasar  kemampuan  profesional
tertentu,  termasuk  keterampilan  merencanakan,  melaksanakan  kegiatan,  memecahkan masalah dengan tanggung  jawab mandiri  pada tingkat tertentu,  memiliki  keterampilan
manajerial,  dan  mampu  mengikuti  perkembangan  pengetahuan  serta  teknologi  dalam bidang keahliannya.
| KATA PENGANTARMODEL PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI
69
BAB 4
MODEL PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI
4. 1   Kondisi Pembelajaran Saat Ini
Aktivitas  belajar  pada  setiap  jenjang  pendidikan  baik  pada  tingkat  SLTP, SLTA, maupun perguruan tinggi, memiliki makna dan arah yang sama, yaitu ditujukan
untuk memperoleh kecakapan kognitif, afektif, psikomotor,  dan kecakapan hidup
life skills
yang  baru.  Namun  demikian,  belajar  di  jenjang  perguran  tinggi  PT  dan  di jenjang di bawahnya, meskipun secara substansial tidak berbeda, secara khusus terdapat
beberapa  perbedaan.  Faktor-faktor  penyebab  perbedaan  tersebut  antara  lain  usia, kematangan, dan biologis.
Dipandang  dari  faktor  usia,  psikologis,  dan  biologis,  mahas iswa  tidak  lagi dipandang  sebagai  anak-anak  tetapi  lebih  ditempatkan  sebagai  subjek  yang  sudah
matang dan dewasa. Ketika memasuki PT, mahasiswa rata-rata telah berusia tujuh belas tahun  ke  atas.  Usia  tersebut  dapat  dikategorikan  sebagai  batas  usia  dewasa.  Secara
psikologis, mahasiswa telah memiliki kemampuan untuk memahami dan mengarahkan diri  sendiri,  tidak  terikat  atau  bergantung  pada  orang  lain,  dapat  bertanggung  jawab
terhadap  segala  tindakannya  sendiri,  dan  dapat  mengambil  keputusan  sendiri. Pengakuan  perbedaan antara anak-anak dan orang  dewasa memiliki  implikasi penting
pada  proses  pembelajaran  perkuliahan  yang  digunakan  oleh  PT,  yaitu  dengan pendekatan pendidikan orang dewasa.
Bila ditinjau esensinya, pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu  paradigma  dalam  cara  kita  memandang  pengetahuan,  paradigma  belajar  dan
pembelajaran  itu  sendiri.  Paradigma  lama  memandang  pengetahuan  sebagai  sesuatu yang  sudah  jadi,  yang  tinggal  dipindahkan  ke  orang  lainmahasiswa  dengan  istilah
transfer  of  knowledge.  Paradigma  baru,  pengetahuan  adalah  sebuah  hasil  konstruksi atau bentukan dari orang yang belajar. Sehingga belajar adalah sebuah proses mencari
dan membentuk mengkonstruksi pengetahuan, jadi bersifat aktif, dan spesifik caranya. Sedangkan dengan paradigma lama belajar adalah menerima pengetahuan, pasif, karena
pengetahuan  yang  telah  dianggap  jadi  tadi  tinggal  dipindahkan  ke  mahasiswa  dari dosen, akibatnya bentuknya berupa penyampaian materi ceramah.
Konsekuensi  paradigma  baru  adalah  dosen  hanya  sebagai  fasilitator  dan motivator  dengan  menyediakan  beberapa  strategi  belajar  yang  memungkinkan
mahasiswa  bersama  dosen  memilih,  menemukan  dan  menyusun  pengetahuan  serta cara  mengembangkan  ketrampilannya
method  of  inquiry  and  discovery.
Dengan paradigma inilah proses pembelajaran
lea rning process
dilakukan.