UTUSAN YANG DIKIRIM KEPADA RUSTAM UNTUK MEN- DAKWAHINYA .

UTUSAN YANG DIKIRIM KEPADA RUSTAM UNTUK MEN- DAKWAHINYA .

Sa'ad mengutus beberapa orang senior untxik menghadap Rustam, di antaranya adalah an-Nu'man bin Muqarrin, Furat bin Hayyan, Hanzhalah bin Rabi' at-Tamimi, Atharid bin Hajib, al-Asy'ats bin Qais, al-Mughirah bin Syu'bah, dan Amr bin Ma'di sambil mendakwahinya kepada Agama Allah. Rustam bertanya kepada mereka,"Apa yang membuat kalian datang kemari?" Mereka menjawab, "Kami datang untuk mendapatkan apa yang Allah janjikan kepada kami, yaitu untuk mengambil alih negeri kalian, menawan para wanita dan anak-anak, serta menguasai harta kalian, kami merasa

yakin akan mendapatkannya segera." 489 Saif bin Umar ra. menyebutkan bahwa Rustam sengaja melambat-lambat-kan

pertemuannya dengan Sa'ad, hingga diperhitungkan sejak dia keluar dari Madain dan bertemu dengan Sa'ad di Qadisiyah memakan waktu empat bulan. Andaikata tidak

diperintahkan raja agar dia segera menemui Sa'ad tapi dia tidak akan menemuinya. 490 Ketika pasukan Rustam telah mendekati tentara Sa'ad, maka Sa'ad ingin

mengetahui bagaimana sesungguhnya kondisi dan persiapan mereka. Dia mengerahkan satu rombongan dari pasukannya untuk membawa salah seorang dari tentara Persia, dan di antara rombongan tersebut terdapat Thulaihah al-Asadi yang pernah mengaku sebagai Nabi kemudian bertaubat.

Ketika Sa'ad mengutus rombongan ini segera Thulaihah menembus pasukan musuh, melewati ribuan pasukan dan berhasil membunuh banyak para jagoan Persia

486 487 Sabath atau Sabath Kisra adalah sebuah tempat di Madain. (Yaqut.Op.at3/166). Ibid, 3/495 488 Ibid, 3/505 dan lihat pula 3/516 489 490 Ibid, 3/496. Ibid, 3/509.

hingga berhasil menawan salah seorang dari mereka dan menggiringnya kepada Sa'ad dalam keadaan tidak berdaya. Maka Sa'ad bertanya padanya tentang pasukan mereka, tetapi lelaki itu malah menceritakan bagaimana kehebatan dan keberanian Thulaihah. Sa'ad berkata kepadanya, "Bukan ini yang aku inginkan tapi beritahukan kami berapa jumlah tentara Rustam." Dia menjawab, "Dia membawa 120.000 pasukan dan dibela-

kangnya di ikuti dengan pasukan dalam jumlah yang sama." 491 Seketika itu juga tawanan tersebut masuk Islam di tempat, alhamdulillah.

Mengutus al-Mughirah bin Syu'bah

Saif meriwayatkan dari syaikhnya, Ketika dua pasukan saling berhadapan, maka Rustam mengirim seseorang pasukannya kepada Sa'ad dan meminta agar mengirimkan padanya seorang yang piawai untuk diajak ber-dialog. Maka segera Sa'ad mengutus al- Mughirah bin Syu'bah.

Ketika bertemu dengannya Rustam berkata, "Sesungguhnya kalian adalah tetangga kami, sebelumnya kami selalu berbuat baik kepada kalian, dan menahan diri untuk tidak menyakiti kalian, maka kembalilah ke negeri kalian kami tidak akan mencegat dan menghalangi jalur perdagangan kalian untuk masuk ke negeri kami."

al-Mughirah menjawab, "Kami tidak menginginkan dunia, tetapi yang kami cari dan harapkan adalah akhirat. Dan Allah telah mengutus RasulNya kepada kami dan berkata padanya, "Sesungguhnya Aku akan mengalahkan orang-orang yang tidak mau beragama dengan agama yang Aku turunkan, dan Aku akan menghukum mereka melalui tangan umatnya, dan Aku akan tetap memenangkan mereka selama mereka tetap mengakui agama ini. Inilah agama yang haq, siapa saja yang menolaknya akan dihinakan, dan yang berpegang teguh dengannya akan dimuliakan." Rustam bertanya padanya, "Agama apakah itu?" Al-Mughirah menjawab, "Adapun asas yang tidak akan sah keislaman seorang kecuali dengannya yaitu bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, serta mengakui seluruh yang datang dari Allah."

Rustam berkata, "Alangkah baiknya agama ini, apa lagi berikutnya?" Al-Mughirah melanjutkan, "Kami diutus untuk mengeluarkan dan membebaskan manusia dari perbudakan sesama manusia agar merdeka dan hanya menjadi hamba Allah semata."

Rustam kembali berkata, "Itu juga sangat baik, apa lagi berikutnya?" Al-Mughirah menjawab, "Seluruh manusia adalah anak Adam, dan mereka selu-ruhnya bersaudara dari ayah dan ibu yang satu." Rustam kembali berkata, "Ini juga sangat baik," Kemudian Rustam berkata lagi, "Bagaimana jika kami masuk ke dalam agama kalian apakah kalian akan kembali ke negeri kalian?" al-Mughirah menjawab, "Ya demi Allah dan kami tidak akan mendekati negeri kalian kecuali untuk berdagang ataupun keperluan lainnya."

Rustam berkata, "Alangkah bagusnya agama ini." Ketika al-Mughirah keluar segera Rustam memberitakan hasil dialognya dengan al-Mughirah dan menawarkan kepada petinggi Persia agar menerima tawaran Islam namun mereka menolak

tawarannya. 492

491 492 Ibid, 3/514. Ibid, 3/517-523.

Mengutus Rib’iy bin Amir

Setelah itu Sa'ad mengutus utusan lainnya kepada Rustam yaitu Rib'iy bin Amir ats-Tsaqafi, maka Rib'iy segera masuk menemuinya sementara mereka telah menghiasi pertemuan itu dengan bantal-bantal yang dirajut dengan benang emas, serta permadani- permadani yang terbuat dari sutera. Mereka mempertontonkan kepadanya berbagai macam perhiasan berupa yaqut, permata-permata mahal, dan perhiasan lainnya yang menyilaukan mata, sementara Rustam memakai mahkota dan sedang duduk di atas ranjang yang terbuat dari emas. Sementara Rib'iy masuk dengan hanya mengenakan baju yang sangat sederhana, dengan pedang, perisai dan kuda yang pendek, Rib'iy masih tetap di atas kudanya hingga menginjak ujung permadani. Ke-mudian dia turun serta mengikatkan kuda tersebut di sebagian bantal-bantal yang terhampar. Setelah itu dia langsung masuk dengan senjata, baju besi, dan penutup kepalanya, maka mereka berkata, "Letakkan senjatamu !" Dia menjawab, "Aku tidak pernah berniat mendatangi kalian tetapi kalianlah yang mengundangku datang ke mari, jika kalian memerlukanku maka biarkan aku masuk dalam keadaan begini. Dan jika tidak kalian izinkan aku akan segera kembali. Rustam berkata, "Biarkan dia masuk." Maka Rib'iy datang sambil bertongkat dengan tombaknya dalam keadaan posisi ujung tombak ke bawah hingga permadani yang dilewatinya penuh dengan lubang-lubang bekas tombaknya. Mereka bertanya padanya,"Apa yang membuat kalian datang ke sini?" Dia menjawab dengan lantang, "Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan diri kepada sesama manusia agar mereka menghambakan diri hanya kepada Rabb manusia, dan mengeluarkan mereka dari dunia yang sempit menuju akhirat yang luas, dan mengeluarkan mereka dari kezhaliman agama-agama yang ada kepada keadilan Islam. Maka Dia mengutus kami membawa agamaNya untuk kami sebarkan kepada manusia. Barangsiapa menerima dakwah kami, kami akan merasa senang menerimanya dan kami akan pulang meninggal-kannya, tetapi barangsiapa menolak kami akan memeranginya selama-lama-nya hingga kami berhasil memperoleh apa yang dijanjikan Allah kepada kami."

Mereka bertanya, "Apa yang dijanjikan Allah kepada kalian?" Dia menjawab, "Yaitu surga bagi siapa saja dari kami yang terbunuh dalam peperangan ini, dan kemenangan bagi yang hidup." Maka Rustam berkata, "Aku telah mendengar seluruh perkataan kalian tetapi maukah kalian memberi kami tangguh sejenak hingga kami berpikir dan kalian juga berpikir?" Dia mengatakan, "Ya! Berapa hari kalian minta ditangguhkan? Satu atau dua hari?" Dia berkata, "Tidak, tetapi hingga kami menulis surat kepada para petinggi kami dan para pemimipin kaum kami." Rib'iy berkata, "Rasul kami tidak pernah mengajarkan kepada kami untuk menunda peperangan setelah bertemu musuh lebih dari tiga hari, maka silahkan kalian berpikir ulang dan pilih satu pilihan jika masa penangguhan berakhir." Mereka bertanya, "Apakah engkau pemimpin mereka?" Dia menjawab, "Tidak, tetapi seluruh muslim ibarat satu tubuh, yang paling rendah dari mereka dapat memberikan jaminan keamanan terhadap yang paling tinggi sekalipun."

Akhirnya Rustam segera mengumpulkan para petinggi kaumnya dan berkata kepada mereka, "Pernahkah kalian melihat seseorang yang perkataannya lebih mulia dan lebih baik dari orang ini?" Mereka berkata, "Jangan sampai engkau terpengaruh dengan ucapan anjing ini dan meninggalkan agamamu, tidakkah kau lihat bagaimana pakaiannya?" Dia berkata kepada mereka, "Celakalah kalian jangan hanya melihat kepada penampilan dan bajunya, tetapi lihatlah betapa cemerlangnya perkatan pemikiran Akhirnya Rustam segera mengumpulkan para petinggi kaumnya dan berkata kepada mereka, "Pernahkah kalian melihat seseorang yang perkataannya lebih mulia dan lebih baik dari orang ini?" Mereka berkata, "Jangan sampai engkau terpengaruh dengan ucapan anjing ini dan meninggalkan agamamu, tidakkah kau lihat bagaimana pakaiannya?" Dia berkata kepada mereka, "Celakalah kalian jangan hanya melihat kepada penampilan dan bajunya, tetapi lihatlah betapa cemerlangnya perkatan pemikiran

Mengutus Hudzaifah bin Mihshan

Pada hari ketiga dari masa penangguhan mereka kembali meminta satu orang utusan kaum muslimin untuk datang. Maka Sa'ad mengutus Huzaifah bin Mihshan

kepada mereka, dan dia juga berbicara sebagaimana yang telah disampaikan Rib'iy. 494