Tempat-Tempat Umum TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
240
PROFIL KESEHATAN INDONESIA
Tahun 2016
tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat mengindikasikan semakin terpenuhi kebutuhan dasar akan perumahan sehat.
GAMBAR 7.10 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENEMPATI RUMAH LAYAK HUNI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2016
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas Kor 2016
Gambar 7.10 menunjukan bahwa pada tahun 2016 capaian rumah tangga di Indonesia yang telah menempati rumah layak huni 93,93, meningkat dari tahun
sebelumnya tahun 2015 sebesar 92,80 rumah tangga. Provinsi dengan rumah layak huni
86,51 86,67
87,15 87,83
88,40 90,65
90,84 91,16
91,31 91,90
92,23 92,87
93,07 93,10
94,02 94,33
94,68 94,81
95,33 95,94
95,97 96,27
96,37 96,52
97,31 97,36
97,41 98,18
98,42 98,99
99,51 0,00
93,93
20 40
60 80
100 Maluku
Sulawesi Tengah Maluku Utara
Kalimantan Barat Papua Barat
Bengkulu Aceh
Gorontalo Kalimantan Tengah
Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan
Sumatera Utara Lampung
Sumatera Barat Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan Jambi
Sulawesi Utara Banten
Jawa Tengah Jawa Timur
Riau Jawa Barat
Nusa Tenggara Barat Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Timur Kalimantan Utara
Kepulauan Riau DI Yogyakarta
Bali DKI Jakarta
Indonesia
241
Bab VII KESEHATAN LINGKUNGAN
terbesar yaitu DKI Jakarta 99,51, Bali 98,99, dan DI Yogyakarta 98,42. Provinsi dengan persentase rumah layak huni terendah yaitu Maluku 86,51, Sulawesi Tengah
86,67, dan Maluku Utara 87,15. Data dari BPS 2015, jika dikategorikan menurut tipe daerah, persentase rumah tangga di daerah perkotaan relatif lebih besar dibanding dengan
daerah perdesaan, yaitu 97,65 berbanding 87,92. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan dalam upaya peningkatan penyediaan rumah layak huni di daerah perdesaan
lebih besar dari daerah perkotaan. Rincian lengkap mengenai rumah layak huni menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 7.9.
Rumah tangga kumuh adalah masuk dalam kategori rumah tidak layak huni, merupakan rumah yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan, bangunan dan
kecukupan minimum luas bangunan serta memenuhi syarat bagi kesehatan penghuninya. Seperti halnya indikator rumah layak huni, indikator penilaian rumah kumuh merupakan
indikator komposit. Indikator pembentuk rumah tangga kumuh sama dengan indikator pembentukan rumah layak hunirumah tidak layak huni. Perbedaanya ada pada
pembobotan penghitungan rumah tangga kumuh. Komponen yang digunakan dalam penghitungan indikator Rumah Tangga Kumuh adalah :
1. Akses Air Layak.
2. Akses Sanitasi Layak.
3. Sufficient Living Area Luas lantai per kapita 7,2 m
2
. 4.
Jenis Lantai, Dinding dan Atap. Gambar 7.11 menunjukkan persentase rumah tangga kumuh menurut provinsi
secara nasional pada tahun 2016 sebesar 6,07, menurun dari tahun sebelumnya tahun 2015 persentase rumah tangga kumuh 7,07. Angka nasional rumah tangga kumuh
menunujukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia sudah cukup baik. Terdapat 20 provinsi yang persentase rumah tangga kumuh lebih tinggi dari angka nasional,
provinsi dengan persentase rumah tangga kumuh terendah yaitu DI Yogyakarta 1,67, Jawa Tengah 1,86, dan Bali 1,90. Sedangkan provinsi dengan rumah tangga kumuh
terbesar yaitu Papua 44,87, NTT 29,37, dan Maluku 12,62. Data dari BPS tahun 2015, persentase rumah tangga kumuh di daerah perdesaan lebih besar dari daerah
perkotaan 9,20 persen berbanding 4.96. Sehingga memperlihatkan kebutuhan akan penurunan angka rumah tangga kumuh di perdesaan lebih besar dari daerah perkotaan.
Rincian lengkap rumah tangga kumuh menurut provinsi pada tahun 2015-2016 dapat dilihat pada Lampiran 7.10.
242
PROFIL KESEHATAN INDONESIA
Tahun 2016
GAMBAR 7.11 PERSENTASE RUMAH TANGGA KUMUH MENURUT PROVINSI
TAHUN 2016
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas Kor 2016 44,87
29,37 12,62
12,21 12,03
11,69 10,42
10,25 9,99
9,45 8,90
8,84 8,78
8,34 7,83
7,74 7,55
7,34 7,12
6,36 5,74
5,54 5,36
4,70 4,57
4,44 4,21
3,07 2,76
2,72 2,02
1,90 1,86
1,67 0,00
6,07
20 40
60 80
100 Papua
Nusa Tenggara Timur Maluku
Sulawesi Barat Papua Barat
Gorontalo Sulawesi Tengah
Aceh Sumatera Selatan
Maluku Utara Sumatera Utara
Sumatera Barat Bengkulu
Sulawesi Utara Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Utara Kalimantan Barat
Sulawesi Tenggara Kalimantan Tengah
Jawa Barat DKI Jakarta
Kalimantan Selatan Jambi
Riau Sulawesi Selatan
Banten Kalimantan Timur
Lampung Jawa Timur
Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
Bali Jawa Tengah
DI Yogyakarta Indonesia