PERKATAAN SAHABAT DAN TABI'IN TENTANG PEMBUNUHAN UTSMAN

PERKATAAN SAHABAT DAN TABI'IN TENTANG PEMBUNUHAN UTSMAN

Al-Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan dari jalur Syababah bin Sauwar Dari Hafsh Bin Marwan al-Bahily, dari Hajjaj bin Abi Utsman ash-Shawwaf dari Zaid bin Wahhab dari Hudzaifah berkata, "Awal munculnya fitnah adalah terbunuhnya Utsman dan akhir dari fitnah adalah keluarnya Dajjal. Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya tidaklah seseorang meninggal sementara di dalam hati terdapat seberat biji sawi rasa suka atas terbunuhnya Utsman kecuali ia akan mengikuti Dajjal jika ia bertemu dan jika ia tidak me-nemuinya, ia akan beriman kepadanya di dalam

kubur." 851 Abu Bakar bin Abi Duniya dan Iain-lain berkata, "Muhammad bin Saad telah kubur." 851 Abu Bakar bin Abi Duniya dan Iain-lain berkata, "Muhammad bin Saad telah

merupakan keburukan maka mereka akan merasakan akibat buruknya'." 852 Al- Bukhari telah menyebutkan-nya di dalam Shahihnya. 853

Al-Hasan bin Arafah berkata, "Ismail bin Ibrahim bin Ulaiyah telah mengatakan kepada kami dari Said bin Abi 'Arubah dari Qatadah dari Abu Musa al- Asy'ary berkata, 'Jika pembunuhan Utsman adalah suara kebenaran tentunya umat ini telah memperoleh kebaikan, namun karena pembunuhan tersebut adalah suatu

kesesatan akhirnya umat ini harus menerima akibat buruknya'." 854 Sanadnya terputus. Muhammad bin Sa'id berkata, "Arim bin Fadhl telah mangabarkan kepada

kami, ash-Sha'iqu bin Hazn telah mangabarkan kepada kami, Qatadah telah mengatakan kepada kami dari Zahdam al-Jarmy berkata, 'Ibnu Abbas memberikan khutbahnya, 'Jika orang-orang tidak menuntut qishas terhadap darahnya niscaya

mereka akan dihujani batu dari langit.' 855 Diriwayatkan dari jalur yang lain dari Ibnu Abbas." 856

Al-A'masy dan lainnya berkata dari Tsabit bin Ubaid dari Abi Ja'far al- Anshary, "Ketika Utsman bm Affan terbunuh aku mendatangi Ali yang sedang duduk di masjid dengan mengenakan serban hitam. Aku katakan kepadanya, 'Utsman bin Affan ra. terbunuh.' Ali berkata, 'Celakalah mereka selamanya.' Dalam riwayat

lain, 'Merugilah mereka'." 857 Abu Qasim al-Baghawy berkata, "Ali bin Ja'dan telah mangabarkan kepada

kami, Syarik telah mangabarkan kepada kami dari Abdullah bin Isa dari Ibnu Abi Laila, 'Aku mendengar Ali yang sedang berada di pintu masjid atau didekat Ahjar Zait berkata dengan suara lantang, 'Ya Allah SWT. aku berlepas diri dari

pembunuhan 'Utsman'." 858 Abu Hilal berkata dari Qatadah dari al-Hasan, "Utsman terbunuh sementara Ali

tidak berada di tempat. Ketika berita tersebut sampai kepadanya ia berkata, 'Ya Allah SWT. aku tidak rela dan tidak pula berkomplot dengan mereka'." 859

Ats-Tsaury dan lainnya berkata dari Thawus dari Ibnu Abbas, "Ali berkata pada hari terbunuhnya Utsman, 'Ya Allah SWT. aku tidak membunuhnya, tidak pula atas

perintahku tapi aku dalam keadaan tidak berdaya'." 860 Diriwayatkan dari Ali ra. dengan berbagai konteks.

Al-Hafizh al-Kabir Abu Qasim berusaha mengumpulkan semua jalur dan mencantumkan bahwa Ali berlepas diri dari darah Utsman, ia bersum-pah baik dalam khutbahnya maupun dalam kesempatan lain bahwa ia tidak membunuh Utsman, tidak menyuruhnya, tidak rela dan tidak pula terlibat dengan mereka. Ia telah melarang namun mereka tidak lagi mendengar ucapannya. Menurut kebanyakan para Imam hadits telah tercantum dari berbagai jalur yang memastikan bahwa Ali tidak

terlibat. 861 Dan tercantum pula dengan berbagai konteks bahwa ia berkata, "Aku

mengharapkan bahwa antara aku dan Utsman sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah SWT.

852 Ath-habaqat al-Kubra, 3/83 853 Demikianlah apa yang dikatakan penulis dan aku belum mendapatinya dalam Shahih al-Bukhari. 854 855 Juz al-Hasan bin Arafah, 45, (?/7) sanad terputus antara Qatadah dan Abu Musa.

'Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.' (Al- Hijr: 47).

Dan tertera juga dalam konteks yang lain ia berkata, "Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melaku-kan

kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesunggnhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Malta Penyayang." (Al-Maidah: 39).

Dalam riwayat yang lain Ali berkata, "Utsman ra. adalah orang terbaik di antara kami, yang paling suka mempererat tali silaturahim, orang yang paling pemalu, yang paling baik cara bersucinya dan yang paling taqwa kepada Allah

SWT. 862 Ya'qub bin Sufyan meriwayatkan dari Sulaiman bin Harb dari Hamad bin Zaid

dari Majalid dari Umair bin Rudzi Abi Katsir berkata, "Pada suatu hari Ali berkhutbah dan seorang Khaxuarij memotong khutbah tersebut. Lalu beliau turun dan berkata, 'Sesungguhnya perumpamaan diriku dan Utsman adalah seperti tiga ekor sapi berwarna putih, hitam dan merah di tengah-tengah gerombolan singa. Setiap kali singa tersebut hendak memakan salah satu di antara ketiga sapi itu maka sapi yang lain akan mencegahnya. Singa tersebut berkata kepada si sapi hitam dan si sapi merah, 'Sesungguhnya si putih membuat rombongan inijadi terlihat jelek.'Maka keduanya membiar-kan si sapi putih lantas singa itu pun memakannya. Ketika singa itu hendak memakan salah satu dari sapi tersebut maka sapi yang satu mencegahnya. Lalu singa tersebut berkata kepada si sapi merah, 'Sesungguhnya si sapi hitam membuat rombongan ini jadi terlihat jelek dan warnaku seperti warnamu jika engkau biarkan dia aku akan memakannya.' Maka si sapi merah membiarkan si sapi hitam dimakan singa. Kemudian singa tersebut berkata kepada si sapi merah, 'Sekarang aku hendak memakanmu.' Sisapimerah berkata, 'Sebelum kau makan biarkan aku

berteriak tiga kali. ’ Singa itu berkata, 'Silahkan!' Sapi merah itu berteriak, 'Ketahuilah sesungguhnya aku telah dimakan pada hari dimakannya sapi putih.' 3x.

Kemudian Ali berkata, 'Sesungguhnya posisiku sangat lemah pada hari terbunuhnya 'Utsman'." 863

Muhammad bin Saad berkata, "Abdullah bin Idris telah mangabarkan kepada kami, Isma'il bin Abi Khalid telah mangabarkan kepada kami dari Qais bin Hazim dari Sa'id bin Zaid bin Amr bin Nufail berkata, 'Aku melihat diriku dan istriku sebagai orang yang telah membawa Umar ra. masuk Islam. Jikalau seluruh qabilah menuntut balas atas apa yang telah kalian perbuat terhadap Utsman bin Affan ra. tentunya yang demikian itu adalah suatu kebe-naran.' Demikianlah yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya."

Muhammad bin ' Aidz meriwayatkan dari Ismail bin 'Iyasy dari Shofwan bin Amr dari Abdur Rahman bin Jubair berkata, "Abdullah bin Salam men-dengar seorang lelaki berkata, 'Utsman bin Affan ra. terbunuh! Dan tidak ada dua ekor

kambing saling menanduk. ’ (Maksudnya tidak ada dua orang yang berselisih tentangnya). Abdullah bin Salam berkata, 'Tentu saja sapi dan kambing tidak saling

menanduk (yakni tidak saling berselisih), akan tetapi yang saling menanduk (yang saling berselisih) adalah orang-orang yang menghunus senjata. Demi Allah SWT. terbunuhnya Utsman akan menyebabkan suatu kaum dibunuh sementara mereka

masih berada dalam tulang sulbi ayah-ayah mereka dan belum lagi lahir'." 864 Muhammad bin Sirin berkata, "Aisyah ra. berkata, 'Kalian telah men-cucinya

sebagaimana kalian mencuci bejana kemudian baru kalian bunuh'." 865 Khalifah bin Khayyath berkata, "Abu Qutaibah telah mengatakan kepada kami,

Yunus bin Abi Ishaq telah mengatakan kepada kami dari Aun bin Abdullah bin 'Utbah bahwa Aisyah berkata, 'Aku marah kepada kalian karena cambuk dan aku tidak marah kepada Utsman karena pedang? Kalian mencelanya hingga menjadikannya seperti hati yang bersih kemudian kalian bunuh'."

Abu Mu'awiyah berkata, dari al-'Amasy, dari Khaitsamah, dari Masyruq berkata, ketika Utsman bin Affan ra. terbunuh Aisyah ra. berkata, 'Kalian telah menjadikannya seperti kain yang bersih dari kotoran lalu kalian mendekatinya dan menyembelihnya seperti menyembelih kambing?' Masyruq berkata kepadanya, 'Ini karena perbuatanmu, karena engkau telah menulis surat kepada masyarakat agar

mereka keluar menentangnya. ’ ‘Aisyah ra. ra. berkata, Tidak demi Allah SWT. yang aku dan yang orang mukmin beriman kepadaNya dan orang-orang kafir

mengingkariNya, aku tidak pernah menulis hitam di atas putih hingga aku duduk.di majelis ini'." 866

Al-'Amasy berkata, "Mereka mengira bahwa surat tersebut ditulis atas perintahnya." 867 Sanad ucapan ini shahih.

Seperti ini dan yang semisalnya merupakan dalil yang jelas bahwa orang-orang Khawarij -semoga Allah SWT. menjelekkan mereka- telah mengirim-kan surat palsu ke seluruh penjuru dengan mengatas namakan para sahabat untuk memerangi Utsman bin Affan ra. sebagaimana keterangan yang lalu.

Adapun ucapan para tabi'in yang semakna terlalu banyak untuk dise-butkan. Di antaranya ucapan Abu Muslim al-Khaulany ketika dia melihat rombongan yang berpapasan dengannya lalu ia berkata, "Tidakkah kalian melintas di daerah Tsamud?" Mereka jawab, "Benar." Ia berkata lagi, "Ketahuilah kalian seperti kaum Tsamud (yang telah menyembelih unta Nabi Shalih, pent.). Sungguh, khalifah Allah

lebih mulia di sisi Allah SWT. daripada unta kaum Tsamud (unta Nabi Shalih )." 868 Ibnu 'Ulayyah berkata dari Yunus bin 'Ubaid dari al-Hasan berkata, "Jikalau

pembunuhan Utsman adalah suatu kebenaran tentunya umat ini telah memetik kebaikan, tetapi karena yang mereka lakukan itu adalah suatu kesesatan maka yang

mereka dapatkan adalah keburukan." 869 Abu Ja'far al-Baqir berkata, "Pembunuhan Utsman bin Affan ra. tidak

berdasarkan kebenaran." Suatu ucapan yang menarik dari ucapan sebagian salaf ketika ditanya tentang

Utsman, "Dia (Utsman) ketua orang-orang yang baik dan dia korban pembunuhan orang-orang yang jahat. Terlantarlah orang yang telah menelantarkannya dan menanglah orang yang telah menolongnya."

Syaikh kami Abu Abdullah adz-Dzahaby menyebutkan di akhir bio-grafi Utsman, "Orang-orang yang telah membunuh dan mengepung beliau akhirnya terbunuh dan berpulang kepada ampunan Allah SWT. dan rahmatNya. Dan orang yang menghinakan beliau akhirnya dihinakan. Hidup mereka menderita. Kekuasaan setelah itu dipegang oleh Mu'awiyah dan anak ketu-runannya kemudian dipegang oleh wazirnya yang bernama Marwan dan delapan anak keturunannya. Beliau diberi umur panjang dan dapat bertahan lama di samping keutamaan dan kesenioran yang beliau miliki. Anak keturunan beliau dari bani Umayyah berkuasa atas mereka selama lebih kurang delapan puluh tahun. Keputusan dan ketentuan adalah milik Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar."