PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 30 HIJRIYAH
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 30 HIJRIYAH
Pada tahun ini Utsman bin Affan ra. melepaskan Al-Walid bin 'Utbah dari jabatan gubernur daerah Kufah dan menggantinya dengan Sa'id bin 'Ash. Sebabnya adalah pada suatu pagi Al-Walid bin 'Utbah melaksanakan shalat Shubuh sebanyak empat rakaat, setelah selesai ia menoleh dan berkata, " Apa masih mau ditambah?" seseorang berkata, "sampai sekarang kami masih mengikutimu shalat subuh empat rakaat." Kemudian sekelompok orang menentangnya hingga terjadi pertengkaran di antara mereka. Kasus ini dilaporkan kepada Utsman bin Affan ra.. Sebagian mereka memberi persaksian kepada Utsman bin Affan ra. bahwa Al-Walid meminum khamr dan yang lain meyaksikan sendiri bahwa Al-Walid muntah khamr. Utsman ra.memerintahkan untuk mem-bawanya dan menderanya. Dikatakan bahwa Ali ra. membuka pakaiannya dan Sa'id bin 'Ash
menderanya dihadapan Utsman bin Affan ra. 732 Lantas meme-catnya dan mengantikannya dengan Sa'id bin 'Ash.
Pada tahun ini juga cicin Rasulullah saw. terjatuh ke dalam sumur Aris 733 dari tangan Utsman bin Affan ra., tempatnya dua mil dari kota Madinah dan termasuk sumur
yang paling sedikit airnya. Berbagai usaha telah dilakukan dan banyak biaya yang telah dikeluarkan 734 namun sampai sekarang belum juga ditemukan. Kemudian Utsman bin
Affan ra. menggantinya dengan cincin perak yang bertuliskan Muhammad Rasulullah saw. Ketika Utsman bin Affan ra. terbunuh cincin tersebut hilang tidak diketahui siapa yang mengambilnya. 735
Pada tahun ini terjadi perselisihan di negeri Syam antara Mu'awiyah dan Abu Dzar yakni bahwa Abu Dzar mengkritik Mu'awiyah dalam beberapa permasalahan. 736 Beliau
mengingkari orang-orang kaya yang mengumpulkan harta kekayaan dan menyimpannya melebihi kebutuhan primer serta mewa-jibkan menginfakkannya. Beliau berdalilkan dengan Firman Allah SWT.
" Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkan-nya padajalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih." (At-Taubah: 34).
Rasyid Mujtahid. Oleh karena itu sebagaimana dalam Shahih Bukhari, 3/569-Fathu/Bari'Umah berkata, 'Tatkala Ummul Mukminin ‘Aisyah ra. ^j.' menyempurnakan shalat safar beliau mengambil takwil sebagaimana takwilnya Utsman bin Affan ra.. Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, 3/570 dalam mengomentari perkataan 'Urwah tersebut berkata, "Ini merupakan bantahan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Utsman ra.menyempurnakan shalat karena beliau berkeluarga di Makkah atau yang berpendapat karena beliau adalah Amirul Mukminin yang mempunyai rumah di setiap tempat, atau yang berpendapat bahwa beliau bertekad untuk tinggal di Makkah, atau karena beliau membeli tanah di Mina atau karena beliau terlebih dahulu sampai di Makkah."
Ibnu Hajar berkata, "Semua alasan yang telah disebutkan tidak ada pada diri ‘Aisyah ra. #* dan kebanyakkan alasan tersebut tidak bersandarkan dalil. Bantahan pendapat pertama, bahwa Rasulullah saw. SH musafir bersama istri-istri beliau namun beliau tetap mengqashar shalatnya. Bantahan pendapat kedua bahwa Rasulullah saw. 38g lebih tinggi dan utama dari pada Amirul Mukminin namun beliau tetap mengqashar shalatnya. Bantahan pendapat ketiga bahwa Kota Makkah haram ditempati kaum muhajirin. Bantahan pendapat keempat dan kelima bahwa hal tersebut tidak ada penukilannya. Kemudian Ibnu Hajar melanjutkan ucapannya, "Yang ada penukilannya adalah bahwa beliau meyempurnakan shalat karena beliau berpendapat bahwa mengqashar shalat hanya untuk seseorang masih berada di dalam perjalanan, adapun jika di tengah perjalanannya ia bermukim di suatu tempat maka hukumnya seperti seorang yang mukim dan menyempurnakan shalatnya. Dalam masalah ini dalilnya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad hasan dari 'Ibad bin Abdullah bin Zubair berkata, "Ketika Mu'awiyah datang ke Makkah untuk melaksanakan haji, beliau mengimami kami shalat Zhuhur dua rakaat, lalu beliau pergi ke Darun Nadwa (balai pertemuan) dan didatangi oleh Marwan dan Amr bin Utsman, mereka berkata, "Kami mengkritik apa yang dilakukan oleh sepupumu (Utsman bin Affan ra.) karena beliau meyempurnakan shalat." Mu'awiyah menjawab, "Utsman bin Affan ra. jika datang ke Makkah shalat Zhuhur dan Ashar empat-empat rakaat dan jika ia pergi ke Mina dan Arafah beliau mengqashar shalat kemudian jika pelaksanaan haji selesai beliau tinggal di Mina dan menyempurnakan shalat."
Ibnu Baththal dan yang mengikuti pendapatnya merajihkan sebab Utsman ra.menqashar adalah mengambil paling mudah. Kemudian ia mengakhiri ucapannya, "Akan tetapi sebab yang pertama lebih kuat karena adanya riwayat yang jelas dari perawi." Kemudian ia menyebutkan sebuah riwayat dari ath-Thahawy dari Zuhry berkata, "Utsman bin Affan ra. melaksanakan shalat empat rakaat di Mina karena pada tahun itu orang-orang Arab Badui (pedalaman) semakin bertambah banyak dan Utsman ra.ingin mengajarkan shalat yang empat rakaat.
Aku Katakan, "Apapun alasannya, Utsman bin Affan ra. *^a adalah seorang mujtahid yang sedang melakukan ijtihad.' Muhammad bin Sirin berkata, "Pada waktu itu Utsman bin Affan ra. adalah seorang yang paling Ali ra.m tentang manasik haji kemudian Ibnu Umar ra. {Ath-ThabaqatulKubra karya Ibnu Saad, 3/60) dengan sanad yang shahih.
732 Kisah penghukuman Al-Walid bin 'Utbah tercantum di Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Shahih Bukhari dalam KitabA/- Manaqib pada Bab Manaqib Utsman ra.dari hadits 'Ady bin al-Khiyar, 7/53,87 - Fathul Bari. Shahih Muslim dalam Kitab al-Hudud,
no 1707. Pada riwayat tersebut disebutkan bahwa Al-Walid shalat Shubuh dua rakaat kemudian berkata, "Apa perlu aku tambah?" Yang menderanya adalah abdullah bin Ja'far atas perintah Ali bin Abi Thalib sebanyak empat puluh deraan. Berita yang tertera
Kemudian Mu'awiyah melarangnya untuk menyebarkan pendapat tersebut, namun Abu Dzar tetap tidak berhenti. Lantas hal itu dilaporkan kepada Utsman bin Affan ra., lalu Utsman ra.mengirimkan surat yang isinya agar Abu Dzar datang ke Madinah untuk menghadap. Abu Dzar pun datang menghadap dan Utsman ra.menyesalkan apa yang telah ia perbuat. Lalu Utsman ra. memin-tanya untuk menarik pendapat tersebut, namun
Abu Dzar tetap bersikeras mempertahankan pendapatnya. 737 Kemudian Utsman bin Affan ra. menyuruh- nya untuk tinggal di tempat yang bernama Rabdzah 738 , yaitu sebuah
tempat yang berada di sebelah timur kota Madinah. Dikatakan bahwa ia sendiri yang meminta Utsman untuk menempatkan dirinya disana 739 dan berkata, "Rasulullah saw.
bersabda kepadaku, 'Jika bangunan-bangunan sudah sampai ke gunung Sa'l maka keluarlah dari kota
Madinah'." 740 Bangunan sudah menjamah gunung Sa'l maka Utsman bin Affan ra. meng-
izinkannya untuk tinggal di Rabdzah dan beliau menyarankan agar sekali-sekali mendatangi Madinah, supaya orang-orang arab dusun tidak murtad setelah hijrahnya. Abu Dzar mematuhi saran tersebut dan tetap tinggal di sana sampai beliau wafat.
Pada tahun ini Utsman bin Affan ra. menambah adzan Juma'at menjadi dua kali yang dikumandangkan di tempat yang bernama Zaura'. 741