PEPERANGAN BUWAIB DAN KAUM MUSLIMIN MEMBALAS KEKALAHAN MEREKA

PEPERANGAN BUWAIB DAN KAUM MUSLIMIN MEMBALAS KEKALAHAN MEREKA

Ketika para pemimipin Persia mendengar berita kekalahan kaum muslimin di peristiwa jembatan sungai Eufrat, dan mendengar banyaknya jumlah tentara al- Mutsanna, maka mereka mengutus pasukan lain di bawah koman-do Mihran, dan akhirnya dua pasukan yang berseteru ini bertemu di suatu tempat yang disebut dengan al-Buwaib -sekarang berada dekat dengan kota Kufah- dan pembatas antara dua pasukan ini hanyalah sungai Eufrat. Tentara Persia kembali mengirimkan utusannya dan bertanya, "Menyeberanglah kepada kami atau kami yang menyeberang kepada kalian!" Tentara Islam menjawab, "Kalianlah yang seharusnya menyeberang kepada kami." Akhirnya tentara Persia menyeberangi jembatan dan bertemulah dua pasukan. Kejadian ini bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun 13 H. Maka al-Mutsanna meng-haruskan kaum muslimin unruk berbuka dan tidak berpuasa waktu itu Maka seluruhnya sepakat berbuka agar mereka lebih kuat dalam menghadapi musuh. al-Mutsanna melewati tiap panji- panji yang dibawa masing-masing pemimpin pasukan sambil memberikan nasehat kepada mereka agar semangat berjihad, banyak bersabar dan diam. Di antara pasukannya terdapat Jarir bin Abdillah al-Bajali dan beberapa orang dari kalangan senior sahabat.

Al-Mutsanna menginstruksikan kepada mereka, "Aku akan bertakbir sebanyak tiga kali maka bersiap-siaplah, jika aku bertakbir yang keempat ka-linya maka serbulah musuh dan tembus pertahanan mereka." Maka seluruh prajurit siap patuh dan taat dengan aba-aba yang akan diserukan al-Mutsanna kelak.

Ketika dia mulai mengumandangkan takbir yang pertama, tentara Romawi segera mendahului dan menyerbu mereka, dan pertempuran sengit kembali pecah. Al-Mutsanna melihat ada celah-celah terbuka di barisan tentaranya, maka segera dia mengutus seseorang dan berkata, "Amir kalian menyampaikan kepada kalian salam dan berkata, 'Jangan kalian permalukan kaum muslimin sekali ini'." Maka mereka menjawab, "Ya." Mereka segera mengisi celah-celah yang terbuka dari barisan mereka. Tatkala al-Mutsanna melihat itu -dan mereka dari Bani Ijl- dia tertawa kagum dan kembali mengutus seseorang agar menyampaikan pesannya, "Wahai kaum muslimin ingatlah kebiasaan kalian jika kalian menolong agama Allah pasti Dia akan menolong kalian." Maka al-Mutsanna dan kaum muslimin berdoa kepada Allah agar memenangkan mereka. Ketika peperangan berjalan dengan alot, al-Mutsanna mengumpulkan sebagian dari sahabatnya para pejuang dan pahlawan yang gagah berani agar melindungi dirinya dari belakang. Setelah itu al-Mutsanna menyerang Mihran dan menariknya dari tempatnya hingga masuk ke sisi kanan. Kemudian datang al-Munzir bin Hasan bin Dhirar adh-Dhabbi turut menyerang dan menikamnya. Setelah itu jarir bin Abdillah al-Bajali secepat kilat memenggal lehernya hingga kepalanya terpisah dari badan. Keduanya pun memperebutkan salb (harta maupun senjata yang ada pada musuh, pent.) milik Mihran, Jarir mengambil senjatanya dan al-Mundzir mengambil ikat pinggangnya.

Melihat kejadian itu kaum Majusi kocar-kacir berlari meyelamatkan diri.

Sementara kaum muslimin dengan leluasa menghabisi mereka dari belakang sambil menceraiberaikan anggota tubuh mereka. Kemudian al-Mutsanna mendahuli mereka di dekat jembatan sambil menghalangi kaum Persia yang akan melarikan diri agar seluruhnya dapat dimusnahkan. Maka sejak siang hingga malam hari mereka sibuk menghabisi pasukan musuh, hingga ada yang mengatakan bahwa saat itu pasukan Persia yang terbunuh maupun tenggelam mencapai 100.000 orang. Alhamdulillah, segala puji atas nikmat-Nya.

Ketika itu kaum muslimin berhasil mendapatkan harta rampasan perang dalam jumlah yang sangat besar lengkap dengan bahan makanan yang ber-limpah ruah. Kemudian dengan segera berita kemenangan ini beserta seper-lima dari rampasan perang di kirimkan kepada Umar ra.

Pada peristiwa ini banyak juga di antara senior pasukan yang terbunuh. Setelah pertempuran ini hancurlah reputasi Persia diseluruh wilayah.

Dengan demikian para sahabat semakin mudah menaklukkan wilayah-wilayah mereka yang terletak antara sungai Eurfat dan dan sungai Tigris. Mereka juga

berhasil membawa harta rampasan perang yang tidak terhitung banyaknya. 472 Banyak kisah yang terjadi setelah peperangan Buwaib yang terlalu pan-jang

jika dikisahkan, peperangan besar di Irak ini setara dengan pertempuran Yarmuk yang terjadi di wilayah Syam.