Contoh Tindakan Upaya Membela Negara

204 PEDOMAN PK2 DAN P2MABA | c pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan; d meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas; e semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; f menurunnya etos kerja; g semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; h rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; i membudayanya ketidakjujuran; dan j adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Kesepuluh hal itu terus tumbuh dalam kenyataan praktik selama 19 tahun reformasi, yang apabila tidak mampu dikonsolidasikan secara terarah dan terkendali, dapat mengakibatkan: a disintegrasi sosial, b disintegrasi nasional, dan c menyebabkan apresiasi terhadap ide demokrasi dan kebebasan itu sendiri justru mengalami penurunan secara kontra-produktif. Berkaitan dengan uraian realita di atas, seluruh elemen bangsa telah sepakat tidak akan membiarkan dan tidak rela NKRI yang telah diperjuangkan oleh pendiri bangsa ini runtuh. Secara nasional komitmen untuk merevitalisasi dan program mengimplementsikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan, yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar tahun 1945, NKRI, dan Bhinaka Tunggal Ika telah dikembangkan khususnya dalam peningkatkan nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela negara. Salah satunya adalah kebijakan nasional pendidikan karakter yang diselenggarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional baik meleluai ja lur pendidikan formal meliputi semua jenjang pendidikan, nonformal, maupun informal. Kebijakan nasional pendidikan karakter tersebut hakikatnya dipahami sebagai program atau cara untuk mempertahankan empat pilar kebangsaan. Pendidikan karakter dilakukan da lam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu upaya dalam pembelajaran wawasan kebangsaan dan bela negara adalah mempertahankan pilar kebangsaan. Sebab, esensi dari wawasan kebangsaan dan bela negara ada dalam empat pilar kebangsaan. Empat Pilar Kebangsaan, yaitu: 1 Pancasila, 2 Undang-Undang Dasar tahun 1945, 3 NKRI, dan 4 Bhinaka Tunggal Ika inilah yang merupakan landasan bangsa dan negara mengandung nilai- nilai huhur bangsa yang terintegrasi menjadi karakter bangsa. Empat pilar kebangsaan sebagai landasan Negara mengandung prinsip universal non diskriminatif dan progresif untuk mencegah konflik membangun masyarakat adil dan makmur yang benar-benar berbudaya dan beradab culture sta te . Konsewensi dari ditetapkannya empat pilar kebangsaan misalnya Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila menjadi pedoman dan sekaligus landasan dalam penyelenggaraan negara. Fungsi Pancasila | WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA 205 sebagai pandangan hidup dan dasar negara diimplementasikan dalam UUD 1945, yang kemudian menjadi sumber tertib hukum di Indonesia. Sedangkan Pancasila memjadi sumber dari segala sumber tertib hukum di Indonesia, sekaligus yang akan mencerminkan karakter bangsa. Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah bahwa: 1. Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup belum dipahami dan diimplementasikan secara nyata oleh semua warga Negara, 2. Pancasila sebagai landasan pembangunan karakter implementasinya juga belum jelas, dan 3. semakin menurunnya respek masyarakat terhadap Pancasila. Ketiga akar permasalahan tersebut, yang menyebabkan bangsa kita terpuruk sampai saat ini. Terutama pada dekade terakhir ini nilain-nilai karakter bangsa mengalami distorsi, oleh karena itu, perlu segera dilakukan penguatan kembali melalui pembangunan karakter bangsa agar tidak terus merosot. Langkah mendasar yang harus dilakukan adalah merevitalisasi dan menyemaikan atau mengimplementasikan nilaih- nilai luhur budaya bangsa melalui berbagai cara. Implementasi nilai-nilai pilar kebangsaan sebagai karakter bangsa membutuhkan suatu pedoman yang lebih operasinal, mengingat nilai-nilai Pancasila masih bersifat abstrak, umum, dan universal Notonagoro. Pemahaman hakikat sila - sila Pancasila dalam bentuk yang lebih sederhana dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari perlu terus dilakukan dan terus ditanamkan serta dibudayakan kepada generasi bangsa. Dengan demikian, Pancasila benar-benar menjadi jiwa bangsa yang membimbing setiap perilaku warga negara Indonesia. Dengan menjadi jiwa, maka Pancasila benar-benar menjadi kerpibadian dan karakter setiap warga Negara Indonesia. Revitalisasi nilai karakter bangsa model Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila P4 yang terdiri dari 36 butir yang kemudian dikembangkan menjadi 45 butir, merupakan penjabaran yang lebih operasional dari fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup kiranya dapat diadopsi dan dikembangkan untuk panduan operasional yang lebih implementatif dalam mempertahankan empat pilar kebangsaan. Implementasi nilai-nilai karakter bangsa untuk mempertahankan pilar kebangsaan, perlu dilakukan secara komprehensif dan integral melalui berbagai jalur dan sasaran secara berkelanjutan. 9.6.2. Cara Mempertahankan Nilai-nilai Kebangsaan melalui Pembentukan Karakter Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua. Keinginan menjadi bangsa yang berkarakter sesunggungnya sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia. Para pendiri negara menuangkan keinginan itu dalam