176
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
NP AFP rate 1-1,99 NP AFP rate =2
NP AFP rate 1 No casereport
4. Polio dan AFP Acute Flaccid ParalysisLumpuh Layu Akut
Polio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf, utamanya menyerang anak balita dan menular terutama melalui fekal-oral. Polio ditandai dengan
gejala awal demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai dan lengan. Pada 1 dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan permanen biasanya pada tungkai, dan 5-
10 dari yang menderita kelumpuhan meninggal karena kelumpuhan pada otot-otot pernafasan.
Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi bebas polio bersama negara-negara South East Asia Region SEARO pada tanggal 27 Maret 2014. Saat ini tinggal 2 negara, yaitu
Afghanistan dan Pakistan yang masih endemik polio. Setelah Indonesia dinyatakan bebas polio, bukan berarti Indonesia menurunkan upaya imunisasi dan surveilens AFP, upaya
pencegahan harus terus ditingkatkan hingga seluruh dunia benar-benar terbebas dari polio. Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh
layuh akut AFP pada anak usia 15 tahun, yang merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit polio, dalam upaya untuk menemukan adanya transmisi virus polio liar. Surveilans
AFP merupakan indikator sensitivitas deteksi virus polio liar. Surveilans AFP juga penting untuk dokumentasi tidak adanya virus polio liar untuk sertifikasi bebas polio.
Non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio. Kementerian Kesehatan
menetapkan non polio AFP rate minimal 2100.000 populasi anak usia 15 tahun. Pada tahun 2016, secara nasional non polio AFP rate sebesar 1,96100.000 populasi anak 15 tahun yang
berarti belum mencapai standar minimal penemuan.
GAMBAR 6.24 PENCAPAIAN NON POLIO AFP RATE PER 100.000 ANAK USIA 15 TAHUN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2016
Sumber : Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
177
Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT
Dari 34 provinsi, 18 di antaranya 52,94 telah mencapai target non polio AFP rate per
. pe duduk kura g dari tahu pada tahu
, provi si asih da provinsi yaitu Papua Barat belum menyampaikan laporannya.
GAMBAR 6.25 NON POLIO AFP RATE PER 100.000 ANAK 15 TAHUN
DI INDONESIA TAHUN 2016
Sumber: Ditjen P2P Kemenkes RI, 2017
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar. Untuk
itu diperlukan spesimen adekuat yang sesuai dengan persyaratan yaitu dia bil
hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen 0°C - 8°C sampai di laboratorium.
0,17 0,22
0,25 0,39
0,40 0,50
0,77 0,90
1,27 1,40
1,60 1,67
1,70 1,89
1,93 2,00
2,00 2,02
2,03 2,08
2,11 2,11
2,12 2,13
2,13 2,16
2,20 2,31
2,35 2,74
2,88 3,24
5,43 1,96
- 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00
Maluku Sulawesi Barat
Maluku Utara Riau
Kalimantan Utara Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau Papua
Bengkulu Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan Kalimantan Selatan
Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara
Kalimantan Barat Aceh
Sumatera Barat Jawa Barat
Jawa Timur Jawa Tengah
Sumatera Utara Banten
DI Yogyakarta Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Timur
Jambi Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah Lampung
DKI Jakarta Bali
Gorontalo Papua Barat
Indonesia
178
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
GAMBAR 6.26 PENCAPAIAN SPESIMEN ADEKUAT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2016
Sumber : Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
GAMBAR 6.27 PERSENTASE SPESIMEN ADEKUAT AFP
MENURUT PROVINSI TAHUN 2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
33,3 40,0
50,0 59,3
65,0 70,5
71,8 74,2
75,0 75,0
75,0 77,2
78,9 80,0
80,0 80,9
83,3 84,6
85,7 85,7
86,6 86,8
89,4 92,5
93,7 94,7
96,4 100,0
100,0 100,0
100,0 100,0
83,1
- 20,0
40,0 60,0
80,0 100,0
120,0 Maluku Utara
Papua DKI Jakarta
Maluku Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Selatan Sulawesi Tenggara
Aceh Bali
Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tengah Jambi
Gorontalo Kepulauan Riau
Sulawesi Utara Sumatera Selatan
DI Yogyakarta Jawa Timur
Bengkulu Lampung
Kalimantan Timur Jawa Barat
Banten Sulawesi Selatan
Sumatera Barat Jawa Tengah
Kalimantan Barat Sulawesi Barat
Riau Kalimantan Utara
Kep. Bangka Belitung Sumatera Utara
Papua Barat Indonesia
Adeq. Spec =80 Adeq . Spec 60-79
Adeq. Spec 60 No casereport
Standar Spesimen Adekuat 80