PENAKLUKAN HAMADZAN

PENAKLUKAN HAMADZAN

Dalam peperangan sebelumnya Panglima al-Fairuzan terluka di medan pertempuran. Dia berusaha melarikan diri menuju Hamazand dan dikejar oleh an- Nu'man bin Muqarrin dan al-Qa'qa yang telah mendahuluinya. Sesampainya di

Hamadzan al-Qa'qa' berhasil menyusulnya di tepi pegunungan Hama-dzan. 612 Di tempat tersebut terdapat banyak kuda-kuda dan keledaiyang membawa madu (yang

menghalangi jalan, pent.). Al-Fairuzan tidak sanggup lagi untuk mendaki dataran tinggi ini disebabkan luka-lukanya yang sangat parah. Akhirya terpaksa al-Fairuzan berjalan kaki dan bergantung di gunung itu. Sementara al-Qa'qa' terus mengejar dan akhirnya berhasil membunuhnya. Prajurit Islam memberikan komentar mengenai peristiwa ini, "Sesungguhnya Allah memiliki para tentara dari madu, akhirnya mereka berhasil mendapatkan seluruh madu-madu berikut barang-barang yang dibawa kuda- kuda maupun keledai-keledai tersebut hingga tempat ini." Tempat kelak dinamai dengan lembah madu. Setelah itu al-Qa'qa' bergerak mengejar pasukan musuh yang berlari ke Hamazdan. Sesampainya di sana, dia mulai mengadakan pengepungan dari

610 Ibid, 4/135. 611 Ibnu Jarir, 4/136. 612 Hamadzan nama sebuah daerah yang terletak di pegunungan Iran, daerah ini sangat dingin pada musim dingin, silakan llhat (Yaqut, 5/410).

seluruh penjuru, hingga akhirnya penguasa Hamadzan mena-warkan untuk berdamai dan al-Qa'qa ’ menerima tawarannya. Setelah itu al-Qa'qa' beserta pasukannya segera

kembali kepada Huzaifah setelah mereka berhasil menaklukkan Nahawand dengan peperangan. 613

613 Tarikh Dimasyq, 8/ 603, manuskrip

P ENAKLUKAN I RAK DAN W IIAYAH T IMUR

(PERIODE V)

Tentara Islam Bebas Malang Melintang di Negeri 'Ajam

Setelah kaum muslimin berhasil memenangkan pertempuran Naha-wand, Persia tidak lagi memiliki kekuasaan. Dengan bebas kaum muslimin berjalan ke tempat mana pun yang mereka kehendaki di negeri-negeri 'Ajam atas izin Umar ra.. Setelah peristiwa Nahawand Kaum Muslimin mulai membuka kota baru yang bernama Jay -

yaitu kota Isfahan- 614 setelah peperangan yang panjang dengan berbagai macam peristiwa. Akhirnya mereka menawarkan perdamaian dengan kaum muslimin.

Abdullah bin Abdullah menuliskan untuk mereka sebuah surat jaminan keamanan dan perdamaian. Namun 30 orang dari mereka berhasil melarikan diri ke daerah Karman dan enggan berdamai dengan kaum muslimin. Tepat pada tahun 21 H Abu Musa

berhasil menaklukkan kota Qum dan Qasyyan 615 , setelah itu Suhail bin 'Adi berhasil pula menaklukkan wilayah Karman. 616

Penalukkan Hamadzan yang Kedua Kali Tahun 22 H.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa setelah kaum muslimin berhasil menaklukkan Nahawand mereka segera menaklukkan Hulwan dan Hamadzan. Tetapi penduduk Hamadzan mengingkari surat perjanjian yang mereka buat dengan al-Qa'qa' bin Amru. Umar ra. mengirim surat kepada an-Nu'man bin Muqarrin untuk berangkat ke Hamadzan. Kemudian an-Nu'man segera bergerak menuju tempat itu dan singgah di Tsanniati al-Asal. Setelah itu baru berangkat ke Hamadzan dan langsung dapat menguasainya. Para penduduk menawarkan perdamaian dan an-Nu'man menerima tawaran ini serta membawa pasukannya masuk ke benteng. Di saat dia dan pasukannya yang berjumlah 12.000 orang memasuki benteng, tiba-tiba penduduk Dilam, Rai, Azarbaizan bersekutu untuk menggempur mereka. An-Nu'man dengan sigap kembali keluar dari benteng memburu mereka hingga kedua pasukan ini akhirnya bertemu di

sebuah tempat yang bernama Waj ar-Ruz. 617 Pecahlah pertempuran yang sangat sengit di antara kedua pasukan sehebat pertempuran yang terjadi di Nahawand. Jumlah

pasukan musuh yang jatuh bergelimpangan sudah tak terhitung banyaknya. Raja Dailam sendiri terbunuh dalam peristiwa ini. Pasukannya yang kocar-kacir melarikan diri setelah banyak dari mereka yang binasa di medan pertempuran. An-Nu'man bin Muqarrin dianggap sebagai prajurit Islam yang pertama memerangi Ad-Dailam. Sebelumnya an-Nu'man telah menulis surat kepada Umar ra. memberitahukan tentang

614 Asfahan ataupun Isfahan: adalah nama sebuah kota besar terkenal di kota Persia dan dia adalah daerah perbukitan. (Yaqut, Ibid, 1/206).

615 Qum: adalah bahasa Persia, Qum adalah nama sebuah kota yang terletak dekat dengan Qasyan, kedua tempat ini selalu disebut beriringan dan penduduknya adalah warga Syiah Imamiyyah, kedua kota ini dekat dengan Isfahan. (Ibid, 4/397,

296 secara berturut-turut). 616 Karman: adalah sebuah wilayah yang masyhur, memiliki kemakmuran dan di wilayah ini banyak didapati perkotaan maupun

perkampungn yang terletak antara Persia dan Mukran kemudian Sajistan dan Khurasan. (Ibid, 4/353) 617 Waj ar-Ruz adalah tempat antara Hamadan dan Qazwin. (Ibid, 5/341).

pasukan ad-Dailam yang telah berkumpul dan bersiap untuk berperang. Umar ra. sangat risau mendengar berita ini hingga datang padanya pembawa berita yang mengabarkan tentang kemenangan pasukan Islam dalam pertempuran ini. Akhirnya Umar ra. merasa sangat senang dan mengucapkan pujian bagi Allah. Beliau memerintahkan agar berita gembira ini dibacakan kepada kaum mus-limin. Mendengar berita tersebut mereka mengucapkan puji dan syukur kepada Allah dan menyambut

dengan gembira kemenangan tersebut. 618

Penaklukan Ar-Rai

An-Nu'man bin Muqarrin segera bergerak menuju ar-Rai 619 setelah me-nunjuk Yazid bin Qais al-Hamdani sebagai penggantinya untuk memimpin Hamazan.

Sesampainya di tempat itu dia langsung berhadapan dengan tentara kaum musyrikin dalam jumlah besar. Maka pecahlah pertempuran di lereng pegunungan ar-Rai. Pada peristiwa ini nampak tentara musuh benar-benar sabar dan tangguh hingga akhirnya mereka dikalahkan kaum muslimin. Dalam pertempuran ini an-Nu'man berhasil membunuh musuh dalam jumlah yang sangat besar hingga sulit dihitung. Kaum muslimin berhasil membawa harta rampasan yang sangat banyak mirip dengan apa yang mereka dapatkan di peperangan di Madain. Setelah itu Abu al-Farrukhan -yang bergelar dengan az-Zaini- minta damai dan perlindungan terhadap seluruh warga ar- Rai. Mereka menulis sebuah perjanjian damai dan memberi jaminan keamanan untuk mereka. Barulah setelah itu an-Nu'man memberitakan kemenangan ini kepada Umar ra. dan mengirimkan seperlima dari harta rampasan perang. Alhamdulillah bagi Rabb

semesta alam atas segala karunianya. 620

Penaklukan Qumis Dan Jurjan Tahun 22 H

Ketika sampai berita penaklukan Ar-Rai beserta pengiriman seperlima dari hasil rampasan perang, Umar ra. menulis surat kepada an-Nu'man bin al-Muqarrin agar menginstruksikan Suwaid bin al-Muqarrin -saudara kandungnya-untuk berangkat

menaklukkan Qumis. 621 Pasukan Suwaid bergerak menuju tempat ini, namun dia tidak menemui sedikitpun perlawan dari musuh. Hingga akhirnya Suwaid dengan mudah

menguasai kota itu dengan aman. Bahkan dia menempatkan pasukannya di daerah itu setelah menuliskan perjanjian damai dan keamanan bagi mereka. 622

Setelah Suwaid menempatkan pasukannya di tempat ini maka seluruh negara sekitarnya mengirimkan para utusan mereka untuk memohon perda-maian dan jaminan keamanan dari kaum muslimin. Mereka bersedia untuk membayar jizyah. Di antara

negeri tersebut adalah Jurjan 624 , Thabaristan dan Iain-lain. Suwaid mengikat perjanjian damai dengan seluruh negeri-negeri ini dan menuliskan untuk tiap negeri

jaminan keamanan dan perda-maian. 625 Al-Mada'ini menceritakan bahwa Jurjan ditaklukkan pada tahun 30 H. di masa pemerintahan Utsman ra. 626 , wallahu a'lam.

618 619 ibn Jarir, Ibid, 4/148 Ar-Rai adalah sebuah kota yang masyhur, dianggap bahwa pagar yang dipancangkan antara tempat ini dan Qazwin sepanjang 27 Farasakh (Yaqut, ibid, 3/116).

620 Ibn Jarir, Ibid, 4/150. 621 Qumis: sebuah wilayah luas terletak di akhir gunung Thabaristan, yaitu antara ar-Rai dan Nisafur. (Yaqut, 4/44). 622 Ibn Jarir, Ibid, 4/151. 623 624 Jurjan: yaitu sebuah kota besar antara Thabaristan dan Khurasan. (Yaqut, ibid, 2/119) Thabaristan: adalahsebuah negeri yang luas dipenuhi pegunungan, banyak para ulama dan pujangga berasal dari tempat ini

dan orang yang menisbatkan diri ketempat ini disebut Thabari. (IbidA/ll). 625 Ibn jarir, Ibid, 4/\52

626 Ibid, 4/153.

Penaklukan Azarbaijan

Al-Waqidi dan Abu Mi'syar sepakat bahwa Azarbaijan ditaklukkan pada tahun

22 H dan pendapat ini juga diikuti Ibnu Jarir dan Iain-lain. 627 Ketika an-Nu'man bin al-Muqarrin menaklukkan Hamadzan untuk yang kedua

kalinya ia bergerak untuk menaklukkan negeri ar-Rai. Dia segera mengutus dari Hamadzan Bukair bin Abdillah untuk pergi ke Azarbaijan 628 yang kemudian disusul

oleh Simak bin Kharasyah atas instruksi Umar bin al-Khaththab ra.-bukan Abu Dujanah. 629 Ditempat ini Isfandiyaz bin al-Farrukhzad bertemu dengan Bukair dan

bala tentaranya yaitu sebelum kedatangan Simak. Pertempuran terjadi dengan sengitnya dan akhirnya Allah mengalahkan orang-orang musyrikin. Bukair berhasil menawan Isfandiyaz. Isfandiyaz berkata padanya, "Mana yang lebih kau suka perdamaian atau peperangan?" Bukair menjawab, "Perdamaian lebih aku sukai." Isfandiyaz berkata, "Jadikanlah aku tawananmu." Lalu Bukair pun menawannya. Setelah itu Bukair mulai menaklukkan negeri Azarbaijan satu persatu. Sementara Utbah bin Farqad juga melakukan hal yang sama menaklukkan satu-persatu kota musuh dari arah yang berlawanan. Kemudian datanglah instruksi dari Umar ra. agar Bukair segera maju ke al-Bab dengan mengangkat Simak sebagai penggantinya yaitu sebagai sebagai wakil Utbah bin Farqad. Dengan demikian seluruh daerah Azarbaijan dibawah pimpinan Utbah bin Farqad dan Bukair Isfandiyaz padanya. Utbah bertemu dengan Haram bin Farrakhzad dan berhasil mengalahkannya. Namun sangat disayangkan, Haram berhasil meloloskan diri. Ketika berita ini sampai ke telinga Isfandiyaz maka dia berkata, "Sekarang perdamaian akan diwujudkan dan peperangan akan dihentikan." Dengan demikian maka Utbah mulai mengikat perdamaian dan akhirnya Negeri Azarbaijan kembali ditaklukkan dengan damai. Utbah dan Bukair mengirim berita ini kepada Umar ra. yang disertai dengan seperlima dari harta rampasan perang. Utbah memberikan surat jaminan keamanan untuk seluruh warga

Azarbaijan. 630

Penaklukan Al-Bab

Ibnu Jarir berkata, Saif bin Umar berpendapat bahwa penaklukan ini terjadi pada tahun 22 H, yaitu ketika Umar ra. menuliskan surat pengangkatan Suraqah bin Amru yang bergelar Dzun Nur sebagai Amir. Maka Suraqah pun segera berangkat bersama pasukannya. Akhirnya pasukan terdepan yang dipimpin oleh Abdurrahman bin Rabi'ah

sampai ke kerajaan di al-Bab 631 yang dipimpin raja Syahr Baraz. Dia seorang Raja Armenia dari keluarga kerajaan yang berhasil menghabisi Bani Israil dan memporak-

porandakan negeri Syam dahulu. Lantas Syahr Baraz menulis surat kepada Abdurrahman meminta perlindungan dan jaminan keamanan. Abdurrahman memenuhi permin-taannya. Setelah itu raja tersebut segera mendatangi Abdurrahman dan mem- berikan nasehat kepada kaum muslimin. Dia berkata, "Sesungguhnya ada seseorang

627 628 Ibn jarir, ibid, 4/146. Azarbaijan: sebuah wilayah yang luas, dipenuhi pegunungan berbatasan dengan sebelah utara negeri Ad-dailkam, diantara kota-kotanya; Al-Maraghah, Tibriz, Atrdabil dan Iain-Iain. (Yaqut, ibid, 1/128).

629 Abu Dujanah, namanya Simak bin Aus bin Kharisyah, dan dalam kaum ansar ada seorang sahabat yang bernama Simak bin Kharrasyah, dialah orang ini. (Lihat Ibn Hajar, Al-Ishabah, 3/174).

630 631 Ibn Jarir, ibid, 4/153. Al-Bab; disebut juga dengan Bab al-Albab, yaitu sebuah kota besar terletak di tepi Laut Thabaristan yaitu laut Al-Khazr, kota

ini ibarat pelabuhan laut, di sekitar daerah itu terdapat berbagai macam suku dari Khazr, as-sarir, al-Karj, ad-Dailam dan sebagainya. (Yaqut, ibid, 1/303).

yang lebih tinggi kedudukannya daripadaku, maka datangilah dia!" kemudian lelaki tersebut dibawa kepada Suraqah bin Amru -pimpinan pasukan- dan meminta agar Suraqah memberikannya jaminan keamanan. Maka Suraqah terlebih dahulu minta izin kepada Umar ra. dan Umar ra. mengizin-kannya untuk memberikan jaminan ke amanan untuk lelaki tersebut. Setelah itu Suraqah mengutus Bukair bin Abdillah al- laitsi, Habib bin Maslamah, Hudzaifah bin Usaid, dan Salman bin Rabi'ah untuk mendatangi penduduk di sekitar pengunungan yang mengelilingi negara Armenia. Yaitu gunung Allan, gunung Taflis dan Muqan. Bukair berhasil menaklukkan wilayah Muqan dan meninggalkan surat jaminan keamananan bagi para penduduk-nya. Pada waktu itu pimpinan pasukan di wilayah ini Suraqah bin Amru wafat dan telah menunjuk seorang penggantinya yang bernama Abdurrahman bin Rabi'ah. Hal ini mendapat persetujuan dari Umar bin al-Khaththab ra.serta memerintahkannya untuk

memerangi Turki. 632