PERJALANAN KHALID BIN AL-WALID RA. DARI DZUL QASHSHAH UNTUK MEMERANGI KAUM MURTAD
PERJALANAN KHALID BIN AL-WALID RA. DARI DZUL QASHSHAH UNTUK MEMERANGI KAUM MURTAD
Imam Ahmad meriwayatkan dari jalan Wahsy bin Harb, bahwa ketika Abu Bakar ash-Shiddiq ra. melantik Khalid bin Walid sebagai panglima perang operasi penumpasan orang-orang murtad, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sebaik-baik hamba Allah adalah Khalid bin Walid, ia laksana pedang
dari pedang-pedang Allah yang dihunuskan atas orang kafir dan munafiqin' ," 152 Ketika Khalid berangkat dari Dzul Qashshah dan mulai berpisah dari Abu
Bakar ash-Shiddiq ra., Abu Bakar berjanji akan bertemu dengannya di dekat Khaibar beserta seluruh pemimpin pasukan -mereka sengaja menunjukkan kekuatan agar orang-orang Arab takut-. Abu Bakar memerintahkan agar Khalid menumpas Thulaihah al-Asadi, setelah itu baru ke Bani Tamim. Ketika itu Thulaihah al-Asadi berada di antara kaumnya di perkampungan Bani Asad, di Ghathafan. Turut bergabung dengan mereka Bani 'Abs dan Dzubyan.
Thulaihah mengirim utusan kepada Bani Jadilah dan Ghauts dari suku Thayyi' agar bergabung bersama mereka. Mereka mengirimkan beberapa per-sonil pasukan untuk mengejar dan bergabung dengan pasukan Thulaihah.
Sebelumnya Abu Bakar ash-Shiddiq ra. telah mengirim Adi bin Hatim sebelum kedatangan Khalid bin Walid, sambil berpesan padanya, "Kejar kaummu sebelum mereka bergabung dengan Thulaihah dan menjadi binasa." Maka Adi segera berangkat menuju kaumnya suku Thayyi', dan memerintahkan mereka untuk berbaiat kepada Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dan kembali kepada Agama
Allah. Namun mereka menjawab, "Kami tidak akan membai'at Abul Fasil 153 selama-lamanya -yaitu Abu Bakar-!" Adi berkata, "Demi Allah, bala tentaranya
akan datang menyerang kalian dan akan memerangi kalian hing-ga kalian mengetahui bahwa beliau sebenar-benarnya Abul Fahl (unta jantan) yang paling besar!" Adi terus menerus membujuk mereka dan menakuti mereka hingga akhirnya mereka berubah menjadi lembut.
Setelah Khalid dengan tentaranya datang, dan di antara tokoh Anshar yang ikut saat itu adalah Tsabit bin Qais bin Syammas. Khalid segera mengirim Tsabit bin Aqram dan Ukkasyah bin Mihshan sebagai pembawa berita kepada Thulaihah, Setelah Khalid dengan tentaranya datang, dan di antara tokoh Anshar yang ikut saat itu adalah Tsabit bin Qais bin Syammas. Khalid segera mengirim Tsabit bin Aqram dan Ukkasyah bin Mihshan sebagai pembawa berita kepada Thulaihah,
Ketika mendengar kematiannya Thulaihah bergegas keluar beserta sau-daranya Salamah mengejar Tsabit dan Ukkasyah. Maka saat mereka bertemu, perkelahian tak dapat dihindari. Namun Thulaihah berhasil membunuh Uka-syah, sementara Salamah berhasil membunuh Tsabit bin Aqram.
Ketika Khalid datang dengan pasukannya dan melihat keduanya tewas kaum muslimin merasa sedih dan marah. Khalid segera berangkat ke Bani Thayyi 1 , dan
disambut oleh Adi bin Hatim sambil berkata, "Berilah aku tempo tiga hari sebab mereka minta tempo dariku tiga hari agar mereka dapat mengirim utusan kepada Thulaihah dan menunggu hingga utusan tersebut kembali. Mereka takut jika mengikutimu sekarang maka utusan mereka kepada Thulaihah akan dibunuhnya. Dan ini tentu lebih baik daripada engkau menyegerakan mereka masuk neraka (dengan memerangi mereka dalam keadaan murtad)."
Setelah berlalu tiga hari Khalid datang membawa 500 pasukan yang terdiri dari suku Thayyi' yang kembali kepada kebenaran, dengan itu jumlah pasukan Khalid kian bertambah.
Selanjutnya Khalid bermaksud menuju Bani Jadilah dan berkata padanya, "Beri tangguh aku beberapa hari hingga aku mendatangi mereka, semoga Allah
menyelamatkan mereka sebagaimana Dia menyelamatkan al-Ghauts." 154 Adi bin Hatim kembali mendatangi mereka dan membujuk mereka hingga
akhirnya mereka mengikutinya, setelah itu Adi membawa mereka dalam keadaan muslim. Di antara mereka terdapat seribu penunggang kuda yang mengikuti pasukan Khalid. Dengan demikian Adi bin Hatim dianggap manusia yang paling berbakti dan paling berkah bagi kaumnya, semoga Allah meridhai mereka.
Peperangan Buzakhah Dan Penyerangan Ke Bani Asad
Kemudian Khalid berjalan menuju gunung Ajaa dan Salma. Di sana beliau menyiapkan tentara dan ternyata mereka bertemu dengan Thulaihah al-Asadi di suatu tempat yang bernama Buzakhah.
Ketika itu orang-orang Arab menyaksikan pertempuran hebat antara kedua pasukan tersebut sambil menunggu-nunggu siapa akhirnya yang akan kalah. Thulaihah datang membawa kaumnya dan orang-orang yang bergabung dengan tentaranya, ketika itu Uyainah bin Hishn turut besertanya dengan membawa 700 orang dari kaum Fazarah.
Pasukan dibariskan sementara Thulaihah duduk berselimut seolah-olah sedang menerima wahyu, menunggu apa yang diwahyukan kepadanya -menurut anggapan mereka- sementara Uyainah terus berperang mati-matian. Ketika telah bosan berperang Uyainah mendatangi Thulaihah yang sedang berselimut dan Pasukan dibariskan sementara Thulaihah duduk berselimut seolah-olah sedang menerima wahyu, menunggu apa yang diwahyukan kepadanya -menurut anggapan mereka- sementara Uyainah terus berperang mati-matian. Ketika telah bosan berperang Uyainah mendatangi Thulaihah yang sedang berselimut dan
Kemudian dia berkata kepada kaumnya, Bani Fazarah, "Kembalilah kalian!" Maka pasukannya berangkat meninggalkan Thulaihah. Ketika kaum muslimin mendatangi Thulaihah, dia berlari mengendarai kudanya yang telah disiapkannya, sambil membawa istrinya yang bernama an-Nawwar. Kemudian keduanya berlari menuju negeri Syam, sementara pengikutnya kocar-kacir berserakan, Allah telah
membinasakan sebagian pengikutnya. 155 Thulaihah al-Asadi murtad semasa Rasulullah saw. hidup. Ketika Rasulullah
saw. wafat, dia dibantu oleh Uyainah bin Hishn bin Badr, yang juga murtad keluar dari Islam. Uyainah pernah berkata kepada kaumnya, "Demi Allah, Nabi dari Bani Asad lebih aku cintai daripada Nabi dari Bani Hasyim. Muhammad telah mati maka ikutilah Thulaihah!" Ternyata kaumnya dari Bani Fazarah mengikutinya.
Ketika keduanya dikalahkan oleh Khalid maka Thulaihah lari ke Syam membawa istrinya dan tinggal bersama Bani Kalb. Kemudian Khalid menawan Uyainah bin Hishn dan mengirimnya ke Madinah beserta rombongannya dalam keadaan terikat kedua tangannya ke lehernya. la masuk ke Madinah dalam kondisi demikian, Abu Bakar menyuruhnya bertaubat dan meng-ampuninya. Ternyata setelah itu keislamannya menjadi baik.
Adapun Thulaihah, dia kembali bertaubat masuk Islam dan berangkat menunaikan ibadah umrah menuju Makkah pada masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq ra.. Dia malu bertatap muka dengan ash-Shiddiq ra. selama hidupnya. Namun dia sungguh-sungguh bertaubat dan ikut bersama Khalid dalam beberapa pertempuran. Bahkan Abu Bakar pernah menulis surat kepada Khalid, " Ajaklah Thuilaihah berunding dalam siasat perang, tapi jangan engkau angkat dia menjadi amir pasukan." Abu Bakar menyuruh Khalid agar memperlakukannya dengan baik. Bertolak belakang dengan apa-apa yang telah diperbuatnya dan keinginannya terhadap jabatan dan kedudukan. Ini merupakan bukti kecerdasan Abu Bakar
Khalid bin al-Walid pernah bertanya kepada sebagian pengikut Thulaihah yang telah baik keislamannya, "Beritahukan kepada kami apa yang diwahyukan kepada Thulaihah," maka salah seorang menjawab, "Dia pernah berkata,
Merpati dan burung yamam dan demi awan dingin yang bertahan Sesungguhnya kami telah berpuasa bertahun-tahun sebelum kalian Merpati dan burung yamam dan demi awan dingin yang bertahan Sesungguhnya kami telah berpuasa bertahun-tahun sebelum kalian
dan khayalan.
Surat Abu Bakar Kepada Khalid Setelah Kekalahan Thulaihah bin Khuwailid
Ketika datang berita kepada Abu Bakar bahwa Khalid bin Walid telah mengalahkan Thulaihah dan pasukannya, maka Abu Bakar menulis untuk-nya sepucuk surat yang berbunyi,
Semoga Allah menambah kebaikan kepadamu. Takutlah kamu terhadap urusan kamu sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan yang berbuat ihsan. Bersungguh-sungguhlah kamu dalam urusanmu dan janganlah kamu melemah. Jangan pernah engkau biarkan seseorang dari kaum musyrik membunuh kaum muslimin kecuali engkau akan balas dengan membunuh salah seorang dari mereka juga.
Kemudian Khalid bermukim di Bazakhah selama sebulan sambil me- ngontrol keadaan sekitarnya. Terkadang beliau berangkat ke perbatasan dan terkadang kembali ke tempatnya untuk mencari orang-orang murtad seba-gaimana yang telah diwasiatkan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. untuk dibunuh. Beliau pulang- pergi selama sebulan sambil menuntut balas orang-orang Islam yang dibunuh oleh orang-orang Arab yang murtad. Sebagian dari orang-orang kafir tersebut ada yang dibakar oleh Khalid dengan api, ada yang kepalanya dipecahkan dengan batu besar, dan ada yang dilempar dari puncak gunung. Seluruh perbuatan itu dilakukan
agar menjadi pelajaran bagi orang-orang Arab yang murtad. 157
Utusan Bani Asad dan Ghathafan Kepada Abu Bakar dan Hukum yang Dijatuhkan atas Mereka
Ats-Tsauri berkata, Diriwayatkan dari Qais bin Muslim, dari Thariq bin Syihab, dia berkata, "Ketika utusan Buzakhah datang -yaitu Bani Asad dan Ghathafan- kepada Abu Bakar meminta perdamaian, Abu Bakar memberikan kepada mereka dua alternatif; Alternatif pertama, peperangan yang akan menghabisi mereka atau alternatif kedua yang menghinakan mereka. Mereka bertanya, "Wahai Khalifah Rasulullah saw., adapun peperangan yang akan meng- habisi kami sudah kami pahami, tetapi apa maksud dari alternatif kedua yang menghinakan kami itu?" Beliau berkata, "Akan diambil dari kalian seluruh tanah kalian, kemudian kalian biarkan orang-orang lain membajak sawah dan ladang kalian. Hingga Allah memperlihatkan kepada khalifah nabinya dan kaum mukminin perkara yang dapat memberikan keringanan bagi kalian. Kemudian kalian wajib membayar apa yang kalian dapat dari kami dan kami tidak membayar apa yang kami dapat dari kalian. Kalian harus bersaksi bahwa orang yang terbunuh dari kami berada dalam surga dan orang yang terbunuh dari kalian berada dalam neraka. Kalian harus membayar denda terhadap orang-oang yang terbunuh dari kami, tetapi kami tidak membayar denda dari orang yang terbunuh dari kalian."
Umar berkata, Adapun perkataanmu, "Kalian membayar diyat (denda) terhadap orang kami yang terbunuh" Seharusnya tidak sesuai bagi mereka, sebab tentara kita terbunuh dalam rangka menjalankan perintah Allah. Oleh karena itu tidak ada diyatnya. Pada awalnya Umar tidak setuju dengan pendapat Abu Bakar itu namun akhirnya ia mengatakan, "Benar pendapat-mu!" Diriwayatkan oleh al-
Bukhari 158 dari hadits ats-Tsauri.
Kisah Ummu Ziml
Sebelumnya para pengikut Thulaihah dari Bani Ghathafan telah ber-kumpul di bawah pimpinan seorang wanita yang bernama Ummu Ziml Salma binti Malik
bin Huzaifah- di sebuah tempat yang bernama Zhafar. 159 Wanita ini termasuk bangsawan Arab, ibunya Ummu Qirfah 160 sangat terkenal dengan kemuliannya
disebabkan anaknya yang banyak, kemuliaan kabilah dan rumahnya. Ketika orang- orang tersebut berkumpul di sekelilingnya ia memberikan sugesti agar mereka menyerang Khalid. Semangat mereka menjadi bangkit, apalagi setelah bergabungnya Bani Sulaim, Thayyi', Hawa-zin dan Bani Asad bersama mereka. Terkumpullah pada mereka pasukan yang banyak, dan semakin kokoh pula kedudukan wanita ini.
Ketika Khalid mendengar berita ini ia segera bergegas menuju mereka. Maka terjadilah pertempuran yang hebat. Wanita itu mengendarai unta ibunya yang katanya "Satu ekor unta jantan ini sebanding dengan seratus unta biasa'' hal itu disebabkan kemuliannya. Namun Khalid berhasil mengalahkan mereka dan berhasil menyembelih unta tersebut dan menghabisi wanita itu. sctelah itu ia mengirim utusan untuk membawa berita gembira ini kepada Abu Bakar ash-
Shiddiq ra.. 161
Kisah al-Fuja'ah
Nama lengkapnya adalah lyas bin Abdullah bin Abdi Yaa lail bin Umairah bin Khufaf dari Bani Sulaim, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Ahaq. Akhir hidupnya mati dibakar oleh Abu Bakar ash-Shiddiq ra. di pemakaman Baqi' kota Madinah. Adapun kisahnya bahwa dia pernah mendatangi Abu Bakar dan Abu Bakar mengira bahwa dia telah masuk Islam sambil menginstruksikan agar dia menyiapkan pasukan untuk memerangi oang-orang yang murtad, akhirnya Abu Bakar dan al-Fuja'ah menyiapkan pasukan.
Ketika pasukan ini bergerak, tiap kali mereka menjumpai orang Islam maupun orang kafir pasti akan dibunuh dan diambil hartanya. Ketika Khalid mengetahui berita ini ia segera mengirim bala tentara untuk mengembalikannva. Tatkala Allah memberikan kesempatan kepada Abu Bakar untuk menghukumnya,
maka Abu Bakar mengirimnya ke al-Baqi 162 kemudian dalam keadaan tangán terikat ke kepala ia dilemparkan ke dalam api hingga tewas terbakar dalam
158 Shahih al-Bukhan dari kitab al-Ahkam, bab al-Istikhlat'13/ 206 dari kitab Fathul Barí. Al-Hafizh Ibnu Hajar telah meyebutkan
kisah ini dengan panjang lebar yang dinukil dari kitab al-Humaidi al-Jam'u baina as-shahihain kemudian dia berkata, "Abu Bakar al-Barqani telah menyebutkan kisah ini dalam Mustakhrapya." Lihat a/-Musannafkarya Ibn Abi Syaibah 14/ 571. 159
Nama tempat pat dekat al-Hauab di jalan al-Bashrah menuju ke Madinah, unta-unta Thulaihah berkumpul di situ pada peperangann Buzakhah.( Yaqut4/60 ibid) 160 161 ath-Thabari3/263.
keadaan maqmuth (terikat). 163