PENAKLUKAN TUSTAR TAHUN 17 H

PENAKLUKAN TUSTAR TAHUN 17 H

Ketika tentara Bashrah mendengar keberhasilan tentara kufah menak-lukkan al- Hurmudzan dan mendengar berita pelariannya ke Tustar. Mereka segera berangkat menuju Tustar dan tentara Kufah menyusul mereka serta bergabung lantas mengepung Tustar dari segala penjuru di bawah komando Abu Saburah. Al-Humuzan telah berhasil mengumpulkan pasukan besar di tempat ini. Kaum muslimin segera melaporkan hal ini kepada Umar ra. sambil meminta tambahan pasukan. Maka Umar ra. memerintahkan kepada Abu Musa untuk segera bergerak menuju Tustar sebagai bala bantuan untuk tentara Islam di Sana. Abu Musa berangkat ke sana ketika dia menjabat sebagai gubernur Bashrah. Pasukan masih di bawah komando Abu Saburah. Mereka telah mengepung pasukan musuh selama sebulan hingga banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Waktu itu Barra bin Malik saudara Anas bin Malik berhasil membunuh seratus orang musuh dalam perang tanding. Jumlah ini selain yang dia bunuh dalam pertempuran lain. Ka'ab bin Surah, Majza'ah bin Tsaur dan lain-lainnya juga melakukan hal yang sama dengan apa yang telah diperbuat Barra'. Tentara Kufah tidak mau kalah, mereka juga berbuat hal yang sama seperti Habib bin Qurrah, Rib'iy bin Amir, Amir bin Abdul al- Aswad masing-masing dari mereka telah membunuh seratus orang musuh dalam perang tanding. Setiap hari mereka terus bergerilya mencari kesempatan untuk menyerang musuh. Di akhir dari pengepungan ini orang-orang mendatangi al-Barra bin Malik karena dia terkenal dengan doanya yang mustajab, "Wahai al-Barra' bersumpahlah atas nama Rabbmu agar Dia mengalahkan mereka!" Segera al-Barra' berdoa dan berkata, "Ya Allah kalahkan mereka untuk kami dan jadikan aku sebagai syahid." Maka tentara musuh dikalahkan oleh kaum muslimin hingga mereka berhasil mendesak musuh jatuh ke dalam parit-parit yang mereka buat sendiri dan terus di-serang oleh pasukan muslimin. Banyak dari kaum musyrikin yang berlari ke dalam kota dan berlindung di dalam benteng mereka. Pada saat itu mereka dalam keadaan terdesak di berbagai tempat Salah seorang dari warga, ada yang meminta jaminan keamanan dari Abu Musa dan mengabulkan permo-honannya. Orang tersebut segera menunjukkan kepada kaum muslimin jalan yang ditempuh musuh untuk meloloskan diri ke kota. Yaitu melalui jalan masuknya saluran air ke kota mereka. Para pimpinan pasukan memberikan semangat kepada prajuritnya untuk menerobos jalan masuk tersebut. Para pahlawan yang gagah berani menerobos jalan ini, mereka sengaja menunggu para penjaga pintu air ini tidur. Tatkala penjaga tersebut tidur, mereka membuka pintu dan kaum muslimin bertakbir kemudian langsung menyer-bu

masuk ke dalam kota. 577 Perisiwa ini terjadi di waktu fajar dan mereka tidak dapat melaksanakan Shalat Subuh kecuali setelah matahari terbit. Sebagaimana yang telah

577 Lihat kisah ini dalam Ibid, 4/84 577 Lihat kisah ini dalam Ibid, 4/84

keledai yang paling baik sekalipun." 578

Al-Hurmudzan Ditahan dan Dikirim Ke Madinah

Ketika negeri itu ditaklukkan, segera al-Hurmudzan melarikan diri ke benteng. Para jagoan Islam terus memburunya dan mengepungnya di salah satu sisi benteng. Saat itu hanya ada dua pilihan, jika tidak dia yang binasa maka pastilah para pemburunya itu yang

akan binasa. Al-Hurmudzan berkata kepada mereka setelah membunuh al-Barra ’ bin Malik dan Majza'ah bin Tsaur -semoga Allah merahmati keduanya-, "Sesungguhya di

dalam tempat busurku terdapat seratus anak panah, siapa saja yang mendekat kepadaku pasti akan kubinasakan dengan anak panahku. Setiap panahku akan rneng-habisi nyawa tiap orang dari kalian, apa gunanya kalian menawanku setelah kubinasakan seratus orang dari kalian?" Mereka bertanya padanya, "Jadi apa maumu?" ia menjawab, "Kalian harus menjamin keamananku setelah aku menyerahkan kedua tanganku untuk kalian ikat dan setelah itu serahkan aku kepada Umar ra. bin al-Khaththab ra.agar dia yang menjatuhkan hukuman bagiku sesuai dengan apa yang dikehendakinya." Mereka memenuhi permintannya dan dia segera melempar busur dan anak panahnya. Tangannya segera diikat sekuatnya kemudian siap dikirim kepada Umar ra.. Akhirnya mereka berhasil menguasai seluruh isi negeri tersebut berupa harta, hasil bumi dan lain-lain. Setelah empat perlima dibagi maka masing-masing penunggang kuda men-dapatkan 3000 dirham

dan setiap invantri mendapatkan 1000 dirham. 579 Setelah itu Abu Saburah segera mengirim seperlima dari harta ram-pasan berikut

Hurmudzan dibawa oleh sekelompok prajurit yang terdapat di dalamnya Anas bin Malik dan al-Ahnaf bin Qais. Ketika mereka telah men-dekati kota Madinah, mereka memakaikan al-Hurmudzan baju kebesarannya yang terbuat dari sutera yang telah dipenuhi dengan perhiasan emas, permata dan mutiara. Setelah itu barulah mereka masuk ke kota Madinah bersama Hurmudzan dengan pakaian lengkapnya dan langsung menuju rumah Amirul Mukminin. Mereka bertanya di mana Amirul Mukminin berada. Diberitahu-kan bahwa dia pergi ke mesjid. Mereka segera menuju Mesjid dan menjum- painya dalam keadaan tertidur di atas penutup kepala dengan bajunya. Semen-tara tidak ada orang lain di masjid kecuali dirinya dan tongkatnya tergantung di tangannya. al- Hurmudzan berkata, "Mana Umar ra.?" Mereka menjawab, "Inilah dia." Mereka menjawab pertanyaannya dengan suara perlahan agar tidak membangunkannya. Sementara al-Hurmudzan berkata, "Mana pengawal pribadinya?" Mereka menjawab, "Dia tidak memiliki pengawal pribadi ataupun pasukan penjaga." Dia berkata, "Pastilah dia seorang nabi." Mereka menjawab, "Bukan, tetapi dia melaksanakan tugas seorang nabi." Akhirnya manusia berdatangan hingga Umar ra. terbangun dan langsung duduk. Selanjutnya dia memandang al-Hurmudzan dan bertanya, "Apakah ini al-Hurmudzan?" Mereka menjawab, "Ya." Kemudian Umar ra. memperhatikan al-Hurmudzan dan pakaian yang dikenakannya seraya berkata," Aku berlindung pada Allah dari neraka dan aku bermohon pertolongannya." Kemudian Umar ra. melanjutkan perkataannya, "Segala puji

578 579 Shahih al-Bukhari, kitab Shalat al-Khauf l inda Munahadhotl al-Husun wa Liqa7 al-Aduw, 2/434 dari Fathul Bari. Lihat Tarikh ath-Thabari, 4/86.

bagi Allah yang telah menghinakan orang-orang seperti ini dan para pengikutnya dengan Islam. Wahai kaum muslimin ber-pegang teguhlah kalian dengan agama ini dan ikutilah jejak nabi kalian. Jangan sampai dunia membuat kalian jadi pongah sesungguhnya dunia ini akan segera sirna." Salah satu utusan berkata padanya, "Inilah Raja al-Ahwaz, berbicaralah dengannya!" Umar ra. berkata, "Tidak, hingga seluruh pakaian kebesarannya disingkirkan darinya." Maka segera mereka mengganti pakai-annya dengan kain biasa. Setelah itu Umar ra. berkata, "Wahai al-Hurmudzan bagaimana hasil dari penghianatanmu dan hukuman Allah atasmu?" Al-Hurmudzan menjawab, "Wahai Umar ra., sesungguhnya kami dan kalian sebelumnya dalam kejahiliyahan dan ketika itu Allah membiarkan kami dari kalian dan kami menang di atas kalian, ketika itu Dia tidak bersama kami dan kalian. Namun ketika Allah bersama kalian maka kalian berhasil mengalahkan kami." Umar ra. berkata, "Sesungguhnya kalian dapat mengalahkan kami di masa jahi-liyah disebabkan persatuan kalian yang kuat sementara kami berpecah belah." Setelah itu Umar ra. berkata, " Apa alasanmu terhadap penghianatan yang kau perbuat terhadap kami berkali-kali?" Al-Hurmudzan menjawab, "Aku takut kau bunuh sebelum aku memberitahukan padamu hal ini." Umar ra. berkata, "Tidak mengapa." Maka al- Hurmudzan meminta air. Dan segera diberikan padanya dengan sebuah cawan. Tetapi dia berkata, "Andaikata aku mati kehausan pasti aku tidak akan mungkin dapat minum dengan cawan seperti ini." Maka dibawakanlah padanya cawan yang disukainya. Ketika dia mulai mengambil, tangannya bergetar hebat dan dia berkata, "Aku takut dibunuh dalam keadaan minum." Umar ra. berkata menenangkannya, "Tidak mengapa silahkan terus minum." Akhirnya dia minum. Setelah ia selesai minum, Umar ra. berkata, "Janganlah kalian jatuhkan untuknya hukuman mati sementara ia masih dalam keadaan haus." Al-Hurmudzan berkata, "Sesungguhnya aku tidak begitu butuh dengan air tetapi aku ingin menenangkan jiwa dengannya." Umar ra. berkata padanya, "Aku akan membunuhmu." Namun al-Hurmudzan berkata padanya, "Engkau harus memberikan jaminan keamanan bagi diriku." Umar ra. menjawab, "Engkau berdusta." Anas berkata, "Dia benar wahai Amirul mukminin." Umar ra. berkata, "Kenapa bisa jadi begitu wahai Anas? Apakah aku akan menjamin keamanan pembunuh Majza'ah dan al-Barra’? Engkau harus mencari jalan keluar! Jika tidak aku akan menghukummu!" Dia segera berkata, "Bukankah engkau mengatakan, 'Tidak mengapa hingga engkau mem-beritakan padaku dan engkau juga mengatakan, 'Tidak mengapa hingga engkau minum' dan semua yang

disekitarnya mengatakan hal yang sama." 580 Maka Umar ra. segera mendekati al- Hurmudzan dan berkata, "Engkau telah berhasil menipuku, demi Allah aku tidak mau

tertipu denganmu kecuali jika engkau masuk Islam." Maka al-Hurmudzan masuk Islam dan akhirnya dia diberikan 2000 dirham dan disuruh tinggal di Madinah. 581

Ibn Katsir berkata, "Islam al-Hurmudzan dinilai baik, dia tidak pernah berpisah dari Umar ra. hingga Umar ra. terbunuh. Sebagian orang menuduhnya punya andil dalam pembunuhan ini dengan memerintahkan Abu Lu'lu' untuk membunuh Umar ra., yaitu persekongkolan antara dirinya dan Jufainah. Karena itulah Ubaidullah bin Umar ra.

membunuh al-Hurmudzan dan Jufainah. 582

580 Kisah tuntutan jaminan keselaman al-Hurmudzan dan kesaksian Anas, telah disebutkan oleh Ibn Sa'ad dalam ath-Thabaqat al- Kubra, 5/90 dan al-Balaziri dalam Futuh al-Buldan, him 469 dari jalan Marwan bin Muawiyah dari Huaid ath-Thawil dari Anas. 581 582 Ath-Thabari menyebutkan kisah ini dengan panjang lebat dalam Tar/khnya, 4/86-88 dari jalan saif bin Umar. Ibn sa'ad mengeluarkan dalam ath-Thabaqat al-Kubra, 3/349 dengan sanad yang shahih bahwa Abdurrahman bin Auf ketika melihat pisau belati yang digunakan untuk membunuh Umar, dia berkata, "Aku melihat pisau ini kemarin ada di tangan al-Hurmudzan

dan Jufainah..., dan hal ini juga diriwayatkan olen Al-Balaziri dalam Ansyab al-Asyraf, hal 357. Dia berkata, "Aku diberitahukan oleh Ahmad bin Ibrahim Ad-Dauruqi, dia berkata, "Kami diberitahukan oleh Wahab bin Jarir" seperti sanad yang ada pada Sa'ad, lihat pula

Diriwayatkan kepada kami bahwa ketika Ubaidullah menghujamkan pedangnya ke al-Hurmudzan, dia menggucapkan La Ilaha lllallah. Selanjut-nya menebaskan

pedangnya ke wajah Jufainah. 583