Angka Keberhasilan Pengobatan PENGENDALIAN PENYAKIT
164
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas.
Pneumonia merupakan penyebab dari 16 kematian balita, yaitu diperkirakan sebanyak 920.136 balita di tahun 2015. Pneumonia menyerang semua umur di semua
wilayah, namun terbanyak adalah di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara www.who.int, fact sheet, pneumonia, updated September 2016. Populasi yang rentan terserang pneumonia
adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan malnutrisi, gangguan imunologi.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Tahun 2016 perkiraan kasus pneumonia
secara nasional sebesar 3,55 namun angka perkiraan kasus di masing-masing provinsi menggunakan angka yang berbeda-beda sesuai angka yang telah ditetapkan.
TABEL 6.1 PERKIRAAN PERSENTASE KASUS PNEUMONIA PADA BALITA MENURUT PROVINSI
DI INDONESIA TAHUN 2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI
Cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita di Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
No Provinsi
Perkiraan Kasus
No Provinsi
Perkiraan Kasus
1 Aceh
4,46 18
Nusa Tenggara Barat 6,38
2 Sumatera Utara
2,99 19
Nusa Tenggara Timur 4,28
3 Sumatera Barat
3,91 20
Kalimantan Barat 2,12
4 Riau
2,67 21
Kalimantan Tengah 4,37
5 Jambi
3,15 22
Kalimantan Selatan 5,53
6 Sumatera Selatan
3,61 23
Kalimantan Timur 2,86
7 Bengkulu
2,00 24
Sulawesi Utara 2,68
8 Lampung
2,23 25
Sulawesi Tengah 5,19
9 Kep. Bangka Belitung
6,05 26
Sulawesi Selatan 3,79
10 Kepulauan Riau
3,98 27
Sulawesi Tenggara 3,84
11 DKI Jakarta
4,24 28
Gorontalo 4,84
12 Jawa Barat
4,62 29
Sulawesi Barat 4,88
13 Jawa Tengah
3,61 30
Maluku 3,74
14 DI Yogyakarta
4,32 31
Maluku Utara 2,29
15 Jawa Timur
4,45 32
Papua Barat 2,88
16 Banten
4,12 33
Papua 2,80
17 Bali
2,05 INDONESIA
3,55
165
Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT
GAMBAR 6.12 CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA PADA BALITA
DI INDONESIA TAHUN 2008-2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
Sampai dengan tahun 2014, angka cakupan penemuan pneumonia balita tidak mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara 20-30. Pada tahun 2015 terjadi
peningkatan menjadi 63,45 dan menjadi 65,27 pada tahun 2016. Peningkatan cakupan pada tahun 2015 karena perubahan angka perkiraan kasus dari 10 menjadi 3,55, selain
itu ada peningkatan dalam kelengkapan pelaporan dari 83,08 pada tahun 2014 menjadi 91,91 pada tahun 2015 dan 94,12 pada tahun 2016.
Sejak tahun 2015 indikator Renstra yang digunakan adalah persentase kabupatenkota yang 50 puskesmasnya melakukan pemeriksaan dan tatalaksana
pneumonia melalui program MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit. Pada tahun 2015 tercapai 14,62 dari 513 kabkota yang dilaporkan, sedangkan target sebesar 20. Pada
tahun 2016 tercapai 28,07 dari target 30. Belum tercapainya target disebabkan antara lain belum tersosialisasinya penambahan variabel untuk mengukur indikator Renstra sampai
di tingkat puskesmas, sehingga banyak puskesmas tidakmelaporkan variabel tersebut. Selain itu sosialisasi tata laksana standar juga belum merata ke seluruh puskesmas.
Angka kematian akibat pneumonia pada balita tahun 2016 sebesar 0,11 sedangkan tahun 2015 sebesar 0,16. Pada tahun 2016 Angka kematian akibat pneumonia pada
kelompok umur 1-4 sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 0,13 dibandingkan pada kelompok bayi yang sebesar 0,06. Cakupan penemuan pneumonia dan kematiannya menurut provinsi
dan kelompok umur pada tahun 2016 dapat dilihat pada Lampiran 6.12 dan 6.13.
26,26 25,91
23,00 23,98
23,42 24,46
29,47 63,45
65,27
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
2008 2009
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016