bank bjb organization, including sufficient human resources
Laporan Tahunan 2016
608
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Misi dan objektif dari pengelolaan risiko bank harus berpedoman kepada konsep pengendalian risiko yang terukur secara
konsisten dan akurat, sehingga bank dapat mengalokasikan modalnya secara lebih efektif dan efisien untuk kepentingan
usahanya. Metodologi proses pengelolaan manajemen risiko menggambarkan secara lengkap rencana manajemen risiko
yang logis yang dilaksanakan pada tiga tingkatan yang berbeda, yaitu: level strategis, level transaksi dan level portofolio:
1.
Level pertama merupakan perspektif makro. Proses dimulai dengan analisa risiko dan imbal-hasil berdasarkan rencana kerja
business plan. Tahap berikutnya dimulai dengan perubahan budaya kerja yang menggambarkan pandangan bank tentang
risiko. Proses ini dimulai dan menjadi tanggung jawab utama dari Direksi. Direksi berkewajiban membangun budaya risiko
dan organisasi manajemen risiko, serta memasukkan proses risiko sebagai bagian yang penting dalam menetapkan rencana
strategis perusahaan. Pembentukan budaya manajemen risiko memerlukan perubahan organisasi yang cukup mendasar. Hal
tersebut diperlukan agar manajemen dapat menangani secara langsung masalah risiko yang dihadapi misalnya risiko pasar
tingkat suku bunga, nilai tukar dan lain-lain, dan risiko kredit yang terkait dalam perjanjian dengan counterparty. Komite
Manajemen Risiko bertugas untuk mengembangkan budaya risiko dan menetapkan arahan untuk seluruh aktivitas yang
mengandung risiko;
2. Level kedua level transaksi dan level ketiga portofolio membahas elemen yang lebih spesifik berupa konsep
risiko, perangkat trading, model analisis, metodologi statistik, pengamatan data historis dan analisa pasar,
yang semuanya merupakan faktor penting dalam sistem manajemen risiko yang rasional.
The mission and objective of risk management should be based on the concept of risk control that is measured consistently
and accurately, so that the Bank can allocate its capital more effectively and efficiently to the best of its interest.
The Methodology of risk management process describes the complete risk management plan that is reasonable,
implemented at three different levels, namely: strategic, transaction and portfolio.
1. The first level is macro perspective. The process begins
with risks and returns analysis based on business plan. The next step starts with changing the work culture that
describes how the Bank views at risks. When the above process begins, it becomes the primary responsibility of
the Board of Directors. The Board of Directors is obliged to build a risk culture and risk management organization, and to
incorporate a risk process as an important part in determining company’s strategic plan. Creating a risk management
culture requires a fairly fundamental organizational change. This is necessary so that management can directly handle
the exposed risks, eg. market risk interest rates, exchange rates, etc., and credit risk risk associated with counterparty
within an agreement. Risk Management Committee is in charge to develop a risk culture and to set a direction for
all activities that involve risks;
2. The second level transactions and the third level portfolio discuss more specific elements on the concept of risk,
trading tools, analysis models, statistical methodology, observation of historical data and market analysis; all of
which are important factors in a sound risk management system.
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
609
Growing Together with new expanding opportunities
The above steps are a general description of a risk process. The said process includes process development of the Bank’s core
competencies with the aim to identify, measure, access, set limits, set assumptions, manage, supervise and monitor risks.
The process begins with identifying all risk sensitive positions within the Bank up till risk-taking process which is the basis to
form further business plans.
Certain instruments and techniques are important to manage risk effectively, eg. preparing management reports published
periodically. Those reports provide senior management important informations so they get an overall picture of
company’s risk position. The said reports should also be able
Business Plan Risk Awareness
Role Determination Risk Taking Process
Product Risk Taking Product Recognition Plan
Annual Risk Limit Market Risk, Liquidity Risk
Credit Risk Internal Monitoring Plan
Market Research Bank-wide Risk Assessment
Risk Classification Product Planning
Volatility Research Value at Risk, Earning at Risk
Risk Sensitivity Factor Testing Factor
Board of Commissioners Board of Directors
Board of Commissioners Board of Directors
Risk 7 Capital Committee Strategy Performance
Executive Management Board of Directors
Risk Capital Committee
Business Unit Board of Directors
Risk 7 Capital Committee Business Unit
Risk Management Risk Management
Unit Manajemen
Management Unit
Instrumen Manajemen Risiko | Risk Management Instrument
Prosedur Kebijakan Risiko
Risk Procedure and Policy
Prosedur Kebijakan Risiko
Sistem Teknologi
System and Technology
Organisasi
Organization
Struktur Limit
Limit Structure
Laporan
Report
Model Risiko
Risk Model
Le v
el Portof olio
Portf olio Le
v el
Le v
el T ransaksional
Transactional Le v
el Le
v el S
trategis
S trategic Le
v el
Peta Proses Risiko
Risk Process Map
Dewan Komisaris Direksi
Dewan Komisaris Direksi
Risk 7 Capital Committee
Strategy Performance Executive Management
Direksi
Risk Capital Committee
Unit Bisnis Direksi
Risk 7 CapitaL committee
Unit Bisnis
Risk Management Risk Management
Rencana Usaha Kesadaran Terhadap Risiko
Penetapan Peran Proses Pengambilan Risiko
Product Risk Taking
Rencana Pengenalan Produk Limit Risiko Tahunan
Risiko Pasar, Risiko Likuiitas, Risiko Kredit
Rencana Pengawasan Internal Penelitian Pasar
Bank-wide Risk Assessment
Klasifikasi Risiko Rencana Produk
Penelitian tentang Volalitas
Value at Risk, Earning at Risk
Factor Sensitivitas Risiko
Factor Testing
Menetapkan Target Revenue
Determine Revenue Target
Menetapkan Risk Philosophy
Determine Risk Philosophy
Menetapkan Toleransi
Determine Tolerance
Menetapkan Peluang
Determine Opportunity
Identifikasi Risiko
Risk Identification
Kuatifikasi Risiko
Risk Quantification
Evaluasi Risiko
Risk Evaluation
Pengambilan Risiko
Risk Taking
Mendata dan Menilai
Data Collecting and Assessment
Monitor dan Pelaporan
Monitoring and Reporting
Pengawasan Risiko
Risk Supervision
Review Metodologi
Methodology Review
Validasi Metodologi
Methodology Validation
Tahapan tersebut diatas merupakan gambaran umum dari proses risiko. Proses tersebut meliputi proses pengembangan
kompetensi inti dari bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengakses, memberikan limit, menetapkan asumsi, mengelola,
mengawasi dan memonitor risiko. Proses dimulai dengan identifikasi seluruh posisi bank yang sensitif terhadap risiko risk
sensitive positions sampai pada proses pengambilan risiko yang merupakan dasar untuk membentuk rencana usaha selanjutnya.
Perangkat kerja dan teknik tertentu diperlukan untuk mengelola risiko secara efektif seperti penyusunan laporan manajemen
yang diterbitkan secara berkala sebagai bahan masukan bagi manajemen senior untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
posisi risiko dari bank. Laporan juga harus dapat memberikan
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
610
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
gambaran tentang hasil kinerja yang mengaitkan eksposur risiko dan imbal-hasil.
Proses investigasi, analisa dan evaluasi yang dilaksanakan oleh unit bisnis dan Satuan Kerja Manajemen Risiko dan merupakan bagian
dari aktivitas harian utama dari manajemen risiko sebagai berikut: • Identifikasi Risiko
• Pengukuran Risiko • Evaluasi dan penyusunan posisi portofolio asset bank yang
memiliki dampak potensi risiko • Evaluasi, pelaporan dan pengawasan risiko yang terjadi
dan potensi risiko. • Review dampak risiko yang terjadi dan potensi risiko yang
akan terjadi • Validasi kembali Proses Risiko
Identifikasi potensi risiko pertama kali dilakukan oleh unit bisnis dengan menentukan peluang dari aktivitas financial yang
umumnya mengandung risiko. Pada waktu menentukan adanya peluang bisnis, unit bisnis mengidentifikasi, menganalisa dan
mengukur risiko khususnya potensi dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas tersebut terhadap posisiportofolio. Terhadap
pengukuran risiko, unit bisnis dapat bekerjasama dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
Unit Bisnis memutuskan mengambil risiko diikuti dengan proses pelaporan dan kontrol, evaluasi risiko dan manajemen portofolio
terhadap eksposur risiko dimaksud.
Pimpinan Unit Kerja mengevaluasi kinerja berdasarkan pertimbangan risiko dan imbal-hasil yang ditetapkan oleh Direksi,
dan selanjutnya melakukan penyesuaian terhadap strategi usaha secara keseluruhan. Satuan Kerja Manajemen Risiko membantu
dalam proses kuantifikasi dari pengukuran kinerja, namun tidak terlibat dalam proses penilaian kinerja itu.
Pada diagram dijelaskan infrastruktur yang diperlukan agar implementasi dari proses pengelolaan risiko ini dapat berhasil,
yaitu kebijakan risiko yang jelas, organisasi yang efektif dan adanya struktur kewenangan, dukungan sistem dan teknologi,
sistem informasi manajemen yang baik, serta proses validasi model dan sistem.
Proses manajemen risiko memerlukan komitmen dari setiap manajemen jajaran organisasi untuk mengembangkan sistem
dan teknologi agar dapat mendukung komponen inti dalam pengendalian risiko. Sistem Manajemen Risiko minimal harus
mampu menilai posisi, menghitung risiko dari seluruh instrumen finansial dalam masing-masing valuta utama dimana bank
menjalankan usaha, baik secara transaksi individual maupun secara agregat. Selanjutnya pelaporan disampaikan kepada
to provide an overview of performance result that links risk exposure and profitresults.
The process of investigation, analysis and evaluation is carried out by business units and Risk Management Working Unit, and is a part
of main daily activities of risk management such as the following: • Risk Identification
• Risk Measurement • Evaluation and preparation of the Bank’s asset portfolio
position which carries risk potential impact. • Evaluation, reporting and monitoring on incurred risk and
potential risk. • Review of the incurred risk impact and future potential risk.
• Revalidation of Risk Process Identification of potential risks was initially performed by
business unit to determine opportunities of financial activity that generally involve risk. When determining the existence of
business opportunities, business unit shall identify, analyze and measure risk, especially the potential impact caused by
the activity against the positioningportfolios. Against the risk assessment, a business unit can work together with Risk
Management Unit.
A business unit then decides to take the risk, followed by reporting and control process, evaluating the risk and portfolio
management against the risk exposure.
The Head of Unit shall evaluate the performance based on the risk and return consideration set by the Board of Directors, and
then make adjustments to the overall business strategy. Risk Management Unit assist in the quantification of performance
measurement, but is not involved in performance appraisal process.
The illustrated diagram describes the infrastructure needed so that implementation of this risk management process can
be successful, i.e. a clear risk policy, effective organization and structures of authority, systems and technology support, good
management information systems, as well as a process of model validation and system.
To develop systems and technology to support the core component in risk control, a risk management process
requires the commitment from all management levels within an organization. Risk Management System should at least be
able to assess positioning, calculate the risk of all financial instruments in every main currency in which the Bank runs its
business, both individual and aggregate transactions. Next, reports shall be submitted to the Board of Directors and to
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
611
Growing Together with new expanding opportunities
Direksi serta semua unit yang terkait terhadap materi laporan dimaksud. Unit operasional harus memegang peran dalam
mengakses dan mereviu secara berkelanjutan kebutuhan minimum pengembangan dari sistem dan teknologi yang
diperlukan aktivitas bank, untuk kemudian disetujui oleh Direksi.
PENGEMBANGAN METODOLOGI RISK APPETITE, RISK TOLERANCE DAN RISK LIMIT
Bank dalam menjalankan aktivitas bisnis dihadapkan pada berbagai pemangku kepentingan antara lain, nasabah dan
shareholder. Dalam memenuhi kebutuhan nasabah atau masyarakat, bank dituntut menjadi lembaga intermediasi yang
dapat memenuhi kebutuhan jasa keuangan masyarakat serta menjaga roda perekonomian suatu negara agar terciptanya
pertumbuhan ekonomi yang positif. Disisi lain, bank diwajibkan memenuhi tuntutan shareholder debtholder terkait tingkat bagi
hasil dividen dan tingkat imbal hasil yield yang disaratkan atas tingkat risiko yang terkandung dalam dana yang ditanamkan
oleh para Pemegang Saham shareholder dan masyarakat debtholder.
Dalam implementasinya, bank bjb dalam mencapai strategi bisnis Bank yang telah ditetapkan harus menyesuaikan dengan
kemampuan bank dalam menyerap kejadian risiko risk bearing capacity karena dalam proses bisnisnya, Bank tidak lepas dari 8
delapan jenis risiko yang melekat sehingga dapat menghambat dalam pencapaian strategi bisnis. Ukuran kemampuan
bank dalam menyerap kejadian risiko dapat tercermin dari tingkat permodalannya, sehingga dalam mencapai strategi
bisnisnya perlu mempertimbangkan kemampuannya dalam menyerap keadian risiko. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,
Bank diwajibkan menentukan sejumlah risiko dimana Bank bersedia untuk menerimanya dalam keselarasan tujuan
guna memaksimalkan nilai kepada shareholder Risk Appetite, sejumlah risiko maksimum yang dapat diterima terkait dengan
setiap pengambilan risiko yang ditetapkan Risk Tolerance, dan limit
risiko yang merupakan tingkatan operasional dari toleransi risiko pada aktivitas bisnis bank Risk Limit.
Pengembangan Risk Appetite, Risk Tolerance, dan Risk Limit harus dapat mengakomodir tujuan seluruh stakeholder
bank yang meliputi Regulator, Pemegang Saham, Investor, Direksi, Karyawan, maupun Nasabah. Adapun tujuan dari
stakeholder meliputi pemenuhan atas aspek Kepatuhan, Risiko, Permodalan, Return, maupun pertumbuhan yang berkelanjutan.
Mengingat sifatnya yang menyeluruh, maka pengembangan dan pengelolaan Risk Appetite, Risk Tolerance, dan Risk Limit
memerlukan komitmen bersama seluruh lini bank. all units related to referred report contents. Operational unit
must participate continuously in a process of accessing and reviewing the minimum requirements of system and technology
development necessary for business activities; the Board of Directors shall leave their decision on the review.
METHODOLOGY DEVELOPMENT OF RISK APPETITE, RISK TOLERANCE, AND RISK LIMIT
In conducting its business activities, the Bank faces various interests, e.g. those of customers and shareholders. In meeting
the needs of its clients or community, the Banks is expected to act as an intermediary institution that can fulfill community
needs of financial services and maintain state’s economy so as to create a positive economic growth. On the other hand,
the Bank is also required to meet demands from shareholders and debtholders, i.e. expected level of profit sharing dividend
and yield, based on the level of risk invested in the funds by shareholders and the public debtholders.
In achieving its set business strategy, the Bank must adjust its capacity risk bearing capacity; in its business process, the
Bank can not be separated from the eight 8 types of risk and these risks might impede the achievement of business
strategy. The scope of the Bank’s capability to absorb risky incidents is reflected on its capital, as such, in achieving its
business strategy, the Bank needs to consider its capability in absorbing risky incidents. To meet these demands, the Bank
is required to determine a number of risks the Banks is willing to accept aligned with its interests in order to maximize the
profit value to its shareholders Risk Appetite, a number of acceptable maximum risks associated with any risk tolerance,
and the limit which is an operational level of risk tolerance on the business activity of Banks Risk Limit.
The development of Risk Appetite, Risk Tolerance and Risk Limit should accommodate the objective of all stakeholders,
including law makers, shareholders, investors, Board of Directors, employees, and customers. Stakeholders’ goal include
fulfillment of aspects in Compliance, Risk, Capital, Return, as well as Sustainable Growth. Given its comprehensive nature, the
development and management of Risk Appetite, Risk Tolerance and Risk Limit requires a shared commitment across the entire
line of the Bank.
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
612
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Risk Appetite, Risk Tolerance, dan Risk Limit yang sedang dikembangkan oleh Bank bertujuan untuk menunjang
pencapaian strategi bisnis bank dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Dalam implementasinya, akan dilakukan pemantauan
secara berkala atas tingkat eksposur risiko aktual terhadap posisi pencapaian strategi bisnis bank. Adapun aspek tata kelola
governance terdiri dari tiga aspek, antara lain:
Strategic Level Strategic Level merupakan jenjang kewenangan yang melekat
pada Direksi melalui Komite Manajemen Risiko. Direksi berwenang menentukan selera risiko yang diinginkan risk
appetite selaras dengan strategi bisnis Bank. Di samping itu, Direksi juga berwenang untuk memberikan persetujuan atas
besaran nilai Risk Tolerance dan nilai Risk Limit dengan merujuk pada Risk Appetite yang telah ditentukan.
1. Tactical Level Pengelolaan
Risk Appetite, Risk Tolerance, dan Risk Limit pada jenjang Tactical Level merupakan kewenangan Divisi
Manajemen Risiko. Mengembangkan metodologi risk tolerance untuk setiap jenis risiko secara bankwide.
2. Operational Level Operational Level merupakan kewenangan dan dibentuk
oleh setiap Risk Taking Unit dimana perannya adalah dalam menentukan besaran Risk Limit yang dapat diterima dan
hasilnya dikoordinasikan dengan Divisi Manajemen Risiko. Besaran Risk Limit yang diusulkan, selanjutnya disampaikan
kepada Divisi Manajemen Risiko untuk dilakukan review terkait metode perhitungan serta dalam rangka melakukan
sinkronisasi dengan hasil perhitungan Risk Tolerance maupun Risk Appetite.
PROFIL RISIKO DAN UPAYA PENGELOLAANNYA
Terdapat 8 jenis risiko yang dihadapi Perseroan dan harus dikelola dengan baik. Kedelapan jenis risiko tersebut disebut
inheren risk yang meliputi: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko
hukum dan risiko reputasi.
Adapun penjelasan mengenai risiko-risiko tersebut dan upaya pengelolaannya adalah sebagai berikut.
1. Risiko Kredit
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit Terkait proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit, Perseroan telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Bank secara berkala melakukan analisa menyeluruh atas
aspek internal dan eksternal bank melalui analisa Root The currently developed Risk Appetite, Risk Tolerance and Risk
Limit are set to support the achievement of the bank’s business strategy on an acceptable risk level. In its implementation,
the Bank will conduct monitoring periodically on the level of actual risk exposure against an achievement level of the Bank’s
business strategy. There are three aspects of governance, and those are:
Strategic Level Strategic Level, i.e. the level of authority attached to the Board
of Directors through Risk Management Committee. The Board of Directors has the authority to determine the desired risk
appetite that are considered in line with the Bank’s business strategy. In addition, the Board of Directors also has the
authority to approve the amount of Risk Tolerance and Risk Limit by referring to the set Risk Appetite.
1. Tactical Level
The Risk Management Division has the authority to manage Risk Appetite, Risk Tolerance and Risk Limit on Tactical level.
To develop methodology of risk tolerance for each type in a bank-wide risk manner.
2. Operational Level Operational Level is an authorization created by every Risk
Taking Unit, and its role lies in determining the amount of acceptable risk limit and the decision shall be coordinated
with the Risk Management Division. The size of the proposed Risk Limit is hereinafter submitted to the Risk Management
Division for reviews in relation to calculation method and to synchronize with the calculation result of Risk Tolerance
and Risk Appetite.
RISK PROFILE AND ITS MANAGEMENT
There are eight types of risks faced by the Company and those risks must be well managed. All eight type of risk are
inherent risk, which include: credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, strategic risk, compliance risk, legal risk
and reputational risk.
Explanation of the above risks and efforts to manage such risks are as follow:
1. Credit Risk On the process of identification, measurement, monitoring,
and controlling credit risk in relation to process of identification, measurement, monitoring, and control of
credit risk, the Company has taken the following measures:
a. The Bank periodically performed a thorough analysis on its internal and external aspects by using Root Cause
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
613
Growing Together with new expanding opportunities
Cause of Credit Risk RCCR yang berisi analisa penyebab penurunan kolektibilitas debitur yang berdampak pada
timbulnya Non Performing Loan NPL. b. Perseroan melakukan perhitungan Stress Test Risiko
Kredit yang disampaikan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Di samping itu Bank telah menyusun
analisa Bottom Up Stress Test BUST yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK sebagai bagian
dari pelaksanaan Financial Sector Assessment Program FSAP serta telah disusun stress test dengan isu
pendirian BPD Banten. Pelaksanaan stress test dilakukan dengan pendekatan portfolio level dan bertujuan
untuk menghitung pengaruh kondisi shock makro ekonomi terhadap peningkatan NPL secara bankwide.
Pelaksanaan perhitungan menggunakan satellite model yang meliputi baik kredit produktif maupun kredit non-
produktif pada seluruh sektor ekonomi. Satellite model tersebut merupakan perhitungan regresi multiple yang
menghubungkan kondisi makro ekonomi sebagai independent variable dan NPL sebagai dependent variable.
c. Selanjutnya terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit pada
Divisi Bisnis perkreditan, maka secara berkala disusun laporan perkembangan eksposur risiko kredit yang
disusun dalam rangka mitigasi risiko dan sebagai upaya perbaikan segera sesuai perkembangan tingkat
risiko. Pemantauan atas kualitas portofolio kredit yang dilaporkan secara berkala kepada Direksi melalui hal-hal
sebagai berikut: - Review dan evaluasi berkala melalui pelaksanaan
business review termasuk diantaranya pembahasan mengenai posisi serta kualitas portofolio kredit.
- Kaji ulang atas potensi risiko dalam aktivitas perkreditan yang dilaporkan secara independen
oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko. Di samping itu, Bank juga melakukan pemantauan kredit
yang memuat informasi mengenai: - Kondisi keuangan debitur.
- Kecukupan agunan. - Pemantauan kepatuhan persyaratan perjanjian
kredit. 2. Risiko Pasar
Adapun upaya pengelolaan Risiko Pasar yang telah dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Perseroan telah memiliki prosedur dan identifikasi risiko suku bunga banking book yang didukung oleh sistem
informasi yang sangat memadai dan adanya pelaporan secara harian mengenai pergerakan nilai tukar, suku
bunga, dan informasi pasar lainnya ke Direksi termasuk over limit.
of Credit Risk RCCR Root Cause of Credit Risk which illustrated analysis on the cause of downgrading debtors
that impacted on non-performing loans NPL. b. The Company calculated Credit Risk Stress Test
which then submitted to the Director of Compliance and Risk Management. In addition, the Bank has
developed Bottom-Up Stress Test BUST analysis submitted to Financial Services Authority OJK as part
of implementation of Financial Sector Assessment Program FSAP and the stress test has been compiled
with the issue of BPD Banten establishment. Execution of the stress test was carried out with portfolio level
approach and with the intention to calculate the impact of macro-economic shock conditions against
the increase in NPL Bankwide. Execution of calculation using satellite model that included both productive
and non-productive loans in all economic sectors. The satellite model is a multiple regression that links macro-
economic condition as an independent variable and the NPL as a dependent variable.
c. Next, in relation to process of identifying, measuring, monitoring and controlling credit risk in lending business
division, the Bank periodically compiled reports on the development of credit risk exposures with the
intention to mitigate the risk and to improve quick efforts according to risk level development. Monitoring
the quality of loan portfolio reported regularly to the Board are carried out as the following:
- Perform periodic review and evaluation by way of
conducting business review, including discussion on position and quality of credit portfolio.
- Review of potential risks in lendingcredit activities
reported independently by Risk Management Unit. In addition, the Bank also performed credit monitoring
that included information about: -
Debtor’s financial condition. -
Sufficiency of Collateral Value -
Monitoring compliance with the requirements of the loan agreement.
2. Market risk The Company has performed market risk management,
namely: a. The Company had procedures and identification of
interest rate risk banking book supported by a highly adequate information system and daily reporting on
exchange rates movements, interest rates, and other market information, including exceeded limit report
submitted to the Board of Directors .
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
614
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
b. Terdapat proses mark to market secara harian terhadap transaksi trading bank untuk mengetahui kerugian
keuntungan bank dan bank pun memiliki metode dalam proses mark to market-nya termasuk prosedur
contingency plan dalam proses mark to market-nya apabila terjadi kondisi di luar normal.
c. Perseroan melakukan proses review atau validasi model pengukuran risiko pasar yang dilakukan secara berkala
melalui back testing dimana model pengukurannya masih valid sesuai hasil back testing. Adapun mengenai
validasi dan back testing tersebut disusun dalam bentuk laporan VaR Value at Risk dan validasi model.
d. Perseroan memiliki prosedur pemantauan limit secara harian sebagai standarisasi pemantauan Divisi
Manajemen Risiko terhadap aktivitas Dealing Room Treasury termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan
oleh risk taking unit apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi.
e. Perseroan melakukan pengendalian risiko pasar melalui monitoring terhadap kontrak transaksi dan penilaian
kembali kredibilitas counterparty secara harian dan dipantau oleh dedicated person yang berpengalaman
kemudian dalam penetapan limit counterparty dilakukan oleh unit kerja lain yang independen dari unit kerja bisnis
sehingga proses penetapan limitnya melibatkan 4 eyes principle.
f. Sebagai upaya meningkatkan informasi atas eksposur risiko pasar yang dihadapi bank, unit kerja terkait telah
melaporkan eksposur risiko pasar baik secara harian utilisasi Treasury, mingguan treasury utilization report,
bulanan analisis pengukuran risiko pasar likuiditas, semesteran market risk stress test, kepada Direksi
dan pejabat eksekutif sehingga diharapkan adanya tindak lanjut perbaikan dan proses mitigasi untuk
meminimalisir potensi risiko yang akan datang.
g. Dalam proses pengukuran, pemantauan yang dilakukan satuan kerja manajemen risiko melalui pelaporan
atas aktivitas unit kerja Trisuri masih dilakukan secara manual dan belum tersistem namun demikian
mempertimbangkan eksposur transaksi bank yang belum kompleks, potensi risiko yang dihadapi bank
masih dapat termitigasi dengan baik.
3. Rasio Likuiditas Adapun upaya pengelolaan Risiko Likuiditas yang telah
dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut. a. Bank melakukan analisis terhadap seluruh sumber risiko
likuiditas baik dari sisi internal maupun eksternal seperti produk dan aktifitas perbankan yang mempengaruhi
sumber penggunaan dana secara komprehensif, b. There was daily mark to market against the Bank’s
trading operations to determine lossesprofits and the Bank also applied a method in its mark to market its
contingency plan, including contingency plan procedure in the process of mark to market in the case of condition
of abnormality.
c. The Company conducted review process or market risk measurement model validation performed regularly
through back testing where the measurement model was still valid according to back testing results. These
validation and back testing were compiled in VaR report Value at Risk and model validation.
d. The Company held daily monitoring limit procedure as a standard monitoring in Risk Management Division within
Treasury Dealing Room activities, including follow-up that shall be performed by the pertaining risk-taking
units in the event of exceeded limit and this shall be reported to the BOD.
e. The Company performs market risk control by monitoring contracts transaction and re-evaluate the credibility of
counterparty on a daily basis; these were performed by experienced dedicated employees who decided the
limit against counterparty; the decision was previously taken by other independent business unit. In summary,
the limit setting process involved the four eyes principle.
f. In efforts to improve the quality of information on market risk exposures faced by the Bank, all relevant work
units had reported market risk exposure daily Treasury utilization, weekly treasury utilization report, monthly
measurements analysis of market risk and liquidity, semiannual market risk stress test; the reports were
submitted to the BOD and Executive Officers; the the expected results are follow-up improvement and
mitigation processes to minimize future potential risks.
g. In the process of measuring and monitoring conducted by Risk Management Unit by way of reporting on
activities of Treasury Unit, the application is currently conducted manually and not yet systematically, however,
considering that the Bank’s exposure on transactions is not yet complicated, the potential risks faced by the
Bank can still be mitigated properly.
3. Liquidity ratio Efforts of liquidity risk management conducted by the
Company are as follow: a. The Bank performed an analysis on all sources of risk
liquidity, both internally and externally, such as on Banking products and activities that affect the use of
funding sources in a comprehensive manner, funding
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
615
Growing Together with new expanding opportunities
kecukupan pendanaan melalui pasar, dsb serta analisis risiko didukung dengan sistem informasi dan kecukupan
data yang memadai. b. Perseroan telah memiliki alat pengukuran yang dapat
mengkuantifikasi dan mengidentifikasi risiko likuiditas secara tepat waktu dan komprehensif berdasarkan
indikator internal dan eksternal dalam early warning indicator berupa pengukuran untuk mengukur risiko
inheren mengenai komposisi pendanaan, rasio likuiditas, proyeksi arus kas, liquidity gap, scenario analysis, dan
stress testing.
c. Perseroan telah mengembangkan Early Warning Indicator risiko likuiditas yang merupakan indikator yang
digunakan untuk memprediksi potensi krisis likuiditas di masa datang sebagai bentuk identifikasi, pengukuran,
dan pemantauan risiko likuiditas secara harian yang bertujuan untuk memitigasi sejak dini apabila ada
potensi krisis likuiditas di kemudian hari.
d. Perseroan melakukan pemantauan limit secara harian seperti limit GWM Primer, Sekunder dan excess reserve
dan AL+NABNCD terhadap threshold yang telah ditetapkan oleh regulator termasuk tindak lanjut yang
akan dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi.
4. Risiko Operasional Adapun upaya pengelolaan Risiko Operasional yang telah
dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut. a. Perseroan berupaya untuk melakukan penyempurnaan
bussiness process terutama untuk aktivitas perkreditan. Hal tersebut terlihat dari penerapan model bisnis
dengan melibatkan beberapa fungsi seperti Relationship Manager, Relationship Officer dan Account Officer dan telah
diakomodir dalam Struktur Organisasi serta terdapat beberapa review atas prosedur kerja dalam rangka
mendukung proses manajemen risiko yang handal.
b. Perseroan melakukan upaya untuk mengurangi konsentrasi komposisi pegawai pada level klerikal
dengan melakukan program pengembangan karyawan diantaranya melalui program Staff Development Program.
c. Perseroan senantiasa melakukan peningkatan kualitas SDM khususnya pada aktivitas bisnis utama bank
yaitu perkreditan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai.
d. Risk taking unit senantiasa melakukan risk assessment atas pengembangan Produk dan Aktivitas Baru dalam
rangka melakukan penerapan manajemen risiko didalamnya;
e. Perseroan melakukan proses pengukuran risiko operasional dilakukan secara berkala melalui perangkat
pengukuran risiko operasional diantaranya risk control sufficiency through market, etc. as well as risk analysis
supported by information systems and sufficient data. b. The Company has a measurement instrument to
quantify and identify the liquidity risk in a timely and comprehensive manner based on internal and external
indicators in terms of early warning indicator, in the form of measurement that measures the inherent risk
concerning the composition of funding, liquidity ratios, projected cash flow, liquidity gap, scenario analysis, and
stress testing.
c. The Company has developed an Early Warning Indicators of liquidity risk which are indicators used to
predict future potential liquidity crisis as identification, measurement, and monitoring of daily liquidity risk
that aims to mitigate early warning of future potential liquidity crisis.
d. The Company performed daily monitoring limit such as GWM Primary, Secondary, excess reserve limits and
AL+NABNCD against the threshold set by the law makers, including follow-up that shall be performed
by the risk-taking units in the event of exceeded limit and these shall be reported to the BOD.
4. Operational Risk Efforts of operational risk management conducted by the
Company are as follow: a. The Company sought to make business process
improvements especially on its lending activities. As shown on the application of business models that
involves multiple functions such as Relationship Manager, Relationship Officer and Accounts Officer, it
has been accommodated into Company Organizational Structure and there are reviews on working procedures
in order to support a reliable risk management process.
b. The Company sets its efforts to reduce concentration of employees composition at the clerical level by
conducting employee development programs, such as Staff Development Program.
c. The Company constantly improves the quality of its human resources, especially at the Bank’s main
business activity i.e. lending, by providing education and training to its employees.
d. Risk-taking unit continues to conduct risk assessment on new products development including activities in
the framework of implementation of risk management therein;
e. The Company conducts operational risk measurement process periodically through its operational risk
measurement instruments, including risk control self
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
616
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
self assessment, key risk indicator, laporan data kerugian risiko operasional pada masing-masing unit kerja serta
pengukuran profil risiko operasional bankwide yang dilakukan secara periodik. Adapun hasil analisa atas
penilaian risiko operasional tersebut dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala seperti
pelaporan monthly report.
f. Membangun kesadaran terhadap manajemen risiko operasional melalui pemberian modul risiko operasional
pada setiap pelatihan, pengujian BCP secara berkala untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya
mengelola risiko operasional dalam setiap aktivitas.
g. Dalam menjaga kepentingan bank dan penegakan disiplin, Bank telah melaksanakan pedoman sanksi
disiplin dengan cukup efektif termasuk dalam pengenaan sistem sanksi kepegawaian.
5. Risiko Hukum Bank melalui unit kerja hukum senantiasa melakukan penanganan
atas kasus hukum yang terjadi, baik yang dilakukan oleh Bank secara langsung maupun menggunakan jasa konsultan hukum
atas permintaan risk taking unit. Upaya yang dilakukan Perseroan dalam mengelola Risiko hukum yaitu:
a. Unit kerja hukum melakukan pembinaan dalam bidang
hukum secara berkala melalui proses pendampingan perkara hukum, legal session kepada risk taking unit
dengan pembahasan permasalahan-permasalahan hukum yang dihadapi pada kantor cabang, serta
melaksanakan review terhadap perjanjian-perjanjian kerjasama yang akan dilaksanakan guna melindungi
kepentingan Bank. Namun masih terdapat kelemahan terkait proses review perjanjian yang hanya berdasarkan
atas permintaaan dari risk taking unit.
b. Perseroan melakukan identifikasi dan pengendalian risiko hukum terhadap produk dan aktivitas baru melalui pengkajian
terkait aspek hukum serta menyampaikan informasi dan pelaporan yang berkaitan dengan mitigasi risiko hukum
kepada Direksi yang membidangi unit kerja hukum.
c. Terkait dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen risiko hukum telah dilaksanakan dengan
baik salah satunya adanya laporan secara berkala terkait dengan pemantauan dan pencatatan atas pelaksanaan
pendampingan perkara hukum serta penanganan hukum, update perkara hukum yang ditangani oleh
Divisi Hukum serta laporan setiap triwulan disajikan dalam bentuk profil risiko hukum.
6. Risiko Stratejik Pengelolaan risiko stratejik yang dilakukan Perseroan adalah
sebagai berikut. assessment, key risk indicators, operational risk loss
data report on every unit as well as measurement of Bankwide operational risk profile periodically. Outputs
from operational risk assessment analysis are reported to the management and the analysis is carried out
periodically, just like monthly report.
f. Building operational risk management awareness by providing operational risk modules training,
BCP regularly testing to raise awareness about the importance of managing operational risks in every
activity.
g. In keeping with its interests and discipline among its employees, the Bank has implemented guidelines
of disciplinary sanctions quite effectively, including imposition of personnel sanctions system.
5. Legal Risk The Bank through its legal units constantly manages legal
cases, both handled directly by the Bank or through the use of legal consultant, based on the request of risk taking
unit. Efforts conducted by the Company in managing legal risks are:
a. The Bank legal unit conducts regular trainings on legal issues through mentoring of process lawsuit,
legal session to risk taking units accompanied with discussions on legal issues faced at branch offices, as
well as carrying out a review of cooperation agreements to be implemented in order to protect the interests of
the Bank. However, there are still weaknesses that are related to the agreement review process which is only
based on request from risk-taking units.
b. The Company identifies and controls legal risks on new products and activities by reviewing the related
legal aspects as well as disseminating and reporting information associated with the mitigation of legal risks
to the BOD in charge of legal unit.
c. In terms of application of legal risk management information system, the Bank has conducted its
periodical reports, related to monitoring and recording on the application of facilitation of lawsuits as well as
handling of legal cases, updating legal cases handled by the Legal Division as well as reports submissions
on a quarterly basis, presented in the form of a legal risk profile.
6. Strategic Risk Strategic risk management conducted by the Company is
as follows.
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
617
Growing Together with new expanding opportunities
a. Perseroan secara berkala melakukan pengukuran risiko stratejik melalui pemantauan atas progress
report pencapaian rencana bisnis bank serta melakukan business review atas perkembangan bisnis bank.
b. Pencapaian atas bisnis bank tersebut dibahas dan dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan
secara berkala termasuk kepada komite yang berada di bawah Dewan Komisaris.
c. Perseroan senantiasa melakukan monitoring atas kinerja kantor cabang.
d. Perseroan melakukan beberapa upaya dan strategi yaitu optimalisasi dalam upaya penyelesaian kredit
bermasalah dengan melakukan penagihan, klaim asuransi dan eksekusi agunan, melakukan peningkatan
dana CASA.
e. Perseroan melakukan evaluasi serta sosialisasi kepada seluruh unit kerja tentang target bisnis bank.
f. Perseroan melakukan peningkatan kerjasama layanan dengan operatorinstansilembaga lain dalam rangka
meningkatkan fee based atau keuntungan tambahan bagi bank.
7. Risiko Kepatuhan Upaya pengelolaan risko kepatuhan yang dilakukan
Perseroan adalah sebagai berikut. a. proses identifikasi, pengukuran, pengendalian serta
pemantauan melalui penerapan compliance sheet, compliance checklist dan terdapat pula pelaporan
secara rutin 3 bulan sekali dalam bentuk profil risiko kepatuhan serta adanya pemantauan dan pelaporan
mengenai tingkat penyelesaian atas objek pemeriksaan oleh regulator. Selain itu adanya ketentuan atas
penyampaian Laporan Rapat Rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 satu kali dalam 1 satu bulan
dengan materi yang sampaikan adalah sebagai berikut:
» Pembahasan ketentuan yang berlaku dalam
lingkup masing-masing bidang kerja. »
Pemantauan pengisian Compliance Checklist QA dan pelaksanaan deskripsi pekerjaan yang terkait
dengan bidang tugasnya. »
Pembahasan permasalahan-permasalahan yang timbul di setiap unit kerja masing-masing.
b. Adanya pemantauan maupun pencatatan terkait risiko kepatuhan oleh Unit Kerja Kepatuhan walaupun
masih belum menyeluruh terhadap pelanggaran ketentuan internal. Hal tersebut masih terbatas kepada
pemantauan prinsip kehati-hatian, pelaporan bank dan pengkajian aspek kepatuhan dan dilaporkan melalui
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko.
a. The Company regularly performed strategic risk measurement by monitoring the progress report on the
achievement of its business plan and conduct business review on the Bank’s business development.
b. The above achievements were discussed and reported to the management and were conducted regularly,
including reports submitted to the committees under the Board of Commissioners.
c. The Company always monitored the performance of its branch offices.
d. The Company made several efforts and strategies, namely optimization in solving nonperforming loans
by ways of performing collection, insurance claims and collateral, and increase CASA funds.
e. The Company evaluated and disseminated its business goals to all units.
f. The Company increased its cooperation with its various service providersagenciesinstitution in order to
increase its fee-based or other additional advantages.
7. Compliance Risk Efforts to manage compliance risks by the Company are
as follow: a. Process of identification, measurement, control and
monitoring through the application of compliance sheet, compliance checklist and quarterly reporting in
the form of compliance risk profile as well as monitoring and reporting on the completion level on the object
examination by Regulators. In addition, there is provisions regarding submission of reports from Regular
Meetings held at least once a month, and the content meeting rundowns are as follow:
» Discussion of the applicable provisions within the respective units.
» Monitoring completion of QA Compliance Checklist and application of job descriptions related to
respective job descriptions. » Discussion of issues in each Unit.
b. Monitoring and record-keeping in relation to compliance risk by the Compliance Unit, although the said application
are not yet comprehensive against internal rule violation. The above applications are still limited to monitoring of
prudence principle, Bank’s reporting, and assessment on compliance aspects, and they are reported through
duties and responsibilities execution of Director of Compliance and Risk Management.
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
618
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
c. Terkait dengan pelaksanaan aktivitas usaha bank serta produk dan aktivitas baru bank beserta
pengembangannnya, bank melakukan review dalam hal aspek kepatuhan terhadap ketentuan atas produk
dan aktivitas baru tersebut. Selain itu, Satuan Kerja Kepatuhan melakukan pengkajian yang mencakup
review atas seluruh kebijakanketentuankegiatan usaha yang dimiliki Bank.
d. Dalam menunjang penerapan manajemen risiko kepatuhan yang efektif khususnya pada tools risiko
kepatuhan seperti form compliance sheet dan compliance checklist quality assurance masih diperlukan monitoring
secara berkala guna mengefektifkan tools secara efisien.
8. Risiko Reputasi a. Identifikasi serta pengukuran risiko reputasi dilakukan
secara berkala yaitu melalui pemantauan terhadap keluhan nasabah baik melalui call center danatau
frontliner. b. Perseroan melakukan penatausahaan setiap adanya
pemberitaan negatif dalam Laporan Media Monitoring yang terdiri dari judul berita, nama media massa berikut
dengan news value sehingga bank dapat mengetahui pengaruh dari pemberitaan tersebut.
c. Perseroan melakukan penatausahaan setiap adanya pengaduan nasabah dalam Laporan Pengaduan Nasabah
yang disampaikan kepada Direksi secara berkala. d. Terdapat pemantauan atas keluhan nasabah dan
penyelesaian pengaduan nasabah yang sesuai dengan ketentuanSLA.
e. Terdapat pemantauan atas pemberitaan negatif kepada bank melalui berbagai media termasuk search engine
optimation untuk meningkatkan citra positif bagi bank, serta penilaian profil risiko reputasi melalui pelaporan
profil risiko secara triwulanan
f. Perseroan melakukan counter terhadap adanya pemberitaan negatif dengan berupaya menyebarluaskan
pemberitaan positif termasuk advertorial yang mengedepankan kinerja perbankan serta corporate
action yang telah dilakukan bank.
g. Perseroan dengan segera menindaklanjuti jika terdapat pemberitaan negatif yg memiliki dampak signifikan
bagi bank baik secara materil maupun imateril dengan berkoordinasi bersama divisi terkait dan Perseroan
tetap menindaklanjuti setiap adanya pemberitaan negatif yang tidak berdampak signifikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
h. Perseroan juga melakukan sosialisasi kepada customer service untuk senantiasa mengedukasi nasabah guna
c. In relation with the Bank’s business execution, new products and its development, the Bank conducted
reviews in terms of compliance on aspects of products and new activities. Furthermore, Compliance Work Unit
conducted reviews which include review of all Bank policiesregulationsoperations.
d. To support and enforce application of effective compliance risk management, in particular that of
compliance risk instruments such as compliance sheet and compliance checklist quality assurance, a periodic
monitoring is still needed.
8. Reputation Risk a. Identification and measurement of reputation risk is
performed regularly, i.e. through monitoring customer complaints, both via call center andor information
from the frontliners. b. The Company shall administer every negative coverage
in Media Monitoring Report which consist of headlines, name of the media, including assessment of news value,
so that the Bank can determine impact of the news.
c. The Company shall administer each customer complaint in its Customer Complaint Reports submitted to the
Board of Director regularly. d. The Bank conducts monitoring on customer complaints
and settlement of customer claims in accordance with the provisionsSLA.
e. The Bank also conduct monitoring on negative publicity towards the Bank via various channels including search
engine Optimization, with the intention to enhance the Bank positive image, as well as its reputation risk profile
assessment through quarterly risk profile reporting .
f. It shall perform counter coverage of negative news against the Company by disseminating positive news,
including advertorials emphasizing on its performance and corporate action.
g. The Company shall immediately follow up on any negative coverages that have significant implications
against the Bank both financially and non-financially, by way of coordinating with the concerned divisions,
and the Bank shall also follow up on negative coverage of insignificant impact in accordance with applicable
regulations.
h. The Company informed its customer service to continuously educate their customers, so as to
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
619
Growing Together with new expanding opportunities
meminimalisir potensi risiko reputasi yang mungkin timbul atas kesalahpahaman nasabah terkait
penggunaan produkjasa bank. Selain itu terdapat kunjungan ke setiap jaringan kantor bank mengenai
penyesuaian standardisasi layanan industri perbankan, coaching dan pendampingan kepada Kantor Cabang
serta adanya program Service dan Budaya dalam rangka meningkatkan kualitas layanan bank.
i. Dalam rangka peningkatan kualitas layanan bank juga melakukan survey atas layanan bank baik secara internal
maupun eksternal untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah kepada bank melalui:
-
Survey Internal: •
Score kinerja layanan sesuai dengan standar Market Research Indonesia;
• Monitoring internal yang dilakukan baik oleh
kantor pusat maupun kantor wilayah terhadap kantor cabang;
• Adanya penilaian layanan secara self
assessment oleh seluruh jaringan kantor bank serta selain itu terdapat mysterious shopper
oleh vendor yang bekerjasama dengan bank dalam rangka penilaian layanan bank secara
independen;
• Adanya Service Quality Assurance yang berperan
melakukan evaluasi, coaching dan monitoring layanan di kantor cabang untuk mendukung
tercapainya service excellence dan pencitraan bank yang baik.
-
Survey External: •
Perseroan bekerjasama dengan vendor mengenai survey kepuasan nasabah melalui
program Customer Satisfaction Index dan Customer Loyalitas Index guna mengetahui
ekspektasi nasabah terhadap layanan bank yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan
dan meningkatkan loyalitas nasabah.
• Perseroan melakukan pula sosialisasi atas hasil
kepuasan nasabahcustomer feedback tersebut kepada seluruh Kantor Cabang sebagai bahan
evaluasi layanan bank;
• Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui
pemberian pendidikan dan pelatihan service excellent standar layanan bagi frontliner serta
pelatihan communication skill.
• Selain itu untuk meminimalisir potensi risiko
reputasi yang berasal dari keluhan nasabah atas produklayanan Bank, Bank terus
melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait mengenai tindak lanjut perbaikan terkait
minimize any reputation risks that may arise over misunderstandings of their productsservices.
Moreover, there have been visits to every network office regarding the adjustment of banking industry
service standardization, coaching and mentoring to branch offices as well as Service and Culture program,
with the intention to improve the quality of its services.
i. In order to improve the quality of its services, the Bank also conducted a survey on its services both internally
and externally, with the intention to improve customer satisfaction and loyalty via:
- Internal Survey:
• Service performance scoring in accordance with Indonesian Standard Market Research;
• Internal monitoring conducted by both the Headquarter and Regional Offices on branch
offices; • The Bank requires employees of all network
offices to conduct self assessment on their services and there were mysterious shopper by
vendors who work together with the Bank in order to independently assess the Bank’s services;
• The role of Service Quality Assurance is to conduct services evaluation, coaching and monitoring in
branch offices, with the intention to support the achievement of service excellence and the Bank’s
good image.
- External Survey:
• The Company works together with its suppliers, disseminating customer satisfaction survey
via Customer Satisfaction Index and Customer Loyalty Index program, with the intention to find
out customers’ expectations on bank services and therefore to increase customer satisfaction and
customer loyalty.
• The Company also disseminates the results of customer satisfactioncustomer feedback to all
its branches as input evaluation of Bank services; • Improving human resources quality is conducted
through the provision of education and training on service excellent and standard of service to all
frontliners as well as communication skills training. • Moreover, to minimize the risk of reputational
damage from customer complaints on the Bank’s productsservices, the Bank continues to
coordinate with related units regarding the follow up improvements of malfunctions on machines
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
620
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
kerusakan mesinsistem transaksi yang ada pada mesin ATM dan electronic banking;
• Bentuk mitigasi lainnya yang secara rutin dilakukan yaitu sebagai berikut:
i. Media Visit ke beberapa media massa berskala nasional baik cetak maupun elektronik;
ii. Membangun sarana komunikasi dengan para investor;
iii. Menjalin hubungan baik rekan-rekan media baik lokal maupun nasional dan pelaksanaan media
gathering, undangan media untuk berpartisipasi dalam liputan kegiatan Bank serta pelaksanaan
seminar bagi beberapa media massa dalam rangka menjaga nilai keseimbangan antara bank
dengan pihak media.
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI BASEL
Dampak buruk dari krisis finansial yang diikuti dengan resesi global segera ditindak lanjuti oleh The Basel Committee on Banking
Supervision dengan merancang kembali aturan sistem perbankan global yang dikenal dengan Basel II Basel Accord. Kesepakatan
tersebut mencakup semua issue termasuk standard likuiditas, kredit, manajemen risiko pasar dan operasional, dan standar
akuntansi. Meskipun Basel II telah dirancang untuk memperkuat sektor perbankan dalam menghindari kerugian besar yang akan
timbul karena krisis keuangan global, namun serangkaian imbas krisis menunjukkan bahwa Basel II ternyata memiliki banyak
kelemahan antara lain:
• Rasio kewajiban modal sebesar 4 ternyata tidak memadai
dan belum dapat menghadapi kerugian besar yang dialami akibat krisis.
• Tanggung jawab untuk mengukur tingkat risiko tertimbang
aset Bank diserahkan kepada perusahaan penilai rating agencies, yang terbukti sangat rentan terhadap potensi
konflik kepentingan.
• Kewajiban modal bersifat pro-cyclical yaitu apabila
ekonomi global dalam keadaan baik dan harga-harga aset meningkat, risiko antara negara dan rekanan di sektor
keuangan yang berhubungan dengan peminjam cenderung menurun,sehingga kewajiban modal menjadi lebih rendah;
namun dalam keadaan resesi ekonomi, yang terjadi adalah sebaliknya dan dapat berdampak pada kenaikan kewajiban
modal dan pengetatan kredit.
• Basel II memberikan insentif kepada proses sekuritisasi, yaitu
lembaga keuangan yang menjadikan kredit mereka menjadi sekuritas berjaminkan aset asset backed securities kemudian
mengeluarkannya dari neraca off balance sheet sehingga mengurangi risiko tertimbang aset assets risk-weighting.
existing transactions system on ATM machines and electronic Banking;
• Other forms of mitigation are routinely carried out as follows:
i. Conduct media Visit to several national mass media both printing and electronic media;
ii. Build a means of communication with investors;
iii. Establish good relations with local and national journalistsreporters and conduct
media gathering, invite the media to participate andor to cover on the Bank’s
activities and conduct seminar for mass media in order to maintain good relationship
between the Bank with the media.
IMPLEMENTATION OF BASEL
The adverse effects of the financial crisis following the global recession were followed up by the Basel Committee on Banking
Supervision redesigning the global banking system rules, known as Basel II Basel Accord, covering all issues related to liquidity
standards, credit, market and operational risk management, and accounting standards. Although Basel II has been designed to
strengthen the banking sector to avoid large losses that could arise due to the global financial crisis, a series of crisis showed
that Basel II proved to have many weaknesses, among others:
• Capital ratio of 4 was not sufficient and could not face the
huge losses experienced as a result of the crisis •
The responsibility to measure the level of risk-weighted assets of banks being submitted to rating agencies, proved
to be very vulnerable to potential conflicts of interest.
• Liabilities are pro-cyclical capital i.e. when the global
economy is in a good condition and asset prices are rising, the risk among countries and partners in the financial
sector related to borrowers tends to decline, so the capital requirement will be lower; but in a state of economic
recession, the opposite is true and can have an impact on the increase in capital requirement and credit tightening.
• Basel II provided incentives for the securitization process, i.e.
financial institutions that make loans secured by securities assets asset backed securities and then remove them from
the balance sheet off balance sheet, thereby reducing the risk weighted assets asset risk-weighting.
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
621
Growing Together with new expanding opportunities
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Gubernur Bank Sentral dunia melakukan pertemuan di Swiss dan telah mematangkan
aturan baru yang dinamakan Basel III : A global Regulatory Framework for more Resilient Banks and Banking Systems.
Sebagai upaya mencapai tujuan-tujuan tersebut, aturan Basel III dibagi menjadi tiga bagian utama sebagai berikut:
1. Pembaruan ketentuan permodalan terdiri antara lain: kualitas dan kuantitas modal, cakupan risiko secara komprehensif,
leverage ratio, penyangga konservasi modal capital conservation buffers, dan counter-cyclical capital buffer;
2. Pembaruan ketentuan likuiditas rasio-rasio jangka pendek dan jangka panjang;
3. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan peningkatan stabilitas sistem keuangan.
Dalam Basel III diatur terkait Leverage Ratio dimana kegunaan rasio tersebut yaitu menilai kecukupan modal terhadap total
eksposur Bank dimana dengan rasio tersebut yang semakin besar dan efektif maka Bank akan terhindar dari meningkatnya
kredit bermasalah credit crunch pada saat kondisi krisis. Rasio tersebut mengukur modal inti Tier 1 Capital yang dibagi
dengan total eksposur neraca on-balance sheet dan rekening administratif off-balanced sheet. Perhitungan leverage ratio di
bulan Desember 2016 mencapai 8.70 dimana ketentuan Basel III mewajibkan Leverage Ratio minimum sebesar 3 sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai rasio leverage bank masih terjaga dan memadai dengan ekses diatas ketentuan minimum sebesar
5.70.
Standar perhitungan LCR merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh Bank. Bank diharapkan melakukan
stress test tersendiri untuk menganalisa tingkat likuiditas yang harus dimiliki diatas persyaratan minimum tersebut,
dengan membangun scenario tersendiri mengenai hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas bisnis bank. Internal stress
test tersebut harus menggunakan horizon waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan yang dipersyaratkan dalam LCR.
Berdasarkan POJK Nomor 42POJK.032015 tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio Kecukupan Likuiditas bagi Bank Umum pada
Pasal 61 angka 2 sebagai berikut:
Keterangan Description
30 jun 2016 30 jun 2016
30 jun 2017 30 jun 2017
31 Des 2017 31 Dec 2017
31 Des 2018 31 Dec 2018
Liquidity Coverage Ratio LCr Minimum | Minimum LCr
70 80
90 100
Simulasi LCr bank posisi 31 Desember 2016 Bank LCr Simulation as at 31 December 2016
124.48 Excess LCr Bank |
excess Bank LCr 54.48
44.48 34.48
24.48 Status
Comply Comply
Comply Comply
Considering this, the World Central Bank Governors met in Switzerland and finalized new rules, called Basel III: A Global
Regulatory Framework for more Resilient Banks and Banking Systems.
In an effort to achieve these objectives, the Basel III rules are divided into three main sections as follows:
1. Updated capital requirements comprising among others: the quality and quantity of capital, comprehensive risk
coverage, leverage ratio, capital conservation buffers, and counter-cyclical capital buffers;
2. Updated the liquidity provisions ratio of short-term and long-term;
3. Other provisions related to increasing financial system stability.
In Basel III Leverage Ratio regulation, the ratio is considered useful for assessing the capital adequacy to the bank’s total
exposure where the bank’s ratio is greater and effective, they will be spared from rising non-performing loans credit crunch
at times of crisis. It measures the ratio by dividing core capital Tier 1 Capital by the total balance sheet exposure on-balance
sheet and administrative accounts off-balanced sheet. The leverage ratio in December 2016 reached 8.70 where the
Basel III provisions for Leverage Ratio required a minimum of 3, so that it can be concluded that the bank’s leverage ratio
is adequate and above the minimum requirement by 5.70.
The LCR calculation standards are minimum requirements that must be met by the bank. Banks are expected to perform
their own stress test to analyze liquidity levels that must be held above the minimum requirements, to build their own
scenario of events that can interfere with the bank’s business activities. Internal stress test should be given a longer time
horizon than those required under the LCR. Based on POJK No. 42POJK.032015 on Fulfillment of Liquidity Adequacy Ratio for
Commercial Banks Obligations in Article 61 point 2 as follows:
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
622
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Berdasarkan regulasi tersebut, simulasi rasio LCR bank untuk periode 31 Desember 2016 telah memenuhi fase hingga akhir
tahun 2018 minimum rasio 100 dengan ekses rasio terhadap kewajiban pemenuhan sebesar 24.48.
PENILAIAN PROFIL RISIKO
Peringkat risiko bank bjb secara keseluruhan hingga Triwulan IV Tahun 2016 adalah Low to Moderate dengan trend risiko
stabil apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perkembangan bisnis bank diiringi dengan peningkatan
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dalam seluruh aktivitas operasionalnya. Ringkasan profil risiko selama kurun waktu
2016 untuk 8 delapan jenis risiko yang dikelola Bank adalah sebagai berikut:
no jenis risiko
Type of risk Profil risiko bank bjb 2016
risk Profile of bank bjb 2016 Triwulan i
Quarter i Triwulan ii
Quarter ii Triwulan iii
Quarter iii Triwulan iV
Quarter iV
1 risiko Kredit
Credit risk Low to Moderate
Low to Moderate Low to Moderate
Low to Moderate 2
risiko pasar Market risk
Low Low
Low to Moderate Low to Moderate
3 risiko Likuditas
Liquidity risk Low to Moderate
Low to Moderate Low to Moderate
Low to Moderate 4
risiko operasional operations risk
Moderate Moderate
Moderate Moderate
5 risiko hukum
Legal risk Low to Moderate
Low to Moderate Low to Moderate
Low to Moderate 6
risiko reputasi reputation risk
Low to Moderate Low to Moderate
Low to Moderate Low to Moderate
7 risiko Kepatuhan
Compliance risk Low to Moderate
Low to Moderate Low to Moderate
Low to Moderate 8
risiko Strategik Strategic risk
Low to Moderate Low to Moderate
Low to Moderate Low to Moderate
Predikat risiko risk Predicate
Low to Moderate Low to Moderate
Low to Moderate Low to Moderate
EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO
Sistem pengukuran risiko yang dipergunakan untuk mengukur eksposur risiko Bank sebagai pedoman untuk melakukan
pengendalian dan dilakukan secara berkala. Sistem tersebut paling kurang harus dapat mengukur:
1. Sensitivitas produkaktivitas terhadap perubahan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, bank dalam keadaan normal maupun tidak normal;
2. Kecenderungan perubahan faktor-faktor dimaksud berdasarkan fluktuasi yang terjadi di masa lalu dan
korelasinya; Based on these regulations, the Bank’s LCR simulation ratio
for the period to December 31, 2016 complies with the phase until the end of 2018 minimum ratio of 100 and is in excess
of the obligation ratio by 24.48.
RISK PROFILE ASSESSMENT
Bank bjb overall risk rating for Q4 2016 is Low to Moderate with stable risk trend compared to the previous quarter. The Bank’s
business development is accompanied with improvement in quality on Risk Management Application in all its operational
activities. The summary risk profile during 2016 for eight 8 types of risks managed by Banks is as follows:
EVALUATION OF RISK MANAGEMENT SYSTEM IMPLEMENTATION
Risk measurement system is used to measure the Bank’s risk exposure as a guideline to control and is done periodically. The
system must at least be able to measure:
1. Sensitivity of the productactivity against changes of the factors affecting it, either the bank is in normal condition
or not in normal condition; 2. Tendency of changes of the said factors based on the
fluctuation in the past and its correlation;
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
623
Growing Together with new expanding opportunities
3. Risk factors individually; 4. Aggregate risk exposure or per each risk, by considering
the relation between the risks; 5. All risks attached to all transactions including banking
products, new product and activity, can be integrated in the Bank’s management information system..
Measurement method can be performed quantitatively andor qualitatively. Such measurement method can be in the form of
method established by Bank Indonesia in regard of risk assessment and capital measurement either in the form of standard method
or internal method developed by the Bank itself.
In order to manage weakness that may occur due to the use of certain risk measurement model, the Bank must validate
such model. The risk measurement system is evaluated and refined periodically or at anytime if necessary to ensure the
conformity of insurance, accuracy, fairness, and integrity of data and procedures used to measure the risks.
In performing evaluation on the effectiveness of the bank’s risk management system, the Risk Management Work Unit must
carry out monitoring program as follows: 1. The Company has monitoring system and procedure that
covers, among others, monitoring on the size of risk exposure, compliance of internal limit, and stress testing result as well
as consistency with the established policies and procedures. 2. Monitoring is conducted either by the risk taking unit or the
Risk Management Work Unit. 3. The monitoring result is presented in a periodical report
submitted to the management in order to mitigate risks and actions needed.
4. The Company prepares a back-up system and effective procedure to prevent disruptions in the process of risk
monitoring and conduct checking as well as re-assessment periodically against the back-up system.
RISK MANAGEMENT 2017 STRATEGIC OBJECTIVES
In line with business growth and to anticipate changes in macroeconomic conditions and new regulations, banks bjb
will develop its risk management infrastructure and include the following:
1. Develop a risk awareness culture risk culture through a project-based approach Project Approach as well as
disseminate Risk Management bankwide. 3. Faktor risiko Risk Faktor secara individual;
4. Eksposur risiko secara keseluruhan aggregate maupun per risiko, dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko;
5. Seluruh risiko yang melekat pada seluruh transaksi serta produk perbankan, termasuk produk dan aktivitas baru, dan
dapat diintegrasikan dalam sistem informasi manajemen Bank.
Metode pengukuran dapat dilakukan secara kuantitatif danatau kualitatif. Metode pengukuran tersebut dapat berupa metode
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam rangka penilaian risiko dan perhitungan modal baik berupa metode standar
atau metode internal yang dikembangkan sendiri oleh Bank.
Dalam rangka mengatasi kelemahan yang dapat timbul atas penggunaan model pengukuran risiko tertentu maka Bank harus
melakukan validasi model tersebut. Sistem pengukuran risiko dievaluasi dan disempurnakan secara berkala atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan untuk memastikan kesesuaian asuransi, akurasi, kewajaran, dan integritas data, serta prosedur
yang digunakan untuk mengukur risiko.
Dalam melakukan evaluasi atas efektivitas sistem manajemen risiko Bank maka Satuan Kerja Manajemen Risiko melakukan
program pemantauan sebagai berikut: 1. Perseroan memiliki sistem dan prosedur pemantauan antara
lain mencakup pemantauan terhadap besarnya eksposur risiko, kepatuhan limit internal dan hasil stress testing maupun
konsistensi dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. 2. Pemantauan dilakukan baik oleh unit pelaksana risk taking
unit maupun oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko. 3. Hasil pemantauan disajikan dalam laporan berkala yang
disampaikan kepada manajemen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan.
4. Perseroan menyiapkan suatu sistem back up dan prosedur yang efektif untuk mencegah terjadinya gangguan
disruptions dalam proses pemantauan risiko, dan melakukan pengecekan serta penilaian kembali secara
berkala terhadap sistem back up tersebut.
SASARAN STRATEGIS MANAJEMEN RISIKO 2017
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis dan dalam rangka mengantisipasi perubahan kondisi makroekonomi serta
penerapan regulasi baru, bank bjb akan melakukan pengembangan infrastruktur manajemen risiko, antara lain
mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Pengembangan budaya sadar risiko risk culture melalui
pendekatan berbasis Project Project Approach serta sosialisasi Penerapan Manajemen Risiko secara bankwide.
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
624
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
2. Pengembangan Framework Risk Appetite dan Risk Tolerance secara bankwide sebagai pedoman proses pengambilan
risiko dalam pencapaian target bisnis. 3. Pengembangan Sistem Liquidity Coverage Ratio LCR.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI
Sebagai implementasi dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17POJK.032014 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, bank bjb telah ditunjuk sebagai Entitas Utama dari konglomerasi
keuangan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Surat Nomor 5391495Invest BUMD tanggal 27 Maret 2015
perihal Penunjukan bank bjb sebagai Entitas Utama. Entitas Utama dalam konglomerasi keuangan wajib mengintegrasikan
penerapan Manajemen Risiko pada setiap Lembaga Jasa Keuangan yang termasuk dalam Konglomerasi Keuangannya.
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi sebagaimana ketentuan tersebut diatas mencakup paling sedikit:
1. Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama;
2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Manajemen Risiko Terintegrasi;
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko secara terintegrasi, dan sistem
informasi Manajemen Risiko Terintegrasi; dan 4. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh terhadap
penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi. Perseroan telah menunjuk Direktur yang membawahkan fungsi
Manajemen Risiko Terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan bank bjb adalah Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
sesuai SK Direktur Utama PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 1166SKDIR-CS2015 tentang
Penunjukan Direktur Yang Membawahkan Fungsi Manajemen Risiko Terintegrasi Dalam Konglomerasi Keuangan PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk.
Struktur Konglomerasi Perseroan sebagaimana Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk. Nomor 08570SKDIR-MR2016 tentang Struktur Konglomerasi Keuangan PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. adalah sebagai berikut: 2. Develop a Risk Appetite and Risk Tolerance Framework
bankwide as guidelines for future risk taking in the achievement of business targets.
3. Develop the Liquidity Coverage Ratio LCR.
INTEGRATED RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
As an implementation of Financial Services Authority Regulation No. 17POJK.032014 on Integrated Risk Management
Application for financial conglomerate, bank bjb was appointed as a Main Entity of financial conglomerates by the Government
of West Java Province based on Decree No. 5391495 InvestBUMD dated March 27, 2015 regarding the appointment
of bank bjb as a Main Entity. Within financial conglomerate, a main entity shall integrate its risk management application
at every Financial Service Institution included in its financial conglomeration.
Based on the aforementioned, application of Integrated Risk Management includes at least:
1. Supervision on Board of Directors and Board of Commissioners of Main Entity;
2. Sufficiency of policy, procedure and limit setting of integrated risk management.
3. Sufficiency of identification, measurement, monitoring, risk control process in an integrated manner, and Integrated Risk
Management information Systems; and 4. A comprehensive internal control system towards application
of Integrated Risk Management. The Company has appointed a Director in charge of Risk Management
function within bjb Integrated Financial Conglomerate, namely the Director of Compliance and Risk Management, based on the Decree of
President Director PT. Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. No. 1166 SKDIR-CS2015 regarding the Appointment
of Director who oversees the Integrated Risk Management Function within Financial Conglomerate PT. Regional Development Bank of
West Java and Banten, Tbk.
The Company Bank Conglomeration Structure according to Board of Directors Decree PT Regional Development Bank
of West Java and Banten, Tbk. No. 08570SKDIR-MR2016 regarding the Structure of Financial Conglomeration PT. Regional
Development Bank of West Java and Banten, Tbk. is as follows:
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
annual report 2016
625
Growing Together with new expanding opportunities
Pemerintah Provinsi Jawa Barat
West Java Provincial Government
bank bjb
22 BPR Terelasi
22 Related BPR
bank bjb Syariah
BPR Karya Utama Jabar
BPR Intan Jabar
Saat ini Perseroan telah mengesahkan Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi dan Pedoman Manajemen Risiko Terintegrasi
melalui SK Direksi Nomor 0194SKDIR-MR2016 Tanggal 03 Maret 2016 Tentang Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi
dan SK Direksi Nomor 1154SKDIR-MR2016 Tanggal 27 Desember 2016 Tentang Pedoman Manajemen Risiko
Terintegrasi sebagai implementasi dari pilar 2 dua Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi sebagaimana tersebut diatas
untuk kemudian dijadikan pedoman penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi di perusahaan anak dan
perusahaan terelasi.
Satuan Kerja Manajemen Risiko Terintegrasi telah diakomodir dengan dibentuknya Grup Manajemen Risiko Terintegrasi di
Divisi Manajemen Risiko sesuai SK Direksi bank bjb Nomor 621SKDIR-PS2015 tentang Struktur Organisasi PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Tanggal 01 Juli 2015.
Currently, the Company has endorsed the Integrated Risk Management Policy and Guidelines for Integrated Risk
Management with the Decree of BOD No. 0194SKDIR- MR2016, dated March 3, 2016 on Integrated Risk Management
Policy and Decree of BOD No.1154SKDIR-MR2016 dated December 27, 2016 on Integrated Risk Management Guidelines
as application of pillar no. 2 regarding application of Integrated Risk Management as mentioned above, and to then be used
as guidelines for Integrated Risk Management Policy in the subsidiaries and related companies.
Integrated Risk Management Unit has been accommodated by the establishment of Integrated Risk Management Team
within the Risk Management Division according to Bjb BOD Decree No. 621SKDIR-PS2015 on organization structure
PT. Regional Development Bank of West Java and Banten, Tbk. Date July 01, 2015.
MANAJEMEN RISIKO
RiSK ManageMenT
Laporan Tahunan 2016
626
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
inTeRnal conTRol SySTeM
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu mekanisme proses pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Perseroan
secara berkesinambungan on going basis yang kualitas disain dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan Komisaris, Direksi
serta seluruh pejabat dan pegawai Perseroan, dirancang untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga dan
mengamankan harta kekayaan Perseroan, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan
yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan termasuk kecurangan fraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta
meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
PENGENDALIAN KEUANGAN DAN OPERASIONAL
Ruang lingkup pelaksanaan audit umum dalam rangka mengevaluasi sistem pengendalian internal meliputi:
1. Aspek Keuangan dan Ketaatan mencakup: a. Kebenaran, kelengkapan dan ketepatan waktu atas informasi
yang disajikan dalam laporan manajemen dan laporan keuangan.
b. Ketaatan terhadap kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan compliance objectivescompliance audit, menguji
kegiatan dan operasi keuangan financial process dari objek pemeriksaan untuk meyakini bahwa seluruh hak dan
kewajiban yang timbul dari transaksi yang diotorisasi, telah dibukukan dengan benar. Di samping itu, untuk meyakini
bahwa kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan dengan sistim dan prosedur serta peraturan yang berlaku.
2. Aspek Operasional, meliputi: a. Penilaian Daya Guna dan Kehematan
Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai peraturan yang berlaku pada setiap aspek dari organisasi, program
dan kegiatan yang diaudit untuk mempertimbangkan apakah praktek yang dilakukan masih dapat diusahakan
lebih hemat atau lebih berdaya guna.
b. Penilaian Hasil Guna dan Manfaat Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai secara mendalam
tentang strategi, kebijakan, sasaran objectives dan tujuan goals unit yang diperiksa, untuk dapat memahami hasil
yang sebenarnya diharapkan dari kegiatan unit tersebut. Di samping itu, juga melakukan pengujian secukupnya
terhadap pelaksanaan kegiatan untuk dapat menentukan apakah kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan
peraturan dan mencapai hasil yang diharapkan.
Substansi dari audit aspek operasional ini adalah pengujian oleh Auditor Intern mengenai efisiensi dan efektivitas dari pelaksanaan
kegiatan performance objectives, pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Internal Control Systems is a mechanism of oversight processes established by the Company’s management on an ongoing basis,
whose design and implementation quality is influenced by the Board of Commissioners, Board of Directors and all its officers
and employees; it is designed to provide reasonable assurance to safeguard and secure Company’s assets, ensure the
availability of accurate reporting, improve compliance towards applicable regulations, reduce the impact of financial losses
and irregularities including fraud and violation of prudential aspects, as well as enhance organizational effectiveness and
improve cost efficiency.
FINANCIAL AND OPERATIONAL CONTROL
The scope of a general audit implementation in evaluating the internal control system includes:
1. Financial and Compliance Aspects, which include: a. Correctness, completeness and timeliness of
information presented in management reports and financial statements.
b. Adherence to the set policies and conditions compliance objectivescompliance audit, examine the activities and
financial operations from the examination point of view to ensure that all rights and obligations arising from all
authorized transactions have been reported correctly. In addition to the aforementioned, it is also to ensure
that the conducted activities are not in conflict with the system, procedures and applicable regulations.
2. Operational Aspects include: a. Efficiency and Effectiveness Assessment
To identify, analyze, and assess the rules that apply to every aspect of the organization, programs and activities
to be audited so as to consider whether the current practices can still be executed in a more efficient or
effective way.
b. Performance and Effectiveness Assessment To identify, analyze and assess profoundly the under-
examined unit’s strategy, objectives and goals, to understand the real actual expected results from the
pertaining unit’s activities.More over, we also conduct sufficient examination on the activity implementation
to determine whether the activities are carried out in accordance with the regulations and whether they
achieve the expected results.
The core of audit operational aspects is the examination by Internal Auditors on the efficiency and effectiveness of activity
implementation performance objectives, the achievement of set goals and objectives.
annual report 2016
627
Growing Together with new expanding opportunities
KESESUAIAN PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN KERANGKA COMITTEE OF
SPONSORING ORGANIZATIONS OF TRADEWAY COMMISSION COSO
Di samping merujuk pada peraturan Bank Indonesia, sistem pengendalian internal bank bjb telah merujuk kepada kerangka
kerja framework COSO Comittee of Sponsoring Organizations of Tradeway Commission. Pengendalian Internal merupakan rangkaian
proses yang dilakukan oleh Direksi, Manajemen dan personil bank bjb
secara berkesinambungan on going basis dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan.
Tujuan Pengendalian internal adalah: 1. Efectiveness and Efficiency of Operation, yaitu efektivitas dan
efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan seperti aktiva tetap, personil, modal, reputasi, kemampuan produksi dan
pengamanan sumber daya. 2. Realibility of financial Report, yaitu penyajian laporan yang akurat
dan tepat waktu baik untuk internal dan eksternal. 3. Compliance with applicable law and regulations, yaitu bahwa
perusahaan telah mematuhi semua peraturan yang berlaku antara lain undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan
Bank Indonesia, Perpajakan dan Otoritas Jasa Keuangan. Kesesuaian pelaksanaan pengendalian internal bank dengan
kerangka kerja pengendalian internal COSO adalah sebagai berikut: 1. Control Environment
Direksi dan Dewan Komisaris telah menetapkan beberapa kebijakan yang mencerminkan keseluruhan pengendalian manajemen.
a. Menetapkan code of conduct bankir
b. Penetapan nilai – nilai budaya perusahaan corporate value yang tercermin dalam 14 perilaku.
c. Penetapan Struktur Organisasi sesuai dengan model bisnis perusahaan.
2. Risk Assessment Sistem pengendalian internal yang efektif dapat
mengidentifikasi dan menelaah risiko yang secara material dan signifikan akan mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran
Bank. Penelaahan harus mencakup seluruh risiko yang dihadapi Bank secara konsolidasi antara lain: risiko kredit, risiko pasar,
risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko strategik. Manajemen puncak telah
melakukan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan menilai 8 delapan risiko secara konsolidasi. Divisi Manajemen Risiko,
Divisi Audit Internal dan Satuan Kerja Kepatuhan bersinergi dalam melakukan identifikasi dan penilaian risiko.
3. Control Activities Direksi telah menetapkan kebijakanyang mengatur agar setiap
aktivitas yang dijalankan oleh seluruh karyawan memiliki pengendalian internal yang memadai. Adapun tindakan
tersebut antara lain:
INTERNAL CONTROL SUITABILITY WITH COSO FRAMEWORK COMITTEE OF
SPONSORING ORGANIZATIONS OF TRADEWAY COMMISSION COSO
In addition to reference to Bank Indonesia regulations, the Bjb
internal control system has referred to COSO Committee of Sponsoring Organizations of Trade way Commission
framework.Internal control is a series of processes performed by the Bjb Board of Directors, Management and all personnels
on an ongoing basis in order to provide reasonable assurance of achieving the goals.The objectives of Internal Control are:
1. Effectiveness and Efficiency of Operation is the effectiveness and efficiency of company resources usage such as fixed
assets, personnel, capital, reputation, production capacity and securing resources.
2. Reliability of financial Report is the accurate and timely report presentation, both for internal and external use.
3. Compliance with applicable law and regulations means that the company has complied with all applicable regulations, e.g.
laws, government regulations, Bank Indonesia Regulation, Taxation and Financial Services Authority.
The suitability of the Bank’s internal control implementation with the COSO internal control framework is as follows:
1. Control Environment The Board of Directors and the Board of Commissioners have
set up policies that reflect the overall management control. a. Establishment of banker code of conduct
b. Determination of corporate values which are reflected in the 14 behaviors.
c. Determination of Organizational Structure in accordance with the company’s business model.
2. Risk Assessment An effective internal control system will be able to identify
and analyze the risks that are deemed significant and can affect financial aspects of the Bank’s goals and objectives.
The review should cover all risks faced by the Bank on a consolidated basis such as credit risk, market risk, liquidity
risk, operational risk, legal risk, reputation risk, compliance risk, and strategic risk. The Top Management has conducted
identification, analysis and assessment the 8 eight risks on consolidated basis.Risk Management Division, Internal
Audit Division, and Compliance Work Unit work together in synergy in conducting identification and risk assessment.
3. Control Activities The Board of Directors has established a policy that governs
all activities carried out by all employees are of adequate internal controls.These measures include:
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
inTeRnal conTRol SySTeM
Laporan Tahunan 2016
628
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
a. Menyusun, menetapkan dan menyetujui kebijakan serta standar operasional prosedur.
b. Penetapan dan pemisahan tugas serta tanggung jawab setiap pegawai sesuai dengan jabatan.
c. Menetapkan kebijakan limit kewenangan otorisasi d. Telah menetapkan dan menerapkan Bussiness Continuity
Management seperti DRC Disaster Recovery Center dan BRC Bussiness Recovery Center.
4. Information and Communication Informasi merupakan aspek penting dalam setiap aktivitas
perusahaan salah satunya dalam pengambilan keputusan. Direksi telah membangun sistem informasi dan komunikasi yang
efektif serta berkualitas. Adapun kebijakan dan tindakan yang telah dilakukan oleh manajemen puncak adalah sebagai berikut.
1. Mengunakan aplikasi berbasis internet dengan
memperhatikan tingkat keamanan dan tingkatan akses sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
2. Proses transaksi keuangan dan akuntansi telah menggunakan standar terbaru yaitu PAPI Peraturan
Akuntansi Perbankan Indonesia. 3. Informasi keuangan perusahaan telah diaudit oleh akuntan
publik. 5. Monitoring
Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengendalian internal dalam seluruh kegiatan bank berdasarkan Laporan
Hasil Audit yang telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, serta tembusan kepada Direktur Kepatuhan
dan Manajemen Risiko. Selain itu, Laporan Pokok – Pokok Hasil Audit Internal disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
setiap 6 enam bulan.
EVALUASI EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal terhadap sistem pengendalian internal pada tahun buku
2016 menunjukan bahwa bank bjb telah memiliki kebijakan dan control design dalam menjalankan kegiatan perusahaan, meskipun
dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan minor.
Divisi Audit Internal menyampaikan rekomendasi kepada Direksi terkait perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal
yang harus dilakukan dan telah ditindaklanjuti melalui perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal.
a. To develop, establish and approve policies and standard operating procedures.
b. To conduct confirmation and separation of duties and responsibilities of each employee in accordance with
pertaining position. c. To establish policies that limit the authority of the
authoritiespeople in charge. d. To have established and applied Business Continuity
Management as DRC Disaster Recovery Center and BRC Business Recovery Center.
4. Information and Communication Information is an important aspect in every activity of
the company; one of them is decision making.The Board of Directors has built an effective and quality system of
information and communication. The policies and actions taken by the top management are as follow:
1. The Board uses Internet-based applications, taking into account the level of security and the level of access in
accordance with duties and responsibilities. 2. All financial and accounting transaction processes have
used the latest standards PAPI Indonesian Banking Accounting Regulations.
3. The Bank’s financial information has been audited by public accountant.
5. Monitoring The Board of Directors shall evaluate internal controls in all
Bank’s activities based on the Audit Report submitted to the President Director and the Board of Commissioners, as
well as copies submitted to the Director of Compliance and Risk Management.In addition to the above, the Principles
of Internal Audit report is to be submitted to the Financial Services Authority every 6 six months.
EFFECTIVENESS EVALUATION OF INTERNAL CONTROL SYSTEMS
The result of examination conducted by the Internal Audit Division on internal control system fiscal year 2016 shows
that bank bjb has established policies and control designs in managing the company, although in practice, there are still
several minor drawbacks.
Internal Audit Division has submitted its recommendation to the Board of Directors in relation to corrections and improvements
of internal control system that must be done and have been followed up through correction and improvement of internal
control system.
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
inTeRnal conTRol SySTeM
annual report 2016
629
Growing Together with new expanding opportunities
ORGANIZATIONAL STRUCTURE OF COMPLIANCE FUNCTION
DIRECTOR IN CHARGE OF COMPLIANCE FUNCTION
The Company has appointed the Director in charge of compliance function in order to meet the Indonesian bank regulation number
132PBI2011 regarding Implementation of commercial bank compliance function. Compliance Director of bank bjb has met
the prerequisites of integrity and competence shown by the completion and passing of the fit and proper test of Financial
Services Authority.
COMPLIANCE WORK UNIT
The Company has established a Compliance Work Unit which is included in the Compliance and Risk Management Directorate.
Compliance Work Unit is independent to the business unit and carries out activities in accordance with the functions
stated in Bank Indonesia Regulation No.132PBI2011 on Implementation of Commercial Bank Compliance Function.As
an industry with highly complicated business risks, bank bjb must always pay attention to aspect of compliance towards
regulations that are relevant to their overall operations and non-operational activities so that the bank bjb shall regard
compliance as an important integral part of the Company’s business activity.
coMPliance funcTion
fUNGSI KEPATUHAN
STRUKTUR ORGANISASI FUNGSI KEPATUHAN
Grup Pengelolaan Evaluasi Kepatuhan
Compliance Evaluation Management Group
Grup Pengembangan Evaluasi Kepatuhan
Compliance Evaluation Management Group
Pemimpin Divisi Kepatuhan
Head of Compliance Division
Direktur Director
Grup Pengelolaan Program APU PPT
APU PPT Program Management Group
DIREKTUR YANG MEMBAWAHKAN FUNGSI KEPATUHAN
Perseroan telah menunjuk Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan dalam rangka memenuhi peraturan Bank Indonesia
nomor 132PBI2011 tentang Pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum. Direktur Kepatuhan bank bjb telah memenuhi
prasyarat integritas dan kompetensi dibuktikan dengan telah lulus proses fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan.
SATUAN KERJA KEPATUHAN
Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan yang termasuk dalam Direktorat Kepatuhan dan Manajemen
Risiko. Satuan Kerja Kepatuhan independen terhadap unit kerja bisnis dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan fungsi
yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 132PBI2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Bank Umum. Sebagai industri yang memiliki risiko usaha yang sangat kompleks, bank bjb senantiasa memperhatikan
aspek kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang memiliki keterkaitan dengan seluruh kegiatan operasional dan non
operasional sehingga bank bjb memandang kepatuhan sebagai bagian penting yang tak terpisahkan dari aktivitas
bisnis Perseroan.
Laporan Tahunan 2016
630
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
TASKS AND RESPONSIBILITIES OF COMPLIANCE WORK UNIT
Tasks and responsibilities of COMPLIANCE WORK UNIT are as follows.
1. Take necessary steps in order to support the creation of a Compliance Culture throughout the bank’s business activities
at every level of the organization. 2. Conduct identification, measurement, monitoring and control
of compliance risks, and refer to applicable regulations concerning Application of Risk Management for Commercial
Banks. 3. Assess and evaluate the effectiveness, adequacy and
suitability of the Bank policies, regulations, systems and procedures against the the applicable laws and regulations.
4. Conduct reviews andor recommend updating and refinement of Bank policies, regulations, systems and
procedures to comply with the provisions of the applicable laws and regulations.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SATUAN KERJA KEPATUHAN
Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan adalah sebagai berikut.
1. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan
usaha bank pada setiap jenjang organisasi. 2. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan
pengendalian terhadap risiko kepatuhan dan mengacu pada peraturan Regulator mengenai Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum. 3. Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan dan
kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh bank dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 4. Melakukan review danatau merekomendasikan pengkinian
dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh bank agar sesuai dengan
ketentuan Regulator dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Warga Negara Indonesia, Lahir di Bandung pada tanggal 08 November 1963. Meraih
gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran pada tahun 1990. Memiliki
sertifikasi manajemen risiko level 4 dan sertifikasi kepatuhan level 2.
Menjabat sebagai Pemimpin Satuan Kerja Kepatuhan sejak tanggal 20 April 2016
melalui Surat Keputusan Direksi nomor 0361SKDIR-SDM2016. Memulai karir
di bank bjb pada tahun 1991 pada bidang Pemasaran, dengan jabatan penting yang
pernah diemban seperti Pemimpin Cabang dan Pemimpin Unit Administrasi Kredit
dan Bisnis Legal.
Sejumlah Pelatihan yang pernah diikuti antara lain : Pelatihan Innovative Marketing Strategy,
Enlightment Program in Wealth Management, Manajemen Risiko Tata Kelola Terintegrasi
Bagi Konglomerasi Keuangan, dan Effective Delegation Task Management.
Indonesian citizen, born in Bandung on 8 November 1963. Obtained Bachelor
degree of Law from Padjadjaran University in 1990. Has risk management certification
level 4 and compliance certification level 2.
Has been the Head of Compliance WOrk Unit since 20 April 2016 through Directors’
Decree number 0361SKDIR-SDM2016. Started his career at bank bjb in 1991 in
Marketing sector, with some important positions such as Branch Head and
Head of Credit Administration and Legal Business Unit.
A number of trainings participated, among others, are: Innovative Marketing Strategy
training, Enlightment Program in Wealth Management, Risk Management Integrated
Governance for Financial Conglomerat, and Effective Delegation Task Management.
Siswachyudi
PROFIL KEPALA SATUAN KERJA KEPATUHAN
fUNGSI KEPATUHAN
coMPliance funcTion
PROFILE OF HEAD OF COMPLIANCE WORK UNIT
annual report 2016
631
Growing Together with new expanding opportunities
5. Memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada danatau otoritas pengawas lain
yang berwenang. 6. Melakukan upaya-upaya untuk memonitor bahwa
kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha bank telah sesuai dengan ketentuan Regulator dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Melaksanakan pemantauan kepatuhan internal dan
kepatuhan terhadap setiap perubahan peraturan perundang-undangan dan ketentuan Regulator serta
menyampaikan perubahan dimaksud kepada pihak Manajemen Bank dan seluruh DivisiUnit Kerja yang terkait.
8. Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha bank yang diusulkan oleh
DivisiUnit kerja. 9. Melakukan monitoring sistem prosedur dan kebijakan di
setiap DivisiUnit Kerja terkait dengan penerapan Good Corporate Governance GCG.
10. Mengelola pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU-PPT, Program
Pengendalian Gratifikasi PPG, Whistleblower System WBS dan LHKPN.
11. Melakukan pemantauan atas kepatuhan dalam menerapkan proram APU-PPT dan Program Pengendalian
Gratifikasi, LHKPN dan WBS. 12. Mengusulkan kebijakan tertulis program APU-PPT kepada
Direksi. 13. Mengevaluasi hasil kajian aspek kepatuhan terhadap
peraturan internal bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat Edaran dan bentuk surat lainnya sesuai
tata naskah bank yang merupakan naskah dinas penetapan dan pengaturan yang berlaku baik yang telah berjalan
ataupun yang diajukan.
14. Memastikan dan monitoring kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada danatau otoritas
pengawas lain yang berwenang. 15. Mengembangkan dan memonitoring fungsi Quality
Assurance QA pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap jenjang organisasi.
16. Memantau pelaksanaan kebutuhan terintegrasi. 17. Mengembangan toolssarana dalam rangka meningkatkan
budaya kepatuhan. 18. Melakukan koordinasi dalam penyusunan, pengembangan dan
pengaplikasian kebijakan danatau panduan untuk mendukung kelancaran proses pengelolaan Satuan Kerja Kepatuhan.
19. Mempersiapkan, mengkoordinasikan dan mengusulkan program kerja Satuan Kerja Kepatuhan kepada Direktur
yang membidangi serta mengontrol penggunaan anggaran Satuan Kerja Kepatuhan agar sesuai dengan program
kerja tersebut. 5. Ensure the Bank compliance towards the commitments
made by the Bank andor other authorized supervisory authority.
6. Take measures to monitor those policies, regulations, systems and procedures, as well as the bank’s business
activities in accordance with the provisions of the applicable laws and regulations.
7. Implement monitoring on internal compliance and compliance on laws and regulation amendments, and
changes within the Regulatory agency and inform those changesamendments to the Bank’s management and the
entire Division related Work Unit.
8. Conduct assessments on draft policies and procedures related to Bank business activities proposed by Divisions
Units. 9. Conduct procedures and policies system monitoring in
every DivisionUnit related to the implementation of Good Corporate Governance GCG.
10. Manage the implementation of Anti-Money Laundering Program and Counter Financing-Terrorist AML-PPT,
Gratification Control PPG, Whistleblower System WBS and LHKPN Programs.
11. Conduct monitoring on compliance in applying APU-PPT and Gratification Control, LHKPN and WBS Programs.
12. Propose a written APU-PPT policy program to the Board. 13. Evaluate the results of compliance aspects study on
the Bank’s internal regulatory, such as those of Decree, Circular letter and other forms according to Bank document
templates and management which are the official script and setting applicable to the on-going or previously proposed
documents.
14. Ensure and monitor the compliance of banks toward the commitments made by the bank andor other authorized
supervisory authorities. 15. Develop and monitor functions of Quality Assurance
QA in all bank’s business activities at every level of the organization.
16. Monitor implementation of integrated needs. 17. Develop toolsinstruments to improve a culture of
compliance. 18. Conduct coordination in the preparing, developing and
applying policies andor guidelines to support the smooth process of managing Compliance Work Unit.
19. Prepare, coordinate and propose a work program of Compliance Work Unit to the Director in charge of and
control the use Compliance Work Unit budget to conform with the work program.
fUNGSI KEPATUHAN
coMPliance funcTion
Laporan Tahunan 2016
632
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
20. Membina dan meningkatkan kualitas Staf Satuan Kerja Kepatuhan dalam hal efektivitas kinerja.
21. Mengembangkan dan memfasilitasi komunikasi dengan DivisiUnit Kerja lain, Kantor Wilayah, Kantor Cabang, dalam
hal pelaksanaan pengelolaan kinerja dan aktivitas Satuan Kerja Kepatuhan.
22. Mengelola penerapan manajemen risiko di Satuan Kerja Kepatuhan.
23. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap Peraturan Regulator dan Peraturan Perundang-
undangan, serta Peraturan Internal lainnya yang berlaku. 24. Memonitor seluruh bidang kerja Satuan Kerja Kepatuhan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 25. Mensosialisasikan ketentuan-ketentuan internal bank dan
ketentuan lain yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas di lingkungan divisinya.
26. Melakukan koordinasi dalam penyediaan datadokumen terkait dengan pemeriksaan internal dan eksternal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi.
27. Melakukan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal sesuai
dengan batas kewenangan yang diberikan Direksi. 28. Memberikan masukan dan pertimbangan yang menyangkut
bidang tugasnya kepada atasan. 29. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
Satuan Kerja Kepatuhan melaksanakan kegiatan sesuai dengan fungsi yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia nomor
132PBI2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum yaitu:
1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada
semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank. 2. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank.
3. Memastikan kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia peraturan perundang- undangan yang berlaku.
4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan atau
otoritas pengawas lain yang berwenang. 20. Maintain and improve the quality of Compliance Work Unit
staffs in terms of performance effectiveness. 21. Develop and facilitate communication with Other Divisions
Work Units, Regional Offices, Branch Offices, in terms implementation of Compliance Work Unit activities and
performance management. 22. Manage the implementation of risk management within
Work Unit Compliance. 23. Implement the principle of prudence and adherence towards
Policy Maker’s laws and regulations, as well as other applicable Internal regulations.
24. Monitor all Work Unit Compliance work areas in accordance with applicable regulations.
25. Disseminate the Bank’s internal provisions and other provisions relating to the scope of duties within each division.
26. Coordinate the provision of datadocuments related to internal and external examination in accordance with
applicable regulations and the limits of authority granted by the Board of Directors.
27. Conduct coordination to follow up findings from internal and external examination results in accordance with the limits
of authority given by the Board of Directors. 28. Provide suggestions and considerations concerning the
scope of one’s duty to one’s superiors. 29. Carry out other duties assigned by the Board of Directors.
Compliance Unit carries out activities in accordance with the functions stated in Bank Indonesia Regulation No. 132
PBI2011 regarding the Implementation of Commercial Bank Compliance Function, i.e.:
1. Attain the implementation of compliance culture at all
levels of the organization and Bank’s business activities. 2. Manage the Compliance Risks faced by the Bank
3. Ensure that the policies, regulations, systems and procedures as well as business activities conducted by
the Bank are in accordance with Bank Indonesia and other applicable regulations.
4. Ensure the Bank compliance against the commitments made by the Bank to Financial Services Authority or any
other other authorized regulatory authorities.
fUNGSI KEPATUHAN
coMPliance funcTion
annual report 2016
633
Growing Together with new expanding opportunities
PENGEMBANGAN KOMPETENSI SATUAN KERJA KEPATUHAN
Tabel Pengembangan Kompetensi satuan Kerja Kepatuhan Table of compliance Unit competency Development
no nama Pendidikan dan
Pengembangan Karyawan employee education and Development
nama Penyelenggara
Organizer Tanggal
Penyelenggaraan Date
1 Sertifikasi Kepatuhan
Compliance Certification Banking profession Lembaga Sertifikasi profesi perbankan
Certification agency 24 - 25 Februari 2016
February 24 - 25, 2016 2
Risk Management Officer risk Management officer
Divisi pendidikan dan pelatihan bank bjb
Division bjb bank
education and Training 21 – 23 Maret 2016
March 21 - 23, 2016 3
Teknik pengendalian Kecurangan dan Membangun Whistleblower System WBS yang efektif
Building effective evio plus Fraud Control and Whistleblower
System WBS
Evio Plus
evio Plus
21 - 22 Maret 2016 March 21 - 22, 2016
4 Letter Of Credit
Letter of Credit Johnson Indonesia
Johnson Indonesia 22 – 23 Maret 2016
March 22 - 23, 2016 5
pelatihan apu ppT apu ppT Training
Divisi pendidikan dan pelatihan bank bjb
bjb bank education and Training Division 22 – 23 Maret 2016
March 22 - 23, 2016 6
penyusunan SOP for Banking Creating Banking Jogja
Jogja Smart Indotama Smart Indotama Sop
05 – 06 Maret 2016 March 5 - 6, 2016
7 Strategik Manajemen
Strategic Management MBa Programme ITB
MBa programme ITB 06 – 08 april 2016
april 6 - 8, 2016 8
akuntansi Bank Dasar Basic Bank accounting
Divisi pendidikan dan pelatihan bank bjb
bjb bank education and Training Division 18 – 19 april 2016
april 18 - 19, 2016 9
High Impact Communication high Impact Communication
Divisi pendidikan dan pelatihan bank bjb
bjb bank education and Training Division 20 – 21 april 2016
april 20 - 21, 2016 10
Risk Management TI risk Management IT
Indonesian Corporate Consule association Indonesian Corporate Consule association
29 – 30 april 2016 april 29 - 30, 2016
11 Business Continuity Management
Business Continuity Management Risk Frontier
risk Frontier 11 – 12 Mei 2016
May 11 - 12, 2016 12
Fungsi Kepatuhan Manajemen risiko optimalisasi peran, Fungsi, Tugas, dan Output bagi Bank
Compliance risk Management Function optimizing the roles, Functions, Duties, and output for Bank
Risk Management Guard risk Management Guard
18 – 19 Mei 2016 May 18 - 19, 2016
13 Sertifikasi Manajemen risiko
risk Management Certification Badan Sertifikasi Manajemen risiko
risk Management Certification agency 29 – 29 Juli 2016
July 29 - 29, 2016 14
Tematik pelaporan LBu Tahun 2016 LBu Thematic reporting 2016
Bank Indonesia Bank Indonesia
25 – 26 agustus 2016 august 25 - 26, 2016
15 Konglomerasi Keuangan Manajemen risiko, Tata Kelola, permodalan
Financial Conglomerates risk Management, Governance, risk
Capital
Risk Management Guard risk Management Guard
24 – 26 agustus 2016 august 25 - 26, 2016
16 Manajemen Kepatuhan : Keseimbangan reputasi dan Bisnis
Compliance Management: Balancing reputation and Business Galang Learning Forum
Galang Learning Forum 01 – 02 September 2016
September 1 - 2, 2016
PROGRAM KERJA SATUAN KERJA KEPATUHAN TAHUN 2016
Satuan Kerja kepatuhan Membuat langkah-langkah dalam rangka pelaksanaan fungsi kepatuhan. Untuk mendukung terciptanya
budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank, satuan kerja kepatuhan melaksanakan sosialisasi budaya kepatuhan secara
rutin untuk mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank.
Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan menetapkan tools compliance sheet dan compliance cheklist dalam rangka
mitigasi risiko kepatuhan di setiap kegiatan usaha bank. Selain itu satuan kerja kepatuhan melakukan penyusunan profil risiko
kepatuhan untuk menilai tingkat risiko yang dihadapi Perseroan. Dalam rangka upaya untuk memastikan kebijakan, ketentuan,
COMPETENCY DEVELOPMENT OF COMPLIANCE WORK UNIT
THE WORK PROGRAM OF COMPLIANCE WORK UNIT 2016
Compliance Work Unit takes measures in order to implement the compliance function. To support the creation of a compliance
culture throughout the Bank’s business activities, the compliance work unit disseminates the culture of compliance on a regular
basis to the cause of Culture of Compliance at all levels of the organization and activities of the Bank.
Compliance risk management is conducted by setting up compliance sheet and compliance checklist in order to mitigate
the risk of compliance in all banking operations.In addition to the above, compliance work unit also conducts preparation
of compliance risk profile to assess the level of risk faced by the company.In order to ensure that the policies, regulations,
fUNGSI KEPATUHAN
coMPliance funcTion
Laporan Tahunan 2016
634
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, Satuan Kerja Kepatuhan melakukan pengkajian terhadap setiap rancangan
kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur yang akan ditetapkan.
Satuan Kerja Kepatuhan melakukan analisis dan monitoring terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas
Jasa Keuangan atau otoritas pengawas lain yang berwenang agar komitmen tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan yang
dimaksud dan waktu yang telah ditentukan.
Dengan adanya ketentuan mengenai tata kelola terintegrasi yang didalamnya terdapat kepatuhan terintegrasi, satuan kerja
kepatuhan terintegrasi melakukan pengelolaan kepatuhan bukan hanya pada entitas utama namun juga kepada perusahaan anak
dan perusahaan terelasi.
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SATUAN KERJA KEPATUHAN TAHUN 2016
Pada tahun 2016 , Satuan kerja Kepatuhan melakukan sosialisasi budaya kepatuhan secara langsung maupun tidak langsung kepada
segenap insan bank bjb. Sosialisasi secara langsung dilakukan ke 8 delapan cabang bank bjb untuk memberikan pemahaman
dan peningkatan budaya kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan Standar Operasional Perusahaan SOP. Sosialisasi
bertajuk “Budaya Kepatuhan dan APU-PPT” merupakan agenda rutin Satuan Kerja Kepatuhan untuk menjalankan fungsi ex-ante.
Sosialisasi secara tidak langsung dilakukan dengan menyampaikan ketentuan yang baru berlaku kepada setiap unit kerja di kantor
pusat sebagai bahan evaluasi terhadap ketentuan internal yang berlaku. Hal ini dilakukan agar setiap ketentuan internal yang
berlaku telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan otoritas dan peraturan lainnya.
Dalam rangka pengelolaan risiko kepatuhan, Satuan Kerja Kepatuhan melakukan pemantauan terhadap risiko yang
dihadapi perseroan dengan menyusun laporan pemantauan prinsip kehati-hatian berisi kepatuhan pelaporan dan kepatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku. Untuk pemantauan komitmen bank dilakukan secara komprehensif dengan melakukan analisis
serta pemantauan terhadap keakuratan jawaban atas komitmen dan ketepatan waktu penyampaian.
Pengelolaan tata kelola terintegrasi dilakukan dengan melakukan Focus Grup Discussion FGD bersama Perusahaan Anak dan
terutama perusahaan terelasi untuk memberi pemahaman terhadap dalam rangka mendukung pelaksanaan tata kelola
terintegrasi konglomrasi keuangan bank bjb.
systems and procedures as well as business activities conducted by the Company are in accordance with the provisions of Bank
Indonesia and the applicable regulations, the compliance work unit conducts assessment of any draft on proposed policy,
regulation, system and procedure.
The Compliance Work Unit conducts analysis and monitoring on the commitments made by the Bank to Financial Service
Authority or any other authorized supervisory authorities so that these commitments can be met in accordance with the
intended and time specified.
With the provisions of integrated governance, within which stated an integrated compliance, compliance work unit works
to manage compliance by way of integration, not only on the Bank’s main entities but also on the related subsidiaries and
companies.
THE IMPLEMENTATION OF WORK PROGRAM OF COMPLIANCE WORK UNIT 2016
In 2016, the Working Unit Compliance disseminated a culture of compliance directly or indirectly to all bjb employees.
Dissemination is conducted directly on 8 eight bjb branches with the objective to provide understanding and to promote a
culture of compliance with applicable regulations and Standard Operating Procedure SOP.Dissemination titled “Culture of
Compliance and APU-PPT” is a routine agenda of Compliance Working Unit to perform the ex-ante function.The dissemination
was conducted indirectly through delivering the new applied provisions to every unit in the Headquarter as an evaluation
materials towards the applicable internal regulations.The goal is for every applicable internal provision is in accordance with
the laws, regulations and other regulatories.
To manage the compliance risks, compliance working unit monitors the risks faced by the company by preparing
a monitoring report on the precautionary principle that encompasses compliance report and compliance towards
applicable regulations.Monitoring on the Bank’s commitments is conducted comprehensively by analyzing and monitoring the
accuracy of answers towards their commitment and timely submission.
Management of integrated governance is done by conducting Focus Group Discussions FGD together with the subsidiaries,
and especially related companies, so as to give an understanding in order to support the implementation of integrated governance
of the bjb financial conglomeration .
fUNGSI KEPATUHAN
coMPliance funcTion
annual report 2016
635
Growing Together with new expanding opportunities
anTi Money launDeRing aPu anD counTeR financing-TeRRoRiST PPT
PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG APU DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PPT
Penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme atau disebut juga dengan program APU-
PPT Anti -Money Laundering and Counter -Terrorist Financing AML-CFT merupakan program yang dilaksanakan secara
berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban berdasarkan ketentuan:
1. Undang-Undang nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang; 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme; 3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1427PBI2012 tanggal
28 Desember 2012 tentang penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
bagi Bank Umum; dan 4. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1521DPNP2013
Tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
bagi Bank Umum.
Selama Tahun 2016, sebagai langkah keseriusan Perseroan dan dalam rangka menjaga kepercayaan nasabah, Perseroan
telah melaksanakan kegiatan dan pengembangan penerapan program APU-PPT antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan pemantauan transaksi-transaksi Keuangan
untuk dilakukan analisa lebih mendalam terhadap potensi terjadinya Transaksi Keuangan Mencurigakan.
2. Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan PPATK. 3. Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT
kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK.
4. Melakukan Pelaporan Transaksi Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri LTKL kepada Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan PPATK. 5. Melakukan Pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa
Terpadu SIPESAT kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK.
6. Melakukan pemeliharaan dan pemantauan terhadap profil nasabah dengan daftar-daftar orang maupun lembaga yang
wajib dipantau berdasarkan database informasi dari otoritas yang berwenang baik nasional maupun internasional.
7. Melakukan pemantauan terhadap nasabah yang dijadikan tersangka atau terdakwa suatu tindak pidana serta Daftar
Tersangka dan Terduga Teroris oleh pihak yang berwenang maupun dari media massa atau berdasarkan informasi
lainnya dari sumber yang resmi. The implementation of Anti-Money Laundering and Counter
Financing-Terrorist also called APU-PPT AML-CFT is a program carried out continuously in order to meet the obligations under
the following provisions:
1. Law No. 8 Year 2010 Concerning the Countermeasure and Eradication of the Crime of Money Laundering;
2. Law No. 9 Year 2013 concerning the Prevention and Eradication of Financing-Terrorist;
3. Bank Indonesia Regulation Number 1427PBI2012 dated December 28, 2012 On the Application of Anti-Money
Laundering and Counter Financing-Terrorist for commercial banks; and
4. Bank Indonesia Circular Letter No. 1521DPNP2013 Date June 14, 2013 Concerning the Application of Anti-
Money Laundering and Prevention of Financing-Terrorist for Commercial Bank.
During 2016, testament to the Company’s commitment and in order to maintain customer trust, the company has conducted
PPT APU program implementation activities and development, such as:
1. Monitoring financial transactions; the Bank shall conduct
a more in-depth analysis on the potential occurrence of Suspicious Transactions.
2. Reporting Suspicious Transaction LTKM to the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center PPATK.
3. Conducting Cash Financial Transaction Report LTKT to the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis
Center PPATK. 4. Conducting Overseas Transactions and Funds Transfer
Report LTKL to the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Center PPATK.
5. Conducting Information System Integrated Service User Report SIPESAT to the Indonesian Financial Transaction
Reports and Analysis Center PPATK. 6. Conducting maintenance and monitoring of customer
profiles with lists of people and institutions that must be monitored based on a database of information from the
relevant authorities both national and international. 7. Monitoring customers whose status are suspects or
convicted of criminal act as well as those who are in the List of Alleged and Suspected Terrorists. Such lists come
from authorities or mass media or by other information from official sources.
Laporan Tahunan 2016
636
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
8. Melakukan koordinasi dengan PPATK, KPK, POLRI serta pihak berwenang lainnya terkait dengan Permintaan Data,
Pemblokiran Rekening dan Penyitaan Dana berkenaan dengan kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme.
9. Melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan pengkinian data nasabah oleh seluruh unit kerja dan cabang.
10. Melakukan Pemantauan secara efektif terhadap Profil dan Transaksi Nasabah dengan memantau pelaksanaan
pengelompokan nasabah ke dalam tingkat risiko Risk Based Approach terjadinya pencucian uang.
11. Melakukan pemenuhan pelaksanaan pembukaan hubungan usaha Perseroan dengan bank koresponden dari Luar Negeri
dari aspek APU-PPT. 12. Melakukan pengkajian terhadap aktivitas dan produk baru
perbankan terkait dengan kewajiban penerapan program APU-PPT sebelum aktivitas dan produk tersebut dijalankan.
13. Melakukan Pemantauan dan rekomendasi terkait pendidikan dan pelatihan APU-PPT terhadap karyawan Perseroan dalam rangka
meningkatkan pemahaman, kewaspadaan serta risiko terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.
14. Memastikan Teknologi Informasi yang mendukung Penerapan Program APU-PPT telah sejalan dan mencakup
perkembangan bisnis, produk serta layanan Bank. 15. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap
pelaksanaan kebijakan program APU-PPT dengan unit kerja terkait yang berhubungan langsung dengan Nasabah.
Adapun statistic pelaksanaan program APU-PPT yang dilaksanakan oleh perseroan selama tahun 2016, dapat kami
sampaikan sebagai berikut:
no nama aktivitas
activities jumlah
Total satuan
Unit
1 Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM
Suspicious Transaction report LTKM 297
Laporan reports
2 Laporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT
Cash Financial Transaction report LTKT 19.313
Laporan reports
3 Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan Ke luar negeri LTKL
Financial Transaction report of Fund Transfer from and to overseas LTKL 15.222
Laporan reports
4 Laporan SIpeSaT
SIpeSaT report 406.066
Data CIF CIF Data
5 Korespondensi dengan pihak yang berwenang
Correspondence with authorized party 101
Kali Time
6 pengkajian penerapan apu-ppT terkait aktivitas dan produk Baru Bank
Implementation of apu-ppT related to new activities and product 12
Kajian reviews
7 pelaksanaan apu-ppT terkait bank koresponden
Implementation of apu-ppT related to correspondence bank 16
Kali time
8 Jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan apu-ppT
number of employees participating in apu-ppT Training 1.020
pegawai employees
8. To coordinate with INTRAC, KPK, Police and other authorities relating to Data Request, Account Blocking, and Seizure of
Funds with respect to money laundering and Financing- Terrorist.
9. Conducting monitoring on the implementation of customer data updating by all working units and branches.
10. Conducting effective monitoring on customers’ Profile and Transactions by monitoring the implementation of a group of
customers into Risk Based Approach of money laundering. 11. Satisfying the intended application bookkeeping of
Company’s business relationship with foreign correspondent banks in terms of the APU-PPT aspects.
12. Conducting an assessment of activity and new banking products related to the implementation of the APU-PPT program obligations
prior to the implementation of activity and products. 13. Conduct Monitoring and recommendations related to
education and training APU-PPT to employees of the Company in order to improve understanding, awareness
and risk against Money Laundering and Financing-Terrorist. 14. Ensuring that the Information Technology that supports
Application Program APU-PPT is in line and includes the development of the Bank businesses, products and services.
15. Coordinating and monitoring the implementation of APU- PPT program policies with related work units that deal
directly with Customer. Data statistics of APU-PPT program implementation conducted
by the company during 2016, are as follow:
PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG APU DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME PPT
anTi Money launDeRing aPu anD counTeR financing-TeRRoRiST PPT
annual report 2016
637
Growing Together with new expanding opportunities
legal PRoBleMS
PERMASALAHAN HUKUM
Sepanjang tahun 2016, jumlah permasalahan hukum perdata dan pidana yang telah selesai telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap dan yang masih dalam proses penyelesaian dapat disajikan melalui tabel sebagai berikut.
Tabel Permasalahan Hukum Table of legal Problems
no. Permasalahan Hukum
legal Problems jumlah
amount Perdata
non-criminal Pidana
criminal Hubungan industrial
industrial relations
1. Telah selesai telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
Settled has had permanent legal force 14
- -
2. Dalam proses penyelesaian
In process 47
- -
Total 61
- -
PERKARA PENTING YANG DIHADAPI PERSEROAN
Selama tahun 2016, bank bjb menghadapi bebarapa perkara penting sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
1
Kantor cabang
: Depok Jenis :
perkara Kepailitan Debitur atas nama alwi alatas
Yurisdiksi
: pengadilan niaga Jakarta pusat
1. pihak investor telah menyiapkan dana sebesar rp. 1.300.000.000,- satu milyar tiga ratus juta rupiah dan saat ini menunggu putusan dari Divisi ppK terkait keringanan
dendabunga 2. akan dilakukan eksekusi terhadap obyek agunan
3. Terkait pencabutan pailit sudah dikoordinasikan dengan kurator dan kreditor lainnya 4. adanya perubahan site plan sehingga akan dikoordinasikan lebih lanjut antara pihak
debitor, bjb dan pihak investor.
5. Sedang diajukan proses pencabutan status pailit Tidak terdapat dampak yang
signiikan terhadap perusahaan
1 branch Office
: Depok
Type: a debtor of Bankruptcy Case under
the name of alwi alatas
jurisdiction :
Commercial Court of Central Jakarta 1. The investor prepared the fund of rp1,300,000,000.- one billion three hundred
million rupiah and is currently waiting for the decision from ppK Division related to the penaltyinterest relief.
2. The enforcement will be performed against the collateral object. 3. relating to the revocation of bankruptcy status, it was coordinated with the receiver
and other creditors. 4. The change of the site plan that it will be further coordinated with the debtor, bank
bjb, and the investor. 5. The revocation of bankruptcy status is on the application process.
no significant impact against the company
2 Kantor cabang
: KCK Jakarta
jenis : Gugatan perlawanan Terhadap
eksekusi agunan oleh roy rahajasa Jamin,dkk
Yurisdiksi :
pengadilan negeri Jakarta pusat pengadilan Tinggi Jakarta
PenGaDilan neGeri : Menolak perlawanan penggugat untuk seluruhnya
Saat ini roy rahajasa Jamin, dkk sedang melakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
2 branch Office
: Jakarta Treasury Sub-Branch office
Type: objection Lawsuit against the
Collateral enforcement by roy rahajasa Jamin, et al
jurisdiction :
District Court of Central Jakarta high Court of Jakarta
DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s objection for its entirety.
Currently roy rahajasa Jamin, et al are raising the appeal legal remedy. no significant impact against the
company
During 2016, total civil and criminal legal problems which were completed having absolute legal power and those which were
under resolution process can be presented through the table as follows:
IMPORTANT CASES FACED BY THE COMPANY
During 2016, the Bank faced some important cases as described in the table below.
Laporan Tahunan 2016
638
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
3 Kantor cabang
: KCK Jakarta
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh pT.rahajasa Media Internet
Yurisdiksi :
pengadilan negeri Jakarta pusat pengadilan Tinggi Jakarta
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya
Saat ini pT. rahajasa Media Internet sedang melakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
3 branch Office
: Jakarta Treasury Sub-Branch office
Type: Tort Lawsuit by pT rahajasa Media
Internet
jurisdiction :
District Court of Central Jakarta high Court of Jakarta
DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
Currently pT rahajasa Media Internet is raising the appeal legal remedy. no significant impact against the
company
4
Kantor cabang :
Surabaya
jenis : Gugatan Wanprestasi oleh bank bjb
kepada pT.Jasindo terkait penolakan Klaim asuransi atas kredit macet
bank bjb
Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung
pengadilan Tinggi Jawa Barat
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk sebagian antara lain menyatakan tuntutan ganti
rugi bank bjb telah sah secara hukum PenGaDilan TinGGi banDUnG :
menguatkan putusan Pengadilan negeri Saat ini pT. asuransi Jasa Indonesia Jasindo sedang melakukan upaya hukum Kasasi
dan berdasarkan informasi dari halaman resmi website Kepaniteraan Mahkamah agung rI http:Kepaniteraan .mahkamahaghung.go.id, perkara no. 2615 K
pDT2016 pada tingkat kasasi telah diputus pada tanggal 15 Desember 2016 dengan amar putusan permohonan Kasasi dari pT. asuransi Jasa Indonesia Jasindo ditolak,
menguatkan putusan Tingkat pertama dan Banding. Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
4 branch Office:
Surabaya
Type: Default Lawsuit by bank bjb to pT
Jasindo related to the rejection of Insurance Claim against bad debt of
bank bjb
jurisdiction : District Court of Bandung
high Court of West Java
DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its partiality inter alia for declaring that the
indemnity lawsuit of BJB Bank has been lawfully effective.
HiGH cOUrT Of banDUnG: confirming the judgment of the District court.
pT asuransi Jasa Indonesia Jasindo is currently raising the Cassation legal remedy and based on the information from the official page website of the registrar office of
the Indonesian Supreme Court http:Kepaniteraan.mahkamahaghung.go.id, case no. 2615 KpDT2016 in the cassation level was decided on 15 December 2016 under the
rejected Disposition of Cassation petition from pT asuransi Jasa Indonesia Jasindo, confirming the Judgment in the First and the appeal Instances.
no significant impact against the company
5 Kantor cabang
: Sukabumi
jenis : permohonan penundaan Kewajiban
pembayaran utang pKpu Kepailitan kepadaKoperasi Bina usaha dan pT.
alpindo Mitra Baja
Yurisdiksi
: pengadilan niaga Jakarta pusat
PenGaDilan niaGa : Telah terjadi perdamaian antara pihak KBu pT. alpindo dengan para kreditor,
selanjutnya terkait penyelesaian kewajiban pembayaran kepada bank bjb dan 3 tiga bank lainnya akan diatur dalam perjanjian tersendiri
pengurus KBu yang baru telah mengajukan proposal terkait skema penyelesaian kredit dan saat ini sedang dalam proses pembahasan di Divisi ppK
Tidak terdapat dampak yang signiikan terhadap perusahaan
5 branch Office
: Sukabumi
Type: application for Debt Moratorium
to Bina usaha Cooperative and pT alpindo Mitra Baja
jurisdiction
: Commercial Court of Central Jakarta
cOmmercial cOUrT: Conciliation between KBu pT alpindo and creditors has occurred, and relating to
the settlement of payment obligation to bank bjb and 3 three other banks, it will be governed in the exclusive agreement.
The new KBu management has submitted the proposal related to the credit settlement scheme and is currently under the negotiation process in ppK Division.
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
annual report 2016
639
Growing Together with new expanding opportunities
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
6
Kantor cabang :
Suci KCp Cicadas
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh Martje Tinaweng
Yurisdiksi : pengadilan negeri Bale Bandung
pengadilan Tinggi Jawa Barat
PenGaDilan neGeri : Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian
PenGaDilan TinGGi: Menguatkan putusan pengadilan negeri
saat ini bank bjb sedang melakukan upaya hukum Kasasi ke mahkamah agung ri
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
6 branch Office:
Suci Cicadas Sub-Branch office
Type: Tort Lawsuit by Martje Tinaweng
jurisdiction: District Court of Bale Bandung
high Court of West Java
DisTricT cOUrT: Granting the plaintiff’s lawsuit for its partiality.
HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court.
bank bjb is raising the cassation legal remedy to the indonesian supreme court.
no significant impact against the company
7 Kantor cabang :
Tangerang KCp Cipondoh
jenis : Gugatanperbuatan Melawan hukum
oleh Linda rusli selaku penggugat
Yurisdiksi : pengadilan negeri Tangerang
pengadilan Tinggi Banten
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk sebagian
Saat ini bank bjb sedang melakukan upaya hukum banding Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
7 branch Office:
Tangerang Cipondoh Sub-Branch office
Type: Tort Lawsuit by Linda rusli as the
plaintiff
jurisdiction: District Court of Tangerang
high Court of Banten
DisTricT cOUrT : Declining the plaintiff’s lawsuit for its partiality.
bank bjb is currently raising the appeal legal remedy.
no significant impact against the company
8 Kantor cabang :
KCK Jakarta
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
olehpT. Megah prima Mandiri terkait pencairan garansi bank
Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta pusat
pengadilan Tinggi Jakarta Mahkamah agung
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan pT.MpM untuk sebagian
PenGaDilan TinGGi : Majelis hakim pengadilan Tinggi Jakarta membatalkan putusan tersebut dengan
menerima eksepsi yang diajukan oleh pembanding semula Tergugat berdasarkan putusan pengadilan Tinggi
saat ini sedang dilakukan upaya hukum Kasasi
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
8
branch Office: Jakarta Treasury Sub-Branch office
Type: Tort Lawsuit by pT Megah prima
Mandiri related to the bank guarantee disbursement
jurisdiction: District Court of Central Jakarta
high Court of Jakarta Supreme Court
DisTricT cOUrT: Declining the lawsuit of pT MpM for its partiality.
HiGH cOUrT: panel of Judges of the high Court of Jakarta annulled the judgment by accepting the
exception lodged by the appellant formerly Defendant under the judgment of the high Court.
currently the cassation legal remedy is raised.
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
Laporan Tahunan 2016
640
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
9
Kantor cabang : utama Bandung KCp Gedung Sate
jenis : Gugatanperbuatan Melawan hukum
oleh endan octavian
Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung
pengadilan Tinggi Jawa Barat Mahkamah agung rI
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat seluruhnya
PenGaDilan TinGGi banDUnG: Menguatkan putusan pengadilan negeri, menolak upaya Banding
saat ini endan Octavian sedang melakukan Upaya Hukum Kasasi ke mahkamah agung ri
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
9 branch Office:
Bandung Main Branch Gedung Sate Sub-Branch office
Type: Tort Lawsuit by endan octavian
jurisdiction: District Court of Bandung
high Court of West Java Indonesian Supreme Court
DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
HiGH cOUrT Of banDUnG: Confirming the judgment of the District Court, declining the appeal legal remedy.
currently endan Octavian is raising the cassation legal remedy to the indonesian supreme court.
no significant impact against the company
10 Kantor cabang
: Ciamis
jenis : Gugatan pailit oleh Dini Mustika
selaku pemohon pailit kepada pT. redsea Sejahtera atau rumah Sakit
nirmala selaku Termohon
Yurisdiksi
: pengadilan niaga Jakarta pusat
akan dilakukan pemberesan boedel pailit pT redsea Menunggu penetapan penunjukan hakim pengawas dan menunggu hasil appraisal.
akan dilakukan eksekusi terhadap obyek agunan diluar proses kepailitan Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
10 branch Office
: Ciamis
Type: Bankruptcy Lawsuit by Dini Mustika
as the petitioner for Bankruptcy to pT redsea Sejahtera or nirmala hospital
as the respondent
jurisdiction
: Commercial Court of Central Jakarta
Settlement of bankrupt estate of pT readsea will be made. Waiting for the stipulation of the Supervisory Judge appointment and waiting for the
appraisal result. enforcement against the collateral object will be made outside the bankrupcty
proceedings. no significant impact against the
company
11 Kantor cabang
: BSD
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh ahli Waris h.Iis abdul haris dan bank bjb kepada pT.asuransi
himalaya pelindung terkait penolakan Klaim asuransi Jiwa
Yurisdiksi :
pengadilan negeri Tangerang pengadilan Tinggi Banten
PenGaDilan neGeri Menerima eksepsi pT.asuransi himalaya pelindung selaku Tergugat
Menyatakan pengadilan negeri Tangerang tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo
saat ini PT.Himalaya asuransi Pelindung dan bank bjb sedang melakukan upaya hukum banding
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
11 branch Office
: BSD
Type: Tort Lawsuit by heirs of h. Iis abdul
haris and bank bjb to pT asuransi himalaya pelindung related to the
rejection of Life Insurance Claims
jurisdiction :
District Court of Tangerang high Court of Banten
DISTrICT CourT accepting the exception of pT asuransi himalaya pelindung as the Defendant.
Declaring that the District Court of Tangerang is incompetent to examine and try the case a quo.
Currently pT himalaya asuransi pelindung and bank bjb are raising the appeal legal remedy.
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
annual report 2016
641
Growing Together with new expanding opportunities
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
12
Kantor cabang :
Tasikmalaya
jenis: Gugatanperbuatan Melawan hukum
oleh rd.Sutisna terkaitpembatalan akta jual beli obyek agunan
Yurisdiksi : pengadilan negeri Tasikmalaya
PenGaDilan neGeri : Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian antara lain membatalkan jual
beli antara Sdr. rd.Sutisna permana dan Sdri.ayu nuraini dan menghukum Sdri. ayu nuraini Tergugat I dan Ir. Budi Suhendar Tergugat II untuk mengembalikan
menyerahkan Sertifikat hak Milik kepada Sdr. rd.Sutisna permana tanpa beban apapun.
saat ini bank bjb sedang mengumpulkan bukti-bukti guna mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
12
branch Office: Tasikmalaya
Type: Tort Lawsuit by rd. Sutisna related to
the annulment of the bill of sales of the collateral object
jurisdiction: District Court of Tasikmalaya
DisTricT cOUrT: Granting the plaintiff’s lawsuit for its partiality inter alia for the annulment of the sales
and purchase between Mr. rd. Sutisna permata and Ms. ayu nuraini and sentencing Ms. ayu nuraini the Defendant I and Ir. Budi Suhendar the Defendant II to return
submit the Title Deed to Mr. rd. Sutisna permata without any burden.
currently bank bjb is collecting evidences to lodge the judicial review legal remedy.
no significant impact against the company
13
Kantor cabang :
Semarang
jenis : Gugatan Tun oleh Drs.abdul Choliq
kepada Bpn dan bank bjb selaku pihak Intervensi
Yurisdiksi: pengadilan Tata usaha negara
Semarang
PenGaDilan TUn semaranG : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya.
PenGaDilan TinGGi TUn menguatkan putusan pengadilan Tata usaha negara, menolak upaya banding
maHKamaH aGUnG Saat ini Drs.abdul Choliq sedang melakukan upaya hukum Kasasi ke Mahkamah
agung rI Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
13
branch Office: Semarang
Type: State administration Lawsuit by Drs.
abdul Choliq to Bpn and bank bjb as the Intervener.
jurisdiction: State administration Court of
Semarang STaTe aDMInISTraTIon CourT oF SeMaranG:
Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
sTaTe aDminisTraTiOn HiGH cOUrT Confirming the judgment of the State administration Court, declining the appeal legal
remedy.
sUPreme cOUrT Currently Drs. abdul Choliq is raising the Cassation Legal remedy to the Indonesian
Supreme Court. no significant impact against the
company
14
Kantor cabang :
Batam
jenis: Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh pT. Karyamas eranusa Mandiri Terkait perlawanan ekesekusi atas
obyek agunan
Yurisdiksi : pengadilan negeri Batam
pengadilan Tinggi Mahkamah agung
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya
PenGaDilan TinGGi : Menguatkan putusan pengadilan negeri, menolak upaya Banding
saat ini PT. Karyamas eranusa mandiri sedang melakukan Upaya Hukum Kasasi ke mahkamah agung ri
Bahwa Debitur telah dipanggil oleh Divisi ppK terkait penyelesaian kreditnya. Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
14 branch Office:
Batam
Type: Tort Lawsuit by pT Karyamas eranusa
Mandiri related to the enforcement objection against the Collateral object
jurisdiction: District Court of Batam
high Court Supreme Court
DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court, declining the appeal Legal remedy.
currently PT Karyamas eranusa mandiri is raising the cassation legal remedy to the indonesian supreme court.
The Debtor has been summoned by ppK Division with regard to its credit settlement. no significant impact against the
company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
Laporan Tahunan 2016
642
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
15
Kantor cabang :
Serang
jenis : Gugatan perbuatan melawan
hukum oleh Wahyu nurjamil terkait pembatalan Sertifkat hak milik
Yurisdiksi : pengadilan negeri Serang
pengadilan Tinggi Banten
PenGaDilan neGeri : Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian yaitu menyatakan perjanjian Kredit
adalah sah dan menyatakan penambahan plafond dan perpanjangan waktu kredit tidak sah dan cacat hukum
PenGaDilan TinGGi : Menguatkan putusan pengadilan negeri
saat ini Wahyu nurjamil sedang melakukan upaya Hukum Kasasi di mahkamah agung
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
15
branch Office: Serang
Type: Tort Lawsuit by Wahyu nurjamil
related to the annulment of Title Deed
jurisdiction: District Court of Serang
high Court of Banten
DisTricT cOUrT: Granting the plaintiff’s lawsuit for its partiality i.e. declaring the Credit agreement
is valid and declaring the extra ceiling and credit period extension is unlawful and defective.
HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court
currently Wahyu nurjamil is raising the cassation legal remedy to the indonesian supreme court.
no significant impact against the company
16 Kantor cabang :
Kebayoran Baru
jenis : Gugatan Wanprestasi oleh bank bjb
kepada pT. Berdikari Insurance
terkait penolakan pembayaran Klaim Back to
Back Bank Garansi
Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta pusat
penGaDILan neGerI : Mengabulkan eksepsi
pT. Berdikari Insurance terkait kurang pihak ;
Menyatakan gugatan bank bjb tidak diterima. sedang dilakukan upaya pengajuangugatan baru melalui Pengadilan negeri
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
16 branch Office:
Kebayoran Baru
Type: Default Lawsuit by bank bjb to pT
Berdikari Insurance related to the rejection of Bank Guarantee Back-
to-Back Claim payment
jurisdiction: District Court of Central Jakarta
DISTrICT CourT: Granting the exception of pT Berdikari Insurance related to non-joinder;
Declaring that the bank bjb’s lawsuit is unacceptable. new lawsuit lodging through the District Court is made.
no significant impact against the company
17 Kantor cabang :
Tamansari
jenis : Gugatan Wanprestasi oleh a Djuhana
terkaitpenggunaan bilyet giro dalam transaksi jual beli
Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung
pengadilan Tinggi Bandung penGaDILan neGerI :
Gugatan penggugat tidak berdasartidak dapat diterima niet ontvankelijke verklaard
saat ini H.a.Djuhana sastrawinata sedang melakukan upaya hukum banding
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
17 branch Office:
Tamansari
Type: Default Lawsuit by a. Djuhana related
to the use of Transfer Form in sales and purchase transaction
jurisdiction: District Court of Bandung
high Court of Bandung DISTrICT CourT:
The plaintiff’s Lawsuit is groundlessunacceptable niet ontvankelijke verklaard.
currently H. a. Djuhana sastrawinata is raising the appeal legal remedy.
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
annual report 2016
643
Growing Together with new expanding opportunities
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
18
Kantor cabang :
Surabaya
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh Fatimah selaku debitor kepada bank bjb
Yurisdiksi : pengadilan negeri Sidoarjo
PenGaDilan neGeri : Mengabulkan gugatan para penggugat untuk sebagian
PenGaDilan TinGGi: Meguatkan putusan pengadilan negeri
saat ini bank bjb sedang dilakukan upaya hukum kasasi ke mahkamah agung ri
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
18 branch Office:
Surabaya
Type: Tort Lawsuit by Fatimah as the debtor
to BJB Bank
jurisdiction: District Court of Sidoarjo
DisTricT cOUrT: Granting plaintiffs’ lawsuit for its partiality.
HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court.
currently the cassation legal remedy against bank bjb is raised to the indonesian supreme court.
no significant impact against the company
19 Kantor cabang :
utama Bandung
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh Sdr. ahmad Jauhari kepada bank bjb
Cabang utama Bandung
Yurisdiksi : pengadilan negeri Depok
PenGaDilan neGeri : agenda pemeriksaan Saksi
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
19 branch Office:
Bandung Main Branch
Type: Tort Lawsuit by Mr. ahmad Jauhari
kepada bank bjb Bandung Main Branch
jurisdiction: District Court of Depok
DisTricT cOUrT: Witness examination agenda
no significant impact against the company
20 Kantor cabang :
Ciamis
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh Sdr. Lim elias Suherly Wijaya kepada bank bjb Cabang Ciamis
Yurisdiksi : pengadilan negeri Ciamis
Pengadilan negeri Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya
saat ini sdr. lim elias suherly Wijaya sedang dilakukan upaya hukum banding
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
20
branch Office: Ciamis
Type: Tort Lawsuit by Mr. Lim elias Suherly
Wijaya to BJB Bank Ciamis Branch
jurisdiction: District Court of Ciamis
District court: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
currently the appeal legal remedy against mr. lim elias suherly Wijaya is raised.
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
Laporan Tahunan 2016
644
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
21
Kantor cabang:
utama Bandung KCp Kopo
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh Sdr. endang hidayat Johar kepada bank bjb Cabang utama
Bandung KCp Kopo
Yurisdiksi: pengadilan negeri Bandung
PenGaDilan neGeri : Bantahan pembantah tidak dapat diterima niet onvankelijke verklaard
Saat ini endang hidayat Joharakan melakukan upaya hukum banding atau mengajukan gugatan baru.
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
21 branch Office:
Bandung Main Branch Kopo Sub-Branch office
Type: Tort Lawsuit by Mr. endang hidayat
Johar to bank bjb Bandung Main Branch
Kopo Sub-Branch office
jurisdiction: District Court of Bandung
DisTricT cOUrT : rebuttal of the Disputant is unacceptable niet onvankelijke verklaard.
Currently endang hidayat Johar will raise the appeal legal remedy or lodge a new lawsuit.
no significant impact against the company
22 Kantor cabang :
Sukajadi
jenis: Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh Ir. Syahril Syahlodi Djemalip
Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung
pengadilan Tinggi Jawa Barat
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya
PenGaDilan TinGGi Menguatkan putusan pengadilan negeri
saat ini ir. syahril syahlodi Djemalip sedang melakukan Upaya Hukum Kasasi ke mahkamah agung ri
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
22 branch Office:
Sukajadi
Type: Tort Lawsuit by Ir. Syahril Syahlodi
Djemalip
jurisdiction: District Court of Bandung
high Court of West Java
DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
HiGH cOUrT: Confirming the judgment of the District Court.
Currently Ir. Syahril Syahlodi Djemalip is raising the Cassation Legal remedy to the Indonesian Supreme Court.
no significant impact against the company
23 Kantor cabang
: Surabaya KCp perak
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
dari ny. Sri Suminarsih Ibu Kandung Debiturterkait perlawanan ekesekusi
atas obyek agunan
Yurisdiksi : pengadilan negeri
Surabaya
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya
saat ini ny. sri suminarsih ibu Kandung Debitur sedang melakukan Upaya Hukum banding ke Pengadilan Tinggi
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
23 branch Office
: Surabaya
perak Sub-Branch office
Type: Tort Lawsuit by Mrs. Sri Suminarsih
Debtor’s blood mother related to the enforcement objection against the
collateral object
jurisdiction: District Court of Surabaya
DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
currently mrs. sri suminarsih Debtor’s blood mother is raising the appeal legal remedy to the High court.
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
annual report 2016
645
Growing Together with new expanding opportunities
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
24
Kantor cabang :
Makassar
jenis : Gugatan Wanprestasi oleh bank bjb
kepada pT. aSeI
Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta Selatan
PenGaDilan neGeri : PUTUsan
Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya
saat ini sedang dilakukan Upaya Hukum banding
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
24 branch Office:
Makassar
Type: Default Lawsuit by bank bjb against
pT aSeI
jurisdiction: District Court of South Jakarta
DisTricT cOUrT: jUDGmenT
Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
currently the appeal legal remedy is being made.
no significant impact against the company
25 Kantor cabang :
KCK Jakarta
jenis : Gugatan Wanprestasi terkait
pencairan garansi bank pT.pLn perSero
Yurisdiksi : pengadilan negeri Jakarta pusat
PenGaDilan neGeri : Gugatan penggugat tidak berdasartidak dapat diterima
niet ontvankelijke verklaard Saat ini sedang dilakukan upaya hukum Banding
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
25 branch Office:
Jakarta Treasury Sub-Branch office
Type: Default Lawsuit related to the
disbursement of bank guarantee of pT pLn perSero
jurisdiction: District Court of Central Jakarta
DisTricT cOUrT: The plaintiff’s Lawsuit is groundlessunacceptable
niet ontvankelijke verklaard. Currently the appeal Legal remedy is being made.
no significant impact against the company
26 Kantor cabang :
Sukabumi
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
ruldey Sumbayak kepada bank bjb Cabang Sukabumi
Yurisdiksi : pengadilan negeri Sukabumi
penGaDILan neGerI : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya
bahwa saat ini sedang dilakukan upaya hukum banding
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
26
branch Office: Sukabumi
Type: Tort Lawsuit by ruldey Sumbayak to
BJB Bank Sukabumi Branch
jurisdiction: District Court of Sukabumi
DISTrICT CourT : Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
Currently the appeal Legal remedy is being made. no significant impact against the
company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
Laporan Tahunan 2016
646
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
27
Kantor cabang :
Sumedang
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh h. otong hasan Ba kepada bank bjb
Cabang Sumedang
Yurisdiksi : pengadilan negeri Sumedang
PenGaDilan neGeri: agenda Kesimpulan
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
27
branch Office: Sumedang
Type: Tort Lawsuit by h. otong hasan Ba to
bank bjb Sumedang Branch
jurisdiction: District Court of Sumedang
DisTricT cOUrT: Conclusion agenda
no significant impact against the company
28 Kantor cabang :
Singaparna
jenis : Bantahan oleh arry purnama terkait
perlawanan eksekusi lelang agunan
Yurisdiksi : pengadilan negeri Tasikmalaya
PenGaDilan neGeri : Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya
Saat ini arry purnama sedang melakukan upaya hukum Banding ke pengadilan Tinggi Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
28 branch Office:
Singaparna
Type: rebuttal by arry purnama related
to the enforcement objection of the collateral bidding
jurisdiction: District Court of Tasikmalaya
DisTricT cOUrT: Declining the plaintiff’s lawsuit for its entirety.
Currently arry purnama is raising the appeal Legal remedy to the high Court. no significant impact against the
company
29 Kantor cabang :
Sukajadi
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
oleh paschalis Miming selaku debitor kepada bank bjb
Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung
PenGaDilan neGeri : agenda Jawaban
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
29
branch Office: Sukajadi
Type: Tort Lawsuit by paschalis Miming as
the debtor to bank bjb
jurisdiction: District Court of Bandung
DisTricT cOUrT: Defense agenda
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
annual report 2016
647
Growing Together with new expanding opportunities
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
30
Kantor cabang :
utama Bandung
jenis : Gugatan oleh Siento halim Direktur
CV Graha nusa Indah
Yurisdiksi : pengadilan negeri Bandung
PenGaDilan neGeri : agenda Jawaban
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
30 branch Office:
Bandung Main Branch
Type: Lawsuit by Siento halim Director of
CV Graha nusa Indah
jurisdiction: District Court of Bandung
DisTricT cOUrT: Defense agenda
no significant impact against the company
31 Kantor cabang :
Singaparna
jenis : Bantahan oleh Saim Sau terkait
perlawanan eksekusi lelang agunan
Yurisdiksi : pengadilan negeri Tasikmalaya
PenGaDilan neGeri : Menolak bantahan pembantah untuk seluruhnya
Saat ini Saim Sau sedang melakukan upaya hukum Banding ke pengadilan Tinggi Tidak terdapat dampak yang
signifikan terhadap perusahaan
31
branch Office: Singaparna
Type: rebuttal by Saim Sau related to
the enforcement objection of the collateral bidding
jurisdiction: District Court of Tasikmalaya
DisTricT cOUrT: Declining the disputant’s rebuttal for its entirety.
Currently Saim Sau is raising the appeal Legal remedy to the high Court. no significant impact against the
company
32 Kantor cabang :
purwakarta
jenis : Gugatan oleh Gina Sugiarti terkait
perlawanan eksekusi lelang agunan
Yurisdiksi : pengadilan negeri purwakarta
PenGaDilan neGeri : agenda Kesimpulan
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
32 branch Office:
purwakarta
Type: Lawsuit by Gina Sugiarti related to
the enforcement objection of the collateral bidding
jurisdiction: District Court of purwakarta
DisTricT cOUrT: Conclusion agenda
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
Laporan Tahunan 2016
648
Semakin Berkembang Bersama peluang Baru yang Membentang
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
33
Kantor cabang :
Sumedang KCp ujung Jaya
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum
Lembaga perlindungan Konsumen nasional Indonesia kepada bank bjb
Cabang Sumedang
Yurisdiksi : pengadilan negeri Sumedang
PenGaDilan neGeri : agenda pembuktian
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
33 branch Office:
Sumedang ujung Jaya Sub-Branch office
Type: Tort Lawsuit by Lembaga Perlindungan
Konsumen Nasional Indonesia Indonesian national Consumer
protection agency to bank bjb Sumedang Branch
jurisdiction: District Court of Sumedang
DisTricT cOUrT: Verification agenda
no significant impact against the company
34 Kantor cabang :
Banjarmasin
jenis : Gugatan Wanprestasi haryanti
nasabah bank bjb Cabang Banjarmasin kepada bank bjb Cabang
Banjarmasin
Yurisdiksi : pengadilan negeri Banjarmasin
PenGaDilan neGeri : agenda pembuktian
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
34 branch Office:
Banjarmasin
Type: Default Lawsuit by haryanti, a
customer of BJB Bank Banjarmasin Branch to bank bjb Banjarmasin
Branch
jurisdiction: District Court of Banjarmasin
DisTricT cOUrT: Verification agenda
no significant impact against the company
35 Kantor cabang :
Cirebon
jenis : Gugatan oleh andi Sukendi terkait
perlawanan eksekusi lelang agunan
Yurisdiksi : pengadilan negeri Cirebon
PenGaDilan neGeri : agenda Mediasi
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
35 branch Office:
Cirebon
Type: Lawsuit by andi Sukendi related to
the enforcement objection of the collateral bidding
jurisdiction: District Court of Cirebon
DisTricT cOUrT: Mediation agenda
no significant impact against the company
PERMASALAHAN HUKUM
legal PRoBleMS
annual report 2016
649
Growing Together with new expanding opportunities
Tabel Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan Table of important cases faced by the company
no. Pokok Gugatan
case Profile Update Perkara
case Update Dampak dan sanksi administratif
impact and administrative sanction
36
Kantor cabang :
Bekasi
jenis : permohonan penetapan lelang
eksekusi hak tanggungan atas nama debitur rita Koswati oleh bank bjb
Cabang Bekasi
Yurisdiksi : pengadilan negeri Bekasi
PenGaDilan neGeri : pendaftaran permohonan penetapan
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
36
branch Office: Bekasi
Type: application for the ruling of the
enforcement bidding of the mortgage under the name of the debtor rita
Koswati by bank bjb Bekasi Branch
jurisdiction: District Court of Bekasi
DisTricT cOUrT: registration for the ruling application
no significant impact against the company
37
Kantor cabang :
Cirebon
jenis : Gugatan perbuatan melawan hukum
oleh nana Supriyatna terkait SK hilang
Yurisdiksi : pengadilan negeri Cirebon
PenGaDilan neGeri : agenda replik
Tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap perusahaan
37
branch Office: Cirebon
Type: Tort Lawsuit by nana Supriyatna
related to the lost Certificate
jurisdiction: District Court of Cirebon
DisTricT cOUrT: reply agenda
no significant impact against the company
38 Kantor cabang :
Garut
jenis : Gugatan perbuatan Melawan hukum