bank bjb organization, including sufficient human resources

Laporan Tahunan 2016 608 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Misi dan objektif dari pengelolaan risiko bank harus berpedoman kepada konsep pengendalian risiko yang terukur secara konsisten dan akurat, sehingga bank dapat mengalokasikan modalnya secara lebih efektif dan efisien untuk kepentingan usahanya. Metodologi proses pengelolaan manajemen risiko menggambarkan secara lengkap rencana manajemen risiko yang logis yang dilaksanakan pada tiga tingkatan yang berbeda, yaitu: level strategis, level transaksi dan level portofolio: 1. Level pertama merupakan perspektif makro. Proses dimulai dengan analisa risiko dan imbal-hasil berdasarkan rencana kerja business plan. Tahap berikutnya dimulai dengan perubahan budaya kerja yang menggambarkan pandangan bank tentang risiko. Proses ini dimulai dan menjadi tanggung jawab utama dari Direksi. Direksi berkewajiban membangun budaya risiko dan organisasi manajemen risiko, serta memasukkan proses risiko sebagai bagian yang penting dalam menetapkan rencana strategis perusahaan. Pembentukan budaya manajemen risiko memerlukan perubahan organisasi yang cukup mendasar. Hal tersebut diperlukan agar manajemen dapat menangani secara langsung masalah risiko yang dihadapi misalnya risiko pasar tingkat suku bunga, nilai tukar dan lain-lain, dan risiko kredit yang terkait dalam perjanjian dengan counterparty. Komite Manajemen Risiko bertugas untuk mengembangkan budaya risiko dan menetapkan arahan untuk seluruh aktivitas yang mengandung risiko; 2. Level kedua level transaksi dan level ketiga portofolio membahas elemen yang lebih spesifik berupa konsep risiko, perangkat trading, model analisis, metodologi statistik, pengamatan data historis dan analisa pasar, yang semuanya merupakan faktor penting dalam sistem manajemen risiko yang rasional. The mission and objective of risk management should be based on the concept of risk control that is measured consistently and accurately, so that the Bank can allocate its capital more effectively and efficiently to the best of its interest. The Methodology of risk management process describes the complete risk management plan that is reasonable, implemented at three different levels, namely: strategic, transaction and portfolio. 1. The first level is macro perspective. The process begins with risks and returns analysis based on business plan. The next step starts with changing the work culture that describes how the Bank views at risks. When the above process begins, it becomes the primary responsibility of the Board of Directors. The Board of Directors is obliged to build a risk culture and risk management organization, and to incorporate a risk process as an important part in determining company’s strategic plan. Creating a risk management culture requires a fairly fundamental organizational change. This is necessary so that management can directly handle the exposed risks, eg. market risk interest rates, exchange rates, etc., and credit risk risk associated with counterparty within an agreement. Risk Management Committee is in charge to develop a risk culture and to set a direction for all activities that involve risks; 2. The second level transactions and the third level portfolio discuss more specific elements on the concept of risk, trading tools, analysis models, statistical methodology, observation of historical data and market analysis; all of which are important factors in a sound risk management system. MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 609 Growing Together with new expanding opportunities The above steps are a general description of a risk process. The said process includes process development of the Bank’s core competencies with the aim to identify, measure, access, set limits, set assumptions, manage, supervise and monitor risks. The process begins with identifying all risk sensitive positions within the Bank up till risk-taking process which is the basis to form further business plans. Certain instruments and techniques are important to manage risk effectively, eg. preparing management reports published periodically. Those reports provide senior management important informations so they get an overall picture of company’s risk position. The said reports should also be able Business Plan Risk Awareness Role Determination Risk Taking Process Product Risk Taking Product Recognition Plan Annual Risk Limit Market Risk, Liquidity Risk Credit Risk Internal Monitoring Plan Market Research Bank-wide Risk Assessment Risk Classification Product Planning Volatility Research Value at Risk, Earning at Risk Risk Sensitivity Factor Testing Factor Board of Commissioners Board of Directors Board of Commissioners Board of Directors Risk 7 Capital Committee Strategy Performance Executive Management Board of Directors Risk Capital Committee Business Unit Board of Directors Risk 7 Capital Committee Business Unit Risk Management Risk Management Unit Manajemen Management Unit Instrumen Manajemen Risiko | Risk Management Instrument Prosedur Kebijakan Risiko Risk Procedure and Policy Prosedur Kebijakan Risiko Sistem Teknologi System and Technology Organisasi Organization Struktur Limit Limit Structure Laporan Report Model Risiko Risk Model Le v el Portof olio Portf olio Le v el Le v el T ransaksional Transactional Le v el Le v el S trategis S trategic Le v el Peta Proses Risiko Risk Process Map Dewan Komisaris Direksi Dewan Komisaris Direksi Risk 7 Capital Committee Strategy Performance Executive Management Direksi Risk Capital Committee Unit Bisnis Direksi Risk 7 CapitaL committee Unit Bisnis Risk Management Risk Management Rencana Usaha Kesadaran Terhadap Risiko Penetapan Peran Proses Pengambilan Risiko Product Risk Taking Rencana Pengenalan Produk Limit Risiko Tahunan Risiko Pasar, Risiko Likuiitas, Risiko Kredit Rencana Pengawasan Internal Penelitian Pasar Bank-wide Risk Assessment Klasifikasi Risiko Rencana Produk Penelitian tentang Volalitas Value at Risk, Earning at Risk Factor Sensitivitas Risiko Factor Testing Menetapkan Target Revenue Determine Revenue Target Menetapkan Risk Philosophy Determine Risk Philosophy Menetapkan Toleransi Determine Tolerance Menetapkan Peluang Determine Opportunity Identifikasi Risiko Risk Identification Kuatifikasi Risiko Risk Quantification Evaluasi Risiko Risk Evaluation Pengambilan Risiko Risk Taking Mendata dan Menilai Data Collecting and Assessment Monitor dan Pelaporan Monitoring and Reporting Pengawasan Risiko Risk Supervision Review Metodologi Methodology Review Validasi Metodologi Methodology Validation Tahapan tersebut diatas merupakan gambaran umum dari proses risiko. Proses tersebut meliputi proses pengembangan kompetensi inti dari bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengakses, memberikan limit, menetapkan asumsi, mengelola, mengawasi dan memonitor risiko. Proses dimulai dengan identifikasi seluruh posisi bank yang sensitif terhadap risiko risk sensitive positions sampai pada proses pengambilan risiko yang merupakan dasar untuk membentuk rencana usaha selanjutnya. Perangkat kerja dan teknik tertentu diperlukan untuk mengelola risiko secara efektif seperti penyusunan laporan manajemen yang diterbitkan secara berkala sebagai bahan masukan bagi manajemen senior untuk mendapatkan gambaran keseluruhan posisi risiko dari bank. Laporan juga harus dapat memberikan MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 610 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang gambaran tentang hasil kinerja yang mengaitkan eksposur risiko dan imbal-hasil. Proses investigasi, analisa dan evaluasi yang dilaksanakan oleh unit bisnis dan Satuan Kerja Manajemen Risiko dan merupakan bagian dari aktivitas harian utama dari manajemen risiko sebagai berikut: • Identifikasi Risiko • Pengukuran Risiko • Evaluasi dan penyusunan posisi portofolio asset bank yang memiliki dampak potensi risiko • Evaluasi, pelaporan dan pengawasan risiko yang terjadi dan potensi risiko. • Review dampak risiko yang terjadi dan potensi risiko yang akan terjadi • Validasi kembali Proses Risiko Identifikasi potensi risiko pertama kali dilakukan oleh unit bisnis dengan menentukan peluang dari aktivitas financial yang umumnya mengandung risiko. Pada waktu menentukan adanya peluang bisnis, unit bisnis mengidentifikasi, menganalisa dan mengukur risiko khususnya potensi dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas tersebut terhadap posisiportofolio. Terhadap pengukuran risiko, unit bisnis dapat bekerjasama dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Unit Bisnis memutuskan mengambil risiko diikuti dengan proses pelaporan dan kontrol, evaluasi risiko dan manajemen portofolio terhadap eksposur risiko dimaksud. Pimpinan Unit Kerja mengevaluasi kinerja berdasarkan pertimbangan risiko dan imbal-hasil yang ditetapkan oleh Direksi, dan selanjutnya melakukan penyesuaian terhadap strategi usaha secara keseluruhan. Satuan Kerja Manajemen Risiko membantu dalam proses kuantifikasi dari pengukuran kinerja, namun tidak terlibat dalam proses penilaian kinerja itu. Pada diagram dijelaskan infrastruktur yang diperlukan agar implementasi dari proses pengelolaan risiko ini dapat berhasil, yaitu kebijakan risiko yang jelas, organisasi yang efektif dan adanya struktur kewenangan, dukungan sistem dan teknologi, sistem informasi manajemen yang baik, serta proses validasi model dan sistem. Proses manajemen risiko memerlukan komitmen dari setiap manajemen jajaran organisasi untuk mengembangkan sistem dan teknologi agar dapat mendukung komponen inti dalam pengendalian risiko. Sistem Manajemen Risiko minimal harus mampu menilai posisi, menghitung risiko dari seluruh instrumen finansial dalam masing-masing valuta utama dimana bank menjalankan usaha, baik secara transaksi individual maupun secara agregat. Selanjutnya pelaporan disampaikan kepada to provide an overview of performance result that links risk exposure and profitresults. The process of investigation, analysis and evaluation is carried out by business units and Risk Management Working Unit, and is a part of main daily activities of risk management such as the following: • Risk Identification • Risk Measurement • Evaluation and preparation of the Bank’s asset portfolio position which carries risk potential impact. • Evaluation, reporting and monitoring on incurred risk and potential risk. • Review of the incurred risk impact and future potential risk. • Revalidation of Risk Process Identification of potential risks was initially performed by business unit to determine opportunities of financial activity that generally involve risk. When determining the existence of business opportunities, business unit shall identify, analyze and measure risk, especially the potential impact caused by the activity against the positioningportfolios. Against the risk assessment, a business unit can work together with Risk Management Unit. A business unit then decides to take the risk, followed by reporting and control process, evaluating the risk and portfolio management against the risk exposure. The Head of Unit shall evaluate the performance based on the risk and return consideration set by the Board of Directors, and then make adjustments to the overall business strategy. Risk Management Unit assist in the quantification of performance measurement, but is not involved in performance appraisal process. The illustrated diagram describes the infrastructure needed so that implementation of this risk management process can be successful, i.e. a clear risk policy, effective organization and structures of authority, systems and technology support, good management information systems, as well as a process of model validation and system. To develop systems and technology to support the core component in risk control, a risk management process requires the commitment from all management levels within an organization. Risk Management System should at least be able to assess positioning, calculate the risk of all financial instruments in every main currency in which the Bank runs its business, both individual and aggregate transactions. Next, reports shall be submitted to the Board of Directors and to MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 611 Growing Together with new expanding opportunities Direksi serta semua unit yang terkait terhadap materi laporan dimaksud. Unit operasional harus memegang peran dalam mengakses dan mereviu secara berkelanjutan kebutuhan minimum pengembangan dari sistem dan teknologi yang diperlukan aktivitas bank, untuk kemudian disetujui oleh Direksi. PENGEMBANGAN METODOLOGI RISK APPETITE, RISK TOLERANCE DAN RISK LIMIT Bank dalam menjalankan aktivitas bisnis dihadapkan pada berbagai pemangku kepentingan antara lain, nasabah dan shareholder. Dalam memenuhi kebutuhan nasabah atau masyarakat, bank dituntut menjadi lembaga intermediasi yang dapat memenuhi kebutuhan jasa keuangan masyarakat serta menjaga roda perekonomian suatu negara agar terciptanya pertumbuhan ekonomi yang positif. Disisi lain, bank diwajibkan memenuhi tuntutan shareholder debtholder terkait tingkat bagi hasil dividen dan tingkat imbal hasil yield yang disaratkan atas tingkat risiko yang terkandung dalam dana yang ditanamkan oleh para Pemegang Saham shareholder dan masyarakat debtholder. Dalam implementasinya, bank bjb dalam mencapai strategi bisnis Bank yang telah ditetapkan harus menyesuaikan dengan kemampuan bank dalam menyerap kejadian risiko risk bearing capacity karena dalam proses bisnisnya, Bank tidak lepas dari 8 delapan jenis risiko yang melekat sehingga dapat menghambat dalam pencapaian strategi bisnis. Ukuran kemampuan bank dalam menyerap kejadian risiko dapat tercermin dari tingkat permodalannya, sehingga dalam mencapai strategi bisnisnya perlu mempertimbangkan kemampuannya dalam menyerap keadian risiko. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, Bank diwajibkan menentukan sejumlah risiko dimana Bank bersedia untuk menerimanya dalam keselarasan tujuan guna memaksimalkan nilai kepada shareholder Risk Appetite, sejumlah risiko maksimum yang dapat diterima terkait dengan setiap pengambilan risiko yang ditetapkan Risk Tolerance, dan limit risiko yang merupakan tingkatan operasional dari toleransi risiko pada aktivitas bisnis bank Risk Limit. Pengembangan Risk Appetite, Risk Tolerance, dan Risk Limit harus dapat mengakomodir tujuan seluruh stakeholder bank yang meliputi Regulator, Pemegang Saham, Investor, Direksi, Karyawan, maupun Nasabah. Adapun tujuan dari stakeholder meliputi pemenuhan atas aspek Kepatuhan, Risiko, Permodalan, Return, maupun pertumbuhan yang berkelanjutan. Mengingat sifatnya yang menyeluruh, maka pengembangan dan pengelolaan Risk Appetite, Risk Tolerance, dan Risk Limit memerlukan komitmen bersama seluruh lini bank. all units related to referred report contents. Operational unit must participate continuously in a process of accessing and reviewing the minimum requirements of system and technology development necessary for business activities; the Board of Directors shall leave their decision on the review. METHODOLOGY DEVELOPMENT OF RISK APPETITE, RISK TOLERANCE, AND RISK LIMIT In conducting its business activities, the Bank faces various interests, e.g. those of customers and shareholders. In meeting the needs of its clients or community, the Banks is expected to act as an intermediary institution that can fulfill community needs of financial services and maintain state’s economy so as to create a positive economic growth. On the other hand, the Bank is also required to meet demands from shareholders and debtholders, i.e. expected level of profit sharing dividend and yield, based on the level of risk invested in the funds by shareholders and the public debtholders. In achieving its set business strategy, the Bank must adjust its capacity risk bearing capacity; in its business process, the Bank can not be separated from the eight 8 types of risk and these risks might impede the achievement of business strategy. The scope of the Bank’s capability to absorb risky incidents is reflected on its capital, as such, in achieving its business strategy, the Bank needs to consider its capability in absorbing risky incidents. To meet these demands, the Bank is required to determine a number of risks the Banks is willing to accept aligned with its interests in order to maximize the profit value to its shareholders Risk Appetite, a number of acceptable maximum risks associated with any risk tolerance, and the limit which is an operational level of risk tolerance on the business activity of Banks Risk Limit. The development of Risk Appetite, Risk Tolerance and Risk Limit should accommodate the objective of all stakeholders, including law makers, shareholders, investors, Board of Directors, employees, and customers. Stakeholders’ goal include fulfillment of aspects in Compliance, Risk, Capital, Return, as well as Sustainable Growth. Given its comprehensive nature, the development and management of Risk Appetite, Risk Tolerance and Risk Limit requires a shared commitment across the entire line of the Bank. MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 612 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Risk Appetite, Risk Tolerance, dan Risk Limit yang sedang dikembangkan oleh Bank bertujuan untuk menunjang pencapaian strategi bisnis bank dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Dalam implementasinya, akan dilakukan pemantauan secara berkala atas tingkat eksposur risiko aktual terhadap posisi pencapaian strategi bisnis bank. Adapun aspek tata kelola governance terdiri dari tiga aspek, antara lain: Strategic Level Strategic Level merupakan jenjang kewenangan yang melekat pada Direksi melalui Komite Manajemen Risiko. Direksi berwenang menentukan selera risiko yang diinginkan risk appetite selaras dengan strategi bisnis Bank. Di samping itu, Direksi juga berwenang untuk memberikan persetujuan atas besaran nilai Risk Tolerance dan nilai Risk Limit dengan merujuk pada Risk Appetite yang telah ditentukan. 1. Tactical Level Pengelolaan Risk Appetite, Risk Tolerance, dan Risk Limit pada jenjang Tactical Level merupakan kewenangan Divisi Manajemen Risiko. Mengembangkan metodologi risk tolerance untuk setiap jenis risiko secara bankwide. 2. Operational Level Operational Level merupakan kewenangan dan dibentuk oleh setiap Risk Taking Unit dimana perannya adalah dalam menentukan besaran Risk Limit yang dapat diterima dan hasilnya dikoordinasikan dengan Divisi Manajemen Risiko. Besaran Risk Limit yang diusulkan, selanjutnya disampaikan kepada Divisi Manajemen Risiko untuk dilakukan review terkait metode perhitungan serta dalam rangka melakukan sinkronisasi dengan hasil perhitungan Risk Tolerance maupun Risk Appetite. PROFIL RISIKO DAN UPAYA PENGELOLAANNYA Terdapat 8 jenis risiko yang dihadapi Perseroan dan harus dikelola dengan baik. Kedelapan jenis risiko tersebut disebut inheren risk yang meliputi: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko hukum dan risiko reputasi. Adapun penjelasan mengenai risiko-risiko tersebut dan upaya pengelolaannya adalah sebagai berikut. 1. Risiko Kredit Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit Terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit, Perseroan telah melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Bank secara berkala melakukan analisa menyeluruh atas aspek internal dan eksternal bank melalui analisa Root The currently developed Risk Appetite, Risk Tolerance and Risk Limit are set to support the achievement of the bank’s business strategy on an acceptable risk level. In its implementation, the Bank will conduct monitoring periodically on the level of actual risk exposure against an achievement level of the Bank’s business strategy. There are three aspects of governance, and those are: Strategic Level Strategic Level, i.e. the level of authority attached to the Board of Directors through Risk Management Committee. The Board of Directors has the authority to determine the desired risk appetite that are considered in line with the Bank’s business strategy. In addition, the Board of Directors also has the authority to approve the amount of Risk Tolerance and Risk Limit by referring to the set Risk Appetite. 1. Tactical Level The Risk Management Division has the authority to manage Risk Appetite, Risk Tolerance and Risk Limit on Tactical level. To develop methodology of risk tolerance for each type in a bank-wide risk manner. 2. Operational Level Operational Level is an authorization created by every Risk Taking Unit, and its role lies in determining the amount of acceptable risk limit and the decision shall be coordinated with the Risk Management Division. The size of the proposed Risk Limit is hereinafter submitted to the Risk Management Division for reviews in relation to calculation method and to synchronize with the calculation result of Risk Tolerance and Risk Appetite. RISK PROFILE AND ITS MANAGEMENT There are eight types of risks faced by the Company and those risks must be well managed. All eight type of risk are inherent risk, which include: credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, strategic risk, compliance risk, legal risk and reputational risk. Explanation of the above risks and efforts to manage such risks are as follow: 1. Credit Risk On the process of identification, measurement, monitoring, and controlling credit risk in relation to process of identification, measurement, monitoring, and control of credit risk, the Company has taken the following measures: a. The Bank periodically performed a thorough analysis on its internal and external aspects by using Root Cause MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 613 Growing Together with new expanding opportunities Cause of Credit Risk RCCR yang berisi analisa penyebab penurunan kolektibilitas debitur yang berdampak pada timbulnya Non Performing Loan NPL. b. Perseroan melakukan perhitungan Stress Test Risiko Kredit yang disampaikan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Di samping itu Bank telah menyusun analisa Bottom Up Stress Test BUST yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK sebagai bagian dari pelaksanaan Financial Sector Assessment Program FSAP serta telah disusun stress test dengan isu pendirian BPD Banten. Pelaksanaan stress test dilakukan dengan pendekatan portfolio level dan bertujuan untuk menghitung pengaruh kondisi shock makro ekonomi terhadap peningkatan NPL secara bankwide. Pelaksanaan perhitungan menggunakan satellite model yang meliputi baik kredit produktif maupun kredit non- produktif pada seluruh sektor ekonomi. Satellite model tersebut merupakan perhitungan regresi multiple yang menghubungkan kondisi makro ekonomi sebagai independent variable dan NPL sebagai dependent variable. c. Selanjutnya terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit pada Divisi Bisnis perkreditan, maka secara berkala disusun laporan perkembangan eksposur risiko kredit yang disusun dalam rangka mitigasi risiko dan sebagai upaya perbaikan segera sesuai perkembangan tingkat risiko. Pemantauan atas kualitas portofolio kredit yang dilaporkan secara berkala kepada Direksi melalui hal-hal sebagai berikut: - Review dan evaluasi berkala melalui pelaksanaan business review termasuk diantaranya pembahasan mengenai posisi serta kualitas portofolio kredit. - Kaji ulang atas potensi risiko dalam aktivitas perkreditan yang dilaporkan secara independen oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko. Di samping itu, Bank juga melakukan pemantauan kredit yang memuat informasi mengenai: - Kondisi keuangan debitur. - Kecukupan agunan. - Pemantauan kepatuhan persyaratan perjanjian kredit. 2. Risiko Pasar Adapun upaya pengelolaan Risiko Pasar yang telah dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut: a. Perseroan telah memiliki prosedur dan identifikasi risiko suku bunga banking book yang didukung oleh sistem informasi yang sangat memadai dan adanya pelaporan secara harian mengenai pergerakan nilai tukar, suku bunga, dan informasi pasar lainnya ke Direksi termasuk over limit. of Credit Risk RCCR Root Cause of Credit Risk which illustrated analysis on the cause of downgrading debtors that impacted on non-performing loans NPL. b. The Company calculated Credit Risk Stress Test which then submitted to the Director of Compliance and Risk Management. In addition, the Bank has developed Bottom-Up Stress Test BUST analysis submitted to Financial Services Authority OJK as part of implementation of Financial Sector Assessment Program FSAP and the stress test has been compiled with the issue of BPD Banten establishment. Execution of the stress test was carried out with portfolio level approach and with the intention to calculate the impact of macro-economic shock conditions against the increase in NPL Bankwide. Execution of calculation using satellite model that included both productive and non-productive loans in all economic sectors. The satellite model is a multiple regression that links macro- economic condition as an independent variable and the NPL as a dependent variable. c. Next, in relation to process of identifying, measuring, monitoring and controlling credit risk in lending business division, the Bank periodically compiled reports on the development of credit risk exposures with the intention to mitigate the risk and to improve quick efforts according to risk level development. Monitoring the quality of loan portfolio reported regularly to the Board are carried out as the following: - Perform periodic review and evaluation by way of conducting business review, including discussion on position and quality of credit portfolio. - Review of potential risks in lendingcredit activities reported independently by Risk Management Unit. In addition, the Bank also performed credit monitoring that included information about: - Debtor’s financial condition. - Sufficiency of Collateral Value - Monitoring compliance with the requirements of the loan agreement. 2. Market risk The Company has performed market risk management, namely: a. The Company had procedures and identification of interest rate risk banking book supported by a highly adequate information system and daily reporting on exchange rates movements, interest rates, and other market information, including exceeded limit report submitted to the Board of Directors . MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 614 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang b. Terdapat proses mark to market secara harian terhadap transaksi trading bank untuk mengetahui kerugian keuntungan bank dan bank pun memiliki metode dalam proses mark to market-nya termasuk prosedur contingency plan dalam proses mark to market-nya apabila terjadi kondisi di luar normal. c. Perseroan melakukan proses review atau validasi model pengukuran risiko pasar yang dilakukan secara berkala melalui back testing dimana model pengukurannya masih valid sesuai hasil back testing. Adapun mengenai validasi dan back testing tersebut disusun dalam bentuk laporan VaR Value at Risk dan validasi model. d. Perseroan memiliki prosedur pemantauan limit secara harian sebagai standarisasi pemantauan Divisi Manajemen Risiko terhadap aktivitas Dealing Room Treasury termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi. e. Perseroan melakukan pengendalian risiko pasar melalui monitoring terhadap kontrak transaksi dan penilaian kembali kredibilitas counterparty secara harian dan dipantau oleh dedicated person yang berpengalaman kemudian dalam penetapan limit counterparty dilakukan oleh unit kerja lain yang independen dari unit kerja bisnis sehingga proses penetapan limitnya melibatkan 4 eyes principle. f. Sebagai upaya meningkatkan informasi atas eksposur risiko pasar yang dihadapi bank, unit kerja terkait telah melaporkan eksposur risiko pasar baik secara harian utilisasi Treasury, mingguan treasury utilization report, bulanan analisis pengukuran risiko pasar likuiditas, semesteran market risk stress test, kepada Direksi dan pejabat eksekutif sehingga diharapkan adanya tindak lanjut perbaikan dan proses mitigasi untuk meminimalisir potensi risiko yang akan datang. g. Dalam proses pengukuran, pemantauan yang dilakukan satuan kerja manajemen risiko melalui pelaporan atas aktivitas unit kerja Trisuri masih dilakukan secara manual dan belum tersistem namun demikian mempertimbangkan eksposur transaksi bank yang belum kompleks, potensi risiko yang dihadapi bank masih dapat termitigasi dengan baik. 3. Rasio Likuiditas Adapun upaya pengelolaan Risiko Likuiditas yang telah dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut. a. Bank melakukan analisis terhadap seluruh sumber risiko likuiditas baik dari sisi internal maupun eksternal seperti produk dan aktifitas perbankan yang mempengaruhi sumber penggunaan dana secara komprehensif, b. There was daily mark to market against the Bank’s trading operations to determine lossesprofits and the Bank also applied a method in its mark to market its contingency plan, including contingency plan procedure in the process of mark to market in the case of condition of abnormality. c. The Company conducted review process or market risk measurement model validation performed regularly through back testing where the measurement model was still valid according to back testing results. These validation and back testing were compiled in VaR report Value at Risk and model validation. d. The Company held daily monitoring limit procedure as a standard monitoring in Risk Management Division within Treasury Dealing Room activities, including follow-up that shall be performed by the pertaining risk-taking units in the event of exceeded limit and this shall be reported to the BOD. e. The Company performs market risk control by monitoring contracts transaction and re-evaluate the credibility of counterparty on a daily basis; these were performed by experienced dedicated employees who decided the limit against counterparty; the decision was previously taken by other independent business unit. In summary, the limit setting process involved the four eyes principle. f. In efforts to improve the quality of information on market risk exposures faced by the Bank, all relevant work units had reported market risk exposure daily Treasury utilization, weekly treasury utilization report, monthly measurements analysis of market risk and liquidity, semiannual market risk stress test; the reports were submitted to the BOD and Executive Officers; the the expected results are follow-up improvement and mitigation processes to minimize future potential risks. g. In the process of measuring and monitoring conducted by Risk Management Unit by way of reporting on activities of Treasury Unit, the application is currently conducted manually and not yet systematically, however, considering that the Bank’s exposure on transactions is not yet complicated, the potential risks faced by the Bank can still be mitigated properly. 3. Liquidity ratio Efforts of liquidity risk management conducted by the Company are as follow: a. The Bank performed an analysis on all sources of risk liquidity, both internally and externally, such as on Banking products and activities that affect the use of funding sources in a comprehensive manner, funding MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 615 Growing Together with new expanding opportunities kecukupan pendanaan melalui pasar, dsb serta analisis risiko didukung dengan sistem informasi dan kecukupan data yang memadai. b. Perseroan telah memiliki alat pengukuran yang dapat mengkuantifikasi dan mengidentifikasi risiko likuiditas secara tepat waktu dan komprehensif berdasarkan indikator internal dan eksternal dalam early warning indicator berupa pengukuran untuk mengukur risiko inheren mengenai komposisi pendanaan, rasio likuiditas, proyeksi arus kas, liquidity gap, scenario analysis, dan stress testing. c. Perseroan telah mengembangkan Early Warning Indicator risiko likuiditas yang merupakan indikator yang digunakan untuk memprediksi potensi krisis likuiditas di masa datang sebagai bentuk identifikasi, pengukuran, dan pemantauan risiko likuiditas secara harian yang bertujuan untuk memitigasi sejak dini apabila ada potensi krisis likuiditas di kemudian hari. d. Perseroan melakukan pemantauan limit secara harian seperti limit GWM Primer, Sekunder dan excess reserve dan AL+NABNCD terhadap threshold yang telah ditetapkan oleh regulator termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi. 4. Risiko Operasional Adapun upaya pengelolaan Risiko Operasional yang telah dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut. a. Perseroan berupaya untuk melakukan penyempurnaan bussiness process terutama untuk aktivitas perkreditan. Hal tersebut terlihat dari penerapan model bisnis dengan melibatkan beberapa fungsi seperti Relationship Manager, Relationship Officer dan Account Officer dan telah diakomodir dalam Struktur Organisasi serta terdapat beberapa review atas prosedur kerja dalam rangka mendukung proses manajemen risiko yang handal. b. Perseroan melakukan upaya untuk mengurangi konsentrasi komposisi pegawai pada level klerikal dengan melakukan program pengembangan karyawan diantaranya melalui program Staff Development Program. c. Perseroan senantiasa melakukan peningkatan kualitas SDM khususnya pada aktivitas bisnis utama bank yaitu perkreditan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai. d. Risk taking unit senantiasa melakukan risk assessment atas pengembangan Produk dan Aktivitas Baru dalam rangka melakukan penerapan manajemen risiko didalamnya; e. Perseroan melakukan proses pengukuran risiko operasional dilakukan secara berkala melalui perangkat pengukuran risiko operasional diantaranya risk control sufficiency through market, etc. as well as risk analysis supported by information systems and sufficient data. b. The Company has a measurement instrument to quantify and identify the liquidity risk in a timely and comprehensive manner based on internal and external indicators in terms of early warning indicator, in the form of measurement that measures the inherent risk concerning the composition of funding, liquidity ratios, projected cash flow, liquidity gap, scenario analysis, and stress testing. c. The Company has developed an Early Warning Indicators of liquidity risk which are indicators used to predict future potential liquidity crisis as identification, measurement, and monitoring of daily liquidity risk that aims to mitigate early warning of future potential liquidity crisis. d. The Company performed daily monitoring limit such as GWM Primary, Secondary, excess reserve limits and AL+NABNCD against the threshold set by the law makers, including follow-up that shall be performed by the risk-taking units in the event of exceeded limit and these shall be reported to the BOD. 4. Operational Risk Efforts of operational risk management conducted by the Company are as follow: a. The Company sought to make business process improvements especially on its lending activities. As shown on the application of business models that involves multiple functions such as Relationship Manager, Relationship Officer and Accounts Officer, it has been accommodated into Company Organizational Structure and there are reviews on working procedures in order to support a reliable risk management process. b. The Company sets its efforts to reduce concentration of employees composition at the clerical level by conducting employee development programs, such as Staff Development Program. c. The Company constantly improves the quality of its human resources, especially at the Bank’s main business activity i.e. lending, by providing education and training to its employees. d. Risk-taking unit continues to conduct risk assessment on new products development including activities in the framework of implementation of risk management therein; e. The Company conducts operational risk measurement process periodically through its operational risk measurement instruments, including risk control self MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 616 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang self assessment, key risk indicator, laporan data kerugian risiko operasional pada masing-masing unit kerja serta pengukuran profil risiko operasional bankwide yang dilakukan secara periodik. Adapun hasil analisa atas penilaian risiko operasional tersebut dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala seperti pelaporan monthly report. f. Membangun kesadaran terhadap manajemen risiko operasional melalui pemberian modul risiko operasional pada setiap pelatihan, pengujian BCP secara berkala untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya mengelola risiko operasional dalam setiap aktivitas. g. Dalam menjaga kepentingan bank dan penegakan disiplin, Bank telah melaksanakan pedoman sanksi disiplin dengan cukup efektif termasuk dalam pengenaan sistem sanksi kepegawaian. 5. Risiko Hukum Bank melalui unit kerja hukum senantiasa melakukan penanganan atas kasus hukum yang terjadi, baik yang dilakukan oleh Bank secara langsung maupun menggunakan jasa konsultan hukum atas permintaan risk taking unit. Upaya yang dilakukan Perseroan dalam mengelola Risiko hukum yaitu: a. Unit kerja hukum melakukan pembinaan dalam bidang hukum secara berkala melalui proses pendampingan perkara hukum, legal session kepada risk taking unit dengan pembahasan permasalahan-permasalahan hukum yang dihadapi pada kantor cabang, serta melaksanakan review terhadap perjanjian-perjanjian kerjasama yang akan dilaksanakan guna melindungi kepentingan Bank. Namun masih terdapat kelemahan terkait proses review perjanjian yang hanya berdasarkan atas permintaaan dari risk taking unit. b. Perseroan melakukan identifikasi dan pengendalian risiko hukum terhadap produk dan aktivitas baru melalui pengkajian terkait aspek hukum serta menyampaikan informasi dan pelaporan yang berkaitan dengan mitigasi risiko hukum kepada Direksi yang membidangi unit kerja hukum. c. Terkait dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen risiko hukum telah dilaksanakan dengan baik salah satunya adanya laporan secara berkala terkait dengan pemantauan dan pencatatan atas pelaksanaan pendampingan perkara hukum serta penanganan hukum, update perkara hukum yang ditangani oleh Divisi Hukum serta laporan setiap triwulan disajikan dalam bentuk profil risiko hukum. 6. Risiko Stratejik Pengelolaan risiko stratejik yang dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut. assessment, key risk indicators, operational risk loss data report on every unit as well as measurement of Bankwide operational risk profile periodically. Outputs from operational risk assessment analysis are reported to the management and the analysis is carried out periodically, just like monthly report. f. Building operational risk management awareness by providing operational risk modules training, BCP regularly testing to raise awareness about the importance of managing operational risks in every activity. g. In keeping with its interests and discipline among its employees, the Bank has implemented guidelines of disciplinary sanctions quite effectively, including imposition of personnel sanctions system. 5. Legal Risk The Bank through its legal units constantly manages legal cases, both handled directly by the Bank or through the use of legal consultant, based on the request of risk taking unit. Efforts conducted by the Company in managing legal risks are: a. The Bank legal unit conducts regular trainings on legal issues through mentoring of process lawsuit, legal session to risk taking units accompanied with discussions on legal issues faced at branch offices, as well as carrying out a review of cooperation agreements to be implemented in order to protect the interests of the Bank. However, there are still weaknesses that are related to the agreement review process which is only based on request from risk-taking units. b. The Company identifies and controls legal risks on new products and activities by reviewing the related legal aspects as well as disseminating and reporting information associated with the mitigation of legal risks to the BOD in charge of legal unit. c. In terms of application of legal risk management information system, the Bank has conducted its periodical reports, related to monitoring and recording on the application of facilitation of lawsuits as well as handling of legal cases, updating legal cases handled by the Legal Division as well as reports submissions on a quarterly basis, presented in the form of a legal risk profile. 6. Strategic Risk Strategic risk management conducted by the Company is as follows. MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 617 Growing Together with new expanding opportunities a. Perseroan secara berkala melakukan pengukuran risiko stratejik melalui pemantauan atas progress report pencapaian rencana bisnis bank serta melakukan business review atas perkembangan bisnis bank. b. Pencapaian atas bisnis bank tersebut dibahas dan dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala termasuk kepada komite yang berada di bawah Dewan Komisaris. c. Perseroan senantiasa melakukan monitoring atas kinerja kantor cabang. d. Perseroan melakukan beberapa upaya dan strategi yaitu optimalisasi dalam upaya penyelesaian kredit bermasalah dengan melakukan penagihan, klaim asuransi dan eksekusi agunan, melakukan peningkatan dana CASA. e. Perseroan melakukan evaluasi serta sosialisasi kepada seluruh unit kerja tentang target bisnis bank. f. Perseroan melakukan peningkatan kerjasama layanan dengan operatorinstansilembaga lain dalam rangka meningkatkan fee based atau keuntungan tambahan bagi bank. 7. Risiko Kepatuhan Upaya pengelolaan risko kepatuhan yang dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut. a. proses identifikasi, pengukuran, pengendalian serta pemantauan melalui penerapan compliance sheet, compliance checklist dan terdapat pula pelaporan secara rutin 3 bulan sekali dalam bentuk profil risiko kepatuhan serta adanya pemantauan dan pelaporan mengenai tingkat penyelesaian atas objek pemeriksaan oleh regulator. Selain itu adanya ketentuan atas penyampaian Laporan Rapat Rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 satu kali dalam 1 satu bulan dengan materi yang sampaikan adalah sebagai berikut: » Pembahasan ketentuan yang berlaku dalam lingkup masing-masing bidang kerja. » Pemantauan pengisian Compliance Checklist QA dan pelaksanaan deskripsi pekerjaan yang terkait dengan bidang tugasnya. » Pembahasan permasalahan-permasalahan yang timbul di setiap unit kerja masing-masing. b. Adanya pemantauan maupun pencatatan terkait risiko kepatuhan oleh Unit Kerja Kepatuhan walaupun masih belum menyeluruh terhadap pelanggaran ketentuan internal. Hal tersebut masih terbatas kepada pemantauan prinsip kehati-hatian, pelaporan bank dan pengkajian aspek kepatuhan dan dilaporkan melalui Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. a. The Company regularly performed strategic risk measurement by monitoring the progress report on the achievement of its business plan and conduct business review on the Bank’s business development. b. The above achievements were discussed and reported to the management and were conducted regularly, including reports submitted to the committees under the Board of Commissioners. c. The Company always monitored the performance of its branch offices. d. The Company made several efforts and strategies, namely optimization in solving nonperforming loans by ways of performing collection, insurance claims and collateral, and increase CASA funds. e. The Company evaluated and disseminated its business goals to all units. f. The Company increased its cooperation with its various service providersagenciesinstitution in order to increase its fee-based or other additional advantages. 7. Compliance Risk Efforts to manage compliance risks by the Company are as follow: a. Process of identification, measurement, control and monitoring through the application of compliance sheet, compliance checklist and quarterly reporting in the form of compliance risk profile as well as monitoring and reporting on the completion level on the object examination by Regulators. In addition, there is provisions regarding submission of reports from Regular Meetings held at least once a month, and the content meeting rundowns are as follow: » Discussion of the applicable provisions within the respective units. » Monitoring completion of QA Compliance Checklist and application of job descriptions related to respective job descriptions. » Discussion of issues in each Unit. b. Monitoring and record-keeping in relation to compliance risk by the Compliance Unit, although the said application are not yet comprehensive against internal rule violation. The above applications are still limited to monitoring of prudence principle, Bank’s reporting, and assessment on compliance aspects, and they are reported through duties and responsibilities execution of Director of Compliance and Risk Management. MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 618 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang c. Terkait dengan pelaksanaan aktivitas usaha bank serta produk dan aktivitas baru bank beserta pengembangannnya, bank melakukan review dalam hal aspek kepatuhan terhadap ketentuan atas produk dan aktivitas baru tersebut. Selain itu, Satuan Kerja Kepatuhan melakukan pengkajian yang mencakup review atas seluruh kebijakanketentuankegiatan usaha yang dimiliki Bank. d. Dalam menunjang penerapan manajemen risiko kepatuhan yang efektif khususnya pada tools risiko kepatuhan seperti form compliance sheet dan compliance checklist quality assurance masih diperlukan monitoring secara berkala guna mengefektifkan tools secara efisien. 8. Risiko Reputasi a. Identifikasi serta pengukuran risiko reputasi dilakukan secara berkala yaitu melalui pemantauan terhadap keluhan nasabah baik melalui call center danatau frontliner. b. Perseroan melakukan penatausahaan setiap adanya pemberitaan negatif dalam Laporan Media Monitoring yang terdiri dari judul berita, nama media massa berikut dengan news value sehingga bank dapat mengetahui pengaruh dari pemberitaan tersebut. c. Perseroan melakukan penatausahaan setiap adanya pengaduan nasabah dalam Laporan Pengaduan Nasabah yang disampaikan kepada Direksi secara berkala. d. Terdapat pemantauan atas keluhan nasabah dan penyelesaian pengaduan nasabah yang sesuai dengan ketentuanSLA. e. Terdapat pemantauan atas pemberitaan negatif kepada bank melalui berbagai media termasuk search engine optimation untuk meningkatkan citra positif bagi bank, serta penilaian profil risiko reputasi melalui pelaporan profil risiko secara triwulanan f. Perseroan melakukan counter terhadap adanya pemberitaan negatif dengan berupaya menyebarluaskan pemberitaan positif termasuk advertorial yang mengedepankan kinerja perbankan serta corporate action yang telah dilakukan bank. g. Perseroan dengan segera menindaklanjuti jika terdapat pemberitaan negatif yg memiliki dampak signifikan bagi bank baik secara materil maupun imateril dengan berkoordinasi bersama divisi terkait dan Perseroan tetap menindaklanjuti setiap adanya pemberitaan negatif yang tidak berdampak signifikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. h. Perseroan juga melakukan sosialisasi kepada customer service untuk senantiasa mengedukasi nasabah guna c. In relation with the Bank’s business execution, new products and its development, the Bank conducted reviews in terms of compliance on aspects of products and new activities. Furthermore, Compliance Work Unit conducted reviews which include review of all Bank policiesregulationsoperations. d. To support and enforce application of effective compliance risk management, in particular that of compliance risk instruments such as compliance sheet and compliance checklist quality assurance, a periodic monitoring is still needed. 8. Reputation Risk a. Identification and measurement of reputation risk is performed regularly, i.e. through monitoring customer complaints, both via call center andor information from the frontliners. b. The Company shall administer every negative coverage in Media Monitoring Report which consist of headlines, name of the media, including assessment of news value, so that the Bank can determine impact of the news. c. The Company shall administer each customer complaint in its Customer Complaint Reports submitted to the Board of Director regularly. d. The Bank conducts monitoring on customer complaints and settlement of customer claims in accordance with the provisionsSLA. e. The Bank also conduct monitoring on negative publicity towards the Bank via various channels including search engine Optimization, with the intention to enhance the Bank positive image, as well as its reputation risk profile assessment through quarterly risk profile reporting . f. It shall perform counter coverage of negative news against the Company by disseminating positive news, including advertorials emphasizing on its performance and corporate action. g. The Company shall immediately follow up on any negative coverages that have significant implications against the Bank both financially and non-financially, by way of coordinating with the concerned divisions, and the Bank shall also follow up on negative coverage of insignificant impact in accordance with applicable regulations. h. The Company informed its customer service to continuously educate their customers, so as to MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 619 Growing Together with new expanding opportunities meminimalisir potensi risiko reputasi yang mungkin timbul atas kesalahpahaman nasabah terkait penggunaan produkjasa bank. Selain itu terdapat kunjungan ke setiap jaringan kantor bank mengenai penyesuaian standardisasi layanan industri perbankan, coaching dan pendampingan kepada Kantor Cabang serta adanya program Service dan Budaya dalam rangka meningkatkan kualitas layanan bank. i. Dalam rangka peningkatan kualitas layanan bank juga melakukan survey atas layanan bank baik secara internal maupun eksternal untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah kepada bank melalui: - Survey Internal: • Score kinerja layanan sesuai dengan standar Market Research Indonesia; • Monitoring internal yang dilakukan baik oleh kantor pusat maupun kantor wilayah terhadap kantor cabang; • Adanya penilaian layanan secara self assessment oleh seluruh jaringan kantor bank serta selain itu terdapat mysterious shopper oleh vendor yang bekerjasama dengan bank dalam rangka penilaian layanan bank secara independen; • Adanya Service Quality Assurance yang berperan melakukan evaluasi, coaching dan monitoring layanan di kantor cabang untuk mendukung tercapainya service excellence dan pencitraan bank yang baik. - Survey External: • Perseroan bekerjasama dengan vendor mengenai survey kepuasan nasabah melalui program Customer Satisfaction Index dan Customer Loyalitas Index guna mengetahui ekspektasi nasabah terhadap layanan bank yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan meningkatkan loyalitas nasabah. • Perseroan melakukan pula sosialisasi atas hasil kepuasan nasabahcustomer feedback tersebut kepada seluruh Kantor Cabang sebagai bahan evaluasi layanan bank; • Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui pemberian pendidikan dan pelatihan service excellent standar layanan bagi frontliner serta pelatihan communication skill. • Selain itu untuk meminimalisir potensi risiko reputasi yang berasal dari keluhan nasabah atas produklayanan Bank, Bank terus melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait mengenai tindak lanjut perbaikan terkait minimize any reputation risks that may arise over misunderstandings of their productsservices. Moreover, there have been visits to every network office regarding the adjustment of banking industry service standardization, coaching and mentoring to branch offices as well as Service and Culture program, with the intention to improve the quality of its services. i. In order to improve the quality of its services, the Bank also conducted a survey on its services both internally and externally, with the intention to improve customer satisfaction and loyalty via: - Internal Survey: • Service performance scoring in accordance with Indonesian Standard Market Research; • Internal monitoring conducted by both the Headquarter and Regional Offices on branch offices; • The Bank requires employees of all network offices to conduct self assessment on their services and there were mysterious shopper by vendors who work together with the Bank in order to independently assess the Bank’s services; • The role of Service Quality Assurance is to conduct services evaluation, coaching and monitoring in branch offices, with the intention to support the achievement of service excellence and the Bank’s good image. - External Survey: • The Company works together with its suppliers, disseminating customer satisfaction survey via Customer Satisfaction Index and Customer Loyalty Index program, with the intention to find out customers’ expectations on bank services and therefore to increase customer satisfaction and customer loyalty. • The Company also disseminates the results of customer satisfactioncustomer feedback to all its branches as input evaluation of Bank services; • Improving human resources quality is conducted through the provision of education and training on service excellent and standard of service to all frontliners as well as communication skills training. • Moreover, to minimize the risk of reputational damage from customer complaints on the Bank’s productsservices, the Bank continues to coordinate with related units regarding the follow up improvements of malfunctions on machines MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 620 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang kerusakan mesinsistem transaksi yang ada pada mesin ATM dan electronic banking; • Bentuk mitigasi lainnya yang secara rutin dilakukan yaitu sebagai berikut: i. Media Visit ke beberapa media massa berskala nasional baik cetak maupun elektronik; ii. Membangun sarana komunikasi dengan para investor; iii. Menjalin hubungan baik rekan-rekan media baik lokal maupun nasional dan pelaksanaan media gathering, undangan media untuk berpartisipasi dalam liputan kegiatan Bank serta pelaksanaan seminar bagi beberapa media massa dalam rangka menjaga nilai keseimbangan antara bank dengan pihak media. PELAKSANAAN IMPLEMENTASI BASEL Dampak buruk dari krisis finansial yang diikuti dengan resesi global segera ditindak lanjuti oleh The Basel Committee on Banking Supervision dengan merancang kembali aturan sistem perbankan global yang dikenal dengan Basel II Basel Accord. Kesepakatan tersebut mencakup semua issue termasuk standard likuiditas, kredit, manajemen risiko pasar dan operasional, dan standar akuntansi. Meskipun Basel II telah dirancang untuk memperkuat sektor perbankan dalam menghindari kerugian besar yang akan timbul karena krisis keuangan global, namun serangkaian imbas krisis menunjukkan bahwa Basel II ternyata memiliki banyak kelemahan antara lain: • Rasio kewajiban modal sebesar 4 ternyata tidak memadai dan belum dapat menghadapi kerugian besar yang dialami akibat krisis. • Tanggung jawab untuk mengukur tingkat risiko tertimbang aset Bank diserahkan kepada perusahaan penilai rating agencies, yang terbukti sangat rentan terhadap potensi konflik kepentingan. • Kewajiban modal bersifat pro-cyclical yaitu apabila ekonomi global dalam keadaan baik dan harga-harga aset meningkat, risiko antara negara dan rekanan di sektor keuangan yang berhubungan dengan peminjam cenderung menurun,sehingga kewajiban modal menjadi lebih rendah; namun dalam keadaan resesi ekonomi, yang terjadi adalah sebaliknya dan dapat berdampak pada kenaikan kewajiban modal dan pengetatan kredit. • Basel II memberikan insentif kepada proses sekuritisasi, yaitu lembaga keuangan yang menjadikan kredit mereka menjadi sekuritas berjaminkan aset asset backed securities kemudian mengeluarkannya dari neraca off balance sheet sehingga mengurangi risiko tertimbang aset assets risk-weighting. existing transactions system on ATM machines and electronic Banking; • Other forms of mitigation are routinely carried out as follows: i. Conduct media Visit to several national mass media both printing and electronic media; ii. Build a means of communication with investors; iii. Establish good relations with local and national journalistsreporters and conduct media gathering, invite the media to participate andor to cover on the Bank’s activities and conduct seminar for mass media in order to maintain good relationship between the Bank with the media. IMPLEMENTATION OF BASEL The adverse effects of the financial crisis following the global recession were followed up by the Basel Committee on Banking Supervision redesigning the global banking system rules, known as Basel II Basel Accord, covering all issues related to liquidity standards, credit, market and operational risk management, and accounting standards. Although Basel II has been designed to strengthen the banking sector to avoid large losses that could arise due to the global financial crisis, a series of crisis showed that Basel II proved to have many weaknesses, among others: • Capital ratio of 4 was not sufficient and could not face the huge losses experienced as a result of the crisis • The responsibility to measure the level of risk-weighted assets of banks being submitted to rating agencies, proved to be very vulnerable to potential conflicts of interest. • Liabilities are pro-cyclical capital i.e. when the global economy is in a good condition and asset prices are rising, the risk among countries and partners in the financial sector related to borrowers tends to decline, so the capital requirement will be lower; but in a state of economic recession, the opposite is true and can have an impact on the increase in capital requirement and credit tightening. • Basel II provided incentives for the securitization process, i.e. financial institutions that make loans secured by securities assets asset backed securities and then remove them from the balance sheet off balance sheet, thereby reducing the risk weighted assets asset risk-weighting. MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 621 Growing Together with new expanding opportunities Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Gubernur Bank Sentral dunia melakukan pertemuan di Swiss dan telah mematangkan aturan baru yang dinamakan Basel III : A global Regulatory Framework for more Resilient Banks and Banking Systems. Sebagai upaya mencapai tujuan-tujuan tersebut, aturan Basel III dibagi menjadi tiga bagian utama sebagai berikut: 1. Pembaruan ketentuan permodalan terdiri antara lain: kualitas dan kuantitas modal, cakupan risiko secara komprehensif, leverage ratio, penyangga konservasi modal capital conservation buffers, dan counter-cyclical capital buffer; 2. Pembaruan ketentuan likuiditas rasio-rasio jangka pendek dan jangka panjang; 3. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan peningkatan stabilitas sistem keuangan. Dalam Basel III diatur terkait Leverage Ratio dimana kegunaan rasio tersebut yaitu menilai kecukupan modal terhadap total eksposur Bank dimana dengan rasio tersebut yang semakin besar dan efektif maka Bank akan terhindar dari meningkatnya kredit bermasalah credit crunch pada saat kondisi krisis. Rasio tersebut mengukur modal inti Tier 1 Capital yang dibagi dengan total eksposur neraca on-balance sheet dan rekening administratif off-balanced sheet. Perhitungan leverage ratio di bulan Desember 2016 mencapai 8.70 dimana ketentuan Basel III mewajibkan Leverage Ratio minimum sebesar 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rasio leverage bank masih terjaga dan memadai dengan ekses diatas ketentuan minimum sebesar 5.70. Standar perhitungan LCR merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh Bank. Bank diharapkan melakukan stress test tersendiri untuk menganalisa tingkat likuiditas yang harus dimiliki diatas persyaratan minimum tersebut, dengan membangun scenario tersendiri mengenai hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas bisnis bank. Internal stress test tersebut harus menggunakan horizon waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan yang dipersyaratkan dalam LCR. Berdasarkan POJK Nomor 42POJK.032015 tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio Kecukupan Likuiditas bagi Bank Umum pada Pasal 61 angka 2 sebagai berikut: Keterangan Description 30 jun 2016 30 jun 2016 30 jun 2017 30 jun 2017 31 Des 2017 31 Dec 2017 31 Des 2018 31 Dec 2018 Liquidity Coverage Ratio LCr Minimum | Minimum LCr 70 80 90 100 Simulasi LCr bank posisi 31 Desember 2016 Bank LCr Simulation as at 31 December 2016 124.48 Excess LCr Bank | excess Bank LCr 54.48 44.48 34.48 24.48 Status Comply Comply Comply Comply Considering this, the World Central Bank Governors met in Switzerland and finalized new rules, called Basel III: A Global Regulatory Framework for more Resilient Banks and Banking Systems. In an effort to achieve these objectives, the Basel III rules are divided into three main sections as follows: 1. Updated capital requirements comprising among others: the quality and quantity of capital, comprehensive risk coverage, leverage ratio, capital conservation buffers, and counter-cyclical capital buffers; 2. Updated the liquidity provisions ratio of short-term and long-term; 3. Other provisions related to increasing financial system stability. In Basel III Leverage Ratio regulation, the ratio is considered useful for assessing the capital adequacy to the bank’s total exposure where the bank’s ratio is greater and effective, they will be spared from rising non-performing loans credit crunch at times of crisis. It measures the ratio by dividing core capital Tier 1 Capital by the total balance sheet exposure on-balance sheet and administrative accounts off-balanced sheet. The leverage ratio in December 2016 reached 8.70 where the Basel III provisions for Leverage Ratio required a minimum of 3, so that it can be concluded that the bank’s leverage ratio is adequate and above the minimum requirement by 5.70. The LCR calculation standards are minimum requirements that must be met by the bank. Banks are expected to perform their own stress test to analyze liquidity levels that must be held above the minimum requirements, to build their own scenario of events that can interfere with the bank’s business activities. Internal stress test should be given a longer time horizon than those required under the LCR. Based on POJK No. 42POJK.032015 on Fulfillment of Liquidity Adequacy Ratio for Commercial Banks Obligations in Article 61 point 2 as follows: MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 622 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Berdasarkan regulasi tersebut, simulasi rasio LCR bank untuk periode 31 Desember 2016 telah memenuhi fase hingga akhir tahun 2018 minimum rasio 100 dengan ekses rasio terhadap kewajiban pemenuhan sebesar 24.48. PENILAIAN PROFIL RISIKO Peringkat risiko bank bjb secara keseluruhan hingga Triwulan IV Tahun 2016 adalah Low to Moderate dengan trend risiko stabil apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perkembangan bisnis bank diiringi dengan peningkatan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dalam seluruh aktivitas operasionalnya. Ringkasan profil risiko selama kurun waktu 2016 untuk 8 delapan jenis risiko yang dikelola Bank adalah sebagai berikut: no jenis risiko Type of risk Profil risiko bank bjb 2016 risk Profile of bank bjb 2016 Triwulan i Quarter i Triwulan ii Quarter ii Triwulan iii Quarter iii Triwulan iV Quarter iV 1 risiko Kredit Credit risk Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate 2 risiko pasar Market risk Low Low Low to Moderate Low to Moderate 3 risiko Likuditas Liquidity risk Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate 4 risiko operasional operations risk Moderate Moderate Moderate Moderate 5 risiko hukum Legal risk Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate 6 risiko reputasi reputation risk Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate 7 risiko Kepatuhan Compliance risk Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate 8 risiko Strategik Strategic risk Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Predikat risiko risk Predicate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO Sistem pengukuran risiko yang dipergunakan untuk mengukur eksposur risiko Bank sebagai pedoman untuk melakukan pengendalian dan dilakukan secara berkala. Sistem tersebut paling kurang harus dapat mengukur: 1. Sensitivitas produkaktivitas terhadap perubahan faktor- faktor yang mempengaruhinya, bank dalam keadaan normal maupun tidak normal; 2. Kecenderungan perubahan faktor-faktor dimaksud berdasarkan fluktuasi yang terjadi di masa lalu dan korelasinya; Based on these regulations, the Bank’s LCR simulation ratio for the period to December 31, 2016 complies with the phase until the end of 2018 minimum ratio of 100 and is in excess of the obligation ratio by 24.48. RISK PROFILE ASSESSMENT Bank bjb overall risk rating for Q4 2016 is Low to Moderate with stable risk trend compared to the previous quarter. The Bank’s business development is accompanied with improvement in quality on Risk Management Application in all its operational activities. The summary risk profile during 2016 for eight 8 types of risks managed by Banks is as follows: EVALUATION OF RISK MANAGEMENT SYSTEM IMPLEMENTATION Risk measurement system is used to measure the Bank’s risk exposure as a guideline to control and is done periodically. The system must at least be able to measure: 1. Sensitivity of the productactivity against changes of the factors affecting it, either the bank is in normal condition or not in normal condition; 2. Tendency of changes of the said factors based on the fluctuation in the past and its correlation; MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 623 Growing Together with new expanding opportunities 3. Risk factors individually; 4. Aggregate risk exposure or per each risk, by considering the relation between the risks; 5. All risks attached to all transactions including banking products, new product and activity, can be integrated in the Bank’s management information system.. Measurement method can be performed quantitatively andor qualitatively. Such measurement method can be in the form of method established by Bank Indonesia in regard of risk assessment and capital measurement either in the form of standard method or internal method developed by the Bank itself. In order to manage weakness that may occur due to the use of certain risk measurement model, the Bank must validate such model. The risk measurement system is evaluated and refined periodically or at anytime if necessary to ensure the conformity of insurance, accuracy, fairness, and integrity of data and procedures used to measure the risks. In performing evaluation on the effectiveness of the bank’s risk management system, the Risk Management Work Unit must carry out monitoring program as follows: 1. The Company has monitoring system and procedure that covers, among others, monitoring on the size of risk exposure, compliance of internal limit, and stress testing result as well as consistency with the established policies and procedures. 2. Monitoring is conducted either by the risk taking unit or the Risk Management Work Unit. 3. The monitoring result is presented in a periodical report submitted to the management in order to mitigate risks and actions needed. 4. The Company prepares a back-up system and effective procedure to prevent disruptions in the process of risk monitoring and conduct checking as well as re-assessment periodically against the back-up system. RISK MANAGEMENT 2017 STRATEGIC OBJECTIVES In line with business growth and to anticipate changes in macroeconomic conditions and new regulations, banks bjb will develop its risk management infrastructure and include the following: 1. Develop a risk awareness culture risk culture through a project-based approach Project Approach as well as disseminate Risk Management bankwide. 3. Faktor risiko Risk Faktor secara individual; 4. Eksposur risiko secara keseluruhan aggregate maupun per risiko, dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko; 5. Seluruh risiko yang melekat pada seluruh transaksi serta produk perbankan, termasuk produk dan aktivitas baru, dan dapat diintegrasikan dalam sistem informasi manajemen Bank. Metode pengukuran dapat dilakukan secara kuantitatif danatau kualitatif. Metode pengukuran tersebut dapat berupa metode yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam rangka penilaian risiko dan perhitungan modal baik berupa metode standar atau metode internal yang dikembangkan sendiri oleh Bank. Dalam rangka mengatasi kelemahan yang dapat timbul atas penggunaan model pengukuran risiko tertentu maka Bank harus melakukan validasi model tersebut. Sistem pengukuran risiko dievaluasi dan disempurnakan secara berkala atau sewaktu- waktu apabila diperlukan untuk memastikan kesesuaian asuransi, akurasi, kewajaran, dan integritas data, serta prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko. Dalam melakukan evaluasi atas efektivitas sistem manajemen risiko Bank maka Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan program pemantauan sebagai berikut: 1. Perseroan memiliki sistem dan prosedur pemantauan antara lain mencakup pemantauan terhadap besarnya eksposur risiko, kepatuhan limit internal dan hasil stress testing maupun konsistensi dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. 2. Pemantauan dilakukan baik oleh unit pelaksana risk taking unit maupun oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko. 3. Hasil pemantauan disajikan dalam laporan berkala yang disampaikan kepada manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan. 4. Perseroan menyiapkan suatu sistem back up dan prosedur yang efektif untuk mencegah terjadinya gangguan disruptions dalam proses pemantauan risiko, dan melakukan pengecekan serta penilaian kembali secara berkala terhadap sistem back up tersebut. SASARAN STRATEGIS MANAJEMEN RISIKO 2017 Sejalan dengan pertumbuhan bisnis dan dalam rangka mengantisipasi perubahan kondisi makroekonomi serta penerapan regulasi baru, bank bjb akan melakukan pengembangan infrastruktur manajemen risiko, antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Pengembangan budaya sadar risiko risk culture melalui pendekatan berbasis Project Project Approach serta sosialisasi Penerapan Manajemen Risiko secara bankwide. MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 624 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang 2. Pengembangan Framework Risk Appetite dan Risk Tolerance secara bankwide sebagai pedoman proses pengambilan risiko dalam pencapaian target bisnis. 3. Pengembangan Sistem Liquidity Coverage Ratio LCR. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Sebagai implementasi dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17POJK.032014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, bank bjb telah ditunjuk sebagai Entitas Utama dari konglomerasi keuangan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Surat Nomor 5391495Invest BUMD tanggal 27 Maret 2015 perihal Penunjukan bank bjb sebagai Entitas Utama. Entitas Utama dalam konglomerasi keuangan wajib mengintegrasikan penerapan Manajemen Risiko pada setiap Lembaga Jasa Keuangan yang termasuk dalam Konglomerasi Keuangannya. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi sebagaimana ketentuan tersebut diatas mencakup paling sedikit: 1. Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama; 2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Manajemen Risiko Terintegrasi; 3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko secara terintegrasi, dan sistem informasi Manajemen Risiko Terintegrasi; dan 4. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh terhadap penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi. Perseroan telah menunjuk Direktur yang membawahkan fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan bank bjb adalah Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko sesuai SK Direktur Utama PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 1166SKDIR-CS2015 tentang Penunjukan Direktur Yang Membawahkan Fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi Dalam Konglomerasi Keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk. Struktur Konglomerasi Perseroan sebagaimana Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 08570SKDIR-MR2016 tentang Struktur Konglomerasi Keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. adalah sebagai berikut: 2. Develop a Risk Appetite and Risk Tolerance Framework bankwide as guidelines for future risk taking in the achievement of business targets. 3. Develop the Liquidity Coverage Ratio LCR. INTEGRATED RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION As an implementation of Financial Services Authority Regulation No. 17POJK.032014 on Integrated Risk Management Application for financial conglomerate, bank bjb was appointed as a Main Entity of financial conglomerates by the Government of West Java Province based on Decree No. 5391495 InvestBUMD dated March 27, 2015 regarding the appointment of bank bjb as a Main Entity. Within financial conglomerate, a main entity shall integrate its risk management application at every Financial Service Institution included in its financial conglomeration. Based on the aforementioned, application of Integrated Risk Management includes at least: 1. Supervision on Board of Directors and Board of Commissioners of Main Entity; 2. Sufficiency of policy, procedure and limit setting of integrated risk management. 3. Sufficiency of identification, measurement, monitoring, risk control process in an integrated manner, and Integrated Risk Management information Systems; and 4. A comprehensive internal control system towards application of Integrated Risk Management. The Company has appointed a Director in charge of Risk Management function within bjb Integrated Financial Conglomerate, namely the Director of Compliance and Risk Management, based on the Decree of President Director PT. Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. No. 1166 SKDIR-CS2015 regarding the Appointment of Director who oversees the Integrated Risk Management Function within Financial Conglomerate PT. Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. The Company Bank Conglomeration Structure according to Board of Directors Decree PT Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. No. 08570SKDIR-MR2016 regarding the Structure of Financial Conglomeration PT. Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. is as follows: MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT annual report 2016 625 Growing Together with new expanding opportunities Pemerintah Provinsi Jawa Barat West Java Provincial Government bank bjb 22 BPR Terelasi 22 Related BPR bank bjb Syariah BPR Karya Utama Jabar BPR Intan Jabar Saat ini Perseroan telah mengesahkan Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi dan Pedoman Manajemen Risiko Terintegrasi melalui SK Direksi Nomor 0194SKDIR-MR2016 Tanggal 03 Maret 2016 Tentang Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi dan SK Direksi Nomor 1154SKDIR-MR2016 Tanggal 27 Desember 2016 Tentang Pedoman Manajemen Risiko Terintegrasi sebagai implementasi dari pilar 2 dua Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi sebagaimana tersebut diatas untuk kemudian dijadikan pedoman penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi di perusahaan anak dan perusahaan terelasi. Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi telah diakomodir dengan dibentuknya Grup Manajemen Risiko Terintegrasi di Divisi Manajemen Risiko sesuai SK Direksi bank bjb Nomor 621SKDIR-PS2015 tentang Struktur Organisasi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Tanggal 01 Juli 2015. Currently, the Company has endorsed the Integrated Risk Management Policy and Guidelines for Integrated Risk Management with the Decree of BOD No. 0194SKDIR- MR2016, dated March 3, 2016 on Integrated Risk Management Policy and Decree of BOD No.1154SKDIR-MR2016 dated December 27, 2016 on Integrated Risk Management Guidelines as application of pillar no. 2 regarding application of Integrated Risk Management as mentioned above, and to then be used as guidelines for Integrated Risk Management Policy in the subsidiaries and related companies. Integrated Risk Management Unit has been accommodated by the establishment of Integrated Risk Management Team within the Risk Management Division according to Bjb BOD Decree No. 621SKDIR-PS2015 on organization structure PT. Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. Date July 01, 2015. MANAJEMEN RISIKO RiSK ManageMenT Laporan Tahunan 2016 626 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang inTeRnal conTRol SySTeM SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu mekanisme proses pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Perseroan secara berkesinambungan on going basis yang kualitas disain dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh pejabat dan pegawai Perseroan, dirancang untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga dan mengamankan harta kekayaan Perseroan, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan termasuk kecurangan fraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. PENGENDALIAN KEUANGAN DAN OPERASIONAL Ruang lingkup pelaksanaan audit umum dalam rangka mengevaluasi sistem pengendalian internal meliputi: 1. Aspek Keuangan dan Ketaatan mencakup: a. Kebenaran, kelengkapan dan ketepatan waktu atas informasi yang disajikan dalam laporan manajemen dan laporan keuangan. b. Ketaatan terhadap kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan compliance objectivescompliance audit, menguji kegiatan dan operasi keuangan financial process dari objek pemeriksaan untuk meyakini bahwa seluruh hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi yang diotorisasi, telah dibukukan dengan benar. Di samping itu, untuk meyakini bahwa kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan dengan sistim dan prosedur serta peraturan yang berlaku. 2. Aspek Operasional, meliputi: a. Penilaian Daya Guna dan Kehematan Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai peraturan yang berlaku pada setiap aspek dari organisasi, program dan kegiatan yang diaudit untuk mempertimbangkan apakah praktek yang dilakukan masih dapat diusahakan lebih hemat atau lebih berdaya guna. b. Penilaian Hasil Guna dan Manfaat Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai secara mendalam tentang strategi, kebijakan, sasaran objectives dan tujuan goals unit yang diperiksa, untuk dapat memahami hasil yang sebenarnya diharapkan dari kegiatan unit tersebut. Di samping itu, juga melakukan pengujian secukupnya terhadap pelaksanaan kegiatan untuk dapat menentukan apakah kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan mencapai hasil yang diharapkan. Substansi dari audit aspek operasional ini adalah pengujian oleh Auditor Intern mengenai efisiensi dan efektivitas dari pelaksanaan kegiatan performance objectives, pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Internal Control Systems is a mechanism of oversight processes established by the Company’s management on an ongoing basis, whose design and implementation quality is influenced by the Board of Commissioners, Board of Directors and all its officers and employees; it is designed to provide reasonable assurance to safeguard and secure Company’s assets, ensure the availability of accurate reporting, improve compliance towards applicable regulations, reduce the impact of financial losses and irregularities including fraud and violation of prudential aspects, as well as enhance organizational effectiveness and improve cost efficiency. FINANCIAL AND OPERATIONAL CONTROL The scope of a general audit implementation in evaluating the internal control system includes: 1. Financial and Compliance Aspects, which include: a. Correctness, completeness and timeliness of information presented in management reports and financial statements. b. Adherence to the set policies and conditions compliance objectivescompliance audit, examine the activities and financial operations from the examination point of view to ensure that all rights and obligations arising from all authorized transactions have been reported correctly. In addition to the aforementioned, it is also to ensure that the conducted activities are not in conflict with the system, procedures and applicable regulations. 2. Operational Aspects include: a. Efficiency and Effectiveness Assessment To identify, analyze, and assess the rules that apply to every aspect of the organization, programs and activities to be audited so as to consider whether the current practices can still be executed in a more efficient or effective way. b. Performance and Effectiveness Assessment To identify, analyze and assess profoundly the under- examined unit’s strategy, objectives and goals, to understand the real actual expected results from the pertaining unit’s activities.More over, we also conduct sufficient examination on the activity implementation to determine whether the activities are carried out in accordance with the regulations and whether they achieve the expected results. The core of audit operational aspects is the examination by Internal Auditors on the efficiency and effectiveness of activity implementation performance objectives, the achievement of set goals and objectives. annual report 2016 627 Growing Together with new expanding opportunities KESESUAIAN PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN KERANGKA COMITTEE OF SPONSORING ORGANIZATIONS OF TRADEWAY COMMISSION COSO Di samping merujuk pada peraturan Bank Indonesia, sistem pengendalian internal bank bjb telah merujuk kepada kerangka kerja framework COSO Comittee of Sponsoring Organizations of Tradeway Commission. Pengendalian Internal merupakan rangkaian proses yang dilakukan oleh Direksi, Manajemen dan personil bank bjb secara berkesinambungan on going basis dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan. Tujuan Pengendalian internal adalah: 1. Efectiveness and Efficiency of Operation, yaitu efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan seperti aktiva tetap, personil, modal, reputasi, kemampuan produksi dan pengamanan sumber daya. 2. Realibility of financial Report, yaitu penyajian laporan yang akurat dan tepat waktu baik untuk internal dan eksternal. 3. Compliance with applicable law and regulations, yaitu bahwa perusahaan telah mematuhi semua peraturan yang berlaku antara lain undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Bank Indonesia, Perpajakan dan Otoritas Jasa Keuangan. Kesesuaian pelaksanaan pengendalian internal bank dengan kerangka kerja pengendalian internal COSO adalah sebagai berikut: 1. Control Environment Direksi dan Dewan Komisaris telah menetapkan beberapa kebijakan yang mencerminkan keseluruhan pengendalian manajemen. a. Menetapkan code of conduct bankir b. Penetapan nilai – nilai budaya perusahaan corporate value yang tercermin dalam 14 perilaku. c. Penetapan Struktur Organisasi sesuai dengan model bisnis perusahaan. 2. Risk Assessment Sistem pengendalian internal yang efektif dapat mengidentifikasi dan menelaah risiko yang secara material dan signifikan akan mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran Bank. Penelaahan harus mencakup seluruh risiko yang dihadapi Bank secara konsolidasi antara lain: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko strategik. Manajemen puncak telah melakukan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan menilai 8 delapan risiko secara konsolidasi. Divisi Manajemen Risiko, Divisi Audit Internal dan Satuan Kerja Kepatuhan bersinergi dalam melakukan identifikasi dan penilaian risiko. 3. Control Activities Direksi telah menetapkan kebijakanyang mengatur agar setiap aktivitas yang dijalankan oleh seluruh karyawan memiliki pengendalian internal yang memadai. Adapun tindakan tersebut antara lain: INTERNAL CONTROL SUITABILITY WITH COSO FRAMEWORK COMITTEE OF SPONSORING ORGANIZATIONS OF TRADEWAY COMMISSION COSO In addition to reference to Bank Indonesia regulations, the Bjb internal control system has referred to COSO Committee of Sponsoring Organizations of Trade way Commission framework.Internal control is a series of processes performed by the Bjb Board of Directors, Management and all personnels on an ongoing basis in order to provide reasonable assurance of achieving the goals.The objectives of Internal Control are: 1. Effectiveness and Efficiency of Operation is the effectiveness and efficiency of company resources usage such as fixed assets, personnel, capital, reputation, production capacity and securing resources. 2. Reliability of financial Report is the accurate and timely report presentation, both for internal and external use. 3. Compliance with applicable law and regulations means that the company has complied with all applicable regulations, e.g. laws, government regulations, Bank Indonesia Regulation, Taxation and Financial Services Authority. The suitability of the Bank’s internal control implementation with the COSO internal control framework is as follows: 1. Control Environment The Board of Directors and the Board of Commissioners have set up policies that reflect the overall management control. a. Establishment of banker code of conduct b. Determination of corporate values which are reflected in the 14 behaviors. c. Determination of Organizational Structure in accordance with the company’s business model. 2. Risk Assessment An effective internal control system will be able to identify and analyze the risks that are deemed significant and can affect financial aspects of the Bank’s goals and objectives. The review should cover all risks faced by the Bank on a consolidated basis such as credit risk, market risk, liquidity risk, operational risk, legal risk, reputation risk, compliance risk, and strategic risk. The Top Management has conducted identification, analysis and assessment the 8 eight risks on consolidated basis.Risk Management Division, Internal Audit Division, and Compliance Work Unit work together in synergy in conducting identification and risk assessment. 3. Control Activities The Board of Directors has established a policy that governs all activities carried out by all employees are of adequate internal controls.These measures include: SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL inTeRnal conTRol SySTeM Laporan Tahunan 2016 628 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang a. Menyusun, menetapkan dan menyetujui kebijakan serta standar operasional prosedur. b. Penetapan dan pemisahan tugas serta tanggung jawab setiap pegawai sesuai dengan jabatan. c. Menetapkan kebijakan limit kewenangan otorisasi d. Telah menetapkan dan menerapkan Bussiness Continuity Management seperti DRC Disaster Recovery Center dan BRC Bussiness Recovery Center. 4. Information and Communication Informasi merupakan aspek penting dalam setiap aktivitas perusahaan salah satunya dalam pengambilan keputusan. Direksi telah membangun sistem informasi dan komunikasi yang efektif serta berkualitas. Adapun kebijakan dan tindakan yang telah dilakukan oleh manajemen puncak adalah sebagai berikut. 1. Mengunakan aplikasi berbasis internet dengan memperhatikan tingkat keamanan dan tingkatan akses sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. 2. Proses transaksi keuangan dan akuntansi telah menggunakan standar terbaru yaitu PAPI Peraturan Akuntansi Perbankan Indonesia. 3. Informasi keuangan perusahaan telah diaudit oleh akuntan publik. 5. Monitoring Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengendalian internal dalam seluruh kegiatan bank berdasarkan Laporan Hasil Audit yang telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, serta tembusan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Selain itu, Laporan Pokok – Pokok Hasil Audit Internal disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap 6 enam bulan. EVALUASI EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal terhadap sistem pengendalian internal pada tahun buku 2016 menunjukan bahwa bank bjb telah memiliki kebijakan dan control design dalam menjalankan kegiatan perusahaan, meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan minor. Divisi Audit Internal menyampaikan rekomendasi kepada Direksi terkait perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal yang harus dilakukan dan telah ditindaklanjuti melalui perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal. a. To develop, establish and approve policies and standard operating procedures. b. To conduct confirmation and separation of duties and responsibilities of each employee in accordance with pertaining position. c. To establish policies that limit the authority of the authoritiespeople in charge. d. To have established and applied Business Continuity Management as DRC Disaster Recovery Center and BRC Business Recovery Center. 4. Information and Communication Information is an important aspect in every activity of the company; one of them is decision making.The Board of Directors has built an effective and quality system of information and communication. The policies and actions taken by the top management are as follow: 1. The Board uses Internet-based applications, taking into account the level of security and the level of access in accordance with duties and responsibilities. 2. All financial and accounting transaction processes have used the latest standards PAPI Indonesian Banking Accounting Regulations. 3. The Bank’s financial information has been audited by public accountant. 5. Monitoring The Board of Directors shall evaluate internal controls in all Bank’s activities based on the Audit Report submitted to the President Director and the Board of Commissioners, as well as copies submitted to the Director of Compliance and Risk Management.In addition to the above, the Principles of Internal Audit report is to be submitted to the Financial Services Authority every 6 six months. EFFECTIVENESS EVALUATION OF INTERNAL CONTROL SYSTEMS The result of examination conducted by the Internal Audit Division on internal control system fiscal year 2016 shows that bank bjb has established policies and control designs in managing the company, although in practice, there are still several minor drawbacks. Internal Audit Division has submitted its recommendation to the Board of Directors in relation to corrections and improvements of internal control system that must be done and have been followed up through correction and improvement of internal control system. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL inTeRnal conTRol SySTeM annual report 2016 629 Growing Together with new expanding opportunities ORGANIZATIONAL STRUCTURE OF COMPLIANCE FUNCTION DIRECTOR IN CHARGE OF COMPLIANCE FUNCTION The Company has appointed the Director in charge of compliance function in order to meet the Indonesian bank regulation number 132PBI2011 regarding Implementation of commercial bank compliance function. Compliance Director of bank bjb has met the prerequisites of integrity and competence shown by the completion and passing of the fit and proper test of Financial Services Authority. COMPLIANCE WORK UNIT The Company has established a Compliance Work Unit which is included in the Compliance and Risk Management Directorate. Compliance Work Unit is independent to the business unit and carries out activities in accordance with the functions stated in Bank Indonesia Regulation No.132PBI2011 on Implementation of Commercial Bank Compliance Function.As an industry with highly complicated business risks, bank bjb must always pay attention to aspect of compliance towards regulations that are relevant to their overall operations and non-operational activities so that the bank bjb shall regard compliance as an important integral part of the Company’s business activity. coMPliance funcTion fUNGSI KEPATUHAN STRUKTUR ORGANISASI FUNGSI KEPATUHAN Grup Pengelolaan Evaluasi Kepatuhan Compliance Evaluation Management Group Grup Pengembangan Evaluasi Kepatuhan Compliance Evaluation Management Group Pemimpin Divisi Kepatuhan Head of Compliance Division Direktur Director Grup Pengelolaan Program APU PPT APU PPT Program Management Group DIREKTUR YANG MEMBAWAHKAN FUNGSI KEPATUHAN Perseroan telah menunjuk Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan dalam rangka memenuhi peraturan Bank Indonesia nomor 132PBI2011 tentang Pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum. Direktur Kepatuhan bank bjb telah memenuhi prasyarat integritas dan kompetensi dibuktikan dengan telah lulus proses fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan. SATUAN KERJA KEPATUHAN Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan yang termasuk dalam Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Satuan Kerja Kepatuhan independen terhadap unit kerja bisnis dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan fungsi yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 132PBI2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Sebagai industri yang memiliki risiko usaha yang sangat kompleks, bank bjb senantiasa memperhatikan aspek kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang memiliki keterkaitan dengan seluruh kegiatan operasional dan non operasional sehingga bank bjb memandang kepatuhan sebagai bagian penting yang tak terpisahkan dari aktivitas bisnis Perseroan. Laporan Tahunan 2016 630 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang TASKS AND RESPONSIBILITIES OF COMPLIANCE WORK UNIT Tasks and responsibilities of COMPLIANCE WORK UNIT are as follows. 1. Take necessary steps in order to support the creation of a Compliance Culture throughout the bank’s business activities at every level of the organization. 2. Conduct identification, measurement, monitoring and control of compliance risks, and refer to applicable regulations concerning Application of Risk Management for Commercial Banks. 3. Assess and evaluate the effectiveness, adequacy and suitability of the Bank policies, regulations, systems and procedures against the the applicable laws and regulations. 4. Conduct reviews andor recommend updating and refinement of Bank policies, regulations, systems and procedures to comply with the provisions of the applicable laws and regulations. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SATUAN KERJA KEPATUHAN Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan adalah sebagai berikut. 1. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap jenjang organisasi. 2. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan dan mengacu pada peraturan Regulator mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. 3. Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan dan kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh bank dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 4. Melakukan review danatau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh bank agar sesuai dengan ketentuan Regulator dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Warga Negara Indonesia, Lahir di Bandung pada tanggal 08 November 1963. Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran pada tahun 1990. Memiliki sertifikasi manajemen risiko level 4 dan sertifikasi kepatuhan level 2. Menjabat sebagai Pemimpin Satuan Kerja Kepatuhan sejak tanggal 20 April 2016 melalui Surat Keputusan Direksi nomor 0361SKDIR-SDM2016. Memulai karir di bank bjb pada tahun 1991 pada bidang Pemasaran, dengan jabatan penting yang pernah diemban seperti Pemimpin Cabang dan Pemimpin Unit Administrasi Kredit dan Bisnis Legal. Sejumlah Pelatihan yang pernah diikuti antara lain : Pelatihan Innovative Marketing Strategy, Enlightment Program in Wealth Management, Manajemen Risiko Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, dan Effective Delegation Task Management. Indonesian citizen, born in Bandung on 8 November 1963. Obtained Bachelor degree of Law from Padjadjaran University in 1990. Has risk management certification level 4 and compliance certification level 2. Has been the Head of Compliance WOrk Unit since 20 April 2016 through Directors’ Decree number 0361SKDIR-SDM2016. Started his career at bank bjb in 1991 in Marketing sector, with some important positions such as Branch Head and Head of Credit Administration and Legal Business Unit. A number of trainings participated, among others, are: Innovative Marketing Strategy training, Enlightment Program in Wealth Management, Risk Management Integrated Governance for Financial Conglomerat, and Effective Delegation Task Management. Siswachyudi PROFIL KEPALA SATUAN KERJA KEPATUHAN fUNGSI KEPATUHAN coMPliance funcTion PROFILE OF HEAD OF COMPLIANCE WORK UNIT annual report 2016 631 Growing Together with new expanding opportunities 5. Memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada danatau otoritas pengawas lain yang berwenang. 6. Melakukan upaya-upaya untuk memonitor bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha bank telah sesuai dengan ketentuan Regulator dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Melaksanakan pemantauan kepatuhan internal dan kepatuhan terhadap setiap perubahan peraturan perundang-undangan dan ketentuan Regulator serta menyampaikan perubahan dimaksud kepada pihak Manajemen Bank dan seluruh DivisiUnit Kerja yang terkait. 8. Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha bank yang diusulkan oleh DivisiUnit kerja. 9. Melakukan monitoring sistem prosedur dan kebijakan di setiap DivisiUnit Kerja terkait dengan penerapan Good Corporate Governance GCG. 10. Mengelola pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU-PPT, Program Pengendalian Gratifikasi PPG, Whistleblower System WBS dan LHKPN. 11. Melakukan pemantauan atas kepatuhan dalam menerapkan proram APU-PPT dan Program Pengendalian Gratifikasi, LHKPN dan WBS. 12. Mengusulkan kebijakan tertulis program APU-PPT kepada Direksi. 13. Mengevaluasi hasil kajian aspek kepatuhan terhadap peraturan internal bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat Edaran dan bentuk surat lainnya sesuai tata naskah bank yang merupakan naskah dinas penetapan dan pengaturan yang berlaku baik yang telah berjalan ataupun yang diajukan. 14. Memastikan dan monitoring kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada danatau otoritas pengawas lain yang berwenang. 15. Mengembangkan dan memonitoring fungsi Quality Assurance QA pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap jenjang organisasi. 16. Memantau pelaksanaan kebutuhan terintegrasi. 17. Mengembangan toolssarana dalam rangka meningkatkan budaya kepatuhan. 18. Melakukan koordinasi dalam penyusunan, pengembangan dan pengaplikasian kebijakan danatau panduan untuk mendukung kelancaran proses pengelolaan Satuan Kerja Kepatuhan. 19. Mempersiapkan, mengkoordinasikan dan mengusulkan program kerja Satuan Kerja Kepatuhan kepada Direktur yang membidangi serta mengontrol penggunaan anggaran Satuan Kerja Kepatuhan agar sesuai dengan program kerja tersebut. 5. Ensure the Bank compliance towards the commitments made by the Bank andor other authorized supervisory authority. 6. Take measures to monitor those policies, regulations, systems and procedures, as well as the bank’s business activities in accordance with the provisions of the applicable laws and regulations. 7. Implement monitoring on internal compliance and compliance on laws and regulation amendments, and changes within the Regulatory agency and inform those changesamendments to the Bank’s management and the entire Division related Work Unit. 8. Conduct assessments on draft policies and procedures related to Bank business activities proposed by Divisions Units. 9. Conduct procedures and policies system monitoring in every DivisionUnit related to the implementation of Good Corporate Governance GCG. 10. Manage the implementation of Anti-Money Laundering Program and Counter Financing-Terrorist AML-PPT, Gratification Control PPG, Whistleblower System WBS and LHKPN Programs. 11. Conduct monitoring on compliance in applying APU-PPT and Gratification Control, LHKPN and WBS Programs. 12. Propose a written APU-PPT policy program to the Board. 13. Evaluate the results of compliance aspects study on the Bank’s internal regulatory, such as those of Decree, Circular letter and other forms according to Bank document templates and management which are the official script and setting applicable to the on-going or previously proposed documents. 14. Ensure and monitor the compliance of banks toward the commitments made by the bank andor other authorized supervisory authorities. 15. Develop and monitor functions of Quality Assurance QA in all bank’s business activities at every level of the organization. 16. Monitor implementation of integrated needs. 17. Develop toolsinstruments to improve a culture of compliance. 18. Conduct coordination in the preparing, developing and applying policies andor guidelines to support the smooth process of managing Compliance Work Unit. 19. Prepare, coordinate and propose a work program of Compliance Work Unit to the Director in charge of and control the use Compliance Work Unit budget to conform with the work program. fUNGSI KEPATUHAN coMPliance funcTion Laporan Tahunan 2016 632 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang 20. Membina dan meningkatkan kualitas Staf Satuan Kerja Kepatuhan dalam hal efektivitas kinerja. 21. Mengembangkan dan memfasilitasi komunikasi dengan DivisiUnit Kerja lain, Kantor Wilayah, Kantor Cabang, dalam hal pelaksanaan pengelolaan kinerja dan aktivitas Satuan Kerja Kepatuhan. 22. Mengelola penerapan manajemen risiko di Satuan Kerja Kepatuhan. 23. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap Peraturan Regulator dan Peraturan Perundang- undangan, serta Peraturan Internal lainnya yang berlaku. 24. Memonitor seluruh bidang kerja Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 25. Mensosialisasikan ketentuan-ketentuan internal bank dan ketentuan lain yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas di lingkungan divisinya. 26. Melakukan koordinasi dalam penyediaan datadokumen terkait dengan pemeriksaan internal dan eksternal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi. 27. Melakukan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan Direksi. 28. Memberikan masukan dan pertimbangan yang menyangkut bidang tugasnya kepada atasan. 29. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi. Satuan Kerja Kepatuhan melaksanakan kegiatan sesuai dengan fungsi yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 132PBI2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum yaitu: 1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank. 2. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank. 3. Memastikan kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia peraturan perundang- undangan yang berlaku. 4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan atau otoritas pengawas lain yang berwenang. 20. Maintain and improve the quality of Compliance Work Unit staffs in terms of performance effectiveness. 21. Develop and facilitate communication with Other Divisions Work Units, Regional Offices, Branch Offices, in terms implementation of Compliance Work Unit activities and performance management. 22. Manage the implementation of risk management within Work Unit Compliance. 23. Implement the principle of prudence and adherence towards Policy Maker’s laws and regulations, as well as other applicable Internal regulations. 24. Monitor all Work Unit Compliance work areas in accordance with applicable regulations. 25. Disseminate the Bank’s internal provisions and other provisions relating to the scope of duties within each division. 26. Coordinate the provision of datadocuments related to internal and external examination in accordance with applicable regulations and the limits of authority granted by the Board of Directors. 27. Conduct coordination to follow up findings from internal and external examination results in accordance with the limits of authority given by the Board of Directors. 28. Provide suggestions and considerations concerning the scope of one’s duty to one’s superiors. 29. Carry out other duties assigned by the Board of Directors. Compliance Unit carries out activities in accordance with the functions stated in Bank Indonesia Regulation No. 132 PBI2011 regarding the Implementation of Commercial Bank Compliance Function, i.e.: 1. Attain the implementation of compliance culture at all levels of the organization and Bank’s business activities. 2. Manage the Compliance Risks faced by the Bank 3. Ensure that the policies, regulations, systems and procedures as well as business activities conducted by the Bank are in accordance with Bank Indonesia and other applicable regulations. 4. Ensure the Bank compliance against the commitments made by the Bank to Financial Services Authority or any other other authorized regulatory authorities. fUNGSI KEPATUHAN coMPliance funcTion annual report 2016 633 Growing Together with new expanding opportunities PENGEMBANGAN KOMPETENSI SATUAN KERJA KEPATUHAN Tabel Pengembangan Kompetensi satuan Kerja Kepatuhan Table of compliance Unit competency Development no nama Pendidikan dan Pengembangan Karyawan employee education and Development nama Penyelenggara Organizer Tanggal Penyelenggaraan Date 1 Sertifikasi Kepatuhan Compliance Certification Banking profession Lembaga Sertifikasi profesi perbankan Certification agency 24 - 25 Februari 2016 February 24 - 25, 2016 2 Risk Management Officer risk Management officer Divisi pendidikan dan pelatihan bank bjb Division bjb bank education and Training 21 – 23 Maret 2016 March 21 - 23, 2016 3 Teknik pengendalian Kecurangan dan Membangun Whistleblower System WBS yang efektif Building effective evio plus Fraud Control and Whistleblower System WBS Evio Plus evio Plus 21 - 22 Maret 2016 March 21 - 22, 2016 4 Letter Of Credit Letter of Credit Johnson Indonesia Johnson Indonesia 22 – 23 Maret 2016 March 22 - 23, 2016 5 pelatihan apu ppT apu ppT Training Divisi pendidikan dan pelatihan bank bjb bjb bank education and Training Division 22 – 23 Maret 2016 March 22 - 23, 2016 6 penyusunan SOP for Banking Creating Banking Jogja Jogja Smart Indotama Smart Indotama Sop 05 – 06 Maret 2016 March 5 - 6, 2016 7 Strategik Manajemen Strategic Management MBa Programme ITB MBa programme ITB 06 – 08 april 2016 april 6 - 8, 2016 8 akuntansi Bank Dasar Basic Bank accounting Divisi pendidikan dan pelatihan bank bjb bjb bank education and Training Division 18 – 19 april 2016 april 18 - 19, 2016 9 High Impact Communication high Impact Communication Divisi pendidikan dan pelatihan bank bjb bjb bank education and Training Division 20 – 21 april 2016 april 20 - 21, 2016 10 Risk Management TI risk Management IT Indonesian Corporate Consule association Indonesian Corporate Consule association 29 – 30 april 2016 april 29 - 30, 2016 11 Business Continuity Management Business Continuity Management Risk Frontier risk Frontier 11 – 12 Mei 2016 May 11 - 12, 2016 12 Fungsi Kepatuhan Manajemen risiko optimalisasi peran, Fungsi, Tugas, dan Output bagi Bank Compliance risk Management Function optimizing the roles, Functions, Duties, and output for Bank Risk Management Guard risk Management Guard 18 – 19 Mei 2016 May 18 - 19, 2016 13 Sertifikasi Manajemen risiko risk Management Certification Badan Sertifikasi Manajemen risiko risk Management Certification agency 29 – 29 Juli 2016 July 29 - 29, 2016 14 Tematik pelaporan LBu Tahun 2016 LBu Thematic reporting 2016 Bank Indonesia Bank Indonesia 25 – 26 agustus 2016 august 25 - 26, 2016 15 Konglomerasi Keuangan Manajemen risiko, Tata Kelola, permodalan Financial Conglomerates risk Management, Governance, risk Capital Risk Management Guard risk Management Guard 24 – 26 agustus 2016 august 25 - 26, 2016 16 Manajemen Kepatuhan : Keseimbangan reputasi dan Bisnis Compliance Management: Balancing reputation and Business Galang Learning Forum Galang Learning Forum 01 – 02 September 2016 September 1 - 2, 2016 PROGRAM KERJA SATUAN KERJA KEPATUHAN TAHUN 2016 Satuan Kerja kepatuhan Membuat langkah-langkah dalam rangka pelaksanaan fungsi kepatuhan. Untuk mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank, satuan kerja kepatuhan melaksanakan sosialisasi budaya kepatuhan secara rutin untuk mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menetapkan tools compliance sheet dan compliance cheklist dalam rangka mitigasi risiko kepatuhan di setiap kegiatan usaha bank. Selain itu satuan kerja kepatuhan melakukan penyusunan profil risiko kepatuhan untuk menilai tingkat risiko yang dihadapi Perseroan. Dalam rangka upaya untuk memastikan kebijakan, ketentuan, COMPETENCY DEVELOPMENT OF COMPLIANCE WORK UNIT THE WORK PROGRAM OF COMPLIANCE WORK UNIT 2016 Compliance Work Unit takes measures in order to implement the compliance function. To support the creation of a compliance culture throughout the Bank’s business activities, the compliance work unit disseminates the culture of compliance on a regular basis to the cause of Culture of Compliance at all levels of the organization and activities of the Bank. Compliance risk management is conducted by setting up compliance sheet and compliance checklist in order to mitigate the risk of compliance in all banking operations.In addition to the above, compliance work unit also conducts preparation of compliance risk profile to assess the level of risk faced by the company.In order to ensure that the policies, regulations, fUNGSI KEPATUHAN coMPliance funcTion Laporan Tahunan 2016 634 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Satuan Kerja Kepatuhan melakukan pengkajian terhadap setiap rancangan kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur yang akan ditetapkan. Satuan Kerja Kepatuhan melakukan analisis dan monitoring terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan atau otoritas pengawas lain yang berwenang agar komitmen tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan yang dimaksud dan waktu yang telah ditentukan. Dengan adanya ketentuan mengenai tata kelola terintegrasi yang didalamnya terdapat kepatuhan terintegrasi, satuan kerja kepatuhan terintegrasi melakukan pengelolaan kepatuhan bukan hanya pada entitas utama namun juga kepada perusahaan anak dan perusahaan terelasi. PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SATUAN KERJA KEPATUHAN TAHUN 2016 Pada tahun 2016 , Satuan kerja Kepatuhan melakukan sosialisasi budaya kepatuhan secara langsung maupun tidak langsung kepada segenap insan bank bjb. Sosialisasi secara langsung dilakukan ke 8 delapan cabang bank bjb untuk memberikan pemahaman dan peningkatan budaya kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan Standar Operasional Perusahaan SOP. Sosialisasi bertajuk “Budaya Kepatuhan dan APU-PPT” merupakan agenda rutin Satuan Kerja Kepatuhan untuk menjalankan fungsi ex-ante. Sosialisasi secara tidak langsung dilakukan dengan menyampaikan ketentuan yang baru berlaku kepada setiap unit kerja di kantor pusat sebagai bahan evaluasi terhadap ketentuan internal yang berlaku. Hal ini dilakukan agar setiap ketentuan internal yang berlaku telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan otoritas dan peraturan lainnya. Dalam rangka pengelolaan risiko kepatuhan, Satuan Kerja Kepatuhan melakukan pemantauan terhadap risiko yang dihadapi perseroan dengan menyusun laporan pemantauan prinsip kehati-hatian berisi kepatuhan pelaporan dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Untuk pemantauan komitmen bank dilakukan secara komprehensif dengan melakukan analisis serta pemantauan terhadap keakuratan jawaban atas komitmen dan ketepatan waktu penyampaian. Pengelolaan tata kelola terintegrasi dilakukan dengan melakukan Focus Grup Discussion FGD bersama Perusahaan Anak dan terutama perusahaan terelasi untuk memberi pemahaman terhadap dalam rangka mendukung pelaksanaan tata kelola terintegrasi konglomrasi keuangan bank bjb. systems and procedures as well as business activities conducted by the Company are in accordance with the provisions of Bank Indonesia and the applicable regulations, the compliance work unit conducts assessment of any draft on proposed policy, regulation, system and procedure. The Compliance Work Unit conducts analysis and monitoring on the commitments made by the Bank to Financial Service Authority or any other authorized supervisory authorities so that these commitments can be met in accordance with the intended and time specified. With the provisions of integrated governance, within which stated an integrated compliance, compliance work unit works to manage compliance by way of integration, not only on the Bank’s main entities but also on the related subsidiaries and companies. THE IMPLEMENTATION OF WORK PROGRAM OF COMPLIANCE WORK UNIT 2016 In 2016, the Working Unit Compliance disseminated a culture of compliance directly or indirectly to all bjb employees. Dissemination is conducted directly on 8 eight bjb branches with the objective to provide understanding and to promote a culture of compliance with applicable regulations and Standard Operating Procedure SOP.Dissemination titled “Culture of Compliance and APU-PPT” is a routine agenda of Compliance Working Unit to perform the ex-ante function.The dissemination was conducted indirectly through delivering the new applied provisions to every unit in the Headquarter as an evaluation materials towards the applicable internal regulations.The goal is for every applicable internal provision is in accordance with the laws, regulations and other regulatories. To manage the compliance risks, compliance working unit monitors the risks faced by the company by preparing a monitoring report on the precautionary principle that encompasses compliance report and compliance towards applicable regulations.Monitoring on the Bank’s commitments is conducted comprehensively by analyzing and monitoring the accuracy of answers towards their commitment and timely submission. Management of integrated governance is done by conducting Focus Group Discussions FGD together with the subsidiaries, and especially related companies, so as to give an understanding in order to support the implementation of integrated governance of the bjb financial conglomeration . fUNGSI KEPATUHAN coMPliance funcTion annual report 2016 635 Growing Together with new expanding opportunities anTi Money launDeRing aPu anD counTeR financing-TeRRoRiST PPT PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG APU DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PPT Penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme atau disebut juga dengan program APU- PPT Anti -Money Laundering and Counter -Terrorist Financing AML-CFT merupakan program yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban berdasarkan ketentuan: 1. Undang-Undang nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang; 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme; 3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1427PBI2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum; dan 4. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1521DPNP2013 Tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum. Selama Tahun 2016, sebagai langkah keseriusan Perseroan dan dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah, Perseroan telah melaksanakan kegiatan dan pengembangan penerapan program APU-PPT antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan pemantauan transaksi-transaksi Keuangan untuk dilakukan analisa lebih mendalam terhadap potensi terjadinya Transaksi Keuangan Mencurigakan. 2. Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK. 3. Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK. 4. Melakukan Pelaporan Transaksi Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri LTKL kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK. 5. Melakukan Pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu SIPESAT kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK. 6. Melakukan pemeliharaan dan pemantauan terhadap profil nasabah dengan daftar-daftar orang maupun lembaga yang wajib dipantau berdasarkan database informasi dari otoritas yang berwenang baik nasional maupun internasional. 7. Melakukan pemantauan terhadap nasabah yang dijadikan tersangka atau terdakwa suatu tindak pidana serta Daftar Tersangka dan Terduga Teroris oleh pihak yang berwenang maupun dari media massa atau berdasarkan informasi lainnya dari sumber yang resmi. The implementation of Anti-Money Laundering and Counter Financing-Terrorist also called APU-PPT AML-CFT is a program carried out continuously in order to meet the obligations under the following provisions: 1. Law No. 8 Year 2010 Concerning the Countermeasure and Eradication of the Crime of Money Laundering; 2. Law No. 9 Year 2013 concerning the Prevention and Eradication of Financing-Terrorist; 3. Bank Indonesia Regulation Number 1427PBI2012 dated December 28, 2012 On the Application of Anti-Money Laundering and Counter Financing-Terrorist for commercial banks; and 4. Bank Indonesia Circular Letter No. 1521DPNP2013 Date June 14, 2013 Concerning the Application of Anti- Money Laundering and Prevention of Financing-Terrorist for Commercial Bank. During 2016, testament to the Company’s commitment and in order to maintain customer trust, the company has conducted PPT APU program implementation activities and development, such as: 1. Monitoring financial transactions; the Bank shall conduct a more in-depth analysis on the potential occurrence of Suspicious Transactions. 2. Reporting Suspicious Transaction LTKM to the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center PPATK. 3. Conducting Cash Financial Transaction Report LTKT to the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center PPATK. 4. Conducting Overseas Transactions and Funds Transfer Report LTKL to the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center PPATK. 5. Conducting Information System Integrated Service User Report SIPESAT to the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center PPATK. 6. Conducting maintenance and monitoring of customer profiles with lists of people and institutions that must be monitored based on a database of information from the relevant authorities both national and international. 7. Monitoring customers whose status are suspects or convicted of criminal act as well as those who are in the List of Alleged and Suspected Terrorists. Such lists come from authorities or mass media or by other information from official sources. Laporan Tahunan 2016 636 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang 8. Melakukan koordinasi dengan PPATK, KPK, POLRI serta pihak berwenang lainnya terkait dengan Permintaan Data, Pemblokiran Rekening dan Penyitaan Dana berkenaan dengan kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme. 9. Melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan pengkinian data nasabah oleh seluruh unit kerja dan cabang. 10. Melakukan Pemantauan secara efektif terhadap Profil dan Transaksi Nasabah dengan memantau pelaksanaan pengelompokan nasabah ke dalam tingkat risiko Risk Based Approach terjadinya pencucian uang. 11. Melakukan pemenuhan pelaksanaan pembukaan hubungan usaha Perseroan dengan bank koresponden dari Luar Negeri dari aspek APU-PPT. 12. Melakukan pengkajian terhadap aktivitas dan produk baru perbankan terkait dengan kewajiban penerapan program APU-PPT sebelum aktivitas dan produk tersebut dijalankan. 13. Melakukan Pemantauan dan rekomendasi terkait pendidikan dan pelatihan APU-PPT terhadap karyawan Perseroan dalam rangka meningkatkan pemahaman, kewaspadaan serta risiko terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. 14. Memastikan Teknologi Informasi yang mendukung Penerapan Program APU-PPT telah sejalan dan mencakup perkembangan bisnis, produk serta layanan Bank. 15. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan program APU-PPT dengan unit kerja terkait yang berhubungan langsung dengan Nasabah. Adapun statistic pelaksanaan program APU-PPT yang dilaksanakan oleh perseroan selama tahun 2016, dapat kami sampaikan sebagai berikut: no nama aktivitas activities jumlah Total satuan Unit 1 Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM Suspicious Transaction report LTKM 297 Laporan reports 2 Laporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT Cash Financial Transaction report LTKT 19.313 Laporan reports 3 Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan Ke luar negeri LTKL Financial Transaction report of Fund Transfer from and to overseas LTKL 15.222 Laporan reports 4 Laporan SIpeSaT SIpeSaT report 406.066 Data CIF CIF Data 5 Korespondensi dengan pihak yang berwenang Correspondence with authorized party 101 Kali Time 6 pengkajian penerapan apu-ppT terkait aktivitas dan produk Baru Bank Implementation of apu-ppT related to new activities and product 12 Kajian reviews 7 pelaksanaan apu-ppT terkait bank koresponden Implementation of apu-ppT related to correspondence bank 16 Kali time 8 Jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan apu-ppT number of employees participating in apu-ppT Training 1.020 pegawai employees 8. To coordinate with INTRAC, KPK, Police and other authorities relating to Data Request, Account Blocking, and Seizure of Funds with respect to money laundering and Financing- Terrorist. 9. Conducting monitoring on the implementation of customer data updating by all working units and branches. 10. Conducting effective monitoring on customers’ Profile and Transactions by monitoring the implementation of a group of customers into Risk Based Approach of money laundering. 11. Satisfying the intended application bookkeeping of Company’s business relationship with foreign correspondent banks in terms of the APU-PPT aspects. 12. Conducting an assessment of activity and new banking products related to the implementation of the APU-PPT program obligations prior to the implementation of activity and products. 13. Conduct Monitoring and recommendations related to education and training APU-PPT to employees of the Company in order to improve understanding, awareness and risk against Money Laundering and Financing-Terrorist. 14. Ensuring that the Information Technology that supports Application Program APU-PPT is in line and includes the development of the Bank businesses, products and services. 15. Coordinating and monitoring the implementation of APU- PPT program policies with related work units that deal directly with Customer. Data statistics of APU-PPT program implementation conducted by the company during 2016, are as follow: PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG APU DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PPT anTi Money launDeRing aPu anD counTeR financing-TeRRoRiST PPT annual report 2016 637 Growing Together with new expanding opportunities legal PRoBleMS PERMASALAHAN HUKUM Sepanjang tahun 2016, jumlah permasalahan hukum perdata dan pidana yang telah selesai telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan yang masih dalam proses penyelesaian dapat disajikan melalui tabel sebagai berikut. Tabel Permasalahan Hukum Table of legal Problems no. Permasalahan Hukum legal Problems jumlah amount Perdata non-criminal Pidana criminal Hubungan industrial industrial relations 1. Telah selesai telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap Settled has had permanent legal force 14 - - 2. Dalam proses penyelesaian In process 47 - - Total 61 - - PERKARA PENTING YANG DIHADAPI PERSEROAN Selama tahun 2016, bank bjb menghadapi bebarapa perkara penting sebagaimana tabel di bawah ini. Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 1 Kantor cabang : Depok Jenis : perkara Kepailitan Debitur atas nama alwi alatas Yurisdiksi : pengadilan niaga Jakarta pusat 1. pihak investor telah menyiapkan dana sebesar rp. 1.300.000.000,- satu milyar tiga ratus juta rupiah dan saat ini menunggu putusan dari Divisi ppK terkait keringanan dendabunga 2. akan dilakukan eksekusi terhadap obyek agunan 3. Terkait pencabutan pailit sudah dikoordinasikan dengan kurator dan kreditor lainnya 4. adanya perubahan site plan sehingga akan dikoordinasikan lebih lanjut antara pihak debitor, bjb dan pihak investor. 5. Sedang diajukan proses pencabutan status pailit Tidak terdapat dampak yang signiikan terhadap perusahaan 1 branch Office : Depok Type: a debtor of Bankruptcy Case under the name of alwi alatas jurisdiction : Commercial Court of Central Jakarta 1. The investor prepared the fund of rp1,300,000,000.- one billion three hundred million rupiah and is currently waiting for the decision from ppK Division related to the penaltyinterest relief. 2. The enforcement will be performed against the collateral object. 3. relating to the revocation of bankruptcy status, it was coordinated with the receiver and other creditors. 4. The change of the site plan that it will be further coordinated with the debtor, bank bjb, and the investor. 5. The revocation of bankruptcy status is on the application process. no significant impact against the company 2 Kantor cabang : KCK Jakarta jenis : Gugatan perlawanan Terhadap eksekusi agunan oleh roy rahajasa Jamin,dkk Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta pusat pengadilan Tinggi Jakarta PenGaDilan neGeri : Menolak perlawanan penggugat untuk seluruhnya Saat ini roy rahajasa Jamin, dkk sedang melakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 2 branch Office : Jakarta Treasury Sub-Branch office Type: objection Lawsuit against the Collateral enforcement by roy rahajasa Jamin, et al jurisdiction : District Court of Central Jakarta high Court of Jakarta DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s objection for its entirety. Currently roy rahajasa Jamin, et al are raising the appeal legal remedy. no significant impact against the company During 2016, total civil and criminal legal problems which were completed having absolute legal power and those which were under resolution process can be presented through the table as follows: IMPORTANT CASES FACED BY THE COMPANY During 2016, the Bank faced some important cases as described in the table below. Laporan Tahunan 2016 638 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 3 Kantor cabang : KCK Jakarta jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh pT.rahajasa Media Internet Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta pusat pengadilan Tinggi Jakarta PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya Saat ini pT. rahajasa Media Internet sedang melakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 3 branch Office : Jakarta Treasury Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by pT rahajasa Media Internet jurisdiction : District Court of Central Jakarta high Court of Jakarta DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. Currently pT rahajasa Media Internet is raising the appeal legal remedy. no significant impact against the company 4 Kantor cabang : Surabaya jenis : Gugatan Wanprestasi oleh bank bjb kepada pT.Jasindo terkait penolakan Klaim asuransi atas kredit macet bank bjb Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung pengadilan Tinggi Jawa Barat PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk sebagian antara lain menyatakan tuntutan ganti rugi bank bjb telah sah secara hukum PenGaDilan TinGGi banDUnG : menguatkan putusan Pengadilan negeri Saat ini pT. asuransi Jasa Indonesia Jasindo sedang melakukan upaya hukum Kasasi dan berdasarkan informasi dari halaman resmi website Kepaniteraan Mahkamah agung rI http:Kepaniteraan .mahkamahaghung.go.id, perkara no. 2615 K pDT2016 pada tingkat kasasi telah diputus pada tanggal 15 Desember 2016 dengan amar putusan permohonan Kasasi dari pT. asuransi Jasa Indonesia Jasindo ditolak, menguatkan putusan Tingkat pertama dan Banding. Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 4 branch Office: Surabaya Type: Default Lawsuit by bank bjb to pT Jasindo related to the rejection of Insurance Claim against bad debt of bank bjb jurisdiction : District Court of Bandung high Court of West Java DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its partiality inter alia for declaring that the indemnity lawsuit of BJB Bank has been lawfully effective. HiGH cOUrT Of banDUnG: confirming the judgment of the District court. pT asuransi Jasa Indonesia Jasindo is currently raising the Cassation legal remedy and based on the information from the official page website of the registrar office of the Indonesian Supreme Court http:Kepaniteraan.mahkamahaghung.go.id, case no. 2615 KpDT2016 in the cassation level was decided on 15 December 2016 under the rejected Disposition of Cassation petition from pT asuransi Jasa Indonesia Jasindo, confirming the Judgment in the First and the appeal Instances. no significant impact against the company 5 Kantor cabang : Sukabumi jenis : permohonan penundaan Kewajiban pembayaran utang pKpu Kepailitan kepadaKoperasi Bina usaha dan pT. alpindo Mitra Baja Yurisdiksi : pengadilan niaga Jakarta pusat PenGaDilan niaGa : Telah terjadi perdamaian antara pihak KBu pT. alpindo dengan para kreditor, selanjutnya terkait penyelesaian kewajiban pembayaran kepada bank bjb dan 3 tiga bank lainnya akan diatur dalam perjanjian tersendiri pengurus KBu yang baru telah mengajukan proposal terkait skema penyelesaian kredit dan saat ini sedang dalam proses pembahasan di Divisi ppK Tidak terdapat dampak yang signiikan terhadap perusahaan 5 branch Office : Sukabumi Type: application for Debt Moratorium to Bina usaha Cooperative and pT alpindo Mitra Baja jurisdiction : Commercial Court of Central Jakarta cOmmercial cOUrT: Conciliation between KBu pT alpindo and creditors has occurred, and relating to the settlement of payment obligation to bank bjb and 3 three other banks, it will be governed in the exclusive agreement. The new KBu management has submitted the proposal related to the credit settlement scheme and is currently under the negotiation process in ppK Division. no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS annual report 2016 639 Growing Together with new expanding opportunities Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 6 Kantor cabang : Suci KCp Cicadas jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Martje Tinaweng Yurisdiksi : pengadilan negeri Bale Bandung pengadilan Tinggi Jawa Barat PenGaDilan neGeri : Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian PenGaDilan TinGGi: Menguatkan putusan pengadilan negeri saat ini bank bjb sedang melakukan upaya hukum Kasasi ke mahkamah agung ri Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 6 branch Office: Suci Cicadas Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by Martje Tinaweng jurisdiction: District Court of Bale Bandung high Court of West Java DisTricT cOUrT: Granting the plaintiff’s lawsuit for its partiality. HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court. bank bjb is raising the cassation legal remedy to the indonesian supreme court. no significant impact against the company 7 Kantor cabang : Tangerang KCp Cipondoh jenis : Gugatanperbuatan Melawan hukum oleh Linda rusli selaku penggugat Yurisdiksi : pengadilan negeri Tangerang pengadilan Tinggi Banten PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk sebagian Saat ini bank bjb sedang melakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 7 branch Office: Tangerang Cipondoh Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by Linda rusli as the plaintiff jurisdiction: District Court of Tangerang high Court of Banten DisTricT cOUrT : Declining the plaintiff’s lawsuit for its partiality. bank bjb is currently raising the appeal legal remedy. no significant impact against the company 8 Kantor cabang : KCK Jakarta jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum olehpT. Megah prima Mandiri terkait pencairan garansi bank Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta pusat pengadilan Tinggi Jakarta Mahkamah agung PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan pT.MpM untuk sebagian PenGaDilan TinGGi : Majelis hakim pengadilan Tinggi Jakarta membatalkan putusan tersebut dengan menerima eksepsi yang diajukan oleh pembanding semula Tergugat berdasarkan putusan pengadilan Tinggi saat ini sedang dilakukan upaya hukum Kasasi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 8 branch Office: Jakarta Treasury Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by pT Megah prima Mandiri related to the bank guarantee disbursement jurisdiction: District Court of Central Jakarta high Court of Jakarta Supreme Court DisTricT cOUrT: Declining the lawsuit of pT MpM for its partiality. HiGH cOUrT: panel of Judges of the high Court of Jakarta annulled the judgment by accepting the exception lodged by the appellant formerly Defendant under the judgment of the high Court. currently the cassation legal remedy is raised. no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS Laporan Tahunan 2016 640 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 9 Kantor cabang : utama Bandung KCp Gedung Sate jenis : Gugatanperbuatan Melawan hukum oleh endan octavian Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung pengadilan Tinggi Jawa Barat Mahkamah agung rI PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat seluruhnya PenGaDilan TinGGi banDUnG: Menguatkan putusan pengadilan negeri, menolak upaya Banding saat ini endan Octavian sedang melakukan Upaya Hukum Kasasi ke mahkamah agung ri Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 9 branch Office: Bandung Main Branch Gedung Sate Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by endan octavian jurisdiction: District Court of Bandung high Court of West Java Indonesian Supreme Court DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. HiGH cOUrT Of banDUnG: Confirming the judgment of the District Court, declining the appeal legal remedy. currently endan Octavian is raising the cassation legal remedy to the indonesian supreme court. no significant impact against the company 10 Kantor cabang : Ciamis jenis : Gugatan pailit oleh Dini Mustika selaku pemohon pailit kepada pT. redsea Sejahtera atau rumah Sakit nirmala selaku Termohon Yurisdiksi : pengadilan niaga Jakarta pusat akan dilakukan pemberesan boedel pailit pT redsea Menunggu penetapan penunjukan hakim pengawas dan menunggu hasil appraisal. akan dilakukan eksekusi terhadap obyek agunan diluar proses kepailitan Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 10 branch Office : Ciamis Type: Bankruptcy Lawsuit by Dini Mustika as the petitioner for Bankruptcy to pT redsea Sejahtera or nirmala hospital as the respondent jurisdiction : Commercial Court of Central Jakarta Settlement of bankrupt estate of pT readsea will be made. Waiting for the stipulation of the Supervisory Judge appointment and waiting for the appraisal result. enforcement against the collateral object will be made outside the bankrupcty proceedings. no significant impact against the company 11 Kantor cabang : BSD jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh ahli Waris h.Iis abdul haris dan bank bjb kepada pT.asuransi himalaya pelindung terkait penolakan Klaim asuransi Jiwa Yurisdiksi : pengadilan negeri Tangerang pengadilan Tinggi Banten PenGaDilan neGeri Menerima eksepsi pT.asuransi himalaya pelindung selaku Tergugat Menyatakan pengadilan negeri Tangerang tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo saat ini PT.Himalaya asuransi Pelindung dan bank bjb sedang melakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 11 branch Office : BSD Type: Tort Lawsuit by heirs of h. Iis abdul haris and bank bjb to pT asuransi himalaya pelindung related to the rejection of Life Insurance Claims jurisdiction : District Court of Tangerang high Court of Banten DISTrICT CourT accepting the exception of pT asuransi himalaya pelindung as the Defendant. Declaring that the District Court of Tangerang is incompetent to examine and try the case a quo. Currently pT himalaya asuransi pelindung and bank bjb are raising the appeal legal remedy. no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS annual report 2016 641 Growing Together with new expanding opportunities Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 12 Kantor cabang : Tasikmalaya jenis: Gugatanperbuatan Melawan hukum oleh rd.Sutisna terkaitpembatalan akta jual beli obyek agunan Yurisdiksi : pengadilan negeri Tasikmalaya PenGaDilan neGeri : Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian antara lain membatalkan jual beli antara Sdr. rd.Sutisna permana dan Sdri.ayu nuraini dan menghukum Sdri. ayu nuraini Tergugat I dan Ir. Budi Suhendar Tergugat II untuk mengembalikan menyerahkan Sertifikat hak Milik kepada Sdr. rd.Sutisna permana tanpa beban apapun. saat ini bank bjb sedang mengumpulkan bukti-bukti guna mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 12 branch Office: Tasikmalaya Type: Tort Lawsuit by rd. Sutisna related to the annulment of the bill of sales of the collateral object jurisdiction: District Court of Tasikmalaya DisTricT cOUrT: Granting the plaintiff’s lawsuit for its partiality inter alia for the annulment of the sales and purchase between Mr. rd. Sutisna permata and Ms. ayu nuraini and sentencing Ms. ayu nuraini the Defendant I and Ir. Budi Suhendar the Defendant II to return submit the Title Deed to Mr. rd. Sutisna permata without any burden. currently bank bjb is collecting evidences to lodge the judicial review legal remedy. no significant impact against the company 13 Kantor cabang : Semarang jenis : Gugatan Tun oleh Drs.abdul Choliq kepada Bpn dan bank bjb selaku pihak Intervensi Yurisdiksi: pengadilan Tata usaha negara Semarang PenGaDilan TUn semaranG : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. PenGaDilan TinGGi TUn menguatkan putusan pengadilan Tata usaha negara, menolak upaya banding maHKamaH aGUnG Saat ini Drs.abdul Choliq sedang melakukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah agung rI Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 13 branch Office: Semarang Type: State administration Lawsuit by Drs. abdul Choliq to Bpn and bank bjb as the Intervener. jurisdiction: State administration Court of Semarang STaTe aDMInISTraTIon CourT oF SeMaranG: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. sTaTe aDminisTraTiOn HiGH cOUrT Confirming the judgment of the State administration Court, declining the appeal legal remedy. sUPreme cOUrT Currently Drs. abdul Choliq is raising the Cassation Legal remedy to the Indonesian Supreme Court. no significant impact against the company 14 Kantor cabang : Batam jenis: Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh pT. Karyamas eranusa Mandiri Terkait perlawanan ekesekusi atas obyek agunan Yurisdiksi : pengadilan negeri Batam pengadilan Tinggi Mahkamah agung PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya PenGaDilan TinGGi : Menguatkan putusan pengadilan negeri, menolak upaya Banding saat ini PT. Karyamas eranusa mandiri sedang melakukan Upaya Hukum Kasasi ke mahkamah agung ri Bahwa Debitur telah dipanggil oleh Divisi ppK terkait penyelesaian kreditnya. Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 14 branch Office: Batam Type: Tort Lawsuit by pT Karyamas eranusa Mandiri related to the enforcement objection against the Collateral object jurisdiction: District Court of Batam high Court Supreme Court DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court, declining the appeal Legal remedy. currently PT Karyamas eranusa mandiri is raising the cassation legal remedy to the indonesian supreme court. The Debtor has been summoned by ppK Division with regard to its credit settlement. no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS Laporan Tahunan 2016 642 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 15 Kantor cabang : Serang jenis : Gugatan perbuatan melawan hukum oleh Wahyu nurjamil terkait pembatalan Sertifkat hak milik Yurisdiksi : pengadilan negeri Serang pengadilan Tinggi Banten PenGaDilan neGeri : Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian yaitu menyatakan perjanjian Kredit adalah sah dan menyatakan penambahan plafond dan perpanjangan waktu kredit tidak sah dan cacat hukum PenGaDilan TinGGi : Menguatkan putusan pengadilan negeri saat ini Wahyu nurjamil sedang melakukan upaya Hukum Kasasi di mahkamah agung Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 15 branch Office: Serang Type: Tort Lawsuit by Wahyu nurjamil related to the annulment of Title Deed jurisdiction: District Court of Serang high Court of Banten DisTricT cOUrT: Granting the plaintiff’s lawsuit for its partiality i.e. declaring the Credit agreement is valid and declaring the extra ceiling and credit period extension is unlawful and defective. HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court currently Wahyu nurjamil is raising the cassation legal remedy to the indonesian supreme court. no significant impact against the company 16 Kantor cabang : Kebayoran Baru jenis : Gugatan Wanprestasi oleh bank bjb kepada pT. Berdikari Insurance terkait penolakan pembayaran Klaim Back to Back Bank Garansi Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta pusat penGaDILan neGerI : Mengabulkan eksepsi pT. Berdikari Insurance terkait kurang pihak ; Menyatakan gugatan bank bjb tidak diterima. sedang dilakukan upaya pengajuangugatan baru melalui Pengadilan negeri Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 16 branch Office: Kebayoran Baru Type: Default Lawsuit by bank bjb to pT Berdikari Insurance related to the rejection of Bank Guarantee Back- to-Back Claim payment jurisdiction: District Court of Central Jakarta DISTrICT CourT: Granting the exception of pT Berdikari Insurance related to non-joinder; Declaring that the bank bjb’s lawsuit is unacceptable. new lawsuit lodging through the District Court is made. no significant impact against the company 17 Kantor cabang : Tamansari jenis : Gugatan Wanprestasi oleh a Djuhana terkaitpenggunaan bilyet giro dalam transaksi jual beli Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung pengadilan Tinggi Bandung penGaDILan neGerI : Gugatan penggugat tidak berdasartidak dapat diterima niet ontvankelijke verklaard saat ini H.a.Djuhana sastrawinata sedang melakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 17 branch Office: Tamansari Type: Default Lawsuit by a. Djuhana related to the use of Transfer Form in sales and purchase transaction jurisdiction: District Court of Bandung high Court of Bandung DISTrICT CourT: The plaintiff’s Lawsuit is groundlessunacceptable niet ontvankelijke verklaard. currently H. a. Djuhana sastrawinata is raising the appeal legal remedy. no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS annual report 2016 643 Growing Together with new expanding opportunities Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 18 Kantor cabang : Surabaya jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Fatimah selaku debitor kepada bank bjb Yurisdiksi : pengadilan negeri Sidoarjo PenGaDilan neGeri : Mengabulkan gugatan para penggugat untuk sebagian PenGaDilan TinGGi: Meguatkan putusan pengadilan negeri saat ini bank bjb sedang dilakukan upaya hukum kasasi ke mahkamah agung ri Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 18 branch Office: Surabaya Type: Tort Lawsuit by Fatimah as the debtor to BJB Bank jurisdiction: District Court of Sidoarjo DisTricT cOUrT: Granting plaintiffs’ lawsuit for its partiality. HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court. currently the cassation legal remedy against bank bjb is raised to the indonesian supreme court. no significant impact against the company 19 Kantor cabang : utama Bandung jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Sdr. ahmad Jauhari kepada bank bjb Cabang utama Bandung Yurisdiksi : pengadilan negeri Depok PenGaDilan neGeri : agenda pemeriksaan Saksi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 19 branch Office: Bandung Main Branch Type: Tort Lawsuit by Mr. ahmad Jauhari kepada bank bjb Bandung Main Branch jurisdiction: District Court of Depok DisTricT cOUrT: Witness examination agenda no significant impact against the company 20 Kantor cabang : Ciamis jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Sdr. Lim elias Suherly Wijaya kepada bank bjb Cabang Ciamis Yurisdiksi : pengadilan negeri Ciamis Pengadilan negeri Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya saat ini sdr. lim elias suherly Wijaya sedang dilakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 20 branch Office: Ciamis Type: Tort Lawsuit by Mr. Lim elias Suherly Wijaya to BJB Bank Ciamis Branch jurisdiction: District Court of Ciamis District court: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. currently the appeal legal remedy against mr. lim elias suherly Wijaya is raised. no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS Laporan Tahunan 2016 644 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 21 Kantor cabang: utama Bandung KCp Kopo jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Sdr. endang hidayat Johar kepada bank bjb Cabang utama Bandung KCp Kopo Yurisdiksi: pengadilan negeri Bandung PenGaDilan neGeri : Bantahan pembantah tidak dapat diterima niet onvankelijke verklaard Saat ini endang hidayat Joharakan melakukan upaya hukum banding atau mengajukan gugatan baru. Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 21 branch Office: Bandung Main Branch Kopo Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by Mr. endang hidayat Johar to bank bjb Bandung Main Branch Kopo Sub-Branch office jurisdiction: District Court of Bandung DisTricT cOUrT : rebuttal of the Disputant is unacceptable niet onvankelijke verklaard. Currently endang hidayat Johar will raise the appeal legal remedy or lodge a new lawsuit. no significant impact against the company 22 Kantor cabang : Sukajadi jenis: Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Ir. Syahril Syahlodi Djemalip Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung pengadilan Tinggi Jawa Barat PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya PenGaDilan TinGGi Menguatkan putusan pengadilan negeri saat ini ir. syahril syahlodi Djemalip sedang melakukan Upaya Hukum Kasasi ke mahkamah agung ri Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 22 branch Office: Sukajadi Type: Tort Lawsuit by Ir. Syahril Syahlodi Djemalip jurisdiction: District Court of Bandung high Court of West Java DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court. Currently Ir. Syahril Syahlodi Djemalip is raising the Cassation Legal remedy to the Indonesian Supreme Court. no significant impact against the company 23 Kantor cabang : Surabaya KCp perak jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum dari ny. Sri Suminarsih Ibu Kandung Debiturterkait perlawanan ekesekusi atas obyek agunan Yurisdiksi : pengadilan negeri Surabaya PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya saat ini ny. sri suminarsih ibu Kandung Debitur sedang melakukan Upaya Hukum banding ke Pengadilan Tinggi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 23 branch Office : Surabaya perak Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by Mrs. Sri Suminarsih Debtor’s blood mother related to the enforcement objection against the collateral object jurisdiction: District Court of Surabaya DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. currently mrs. sri suminarsih Debtor’s blood mother is raising the appeal legal remedy to the High court. no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS annual report 2016 645 Growing Together with new expanding opportunities Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 24 Kantor cabang : Makassar jenis : Gugatan Wanprestasi oleh bank bjb kepada pT. aSeI Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta Selatan PenGaDilan neGeri : PUTUsan Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya saat ini sedang dilakukan Upaya Hukum banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 24 branch Office: Makassar Type: Default Lawsuit by bank bjb against pT aSeI jurisdiction: District Court of South Jakarta DisTricT cOUrT: jUDGmenT Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. currently the appeal legal remedy is being made. no significant impact against the company 25 Kantor cabang : KCK Jakarta jenis : Gugatan Wanprestasi terkait pencairan garansi bank pT.pLn perSero Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta pusat PenGaDilan neGeri : Gugatan penggugat tidak berdasartidak dapat diterima niet ontvankelijke verklaard Saat ini sedang dilakukan upaya hukum Banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 25 branch Office: Jakarta Treasury Sub-Branch office Type: Default Lawsuit related to the disbursement of bank guarantee of pT pLn perSero jurisdiction: District Court of Central Jakarta DisTricT cOUrT: The plaintiff’s Lawsuit is groundlessunacceptable niet ontvankelijke verklaard. Currently the appeal Legal remedy is being made. no significant impact against the company 26 Kantor cabang : Sukabumi jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum ruldey Sumbayak kepada bank bjb Cabang Sukabumi Yurisdiksi : pengadilan negeri Sukabumi penGaDILan neGerI : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya bahwa saat ini sedang dilakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 26 branch Office: Sukabumi Type: Tort Lawsuit by ruldey Sumbayak to BJB Bank Sukabumi Branch jurisdiction: District Court of Sukabumi DISTrICT CourT : Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. Currently the appeal Legal remedy is being made. no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS Laporan Tahunan 2016 646 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 27 Kantor cabang : Sumedang jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh h. otong hasan Ba kepada bank bjb Cabang Sumedang Yurisdiksi : pengadilan negeri Sumedang PenGaDilan neGeri: agenda Kesimpulan Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 27 branch Office: Sumedang Type: Tort Lawsuit by h. otong hasan Ba to bank bjb Sumedang Branch jurisdiction: District Court of Sumedang DisTricT cOUrT: Conclusion agenda no significant impact against the company 28 Kantor cabang : Singaparna jenis : Bantahan oleh arry purnama terkait perlawanan eksekusi lelang agunan Yurisdiksi : pengadilan negeri Tasikmalaya PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya Saat ini arry purnama sedang melakukan upaya hukum Banding ke pengadilan Tinggi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 28 branch Office: Singaparna Type: rebuttal by arry purnama related to the enforcement objection of the collateral bidding jurisdiction: District Court of Tasikmalaya DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety. Currently arry purnama is raising the appeal Legal remedy to the high Court. no significant impact against the company 29 Kantor cabang : Sukajadi jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh paschalis Miming selaku debitor kepada bank bjb Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung PenGaDilan neGeri : agenda Jawaban Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 29 branch Office: Sukajadi Type: Tort Lawsuit by paschalis Miming as the debtor to bank bjb jurisdiction: District Court of Bandung DisTricT cOUrT: Defense agenda no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS annual report 2016 647 Growing Together with new expanding opportunities Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 30 Kantor cabang : utama Bandung jenis : Gugatan oleh Siento halim Direktur CV Graha nusa Indah Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung PenGaDilan neGeri : agenda Jawaban Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 30 branch Office: Bandung Main Branch Type: Lawsuit by Siento halim Director of CV Graha nusa Indah jurisdiction: District Court of Bandung DisTricT cOUrT: Defense agenda no significant impact against the company 31 Kantor cabang : Singaparna jenis : Bantahan oleh Saim Sau terkait perlawanan eksekusi lelang agunan Yurisdiksi : pengadilan negeri Tasikmalaya PenGaDilan neGeri : Menolak bantahan pembantah untuk seluruhnya Saat ini Saim Sau sedang melakukan upaya hukum Banding ke pengadilan Tinggi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 31 branch Office: Singaparna Type: rebuttal by Saim Sau related to the enforcement objection of the collateral bidding jurisdiction: District Court of Tasikmalaya DisTricT cOUrT: Declining the disputant’s rebuttal for its entirety. Currently Saim Sau is raising the appeal Legal remedy to the high Court. no significant impact against the company 32 Kantor cabang : purwakarta jenis : Gugatan oleh Gina Sugiarti terkait perlawanan eksekusi lelang agunan Yurisdiksi : pengadilan negeri purwakarta PenGaDilan neGeri : agenda Kesimpulan Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 32 branch Office: purwakarta Type: Lawsuit by Gina Sugiarti related to the enforcement objection of the collateral bidding jurisdiction: District Court of purwakarta DisTricT cOUrT: Conclusion agenda no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS Laporan Tahunan 2016 648 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 33 Kantor cabang : Sumedang KCp ujung Jaya jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum Lembaga perlindungan Konsumen nasional Indonesia kepada bank bjb Cabang Sumedang Yurisdiksi : pengadilan negeri Sumedang PenGaDilan neGeri : agenda pembuktian Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 33 branch Office: Sumedang ujung Jaya Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional Indonesia Indonesian national Consumer protection agency to bank bjb Sumedang Branch jurisdiction: District Court of Sumedang DisTricT cOUrT: Verification agenda no significant impact against the company 34 Kantor cabang : Banjarmasin jenis : Gugatan Wanprestasi haryanti nasabah bank bjb Cabang Banjarmasin kepada bank bjb Cabang Banjarmasin Yurisdiksi : pengadilan negeri Banjarmasin PenGaDilan neGeri : agenda pembuktian Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 34 branch Office: Banjarmasin Type: Default Lawsuit by haryanti, a customer of BJB Bank Banjarmasin Branch to bank bjb Banjarmasin Branch jurisdiction: District Court of Banjarmasin DisTricT cOUrT: Verification agenda no significant impact against the company 35 Kantor cabang : Cirebon jenis : Gugatan oleh andi Sukendi terkait perlawanan eksekusi lelang agunan Yurisdiksi : pengadilan negeri Cirebon PenGaDilan neGeri : agenda Mediasi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 35 branch Office: Cirebon Type: Lawsuit by andi Sukendi related to the enforcement objection of the collateral bidding jurisdiction: District Court of Cirebon DisTricT cOUrT: Mediation agenda no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS annual report 2016 649 Growing Together with new expanding opportunities Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 36 Kantor cabang : Bekasi jenis : permohonan penetapan lelang eksekusi hak tanggungan atas nama debitur rita Koswati oleh bank bjb Cabang Bekasi Yurisdiksi : pengadilan negeri Bekasi PenGaDilan neGeri : pendaftaran permohonan penetapan Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 36 branch Office: Bekasi Type: application for the ruling of the enforcement bidding of the mortgage under the name of the debtor rita Koswati by bank bjb Bekasi Branch jurisdiction: District Court of Bekasi DisTricT cOUrT: registration for the ruling application no significant impact against the company 37 Kantor cabang : Cirebon jenis : Gugatan perbuatan melawan hukum oleh nana Supriyatna terkait SK hilang Yurisdiksi : pengadilan negeri Cirebon PenGaDilan neGeri : agenda replik Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 37 branch Office: Cirebon Type: Tort Lawsuit by nana Supriyatna related to the lost Certificate jurisdiction: District Court of Cirebon DisTricT cOUrT: reply agenda no significant impact against the company 38 Kantor cabang : Garut jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum

h. agus debitur bank bjb Cabang Garut kepada bank bjb Cabang Garut

Yurisdiksi : pengadilan negeri Garut PenGaDilan neGeri agenda Mediasi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 38 branch Office: Garut Type: Tort Lawsuit by h. agus, a debtor of bank bjb Garut Branch to bank bjb Garut Branch jurisdiction: District Court of Garut DisTricT cOUrT Mediation agenda no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS Laporan Tahunan 2016 650 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 39 Kantor cabang : Sukabumi jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum asep Saepudin Debitur bank bjb Cabang Sukabumi kepada bank bjb Cabang Sukabumi Yurisdiksi : pengadilan negeri Sukabumi PenGaDilan neGeri agenda Jawaban Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 39 branch Office: Sukabumi Type: Tort Lawsuit by asep Saepudin, a debtor of bank bjb Sukabumi Branch to bank bjb Sukabumi Branch jurisdiction: District Court of Sukabumi DisTricT cOUrT: Defense agenda no significant impact against the company 40 Kantor cabang : Kebayoran Baru jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum dari Gersonius rotuah kepada bank bjb Cabang Kebayoran Baru Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta Selatan penGaDILan neGerI : agenda penunjukkan Mediator Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 40 branch Office: Kebayoran Baru Type: Tort Lawsuit by Gersonius rotuah to bank bjb Kebayoran Baru Branch jurisdiction: District Court of South Jakarta DISTrICT CourT: Mediator appointment agenda no significant impact against the company 41 Kantor cabang : Daan Mogot jenis : gugatan perlawanan dari Metty istri debitur an.Irwan Sanjaya kepada bank bjb Cabang Daan Mogot Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta Barat PenGaDilan neGeri : agenda Mediasi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 41 branch Office: Daan Mogot Type: objection Lawsuit by Metty a wife of debtor under the name of Irwan Sanjaya to bank bjb Daan Mogot Branch jurisdiction: District Court of West Jakarta DisTricT cOUrT: Mediation agenda no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS annual report 2016 651 Growing Together with new expanding opportunities Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 42 Kantor cabang : Tangerang jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh epi Tahapary terkait lelang eksekusi hak tanggungan Yurisdiksi : pengadilan negeri Tangerang PenGaDilan neGeri : agenda Jawaban Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 42 branch Office: Tangerang Type: Tort Lawsuit by epi Tahapary related to the enforcement bidding of the mortgage jurisdiction: District Court of Tangerang DisTricT cOUrT: Defense agenda no significant impact against the company 43 Kantor cabang : Kuningan jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh hendra armala terkait lelang eksekusi hak tanggungan Yurisdiksi : pengadilan negeri Kuningan PenGaDilan neGeri : agenda pemanggilan para pihak Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 43 branch Office: Kuningan Type: Tort Lawsuit by hendra armala related to the mortgage enforcement bidding jurisdiction: District Court of Kuningan DisTricT cOUrT: Summoning parties agenda no significant impact against the company 44 Kantor cabang : Garut jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Fardani Susetyo kepada Debitur bank bjb Garut an. Zaki alamsyah Yurisdiksi : pengadilan negeri Garut PenGaDilan neGeri : agenda Mediasi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 44 branch Office: Garut Type: Tort Lawsuit by Fardani Susetyo to a debtor of bank bjb Garut Branch under the name of Zaki alamsyah jurisdiction: District Court of Garut DisTricT cOUrT: Mediation agenda no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS Laporan Tahunan 2016 652 Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company no. Pokok Gugatan case Profile Update Perkara case Update Dampak dan sanksi administratif impact and administrative sanction 45 Kantor cabang: utama Bandung KCp Cibaduyut jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Sdr. edi Koswara kepada bank bjb Cabang utama Bandung KCp Cibaduyut Yurisdiksi: pengadilan negeri Bale Bandung PenGaDilan neGeri : agenda Mediasi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 45 branch Office: Bandung Main Branch Cibaduyut Sub-Branch office Type: Tort Lawsuit by Mr. edi Koswara to bank bjb Bandung Main Branch Cibaduyut Sub-Branch office jurisdiction: District Court of Bale Bandung DisTricT cOUrT: Mediation agenda no significant impact against the company 46 Kantor cabang: Soreang jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh Jajang Jaeni dkk selaku Suami dari debitur bank bjb Cabang Soreang an. elin Karlina kepada bank bjb Cabang Soreang Yurisdiksi: pengadilan negeri Bale Bandung PenGaDilan neGeri : agenda Mediasi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 46 branch Office: Soreang Type: Tort Lawsuit by Jajang Jaeni as the husband of a debtor of bank bjb Soreang Branch under the name of elin Karlian to bank bjb Soreang Branch jurisdiction: District Court of Bale Bandung DisTricT cOUrT: Mediation agenda no significant impact against the company 47 Kantor cabang: Soreang jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum oleh encep ruchiyat selaku avalis dalam kredit an.CV. Bangun pesona Malabar kepada bank bjb Cabang Soreang. Yurisdiksi: pengadilan negeri Bale Bandung PenGaDilan neGeri : agenda Mediasi Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan 47 branch Office: Soreang Type: Tort Lawsuit by encep ruchiyat as the Guarantor in the credit under the name of CV. Bangun pesona Malabar to bank bjb Soreang Branch jurisdiction: District Court of Bale Bandung DisTricT cOUrT: Mediation agenda no significant impact against the company PERMASALAHAN HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI YANG SEDANG MENJABAT SERTA ENTITAS ANAK Selama tahun 2016, tidak terdapat permasalahan hukum yang sedang dihadapi oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat serta entitas anak. PERMASALAHAN HUKUM legal PRoBleMS LEGAL PROBLEMS FACED BY THE INCUMBENT BOARD OF COMISSIONERS AND DIRECTORS AND SUBSIDIARIES During 2016, there was no legal problem faced by the incumbent Board of Commissioners and Directors and subsidiaries. annual report 2016 653 Growing Together with new expanding opportunities PEMBERIAN DANA KEGIATAN POLITIK Direksi melalui Surat Keputusan Direksi Nomor 709SKDIR- KP2014 tanggal 07 Oktober 2014 tentang Etika Usaha dan Tata Perilaku Code of Cunduct PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., kode etik bank bjb merupakan pedoman yang menjelaskan etika usaha dan tata perilaku insan bank bjb untuk melaksanakan praktik-praktik pengelolaan perusahaan yang baik. Salah satunya mengatur mengenai Standar Tata Perilaku yaitu poin e. Menghindari benturan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan dan poin l. Aktivitas politik. Kode etik bank bjb menjadi standar perilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya untuk semua insan bank bjb dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan.Untuk itu, Kode etik bank bjb berlaku bagi seluruh insan bank bjb diseluruh jenjang organisasi. Penerapan pedoman kode etik bank bjb dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam bentuk sikap, perbuatan, komitmen dan ketentuan mendukung terciptanya budaya perusahaan. Oleh Karena itu, Bank tidak memberikan dana untuk kegiatan politik. PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT Perseroan memiliki kebijakan bahwa penyedian dana pada pihak terkait dilakukan secara wajar dan transparan. Penyediaan dana kepada pihak terkait tidak boleh bertentangan dengan prosedur umum pemberian penyediaan dana yang berlaku dan wajib tetap memberikan keuntungan yang wajar bagi Bank dan juga Penyediaan Bank tersebut wajib mendapat persetujuan Dewan Komisaris. PROVIDING FUND FOR POLITICAL ACTIVITIES The Directors through Directors’ Decree Number 709SK DIRKP2014 dated 07 October 2014 concerning Business Ethics and Code of Conduct of PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., explains that bank bjb code of ethics is guideline describing business ethics and code of conduct of bank bjb’s human to implement good corporate management practices. One of them governs about Standard Code of Conduct, which is point e, avoiding conflict of interest and misuse of position and poin l. political activity. bank bjb code of ethics becomes a standard behaviour that is fair, worthy, and reliable for all humans of bank bjb in carrying out the business activities including in interacting with the stakeholders. Therefore, bank bjb code of ethics applies to all humans of bank bjb at all levels of organization. Implementation of guideline of bank bjb code of ethics is done continuously and sustainable in the form of attitude, action, commitment, and provision supporting the creation of corporate culture. Hence, the Bank does not provide funds for political activities. PROVISION OF FUNDS TO RELATED PARTY The Company policy regulates that provision of funds to related parties should be executes properly and transparently. Provision of funds to related parties must not conflict with the applicable general procedures of provision of funds and must still provide a reasonable profit for the Bank. The provision also must be approved by the Board of Commissioners. funDing foR PoliTical acTiviTieS anD PRoviSion of funDS To RelaTeD PaRTieS PEMBERIAN DANA KEGIATAN POLITIK DAN PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT