Flu Burung PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOSIS

201 Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT terintegrasi dengan rutin di masyarakat, seperti di lingkungan tempat tinggal dalam wadah desakelurahan siaga aktif. Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas. Desakelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM dapat dilihat pada Gambar 6.47 berikut. Secara nasional desakelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM sebesar 14,85. Persentase ini masih di bawah target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2016 yaitu sebesar 20. Jika dilihat menurut provinsi, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan desakelurahan terbanyak yang melaksanakan Posbindu PTM, yaitu sebesar 87,27. Provinsi dengan desakelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM terbanyak lainnya yaitu Kep. Bangka Belitung dan DI Yogyakarta sebesar 74,42 dan 53,65. Sementara itu, hanya 0,9 desa di Papua yang melaksanakan Posbindu PTM. GAMBAR 6.47 PERSENTASE DESAKELURAHAN YANG MELAKSANAKAN POSBINDU PTM MENURUT PROVINSI S.D. TAHUN 2016 Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017 0,90 3,81 4,08 5,87 6,01 6,13 6,85 7,03 7,46 8,91 10,16 10,46 10,76 11,31 11,83 11,92 13,48 14,59 15,02 15,09 15,14 15,60 15,80 23,05 25,42 25,96 26,99 27,14 29,08 32,01 41,60 53,65 74,42 87,27 14,85 20 40 60 80 100 Papua Maluku Utara Papua Barat Sulawesi Barat Maluku Nusa Tenggara Timur Kalimantan Utara Riau Sumatera Utara Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Aceh Kalimantan Timur Bali Kalimantan Tengah Sulawesi Tenggara Jawa Tengah Sulawesi Utara Sumatera Selatan Gorontalo Bengkulu Jawa Barat Kalimantan Barat Jambi Lampung Kepulauan Riau Sulawesi Selatan Banten Jawa Timur Nusa Tenggara Barat Sumatera Barat DI Yogyakarta Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta INDONESIA DesaKelurahan yang Melaksanakan Posbindu 202 PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016

3. Pengendalian Konsumsi Hasil Tembakau

Pengendalian tembakau di Indonesia merupakan salah satu upaya pengendalian faktor risiko PTM, dalam rangka menurunkan prevalensi penyakit tidak menular. Beberapa upaya yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut. a. Perlindungan masyarakat terhadap paparan asap rokok melalui pengembangan kawasan tanpa rokok dengan mendorong terbentuknya peraturan dan kebijakan daerah serta implementasinya. b. Menyediakan layanan upaya berhenti rokok di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasyankes baik primer dan sekunder maupun tersier. Selain itu juga, bagi masyarakat yang tidak sempat dan tidak dapat datang ke Fasyankes, disiapkan layanan konseling upaya berhenti merokok melalui telepon tanpa bayar. c. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat untuk hidup sehat tanpa rokok termasuk akibat merokok melalui iklan layanan masyarakat serta promosi kesehatan. d. Melakukan monitoring dan implementasi kebijakan pengendalian konsumsi hasil tembakau. GAMBAR 6.48 PERSENTASE KABUPATENKOTA YANG MEMPUNYAI PERATURAN KTR MENURUT PROVINSI S.D. TAHUN 2016 Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017 3,4 11,8 14,3 18,2 18,4 21,2 27,3 30,8 33,3 37,1 40,0 41,2 42,1 45,5 46,2 46,2 50,0 50,0 50,0 50,0 50,0 52,2 57,1 57,1 59,3 60,0 66,7 79,2 80,0 86,7 90,0 100,0 100,0 100,0 44,0 20 40 60 80 100 Papua Sulawesi Tenggara Kalimantan Barat Maluku Jawa Timur Sumatera Utara Nusa Tenggara Timur Papua Barat Sulawesi Barat Jawa Tengah Kalimantan Utara Sumatera Selatan Sumatera Barat Jambi Kalimantan Selatan Sulawesi Tengah Riau Bengkulu Banten Gorontalo Maluku Utara Aceh Kepulauan Riau Kalimantan Tengah Jawa Barat Nusa Tenggara Barat Sulawesi Utara Sulawesi Selatan DI Yogyakarta Lampung Kalimantan Timur Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta Bali INDONESIA KabKota yang Mempunyai Peraturan KTR 203 Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT Sampai dengan tahun 2016 terdapat 226 atau 44,0 kabupatenkota yang sudah mempunyai peraturan Kawasan Tanpa Rokok KTR. Jika dilihat menurut provinsi, semua kabupatenkota di Bali, DKI Jakarta, dan Kep. Bangka Belitung sudah mempunyai peraturan KTR, diikuti oleh Kalimantan Timur sebesar 90,0, dan Lampung sebesar 86,7. Sementara itu, di Papua hanya terdapat 3,4 kabupatenkota yang mempunyai peraturan KTR. Target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2016 adalah secara nasional, sebesar 20,2 kabupatenkota sudah melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok KTR minimal pada 50 sekolah. Berdasarkan implementasi KTR, diketahui bahwa sampai dengan tahun 2016, sebesar 21,2 kabupatenkota sudah melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok KTR minimal pada 50 sekolah. Dengan demikian, target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2016 sudah tercapai. Kabupatenkota yang sudah mempunyai peraturan KTR dan sudah melaksanakan kebijakan KTR minimal pada 50 sekolah dapat dilihat pada Gambar 6.48 dan 6.49. GAMBAR 6.49 PERSENTASE KABUPATENKOTA YANG MELAKSANAKAN KEBIJAKAN KTR MINIMAL PADA 50 SEKOLAH MENURUT PROVINSI S.D. TAHUN 2016 Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017 5,3 6,1 6,9 8,6 8,7 9,1 11,8 15,4 15,4 16,7 16,7 18,2 20,0 20,0 20,0 21,4 21,4 23,1 23,5 25,0 26,7 28,6 28,6 29,6 30,0 30,0 33,3 33,3 36,4 40,0 42,1 100,0 100,0 100,0 21,2 20 40 60 80 100 Jawa Timur Sumatera Utara Papua Jawa Tengah Aceh Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tenggara Sulawesi Tengah Papua Barat Riau Sulawesi Selatan Maluku Bengkulu Sulawesi Utara Maluku Utara Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Sumatera Selatan Banten Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau Jawa Barat Nusa Tenggara Barat Kalimantan Timur Gorontalo Sulawesi Barat Jambi Kalimantan Utara Sumatera Barat DKI Jakarta DI Yogyakarta Bali INDONESIA KabKota Implementasi KTR min. pada 50 Sekolah