Tetanus Neonatorum Campak PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI PD3I

178 PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016 GAMBAR 6.26 PENCAPAIAN SPESIMEN ADEKUAT MENURUT PROVINSI TAHUN 2016 Sumber : Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017 GAMBAR 6.27 PERSENTASE SPESIMEN ADEKUAT AFP MENURUT PROVINSI TAHUN 2016 Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017 33,3 40,0 50,0 59,3 65,0 70,5 71,8 74,2 75,0 75,0 75,0 77,2 78,9 80,0 80,0 80,9 83,3 84,6 85,7 85,7 86,6 86,8 89,4 92,5 93,7 94,7 96,4 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 83,1 - 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 Maluku Utara Papua DKI Jakarta Maluku Nusa Tenggara Barat Kalimantan Selatan Sulawesi Tenggara Aceh Bali Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tengah Jambi Gorontalo Kepulauan Riau Sulawesi Utara Sumatera Selatan DI Yogyakarta Jawa Timur Bengkulu Lampung Kalimantan Timur Jawa Barat Banten Sulawesi Selatan Sumatera Barat Jawa Tengah Kalimantan Barat Sulawesi Barat Riau Kalimantan Utara Kep. Bangka Belitung Sumatera Utara Papua Barat Indonesia Adeq. Spec =80 Adeq . Spec 60-79 Adeq. Spec 60 No casereport Standar Spesimen Adekuat 80 179 Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT Sta dar spesi e adekuat yaitu . Pada tahu 6 spesimen adekuat di Indonesia sebesar 83,1. Dengan demikian spesimen adekuat secara nasional telah sesuai standar. Sebanyak 19 provinsi 55,8 telah mencapai standar spesimen adekuat pada tahun 2016, 14 provinsi belum mencapai standar dan 1 provinsi yaitu Papua Barat belum menyampaikan laporan. Informasi lebih rinci mengenai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi menurut provinsi dan kelompok umur dapat dilihat pada Lampiran 6.18 - 6.24.

C. PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOSIS

1. Demam Berdarah Dengue DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.

a. Incidence Rate IR dan Case Fatality Rate CFR

Tahun 2016 terdapat jumlah kasus DBD sebanyak 204.171 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.598 orang. Jumlah kasus DBD tahun 2016 meningkat dibandingkan jumlah kasus tahun 2015 129.650 kasus. Jumlah kematian akibat DBD tahun 2016 juga meningkat dari tahun 2015 1.071 kematian. IR atau angka kesakitan DBD tahun 2016 juga meningkat dari tahun 2015, yaitu 50,75 menjadi 78,85 per 100.000 penduduk. Namun, Case Fatality Rate CFR mengalami penurunan dari 0,83 pada tahun 2015 menjadi 0,78 pada tahun 2016. Berikut tren angka kesakitan DBD selama kurun waktu 2010-2016. GAMBAR 6.28 ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2010-2016 Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017 65,70 27,67 37,27 45,85 39,80 50,75 78,85 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 IR D B D Tahun 180 PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016 Gambaran angka kesakitan DBD menurut provinsi tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 6.29. Pada tahun 2016 terdapat 10 provinsi dengan angka kesakitan kurang dari 49 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi yaitu Bali sebesar 515,90 per 100.000 penduduk, Kalimantan Timur sebesar 305,95 per 100.000 penduduk, dan DKI Jakarta sebesar 198,71 per 100.000 penduduk. Angka kesakitan pada provinsi Bali dan Kalimantan Timur meningkat hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan angka kesakitan tahun 2015, dimana Bali sebesar 257,75 per 100.000 penduduk dan Kalimantan Timur sebesar 188,46 per 100.000 penduduk. Kenaikan drastis juga terjadi di DKI Jakarta yaitu pada tahun 2015 angka kesakitan DBD hanya 48,55 per 100.000 penduduk menjadi 198,71 per 100.000 pada tahun 2016. Kenaikan angka kesakitan tersebut perlu mendapat perhatian khusus. GAMBAR 6.29 ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER 100.000 PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2016 Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017 11,75 12,09 19,51 21,16 25,04 34,95 35,23 42,26 44,90 47,19 50,31 52,02 52,80 55,04 61,11 62,65 64,14 64,83 65,05 66,82 75,75 77,31 79,20 81,04 89,29 91,66 97,77 101,05 123,34 158,33 167,89 198,71 305,95 515,90 78,85 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 Papua Barat Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Kepulauan Bangka Belitung Papua Jawa Tengah Jambi Sumatera Selatan Banten Aceh Nusa Tenggara Barat Lampung Sumatera Utara Jawa Timur Riau Gorontalo Kalimantan Tengah Sulawesi Barat Sumatera Barat Jawa Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Bengkulu Kepulauan Riau Kalimantan Selatan Sulawesi Tenggara Kalimantan Utara DI Yogyakarta DKI Jakarta Kalimantan Timur Bali INDONESIA IR DBD 181 Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT Kematian CFR akibat DBD lebih dari 1 dikategorikan tinggi. Pada tahun 2016 terdapat 11 provinsi yang memiliki CFR tinggi dimana 3 provinsi dengan CFR tertinggi adalah Maluku 5,79, Maluku Utara 2,69, dan Gorontalo 2,68. Pada provinsi-provinsi dengan CFR tinggi masih diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan pengetahuan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke sarana kesehatan jika ada gejala DBD sehingga tidak terlambat ditangani dan bahkan menyebabkan kematian. CFR menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 6.30. GAMBAR 6.30 CASE FATALITY RATE DEMAM BERDARAH DENGUE MENURUT PROVINSI TAHUN 2016 Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017

b. Kabupatenkota Terjangkit DBD

Kenaikan angka kesakitan DBD pada tahun 2016 juga diiringi oleh peningkatan jumlah kabupatenkota terjangkit DBD. Pada tahun 2015 terdapat 446 86,77 menjadi 463 KabupatenKota 90,07 pada tahun 2016. Gambar 6.31 menunjukkan tren jumlah 0,00 0,07 0,20 0,29 0,33 0,42 0,45 0,53 0,53 0,53 0,61 0,65 0,68 0,74 0,79 0,86 0,90 0,92 0,93 0,94 0,95 0,96 0,96 1,01 1,04 1,16 1,26 1,36 1,40 1,45 1,48 2,68 2,69 5,79 0,78 1 2 3 4 5 6 Papua Barat DKI Jakarta Nusa Tenggara Timur Bali Lampung DI Yogyakarta Sumatera Barat Papua Sulawesi Selatan Sumatera Utara Kepulauan Bangka Belitung Sumatera Selatan Kalimantan Selatan Jawa Barat Aceh Sulawesi Utara Jambi Sulawesi Barat Nusa Tenggara Barat Riau Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Kalimantan Timur Kepulauan Riau Kalimantan Utara Banten Bengkulu Kalimantan Barat Jawa Timur Kalimantan Tengah Jawa Tengah Gorontalo Maluku Utara Maluku INDONESIA CFR