197
Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT
GAMBAR 6.45 KABUPATENKOTA YANG MELAKUKAN PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU
MENURUT PROVINSI TAHUN 2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
Berdasarkan Gambar 6.45 dapat dilihat bahwa provinsi dengan jumlah kabupatenkota terbanyak yang melakukan pengendalian vektor terpadu tahun 2016 adalah
Sulawesi Selatan dan Aceh dengan 22 kabupatenkota, diikuti oleh Jawa Tengah dengan 21 kabupatenkota, dan Sumatera Utara dengan 18 kabupatenkota.
1 1
2 3
3 3
3 3
3 3
4 4
5 6
6 6
6 7
7 8
8 8
8 8
9 9
10 10
10 10
18 21
22 22
5 10
15 20
25 Riau
Kalimantan Utara Maluku
Sumatera Barat DI Yogyakarta
Banten Kalimantan Barat
Sulawesi Barat Papua Barat
Papua Kepulauan Riau
Gorontalo Jambi
Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta
Jawa Timur Sulawesi Utara
Sumatera Selatan Maluku Utara
Jawa Barat Bali
Nusa Tenggara Barat Kalimantan Timur
Sulawesi Tenggara Bengkulu
Lampung Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah Sumatera Utara
Jawa Tengah Aceh
Sulawesi Selatan
Jumlah Kabkota yang Melakukan PVT
198
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
D. PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyakit tidak menular PTM merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, dan
Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK. PTM merupakan hampir 70 penyebab kematian di dunia.
Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering
terjadi Kejadian Luar Biasa KLB beberapa penyakit menular tertentu, di sisi lain muncul kembali beberapa penyakit menular lama re-emerging diseases, serta muncul penyakit-
penyakit menular baru new-emerging diseases seperti SARS, avian influenza flu burung, dan swine influenza flu babi.
Sementara itu, PTM menunjukkan adanya kecenderungan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2007 dan 2013,
tampak kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit sendirematikencok. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut.
Berbagai faktor risiko PTM diantaranya adalah merokok dan keterpaparan terhadap asap rokok, dietpola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, konsumsi minuman
beralkohol, dan riwayat keluarga keturunan. Adapun faktor risiko antara terjadinya PTM adalah obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Prinsip upaya
pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya pencegahan penyakit tidak menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi. Sehubungan dengan hal
tersebut, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan program pengendalian PTM sejak tahun 2006.
Berdasarkan data Survei Indikator Kesehatan Nasional SIRKESNAS tahun 2016, prevalensi merokok secara nasional adalah 28,5. Prevalensi merokok menurut jenis
kelamin prevalensi pada laki-laki 59 dan perempuan 1,6. Menurut tempat tinggal, prevalensi merokok di pedesaan dan perkotaan tidak terlalu jauh berbeda namun demikian
di perdesaan sedikit lebih tinggi 29,1 dibandingkan dengan perkotaan 27,9. Menurut kelompok umur, prevalensi tertinggi pada usia 40-49 tahun sebesar 39,5, sedangkan pada
usia muda 20 tahun sebesar 11,1. Prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi secara nasional sebesar 30,9.
Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan 32,9 lebih tinggi dibanding dengan laki- laki 28,7. Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi 31,7 dibandingkan dengan
perdesaan 30,2. Prevalensi semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur. Prevalensi obesitas Indeks Massa Tubuh atau
IMT – 27 dan IMT
sebesar 33,5, sedangkan penduduk obese dengan
IMT saja sebesar 20,6. Pada penduduk
yang obesitas, prevalensi lebih tinggi pada perempuan 41,4 dibandingkan pada laki-laki 24,0. Prevelansi lebih tinggi di perkotaan 38,3 daripada perdesaan 28,2. Sedangkan
menurut kelompok umur, obesitas tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun 38,8.
199
Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT
Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala,
Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres. Cek kesehatan secara berkala yaitu pemeriksaan faktor risiko PTM dapat
dilakukan melalui Pos Pembinaan Terpadu Posbindu PTM, dan mengikuti deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara di Puskesmas.
Selain itu, upaya pengendalian PTM melalui pengendalian masalah tembakau dilakukan dengan penerbitan peraturan terkait Kawasan Tanpa Rokok KTR oleh Pemerintah
Daerah dan membentuk Aliansi WalikotaBupati dalam Pengendalian Tembakau dan Penyakit Tidak Menular. Sedangkan untuk pengaturan makanan berisiko, diterbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang gula, garam dan lemak dalam makanan yang dijual bebas. Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor, baik pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, bahkan seluruh lapisan masyarakat.
Indikator program pengendalian penyakit tidak menular pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut.
1. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM secara terpadu
Puskesmas Pandu PTM. 2.
Persentase desakelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Posbindu PTM.
3. Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara. 4.
Persentase kabupatenkota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok KTR minimal pada 50 sekolah.
Beberapa kegiatan yang telah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya untuk mengendalikan penyakit tidak menular sampai dengan tahun 2016 adalah
sebagai berikut.
1. Meningkatkan Upaya Pengendalian PTM di Puskemas
Pengendalian PTM di Puskesmas diwujudkan dengan adanya Puskesmas Pandu PTM. Puskesmas Pandu PTM adalah Puskesmas yang melaksanakan pencegahan dan pengendalian
PTM secara komprehensif dan terintegrasi melalui Upaya Kesehatan Masyarakat UKM dan Upaya Kesehatan Perorangan UKP. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan
dan pengendalian PTM, baik secara perorangan maupun kelompok dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat UKBM dengan membentuk dan
mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu Posbindu PTM. Secara nasional terdapat 48,87 Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM
secara terpadu Puskesmas Pandu PTM. Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi