Pasal Kedua PENGANGKATAN ALI BIN ABI THALIB RA. M ENJADI K HALIFAH PEMBAI'ATAN ALI RA. MENJADI KHALIFAH

Pasal Kedua PENGANGKATAN ALI BIN ABI THALIB RA. M ENJADI K HALIFAH PEMBAI'ATAN ALI RA. MENJADI KHALIFAH

Setelah Utsman terbunuh pada malam Jum'at 18 Dzulhijjah tahun 35 H, berdasarkan pendapat yang populer, kaum muslimin mendatangi Ali ra. dan membai'at beliau sebelum jenazah Utsman dimakamkan. Ada yang mengatakan setelah jenazah Utsman dimakamkan. Pada awalnya Ali bin Abi Thalib ra. menolak bai'at mereka. Beliau meng-hindar ke rumah milik Bani Amru bin Mabdzul, seorang Anshar. Beliau menutup pintu rumah, beliau menolak menerima jabatan khilafah tersebut namun mereka terus mendesak beliau. Orang-orang datang mengetuk pintu dan terus mendesak. Mereka membawa serta Thalhah dan az-Zubair . Mereka berkata, "Sesungguhnya daulah ini tidak akan bertahan tanpa amir." Mereka terus mendesak hingga akhirnya Ali bersedia menerimanya.

Ada yang mengatakan, orang pertama yang membai'at beliau adalah Thalhah dengan tangan kanannya. Tangan kanan beliau cacat sewaktu melindungi Rasulullah saw. pada peperangan Uhud. Sebagian hadirin berkata, "Demi Allah,

pembai'atan ini tidak sempurna!" 942 Ali keluar menuju masjid lalu naik ke atas mimbar dengan mengenakan kain

sarung dan sorban dari sutera sambil menenteng sandal beliau dan bertelekan pada busur beliau. Segenap kaum muslimin membai'at beliau. Peristiwa itu terjadi pada

hari Sabtu tanggal 19 Dzulhijjah tahun 35 H. 943 Ada yang mengatakan, Thalhah dan az-Zubair membai'at Ali setelah beliau meminta mereka untuk berbai'at.

Sebagian orang mengira bahwa ada sekelompok kaum Anshar yang tidak membai'at Ali. 944

942 Tidak boleh bertathayyurdan bertasya'um (beranggapan sial) -yakni orang itu beranggapan sial dengan tangan Thalhah 45> yang pertama kali membai'at Ali- meskipun tangan beliau cacat, namun termasuk tangan yang paling berbahagia, karena

cacat dalam berjuang menegakkan agama Allah dan dalam rangka membela Rasulullah saw. Sfe Menurut saya, perkataan terse but tidak benar, dan tidaklah diucapkan kecuali oleh seorang munafik atau Arab Badui yang belum mantap keimanan dalam hatinya dan masih memiliki perangai jahiliyah. 943 Silakan lihat Tarikh ath-Thabari, 4/428, riwayat ini dari jalur al-Madaini dari Abu Bakar al-Hudzali, ia adalah seorang

penukil berita yang dhaif. 944 Tarikh ath-Thabari, 4/429-430, dari jalur al-Madaini, namun dalam sanadnya terdapat perawi yang tidak disebutkan namanya

Al-Waqidi 945 berkata, "Orang-orang di Madinah membai'at Ali. Namun tujuh orang menarik diri dan tidak ikut berbai'at. Mereka adalah Abdullah bin Umar,

Sa'ad bin Abi Waqqash, Shuheib, Zaid bin Tsabit, Muhammad bin Maslamah, Salamah bin Salaamah bin Waqsy dan Usamah bin Zaid. Dan tidak ada seorang sahabat Ansharpun yang tertinggal, mereka semua ikut berbai'at sejauh pengetahuan kami."

Saif bin Umar 946 menceritakan dari sejumlah gurunya bahwa mereka berkata, "Selama lima hari setelah terbunuhnya Utsman kota Madinah dipim-pin sementara

oleh al-Ghafiqi bin Harb, mereka mencari orang yang bersedia memimpin. Penduduk Mesir mendesak Ali, sedang beliau sendiri menghin-dar dari mereka ke sebuah rumah. Penduduk Kufah mencari az-Zubair tapi mereka tidak menemukannya. Penduduk Bashrah meminta Thalhah, tapi ia tidak bersedia. Maka merekapun berkata, "Kami tidak akan mengangkat salah satu dari tiga orang ini." Mereka menemui Sa'ad bin Abi Waqqash . Mereka berkata, "Sesungguhnya engkau termasuk salah seorang anggota majelis Syura!" Namun Sa'ad tidak memenuhi permintaan mereka. Kemudian mereka menemui Abdullah bin Umar. beliaupun menolak tawaran mereka. Merekapun bingung, lantas mereka berkata, "Jika kita pulang ke daerah masing-masing dengan membawa kabar terbunuhnya Utsman tanpa ada yang menggantikan posisinya, manusia akan berselisih tentang urusan ini dan kita tidak akan selamat. Mereka kembali menemui Ali dan memaksa beliau untuk menerimanya. Al-Asytar an-Nakha'i meraih tangan Ali dan membaia'tnya kemudian orang-orangpun ikut membai'at beliau. Penduduk Kufah mengatakan bahwasanya yang pertama kali membai'at Ali adalah al-Asytar an- Nakha'i. Peristiwa itu terjadi pada hari Kamis 24 Dzulhijjah. Itu terjadi setelah orang-orang terus mendesak beliau. Mereka semua berkata, "Tidak ada yang pantas memegangnya kecuali Ali."

Keesokan harinya pada hari Jum'at, Ali naik ke atas mimbar. Orang-orang yang belum membai'at beliau kemarin berbondong-bondong membai'at beliau. Orang pertama yang membai'at beliau saat itu adalah Thalhah kemudian az-Zubair . Bai'at ini terjadi pada hari Jum'at 25 Dzhulhijjah tahun 35 H.