161
Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT
GAMBAR 6.8 PERSENTASE KASUS BARU HIV POSITIF DAN AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
Penemuan  Kasus  HIV dan  AIDS  pada  usia  di  bawah  4 tahun  menandakan  masih  ada penularan  HIV  dari  ibu  ke  anak  yang  diharapkan  akan  terus  menurun  di  tahun  selanjutnya
sebagai upaya mencapai tujuan nasional dan global dalam rangka triple elimination eliminasi HIV,  hepatitis  B,  dan  sifilis  pada  bayi.  Proporsi  terbesar  kasus  HIV  dan  AIDS  masih  pada
penduduk  usia  produktif  15-49  tahun,  dimana  kemungkinan  penularan  terjadi  pada  usia remaja.
HIV  dapat  ditularkan  melalui  hubungan  seks,  tranfusi  darah,  penggunaan  jarum suntik bergantian dan penularan dari ibu ke anak perinatal. Berikut ini disajikan persentase
kasus HIV positif dan AIDS menurut faktor risiko penularan yang dilaporkan pada tahun 2016.
GAMBAR 6.9 PERSENTASE KASUS HIV POSITIF DAN AIDS MENURUT FAKTOR RISIKO DI INDONESIA
TAHUN 2016
Keterangan: LSL: Laki-laki Seks Laki-laki                           Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017 tahun
2,2 5-14
tahun 1,0
15-19 tahun
3,7 20-24
tahun 17,3
25-49 tahun
69,3 tahun
6,5
HIV POSITIF
1 tahun 0,6
1- 4 tahun
2,0 5-14
tahun 1,5
15-19 tahun
1,5 20-29
tahun 28,6
30-39 tahun
36,0 40-49
tahun 17,9
50-59 tahun
8,1 tahun
2,5 tidak
lapor 1,3
AIDS
Penasun 1,9
Hetero seksual
35,5
LSL 26,1
Lain-lain 11,0
Tak diketahui
25,6
HIV POSITIF
Homosek sual
15,8 Hetero
seksual 74,0
Biseksual 1,1
Perinatal 3,8
Transfusi 0,2
IDU 2,6
Lain-lain 0,5
Tak diketahui
2,0
AIDS
162
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
Pada gambar di atas terlihat bahwa pada kasus yang dilaporkan tahun 2016, proporsi kasus  HIV  AIDS  terbesar  terjadi  pada  heteroseksual  diikuti  oleh  homoseksual.  Sedangkan
kasus  AIDS  pada  perinatal  sebesar  3,8.  Sedangkan  proporsi  pengguna  narkoba  suntikan penasun sebesar 1,9 kasus HIV positif dan 2,6 kasus AIDS.
Distribusi kasus AIDS menurut jenis pekerjaan terbanyak pada tenaga non profesional karyawan 22,9, wiraswasta 15,5 dan ibu rumah tangga 14,8.
GAMBAR 6.10 JUMLAH KASUS AIDS MENURUT PEKERJAAN
DI INDONESIA TAHUN 2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
Pada  tahun  2016  AIDS  dilaporkan  bersamaan  dengan  penyakit  penyerta  terbanyak adalah kandidiasis 280 kasus, tuberkulosis 194 kasus dan diare 173 kasus.
b. Angka Kematian Akibat AIDS
Angka  kematian  atau  Case  Fatality  Rate  CFR  akibat  AIDS  dari  tahun  ke  tahun cenderung  menurun  seperti  terlihat  pada  Gambar  6.13  berikut  ini.  Pada  tahun  2016  CFR
AIDS di Indonesia sebesar 1,1.
513 742
4 22
25 27
52 80
92 199
217 221
229 310
347 421
1.112 1.159
1.719
500 1000
1500 2000
Tidak diketahui Lain-lain
Turis Manajereksekutif
Pelaut Narapidana
Pramugaraipilot Tenaga profesional non medis
Tenaga profesional medis Supir
Anggota TNIPOLRI Penjaja seks
Anak sekolahmahasiswa Petanaipeternaknelayan
Senimanartisaktorpengrajin Pegawai Negeri Sipil
Buruh kasar Ibu rumah tangga
Wiraswasta Tenaga non profesional karyawan
Jumlah
163
Bab VI PENGENDALIAN PENYAKIT
GAMBAR 6.11 ANGKA KEMATIAN AKIBAT AIDS YANG DILAPORKAN
TAHUN 2004-2015
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017
c. Layanan Konseling dan Tes HIV Sukarela
Layanan  Tes  dan  Konseling  HIV  TKHIV,  adalah  suatu  layanan  untuk  mengetahui adanya  infeksi  HIV  di  tubuh  seseorang.  Konseling  dan  tes  HIV  merupakan  pintu  masuk
utama pada layanan perawatan, dukungan dan pengobatan HIV.
Proses TKHIV dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: 1.
Tes  HIV  atas  inisiatif  pemberi  layanan  kesehatan dan  konseling  TIPK  yaitu  tes  HIV yang  dianjurkan  atau  ditawarkan  oleh  petugas  kesehatan  kepada  pasien  pengguna
layanan  kesehatan  sebagai  komponen  standar  layanan  kesehatan  di  fasilitas tersebut.
2. Konseling dan tes HIV Sukarela KTS yaitu layanan tes HIV secara pasif. Pada layanan
tersebut  klien  datang  sendiri untuk  meminta  dilakukan  tes  HIV  atas  berbagai  alasan baik ke fasilitas kesehatan atau layanan tes HIV berbasis komunitas.
Selama  tahun  2016  terdapat  3.771  layanan  tes  dan  konseling  HIV  yang  aktif melaporkan  data  layanannya.  Dari  layanan  tersebut  didapatkan  jumlah  klien  berkunjung
sebanyak  1.545.285  orang.  Sebanyak  98,1    atau  1.515.725  orang  menjalani  tes  HIV  dan 2,7  41.250  orang  mendapatkan  hasil  positif  HIV.  Data  selengkapnya  dapat  dilihat  pada
Lampiran 6.11.
3. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru alveoli yang dapat
disebabkan  oleh berbagai  mikroorganisme  seperti  virus,  jamur  dan bakteri.  Gejala penyakit
8,22
6,78 6,13
5,20 4,12
4,86 2,95
1,66 1,16
1,11
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
2007 2008
2009 2010
2011 2012
2013 2014
2015 2016
164
PROFIL KESEHATAN INDONESIA Tahun 2016
pneumonia  yaitu  menggigil,  demam,  sakit  kepala,  batuk,  mengeluarkan  dahak,  dan  sesak napas.
Pneumonia  merupakan  penyebab  dari  16  kematian  balita,  yaitu  diperkirakan sebanyak  920.136  balita  di  tahun  2015.  Pneumonia  menyerang  semua  umur  di  semua
wilayah, namun terbanyak adalah di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara www.who.int,  fact sheet,  pneumonia,  updated  September  2016.  Populasi  yang  rentan  terserang  pneumonia
adalah  anak-anak  usia  kurang dari  2 tahun,  usia  lanjut  lebih dari   65  tahun dan  orang  yang memiliki masalah kesehatan malnutrisi, gangguan imunologi.
Salah  satu  upaya  yang  dilakukan  untuk  mengendalikan  penyakit  ini  yaitu  dengan meningkatkan  penemuan  pneumonia  pada  balita.  Tahun  2016  perkiraan  kasus  pneumonia
secara  nasional  sebesar  3,55  namun  angka  perkiraan  kasus  di  masing-masing  provinsi menggunakan angka yang berbeda-beda sesuai angka yang telah ditetapkan.
TABEL 6.1 PERKIRAAN PERSENTASE KASUS PNEUMONIA PADA BALITA MENURUT PROVINSI
DI INDONESIA TAHUN 2016
Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI
Cakupan  penemuan  kasus  pneumonia  pada  balita  di  Indonesia  dapat  dilihat  pada gambar di bawah ini.
No Provinsi
Perkiraan Kasus
No Provinsi
Perkiraan Kasus
1 Aceh
4,46 18
Nusa Tenggara Barat 6,38
2 Sumatera Utara
2,99 19
Nusa Tenggara Timur 4,28
3 Sumatera Barat
3,91 20
Kalimantan Barat 2,12
4 Riau
2,67 21
Kalimantan Tengah 4,37
5 Jambi
3,15 22
Kalimantan Selatan 5,53
6 Sumatera Selatan
3,61 23
Kalimantan Timur 2,86
7 Bengkulu
2,00 24
Sulawesi Utara 2,68
8 Lampung
2,23 25
Sulawesi Tengah 5,19
9 Kep. Bangka Belitung
6,05 26
Sulawesi Selatan 3,79
10 Kepulauan Riau
3,98 27
Sulawesi Tenggara 3,84
11 DKI Jakarta
4,24 28
Gorontalo 4,84
12 Jawa Barat
4,62 29
Sulawesi Barat 4,88
13 Jawa Tengah
3,61 30
Maluku 3,74
14 DI Yogyakarta
4,32 31
Maluku Utara 2,29
15 Jawa Timur
4,45 32
Papua Barat 2,88
16 Banten
4,12 33
Papua 2,80
17 Bali
2,05 INDONESIA
3,55