KEADAAN PENDIDIKAN Profil Kesehatan Indonesia 2016
15
Bab I DEMOGRAFI
membaca dan menulis tercermin dari Angka Melek Huruf AMH dan Angka Buta Huruf ABH.
ABH menjadi dasar pelaksanaan program pemberantasan buta huruf, dan diharapkan ABH terus menurun. Tahun 2012-2016 ABH cenderung menurun dari 7,03 tahun 2012
menjadi 4,62 pada tahun 2016. Angka Melek Huruf merupakan kebalikan dari Angka Buta Huruf. AMH merupakan persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. AMH menunjukan kemampuan penduduk dalam menyerap informasi dari berbagai media
dan menunjukan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. AMH yang semakin besar diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan sehingga tingkat
kesejahteraan diharapkan dapat semakin meningkat.
GAMBAR 1.12 ANGKA MELEK HURUF DALAM PERSEN MENURUT PROVINSI TAHUN 2016
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016
Pada Gambar 1.12, AMH secara nasional tahun 2016 sebesar 95,38. Provinsi Sulawesi Utara memiliki AMH tertinggi 99,79 dan terendah di Provinsi Papua 71,02.
Secara umum di 34 provinsi, AMH laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Disparitas AMH antara laki-laki dan perempuan berkisar antara 0,10 sampai dengan 12,12, terendah di
71,02 87,06
91,52 91,52
91,59 92,39
92,75 92,82
93,3 94,25
94,59 95,05
96,78 97,05
97,51 97,55
97,66 97,74
97,75 98,01
98,22 98,28
98,44 98,46
98,67 98,81
98,82 98,84
98,88 98,94
98,97 99,07
99,64 99,79
95,38
20 40
60 80
100 Papua
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Selatan Jawa Timur
Kalimantan Barat Sulawesi Barat
B a l i Jawa Tengah
Sulawesi Tenggara DI Yogyakarta
Kalimantan Utara Lampung
Papua Barat Sulawesi Tengah
Banten Kepulauan Bangka Belitung
Aceh Bengkulu
J a m b i Jawa Barat
Kalimantan Selatan Gorontalo
Sumatera Selatan Maluku Utara
Sumatera Barat Kalimantan Timur
Kepulauan Riau Sumatera Utara
Maluku Kalimantan Tengah
R i a u DKI Jakarta
Sulawesi Utara Indonesia
16
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
Provinsi Gorontalo dan tertinggi di Provinsi Papua. Rincian AMH persentase penduduk
berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf menurut provinsi dan jenis kelamin dapat dilihat pada Lampiran 1.17.
Indikator angka partisipasi merupakan indikator pendidikan yang mengukur tingkat partisipasi sekolah penduduk menurut kelompok umur sekolah atau jenjang pendidikan
tertentu. Ada tiga jenis indikator yang memberikan gambaran mengenai partisipasi sekolah
yaitu Angka Partisipasi Sekolah APS, Angka Partisipasi Kasar APK, dan Angka Partisipasi Murni APM.
APS merupakan persentase jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dibagi dengan penduduk kelompok usia
sekolah yang sesuai. Indikator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang masih bersekolah di semua jenjang pendidikan. APS secara umum dikategorikan
menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SMPMTs, 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMASMK dan 19-
24 tahun mewakili umur setingkat perguruan tinggi. Semakin tinggi APS berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah.
GAMBAR 1.13 PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH TAHUN 2013
– 2016
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017
Gambar 1.13 memperlihatkan APS tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 untuk tiap kelompok umur sekolah cenderung meningkat. Semakin tinggi kelompok umur maka tingkat
partisipasi sekolahnya semakin kecil, hal ini dimungkinkan pada kelompok umur 16-18 tahun dan 19-24 tahun telah masuk dalam angkatan kerja dan bekerja. Peningkatan terbesar
terjadi pada kelompok umur 16-18 tahun atau kelompok umur SMAsederajat, hal ini sejalan dengan program wajib belajar 12 tahun. Peningkatan APS pada kelompok umur 7-12 tahun
dan 13-15 tahun juga terjadi dan sejalan dengan program wajib belajar 9 tahun yang mendahului program wajib belajar 12 tahun. Rincian APS menurut provinsi dan kelompok
98,42 98,92
99,09 99,09
90,81 94,44
94,72 94,88
63,84 70,31
70,61 70,83
20,14 22,82
22,95 23,93
20 40
60 80
100 120
2013 2014
2015 2016
7-12 tahun 13-15 tahun
16-18 tahun 19-24 tahun
17
Bab I DEMOGRAFI
umur tahun 2013-2016 dapat dilihat pada Lampiran 1.18, sedangkan rincian APS menurut
provinsi, jenis kelamin, dan kelompok umur tahun 2016 dapat dilihat pada Lampiran 1.19. APK merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran mengenai partisipasi
sekolah penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu tanpa memperhatikan umur. APK adalah rasio jumlah siswa, berapa pun usianya, yang sedang sekolah di tingkat
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu, dinyatakan dalam persen. APK menunjukkan tingkat partisipasi
penduduk secara umum di suatu jenjang pendidikan. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu
pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK menunjukkan semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Pada Gambar 1.14 diketahui nilai APK untuk SDMI tahun 2013-2016 melebihi 100 persen yang menunjukkan masih adanya penduduk yang terlalu cepat sekolah penduduk
usia dibawah 7 tahun yang sudah bersekolah atau terlambat bersekolah penduduk usia lebih dari 12 tahun masih bersekolah di SDsederajat. Dari tahun 2013-2016 APK cenderung
mengalami peningkatan, namun di tahun 2016 nilai APK untuk SDMI dan SMPMts sedikit menurun dibandingkan tahun 2015. Pada tahun 2016 nilai APK untuk SDsederajat sebesar
109,31, SMPsederajat 90,12, SMAsederajat sebesar 80,89. Rincian APK menurut provinsi tahun 2013-2016 dapat dilihat pada Lampiran 1.20. Secara umum APK penduduk
perempuan lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki di semua jenjang pendidikan, kecuali SDsederajat. Hal ini menunjukan lebih banyak penduduk perempuan yang
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki. Rincian APK menurut provinsi dan jenis kelamin tahun 2016 terdapat pada Lampiran 1.21.
GAMBAR 1.14 PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI KASAR PENDIDIKAN TAHUN 2013
– 2016
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017
107,71 108,87
110,50 109,31
85,96 88,63
91,17 90,12
66,61 74,26
78,02 80,89
20 40
60 80
100 120
2013 2014
2015 2016
SDMIPaket A SMPMts Paket B
SMSMKMAPaket C
18
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
Indikator pendidikan lainnya yaitu Angka Partisipasi Murni APM. APM merupakan perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu
dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dengan usianya, dinyatakan dalam persen. Berbeda dengan APK, APM menggunakan batasan kelompok umur. Indikator APM ini
digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya. Semakin tinggi APM menandakan semakin
banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator pendidikan yang lebih baik karena memperhitungkan juga partisipasi
penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. Pada Gambar 1.15, tahun 2016 nilai APM untuk SDsederajat sebesar 96,82,
SMPsederajat sebesar 77,95 dan SMAsederajat sebesar 59,95. Kondisi ini terus meningkat pada semua jenjang pendidikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Nilai
APM lebih mencerminkan kondisi partisipasi sekolah dibandingkan nilai APK. Rincian APM menurut provinsi tahun 2013-2016 terdapat pada Lampiran 1.22.
GAMBAR 1.15 PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI MURNI PENDIDIKAN TAHUN 2013
– 2016
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017