Akses Sanitasi Layak Profil Kesehatan Indonesia 2016

238 PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016 Rincian lengkap tentang persentase rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar tahun 2016 dapat d lihat pada Lampiran 7.8. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan limbah medis, seperti masih sedikitnya fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar, masih banyak fasilitas pelayanan kesehatan yang menggunakan alat kesehatan yang bermerkuri, serta hambatan teknis dan perizinan dalam pengolahan limbah medis. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di atas, di antaranya dengan: 1. mempermudah proses perizinan pengolah limbah terutama dengan metode non insinerasi, 2. mengadakan pelatihan tingkat internasional bagi Kementerian Kesehatan dan RSUP, 3. menyusun peraturan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun B3 fasilitas pelayanan kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK, 4. mengembangkan sistem pengumpulan data dan informasi elektronik serta manajemen data sebagai bahan penentu kebijakan, 5. mencetak media poster pengamanan limbah medis.

H. Perumahan

Rumah merupakan sebuah bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan struktural, melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak dan sehat, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat bersama keluarga. Rumah yang layak harus menjamin kepentingan keluarga salah satunya menjamin kesehatan keluarga. Definisi perumahan housing menurut WHO World Health Organitation adalah suatu struktur fisik di mana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, di mana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani, dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu. Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO 1974 antara lain: 239 Bab VII KESEHATAN LINGKUNGAN 1. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat. 2. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi. 3. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran. 4. Bebas dari bahan bangunan berbahaya. 5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular. 6. MemberI rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi. Salah satu Instrumen Penilaian Rumah Sehat mengacu pada Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Departemen Kesehatan RI Tahun 2007, dengan pembagian bobot penilaian meliputi bobot komponen rumah, bobot sarana sanitasi, serta bobot pada perilaku penghuni. Sesuai dengan pedoman ini, secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut 1 memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat ruang tidur, bagi masing-masing penghuni, 2 memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup, dan 3 memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah. Rumah layak huni mendukung terciptanya rumah yang sehat. Definisi rumah layak huni menurut Badan Pusat Statistik 2015, adalah rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan, bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Penilaian rumah layak huni diperoleh melalui indikator komposit dari tujuh indikator terkait yaitu; 1. Akses Air Layak. 2. Akses Sanitasi Layak. 3. Sufficient Living Area Luas lantai per kapita 7,2 m 2 . 4. Jenis Lantai. 5. Jenis Dinding. 6. Jenis Atap. 7. Penerangan Listrik. Rumah yang dikategorikan layak huni, adalah rumah yang maksimum hanya memiliki dua indikator pembentuk yang kurang baik dari tujuh indikator rumah layak huni. Indikator rumah layak huni dapat mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin 240 PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016 tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat mengindikasikan semakin terpenuhi kebutuhan dasar akan perumahan sehat. GAMBAR 7.10 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENEMPATI RUMAH LAYAK HUNI MENURUT PROVINSI TAHUN 2016 Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas Kor 2016 Gambar 7.10 menunjukan bahwa pada tahun 2016 capaian rumah tangga di Indonesia yang telah menempati rumah layak huni 93,93, meningkat dari tahun sebelumnya tahun 2015 sebesar 92,80 rumah tangga. Provinsi dengan rumah layak huni 86,51 86,67 87,15 87,83 88,40 90,65 90,84 91,16 91,31 91,90 92,23 92,87 93,07 93,10 94,02 94,33 94,68 94,81 95,33 95,94 95,97 96,27 96,37 96,52 97,31 97,36 97,41 98,18 98,42 98,99 99,51 0,00 93,93 20 40 60 80 100 Maluku Sulawesi Tengah Maluku Utara Kalimantan Barat Papua Barat Bengkulu Aceh Gorontalo Kalimantan Tengah Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan Sumatera Utara Lampung Sumatera Barat Sulawesi Selatan Kalimantan Selatan Jambi Sulawesi Utara Banten Jawa Tengah Jawa Timur Riau Jawa Barat Nusa Tenggara Barat Kep. Bangka Belitung Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kepulauan Riau DI Yogyakarta Bali DKI Jakarta Indonesia