190
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
GAMBAR 6.40 PERSENTASE PEMBERIAN ARTEMICIN-BASED COMBINATION THERAPY ACT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
5. Rabies
Rabies merupakan penyakit mematikan baik pada manusia maupun hewan yang disebabkan oleh infeksi virus golongan Rhabdovirus yang ditularkan melalui gigitan hewan
seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus.
Tahun 2016 terdapat 24 provinsi tertular rabies dari 34 provinsi di Indonesia. Sebanyak sepuluh provinsi lainnya dinyatakan bebas Rabies, lima diantaranya provinsi bebas
57 60
64 71
77 78
79 80
83 84
86 86
88 89
89 92
93 93
94 94
96 97
97 97
97 98
99 100
100 100
100 100
100 100
20 40
60 80
100
Kepulauan Riau Sulawesi Tengah
Kalimantan Utara Jawa Barat
Riau Kalimantan Barat
Papua Barat Maluku Utara
Jawa Tengah Sumatera Selatan
Aceh Jawa Timur
Kalimantan Timur Nusa Tenggara Barat
Bengkulu Papua
Kalimantan Selatan Jambi
Sumatera Utara Sulawesi Selatan
Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tenggara Lampung
Maluku Gorontalo
Sulawesi Barat Sumatera Barat
Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta
DI Yogyakarta Banten
Bali Sulawesi Utara
ACT Target Indikator
Program Janji PresidenWakil
Presiden 2016: ≥85
191
Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT
historis Papua, Papua Barat, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan NTB, dan lima provinsi dibebaskan Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Barat.
Kasus kematian karena rabies Lyssa sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 cenderung menurun, namun meningkat kembali pada tahun 2015 menjadi 118 kematian,
lalu mengalami penurunan pada tahun 2016, yaitu menjadi 76 kematian. Demikian pula dengan kasus Gigitan Hewan Penular Rabies GHPR dan kasus digigit yang diberi Vaksin Anti
Rabies VAR mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu sebesar 56.971 kasus dan 37.102 kasus. Gambar 6.41 memperlihatkan bahwa terjadi penurunan GHPR, VAR dan kematian
akibat rabies Lyssa.
GAMBAR 6.41 SITUASI RABIES DI INDONESIA
TAHUN 2009 – 2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
Kasus GHPR tahun 2016 paling banyak terjadi di Bali yaitu sebanyak 33.103 kasus, diikuti oleh Sulawesi Utara sebanyak 4.135 kasus, dan NTT sebanyak 4.003 kasus. Jumlah
kasus tersebut menurun cukup jauh dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk kematian akibat rabies Lyssa paling banyak terjadi di Sulawesi Utara sebanyak 21 kasus,
diikuti oleh Kalimantan Barat sebanyak 12 kasus, dan Sumatera Utara sebanyak 9 kasus. Provinsi Sulawesi Utara merupakan provinsi dengan kematian akibat rabies tertinggi selama
tiga tahun terakhir, sedangkan provinsi Bali dengan kematian tertinggi kedua tahun 2015 dengan 15 kematian menurun drastis menjadi 5 kematian tahun 2016. Jumlah kasus GHPR,
kasus digigit yang diberi Vaksin Anti Rabies VAR dan kematian akibat rabies lebih lanjut dapat dilihat pada tabel Lampiran 6.29.
45.466 78.574
84.010 84.750
69.136
42.958 80.433
64.774
35.316 63.658
74.331
54.059 54.059
34.095 57.929
42.533
195 206
184
137 119
81 118
86
50 100
150 200
250
10.000 20.000
30.000 40.000
50.000 60.000
70.000 80.000
90.000
2009 2010
2011 2012
2013 2014
2015 2016
k e
m atian
Ly ssa
J u
m lah
G H
PR d
an PE
T
GHPR PET
Lyssa