KISAH TERBUNUHNYA UMAR RA.

KISAH TERBUNUHNYA UMAR RA.

Ringkasnya, ketika Umar ra. selesai melaksanakan ibadah haji pada tahun

23 H beliau sempat berdoa kepada Allah SWT. di Abthah, mengadu kepada Allah SWT. tentang usianya yang telah senja, kekuatannya telah melemah, sementara rakyatnya tersebar luas dan ia takut tidak dapat menjalankan tugas dengan

sempurna. Ia berdoa kepada Allah SWT. agar Allah SWT. mewafatkannya 309 dan berdoa agar Allah SWT. memberikan syahadah (mati syahid) serta dimakamkan di

negeri hijrah (yaitu Madinah, sebagaimana yang terdapat dalam shahih Muslim bahwa Umar ra. pernah berkata, "Ya Allah, aku bermohon kepadamu menda-patkan syahadah

(mati syahid) di atas jalanMu dan wafat di tanah NabiMu." 310 Maka Allah SWT. mengabulkan doanya ini dan memberikan kedua permohonan-nya tersebut, yaitu mati

syahid di Madinah. Ini adalah perkara yang sulit namun Allah Maha lembut kepada hambaNya. Akhirnya beliau ditikam oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz -seorang yang aslinya

beragama Majusi dan tinggal di Romawi- 311 ketika Umar ra. shalat di mihrab pada waktu Subuh hari Rabu tanggal 25 Dzulhijjah tahun 23 H dengan belati yang memiliki dua mata.

Abu Lu'lu'ah menikamnya tiga tikaman -ada yang mengatakan enam tikaman-, satu di bawah pusarnya hingga terputus urat-urat dalam perut beliau 312 akhirnya Umar ra. jatuh

308 Dikeluarkan oleh Ahmad dalam kitab Fadhailas-Shahabah, no. 382 dan Muhaqq/q kitab itu berkomentar, "sanadnya Hasan."

Lihat Tarikh ath-Thabari, 4/ 205-206. 309 Ibnu Sa'ad juga megeluarkan semakna dengan ini dalam ath-Thabaqat al-Kubra, 3/335.

310 Diriwayatkan al-Bukhari dalam Shahihnya, kitab FadhailMadinah, bab Karahiyatu an-Nabian Tu'ra al-Madinah, (4/100 Fathul Bari). 311

Ath-Thabari berkata 4/190, "Dia beragama Nasrani," dalam jilid 4/190 dia berkata, "Abu Lu'luah berasal dari Nahawand, setelah itu dia ditawan orang Romawi, setelah itu dia ditawan oleh tentara kaum muslimin." 312 As-Sifaq yaitu daerah sekitara pusar berupa kulit yang tipis yang terletak di bawah kulit luar dan di atas daging.

{Lisanu/Arab10/203).

tersungkur dan menyuruh Abdurrahman bin Auf agar menggan-tikannya menjadi imam shalat. Kemudian orang kafir itu (Abu Lu'lu'ah) berlari ke belakang, sambil menikam seluruh orang yang dilaluinya. Dalam peristiwa itu sebanyak 13 orang terluka dan 6 orang

dari mereka tewas. 314 Maka segera Abdullah bin Auf menangkapnya dengan melemparkan humus (baju panjang yang memiliki penutup kepala, pent.) untuk

menjeratnya, kemudian Abu Lu'lu'ah bunuh diri, semoga Allah SWT. melaknatnya. Waktu itu Umar ra. segera dibawa ke rumahnya sementara darah mengalir deras dari luka-lukanya. Hal itu terjadi sebelum matahari terbit. Umar ra. berkali-kali jatuh pingsan dan sadar, kemudian orang-orang mengingatkannya shalat, beliau sadar sambil berkata, "Ya aku akan shalat dan tidak ada bagian dari Islam bagi orang yang meninggalkan shalat." Kemudian beliau shalat, setelah shalat beliau bertanya siapa yang menikamnya?" Mereka menjawab, "Abu Lu'lu'ah budak al-Mughirah bin Syu'bah." Beliau berkata, "Alhamdulillah yang telah menentukan kematianku di tangan seseorang yang tidak beriman dan tidak pernah sujud kepada Allah SWT. sekalipun."

Kemudian Umar ra. berkata, "Semoga Allah SWT. memberikan kejelekan baginya, kami telah menyuruhnya suatu perkara yang baik. Al-Mughirah memberinya gaji sebanyak dua dirham per hari, kemudian ia menuntut Umar ra. agar gaji budaknya itu ditambah karena budaknya memiliki banyak keahlian dan merangkap beberapa profesi, yaitu sebagai tukang kayu, pemahat dan tukang besi, maka Umar ra. menaikkan gajinya menjadi 100 dirham perbulan. Umar ra. berkata padanya, "Kami dengar bahwa dirimu mampu membuat pe numbuk gandum yang berputar di udara (kincir)?" Abu Lu'lu'ah menjawab, "Demi Allah aku akan memberitahukan kepadamu tentang penumbuk gandum yang akan menjadi pembicaraan manusia di timur dan barat-percakapan ini terjadi pada hari selasa di malam hari- dan ternyata dia menikamnya tepat pada hari Rabu di pagi hari pada 25 Dzulhijjah. Kemudian Umar ra. mewasiat-kan agar penggantinya yang menjadi Khalifah dimusyawarahkan oleh enam orang yang Rasulullah saw. wafat dalam keadaan ridha kepada mereka, yaitu, Utsman ra., Ali, Thalhah, az-Zubair, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash Beliau tidak menyebutkan Sa'id bin Zaid bin Amr bin Nufail al-Adawi, sebab Sa'id berasal dari kabilah Umar ra. dan dikhawatirkan kelak dirinya terpilih disebabkan kekerabatannya yang dekat dengan Umar ra.. Umar mewasiatkan kepada siapa yang akan menggantikannya untuk berbuat yang terbaik kepada seluruh manusia dengan berbagai macam tingkatan mereka.

Akhirnya Umar ra. wafat tiga hari setelah peristiwa itu, beliau dikebumi-kan pada hari Ahad di awal bulan Muharrarm tahun 24 H dan dikebumikan di Kamar Nabi di samping Abu Bakar ash-Shiddiq, setelah mendapat izin dari Ummul

313 Dalam Thabaqat Ibnu Sa'ad, 3/337 dari riwayat Hushain dari Amr bin Maimun bahwa yang terbunuh sembilan orang, dan

mungkin itu adalah kekeliruan, sebab yang terdapat dalam Shahih al- Bukhari sebagaimana kelak akan diterangkan hanya tujuh orang yang tewas, dan riwayat ini dari Hushain dari Amr dari Maimun. 314 Al-Hafizh Ibn Hajar berkata dalam Fathul Bari, 7/ 63, -'Di dalam Zail al-Istiab karya Ibn Fathun dari jalan Sa'id bin Yahya al- Umawi dengan sanadnya dia berkata, "Ketika melihat tragedi ini maka salah seorang dari Muhajirin yang bernama Hatthan at-Tamimim al-Yarbu'i melemparkan mantelnya." Dan dikatakan bahwa Riwayat ini yang paling shahih dibandingkan riwayat Ibnu Sa'ad yang memiliki sanad dhaif dan munqati' yang menyatakan bahwa lelaki itu adalah Abdullah bin 'Auf, yang kemudian memenggal kepalanya, dia berkata, "3ika jalan ini benar maka bisa jadi kedua orang ini sama-sama bersekutu dalam membunuhnya."

Mukminin ‘Aisyah ra. Al-Waqidi berkata, "Aku diberitahukan oleh Abu Bakar bin Ismail bin

Muhammad bin Sa'ad dari ayahnya dia berkata, 'Umar ra. ditikam pada hari Rabu

25 Dzulhijjah tahun 23 H. Masa kepemimpinannya selama 10 tahun 5 bulan 21 malam, sementara pelantikan Utsman ra. terjadi pada hari senin pada tanggal 3 Muharram, ketika aku sebutkan hal ini pada Utsman bin Akhnas, dia berkata, 'Engkau keliru'. Umar ra. wafat 25 Dzulhijjah dan Utsman ra. dilantik pada malam terakhir dari bulan Dzulhijjah. Dengan demikian, ia memulai kekhalifahannya

pada awal bulan Muharram tahun 24 H." 315 Abu Ma'syar berkata, "Umar ra. Terbunuh pada tanggal 25 bulan Dzulhijjah

tepat di penghujung tahun 23 H. Masa kekhalifahannya adalah 10 tahun 6 bulan 4 hari. Setelah itu Utsman ra. dibai'at 316 menjadi khalifah.

Ibnu Jarir berkata, "Aku diberitahukan oleh Hisyam bin Muhammad dia berkata, 'Umar ra. terbunuh pada tanggal 23 bulan Dzulhijjah dan masa

kekhalifahannya adalah 10 tahun 6 bulan dan empat hari'." 317

Riwayat AI-Bukhari Tentang Peristiwa Terbunuhnya Umar ra. 318

Al-Bukhari berkata, "Kami diberitahukan oleh Musa bin Ismail, dia berkata, kami diberitahukan oleh Abu 'Awanah dari Husain dan Amru bin Maimun, dia berkata, aku pernah melihat Umar bin al-Khaththab ra.beberapa hari sebelum dirinya terbunuh, di Madinah sedang berbicara kepada Hudzaifah bin al-Yaman dan Utsman bin Hunaif, ia berkata, 'Apa yang telah kalian perbuat? Apakah kalian takut telah membebani pajak bumi yang memberatkan dan tidak sanggup dibayar pemiliknya?' Keduanya menjawab, 'Kami mem-bebani pajak bumi dengan sepantasnya, tidak terlalu banyak.’ Umar ra. berkata, 'Hendaklah kalian berdua meninjau ulang, jangan-jangan kalian telah mem-bebani pajak bumi yang tidak sanggup dipikul oleh para pemiliknya.' Keduanya berkata, 'Tidak.' Umar ra. melanjutkan, 'Jika Allah SWT. masih memberikan kepadaku umur yang panjang, maka akan aku tinggalkan para janda-janda di Irak dalam keadaan tidak lagi membutuhkan para pria setelah aku wafat'."

Empat hari setelah itu beliau terbunuh. Amru bin Maimun berkata, "Pada pagi terbunuhnya Umar ra. aku berdiri dekat sekali dengan Umar ra.. Peng-halang antara aku dan beliau hanyalah Abdullah bin Abbas. Kebiasaannya jika beliau berjalan di sela-sela shaf beliau selalu berkata, 'Luruskan.' Setelah melihat barisan telah rapat dan lurus beliau maju dan mulai bertakbir. Pada waktu itu mungkin beliau sedang membaca surat Yusuf atau an-Nahl atau-pun surat yang lainnya pada rakaat pertama hingga seluruh jama'ah hadir berkumpul. Ketika beliau bertakbir tiba-tiba aku mendengar beliau menjerit, 'Aku dimakan anjing (aku ditikam).'

315 316 Ath-Thabaqat al-Kubra, 3/365, Tarikh ath-Thabari, 4/193. Tarikh ath-Thabari, 4/194. 317 Ibid. 318 Tulisan ini adalah tambahan dari naskah aslinya, sengaja kita sebutkan karena begitu pentingnya isi dalamnya dan sekaligus bersumber dari jalan yang shahih.

Ternyata beliau ditikam oleh seorang budak, kemudian budak kafir itu lari dengan membawa pisau belati bermata dua. Setiap kali melewati orang-orang dia menikamkan belatiya ke kanan maupun kiri hingga menikam 13 orang kaum muslimin dan 7 di antara mereka tewas. Ketika salah seorang dari kaum mulimin melihat peristiwa itu ia melemparkan humus (baju ber-penutup kepala) untuk menangkapnya. Ketika budak kafir itu yakin bahwa dia akan tertangkap dia langsung bunuh diri. Umar ra. segera menarik tangan Abdurrahman dan meyuruhnya maju menjadi imam. Siapa saja yang berdiri di belakang Umar ra. pasti akan melihat apa yang aku lihat. Adapun orang-orang yang berada di sudut- sudut masjid, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi hanya saja mereka tidak lagi mendengar suara Umar ra., di antara mereka ada yang mengatakan, 'Subhanallah.'

Maka akhirnya Abdurrahman yang menjadi imam shalat mereka dan ia sengaja memendekkan shalat. Selesai orang-orang mengerjakan shalat, Umar ra. berkata, 'Wahai Ibnu Abbas lihatlah siapa yang telah menikamku.' Ibnu Abbas pergi sesaat kemudian kembali sambil berkata, 'Pembunuhmu adalah budak milik al-Mughirah'. Umar ra. bertanya, 'Budaknya yang lihai bertukang itu?' Ibnu Abbas menjawab, 'Ya.' Umar ra. berkata, 'Semoga Allah SWT. membinasa-kannya, padahal aku telah menyuruhnya kepada kebaikan, Alhamdulillah yang telah menjadikan sebab kematianku di tangan orang yang tidak ber-agama Islam, engkau dan ayahmu (Abbas) menginginkan agar budak-budak kafir itu banyak tinggal di Madinah'."

Pada waktu itu Abbas yang paling banyak memiliki budak, Abbas pernah berkata kepada Umar ra., "Jika engku mau budak-budak itu akan kami bunuh." Umar ra. menjawab, "Engkau salah, bagaimana membunuh mereka setelah mereka mulai berbicara dengan menggunakan bahasa kalian, shalat menghadap ke arah qiblat kalian dan melaksanakan haji sebagaimana kalian melaksanakannya?"

Umar ra. segera dibawa ke rumahnya. Kami berangkat bersama-sama mengikutinya. Seolah-olah kaum muslimin tidak pernah mendapat musibah sebelumnya, ada yang berkomentar, "Lukanya tidak parah." Dan ada juga yang berkata, "Aku khawatir ia akan tewas." Setelah itu dibawakan kepada-nya minuman nabidz dan ia meminumnya, tetapi minuman tersebut keluar kembali dari perutnya yang ditikam. Kemudian dibawakan kepadanya susu dan ia meminumnya, namun susu tersebut tetap keluar lagi dari bekas lukanya, maka yakinlah mereka bahwa Umar ra. tidak tertolong lagi dan ia pasti akan tewas, maka kami masuk menjenguknya, sementara orang-orang berdatangan mengucapkan pujian atas dirinya. Tiba-tiba datang seorang pemuda dan berkata, "Bergembiralah wahai Amirul Mukminin dengan berita gembira dari Allah SWT. untukmu, engkau adalah sahabat Rasulullah saw., pendahulu Islam, engkau menjabat pemimpin dan engkau berlaku adil, kemudian engkau diberikan Allah SWT. syahadah (mati Syahid)." Umar ra. menjawab, 'Aku ber-harap seluruh perkara yang engkau sebutkan tadi cukup untukku, tidak lebih ataupun kurang." Tatkala pemuda itu berbalik ternyata pakaiannya terjulur hingga menyentuh lantai.

Umar ra. memanggilnya dan berkata, "Wahai saudaraku, angkatlah pakai- anmu sesungguhnya hal itu akan lebih bersih bagi pakaianmu dan lebih Umar ra. memanggilnya dan berkata, "Wahai saudaraku, angkatlah pakai- anmu sesungguhnya hal itu akan lebih bersih bagi pakaianmu dan lebih

Ketika Abdullah bin Umar ra. kembali, maka ada yang mengatakan, Lihat- lah Abdullah bin Umar ra. telah datang. Umar ra. berkata, "Angkatlah aku." Salah seorang menyandarkan Umar ra. ke tubuh anaknya Abdullah bin Umar ra..

Umar ra. bertanya kepadanya, "Apa berita yang engkau bawa?" Dia menjawab, "Sebagaimana yang engkau inginkan wahai Amirul mukminin, Aisyah telah mengizinkan dirimu." (dimakamkan di sisi dua sahabatmu, pent.) Maka Umar ra. berkata, "Alhamdulillah, tidak ada yang lebih penting bagiku selain dari itu, jika aku wafat maka bawalah jenazahku ke sana dan katakan, 'Umar bin al-Khaththab ra.minta izin untuk dapat masuk, jika ia memberikan izin maka bawalah aku masuk, tetapi jika ia menolak, maka bawalah jenazahku ke pemakaman kaum muslimin." Tiba-tiba datanglah Hafshah beserta rombongan wanita, ketika kami melihat ia masuk maka kami segera berdiri menghindar, Hafshah duduk di sisinya dan menangis beberapa saat, tak berapa lama datang rombongan lelaki minta izin untuk dapat menjenguk Umar ra., maka segera Hafshah masuk ke dalam sambil mem-persilahkan rombongan lelaki menjenguk Umar ra.. Sementara kami masih mendengar isak tangisnya dari dalam.

Orang-orang berkata, "Berilah wasiat wahai amirul mukminin, pilihlah penggantimu!" Umar ra. berkata, "Aku tidak mendapati ada orang yang lebih berhak untuk memegang urusan ini (menjadi khalifah) selain dari enam orang yang Rasulullah saw. rela atas mereka ketika wafatnya." Umar ra. menye-butkan nama mereka, Ali, Utsman ra., az-Zubair, Thalhah, Sa'ad dan Abdurrahman. Beliau berkata, "Yang menjadi saksi kalian adalah Abdullah bin Umar ra., dan ia tidak berhak dipilih. Jika kelak yang terpilih Sa'ad maka dia berhak untuk itu, jika tidak maka hendaklah kalian memintanya agar menunjuk siapa yang berhak di antara kalian, sebab aku tidak pernah mencopotnya disebabkan dia berkhianat ataupun kelemahannya. Aku wasiatkan kepada Khalifah setelahku agar memperhatikan kaum Muhajirin yang terdahulu keislamannya, hendaklah dijaga Orang-orang berkata, "Berilah wasiat wahai amirul mukminin, pilihlah penggantimu!" Umar ra. berkata, "Aku tidak mendapati ada orang yang lebih berhak untuk memegang urusan ini (menjadi khalifah) selain dari enam orang yang Rasulullah saw. rela atas mereka ketika wafatnya." Umar ra. menye-butkan nama mereka, Ali, Utsman ra., az-Zubair, Thalhah, Sa'ad dan Abdurrahman. Beliau berkata, "Yang menjadi saksi kalian adalah Abdullah bin Umar ra., dan ia tidak berhak dipilih. Jika kelak yang terpilih Sa'ad maka dia berhak untuk itu, jika tidak maka hendaklah kalian memintanya agar menunjuk siapa yang berhak di antara kalian, sebab aku tidak pernah mencopotnya disebabkan dia berkhianat ataupun kelemahannya. Aku wasiatkan kepada Khalifah setelahku agar memperhatikan kaum Muhajirin yang terdahulu keislamannya, hendaklah dijaga

Ketika Umar ra. wafat maka kami keluar membawa jenazahnya menuju rumah ‘Aisyah ra., Abdullah bin Umar ra. mengucapkan salam sambil berkata, "Umar ra. bin al-Khaththab ra.minta izin agar dapat masuk." ‘Aisyah ra. menjawab, Bawalah ia masuk." Maka jenazah Umar ra. dibawa masuk dan

dikebumikan di tempat itu bersama kedua sahabatnya. 319

Umurnya Ketika Wafat

Masih diperselisihkan berapa usia Umar ra. ketika ia wafat, dalam masalah mi terdapat sepuluh pendapat. Kemudian Ibnu Katsir menyebutkan sembilan pendapat saja dengan memulai pendapat yang didahulukan oleh Ibnu Jarir dalam tarikhnya.

Ibnu Jarir berkata, "Kami diberitahukan oleh Zaid bin Akhzam ia berkata, Kami diberitahukan oleh Abu Qutaibah dari Jarir bin Hazim dari Ayyub dari Xafi' dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata, "Umar ra. terbunuh ketika berusia 55

tahun, ad-Darawardi meriwayatkan dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi ’ dari Abdullah bin Umar ra.. Demikian pula Abdur Razzaq mangatakan yang sama dari

riwayat Ibnu Juraij dari az-Zuhri, adapun Ahmad meriwayatkanya dari Hasyim dari Ali bin Zaid dari Salim bin Abdullah bin Umar ra.. 320

Setelah itu ia menyebutkan pendapat lain, "Diriwayatkan dari Amir as- Sya'bi, dia berpendapat, "Ketika Umar ra. wafat ia berusia enam puluh tiga

tahun." 321 Menurutku, inilah pendapat yang masyhur. Ia juga menyebutkan

319 Kitab Fadhail Shahabah, Bab Qissatul Bai'ah, (7/59 dari Fathut Ban). 320 321 Tarikhath-Thabari,4l\97 Ibid 4/198, Ibnu Sa'ad menyebutkan hal yang semakna dalam Thabaqat, 3/365 dari dua jalan Dari Abu Ishaq as-Sabi'iy

dan Amir Ibnu Sa'ad dari Jarir bahwa dia pernah mendengar Muawiyah berkata, "Umar wafat ketika berusia enam puluh tiga tahun." Al-Waqidi berkata, "Hadits ini tidak kami ketahui pernah terdengar di Madinah, pendapat yang paling kuat menurut kami bahwa dia wafat ketika berusia enam puluh tahun." Menurutku, Isnad Ibnu Sa'ad lemah di dalamnya terdapat Hariz Maula Muawiyah, berkata al-Hafizh mengenai diri perawi ini dalam at-Taqrib no. 1195, "Dia majhul(tidak di kenal) dari thabaqah ke tiga." dan Amir Ibnu Sa'ad dari Jarir bahwa dia pernah mendengar Muawiyah berkata, "Umar wafat ketika berusia enam puluh tiga tahun." Al-Waqidi berkata, "Hadits ini tidak kami ketahui pernah terdengar di Madinah, pendapat yang paling kuat menurut kami bahwa dia wafat ketika berusia enam puluh tahun." Menurutku, Isnad Ibnu Sa'ad lemah di dalamnya terdapat Hariz Maula Muawiyah, berkata al-Hafizh mengenai diri perawi ini dalam at-Taqrib no. 1195, "Dia majhul(tidak di kenal) dari thabaqah ke tiga."

322 Lihat Tarikh ath-Thabari, 4/ 198, kukatakan, "Pendapat al-Madaini sesuai dengan apa pendapat pengarang bahwa umurnya ketika masuk Islam dua puluh tujuh tahun, tepatnya enam tahun setelah Rasul di utus.( 27+7+23=57)."