PERSIAPAN PENAKLUKAN SETELAH DAMASKUS

PERSIAPAN PENAKLUKAN SETELAH DAMASKUS

Setelah Damaskus ditaklukkan, Abu Ubaidah mengirim Khalid bin al-Walid menuju al-Biqa'. 388 Dan akhirnya Khalid berhasil menaklukkannya dengan

pedang. Setelah itu ia mengutus sekelompok pasukan yang bertemu dengan tentara Romawi di' Ain Maisanun, kala itu pasukan Romawi dipimpin oleh seorang yang bernama Sinan yang datang memerangi kaum Muslimin sejak Aqabah Beirut Waktu itu dia telah membunuh sebagian besar dari tentara kaum muslimin sebagai syuhada'. Mereka disebut dengan "Ain Maisanun" yang bermakna ’Mata para Syuhada’. Abu Ubaidah melimpahkan urusan Damaskus untuk sementara waktu kepada Yazid bin Abi Sufyan sebagai-mana yang telah

384 Lihat riwayat-riwayat ini dengan sanad-sanadnya dalam Tarikh Dimasyq, 1/252-254. Ad-Daruquthni meriwayatkannya dalam

kitab Sunan, 1/196, dan dalam al-Ilal, 2/110, dia mengisyaratkan bahwa yang benar hanyalah perkataan Umar "Engkau telah tepat." tanpa tambahan "mengamalkan as-Sunnah." 385

Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan, Kitab Thaharah Bab at-Tauqit fi al-Mashi, hadits no. 158, dan dia berkata, "Sanadnya diperselisihkan dan tidak kuat." Berkata Ibn Hajar dalam kitab al-Ishabah, 1/26, "Isnadnya lemah." Kukatakan, "Setelah aku teliti dan aku cari, aku tidak menemukannya dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari hadits Ubay bin Imarah, tidak ada hadits Ubay bin Imarah dalam Musnad." 386 387 Shahih Muslim, kitab ath-Thaharah bab at-Tauqit fi al-Mashi 'Ala al-Khuffain hadits no. 276. Lihat Majmu' al-Fatawa Ibn Taimiyah, 21/215. 388 Biqa': bentuk plural dari Buq'ah, yaitu padang luas yang banyak terdapat perkampungan dan terletak antara Ba'labak, Horns dan Damaskus, adapun Sabl Biqa' sekarang bagain dari Lebanon. (Yaqut, ibid 1/470).

dijanjikan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq kepadanya. Kemudian Abu Ubaidah mengirim Yazid dan Dihyah bin Khalifah ke Tadmur dalam satu rombongan pasukan untuk membuka daerah itu. Abu Ubaidah juga mengirim az-Zahra al-

Qusyairi menuju al-Batsaniyyah 390 dan Hauran , penduduk wi-layah tersebut memilih berdamai.

Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam berkata, "Khalid menaklukkan Damaskus dan seluruh kota-kota di wilayah Syam dengan damai, berbeda dengan wilayah daratan luasnya yang ditaklukkan oleh Yazid bin Abi Sufyan, Syarhabil bin

Hasanah, dan Abu Ubaidah dengan perang. 391 Al-Walid bin Muslim berkata, "Banyak para orang tua di Damaskus yang

menyampaikan kepadaku ketika Damaskus dikepung tiba-tiba datang pasukan berkuda dari Aqabah 392 as-Salamiyyah, kuda-kuda mereka dibalut dengan sutera,

seketika kaum muslimin bangkit mengejar mereka akhirnya pertempuran tak dapat lagi dihindari dan kedua pasukan bertemu di antara Bait Lihya 393 dan

Aqabah. Tetapi kaum muslimin berhasil mendesak mereka hingga ke perbatasan Horns. Ketika penduduk Horns melihat kejadian itu, mereka menganggap bahwa kaum muslimin telah menaklukkan Damaskus, maka penduduk Horns langsung minta berdamai dan berkata, "Kami akan berdamai dengan kalian sebagaimana kalian telah mengikat perdamaian dengan penduduk Damaskus." Akhirnya kaum

muslimin menerima perdamian tersebut. 394 Khalifah bin Khayyath berkata, "Aku diberitahukan oleh Abdullah bin al-

Mughirah dari Ayahnya dia berkata, 'Syarhabil bin Hasanah berhasil menaklukkan Yordania seluruhnya dengan peperangan kecuali Thabariyyah yang penduduknya minta berdamai. Begitu juga yang dikatakan oleh bin al-Kalbi, keduanya berkata, Abu Ubaidah mengutus Khalid untuk menaklukkan negeri al-Biqa', dan dia menulis perjanjian damai dengan Ba'labak serta menuliskan untuk mereka

perjanjian tersebut 395 bin al-Mughirah mendapat berita dari ayahnya bahwa Khalid mengikat perjanjian damai dengan mereka dengan ketentuan mereka wajib

memberikan setengah dari rumah-rumah mereka dan gereja-gereja mereka. sementara mereka tidak dikenakan pajak bumi lagi. Ibnu Ishaq dan lain-lainnya mengatakan, "Pada tahun 14 H, Horns dan Ba'labak ditaklukkan dengan damai oleh Abu Ubaidah tepatnya pada bulan Dzulqa'dah." Khalifah bin Khayyath

berkata, "Ada yang mengatakan bahwa perjanjian ini terjadi pada tahun 15 H." 396

Peperangan Fihl

Banyak para ulama sirah yang menyatakan bahwa peperangan ini terjadi sebelum penaklukan Damaskus, tetapi Abu Ja'far ath-Thabari menyebutkan bahwa peperangan ini terjadi setelah penaklukan Damaskus, ia mengikuti pendapat Saif

389 Dengan fathah awal kemudian sukun dan nun: nama sebuah tempat yang terletak di ujung antara Damaskus dan Azra'at. (ibid 1/338).

390 Hauran: sebuah dataran luas bagian dari wilayah Damaskus terletak di daerah kiblat. (ibid 2/317). 391 392 Al-Amwal 231. 393 Dalam Tarikh Ibn Asafartertulis Tsaniyyah Salmiyah, namun aku tidak menemukan tempat ini dalam Mu'jam al-Buldan Bait Lihya: nama sebuah perkampungan yang terkenal di Damaskus. (Yaqut, ibid 1/522). 394 Ibn Asakir, Tarikh Dimasyq, (manuskripl/251). 395 Tarikh Khalifah, him. 129. 396 Ibid, him. 126-127.

bin Umar. Abu Ubaidah telah memilih Yazid bin Abi Sufyan dengan pasukan

berkudanya untuk menggantikannya di Damaskus, kemudian Abu Ubaidah berjalan ke Fihl, dan pimpinan pasukan di Balghaur adalah Syarhabil bin Hasanah. Abu Ubaidah menempatkan Khalid di bagian terdepan pasukan sementara Abu Ubaidah di sebelah kanan pasukan dan Amr bin al-Ash di sebelah kiri. Pasukan berkuda dipimpin oleh Dhirar bin al-Azwar, sementara pasukan infantri dipimpin oleh Iyadh bin Ghanm. Akhirnya mereka sampai di Fihl yang masuk ke dalam

wilayah Balghaur. Sementara tentara Romawi telah melewati Baisan 397 dan merubah jalur aliran air sungai ke arah mereka hingga dapat menghalangi mereka

dari pasukan kaum muslimin. Kaum mus-limin mengirim surat kepada Umar ra. tentang kondisi mereka dan strategi yang telah diperbuat tentara Romawi, namun kaum muslimin memiliki banyak bahan makanan dan pasukan yang cukup besar, mereka selalu waspada dan selalu bersiap-siap menghadapi Romawi, dan panglima perang ini di limpah-kan pada Syarahbil bin Hasanah yang selalu dalam keadaan siaga siang dan malam. Pasukan Romawi mengganggap kaum muslimin dalam keadaan lengah. Akhirnya lewat beberapa malam mereka bergerak menyerbu kaum muslimin, -dan panglima Romawi dalam perang ini adalah Siqlab bin Mikhrab- tetapi ternyata kaum muslimin telah siaga menyambut penyerangan ini. Seluruh pasukan Islam bertempur menyerang mereka secara bersamaan hingga pagi hari dan terus berlanjut hingga malam. Ketika malam telah gelap, tentara Ro- mawi kalah, mereka berlarian melarikan diri. Sementara pimpinan mereka Siqlab tewas terbunuh. Melihat tentara Romawi lari kocar-kacir maka pasukan Islam segera mengejar dan menggiring mereka ke tanah yang berlumpur penuh air yang sebelumnya dipersiapkan mereka untuk menjebak tentara kaum muslimin, akhirnya Allah SWT. menenggelamkan mereka dalam kubangan air yang mereka buat sendiri, pada waktu itu kaum muslimin berhasil membunuh tentara Romawi dengan tombak-tombak mereka sebanyak 80.000 orang. Hampir tidak seorangpun yang selamat kecuali segelintir saja yang berhasil melarikan diri, dalam perang ini kaum muslimin mendapat harta rampasan perang yang sangat banyak.

Penaklukan Baisan Dan Thabariyyah

Setelah itu Abu Ubaidah, Khalid beserta seluruh pasukan kembali ke Horns sebagaimana yang diperitahkan Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab. Kemudian Abu Ubaidah memilih Syarhbail bin Hasanah sebagai panglima pasukan untuk menaklukkan wilayah Yordania. Syarhabil segera berangkat bersama Amr bin al-Ash. Mereka mengepung Baisan, ketika pen-duduk Baisan keluar menyerbu kaum muslimin tentara Syarhabil berhasil membunuh pasukan musuh dalam jumlah yang sangat besar. Setelah itu mereka meminta perdamaian sebagaimana yang terjadi di Damaskus yaitu mereka berkewajiban membayar jizyah (upeti) dan kharaj (pajak hasil bumi), demikian pula yang dibuat oleh Abu

al-A'war as-Sulami terhadap penduduk Thabariyah 398 tanpa ada perbedaan.

397 Baisan: sebuah kota yang terletak di Yordan Balghaur antara Hauran dan Palestina. (Yaqut, ibidl/527). 398 Thabariyah: bagian dari wilayah Yordan, yaitu sebuah kota yang terletak di tepi danau Thabariyyah. (ibid 4/17).

Peperangan Horns yang Pertama

Abu Ubaidah terus mengejar tentara Romawi yang kalah hingga ke Horns. Sampai di sana Abu Ubaidah mengadakan pengepungan. Dan tak lama setelah itu tentara Khalid datang membantu pengepungan ini. Pengepungan ini terjadi pada musim dingin yang bersangatan, tetapi penduduk Horns berusaha untuk tetap bertahan dengan harapan musim dingin dapat membuat kaum muslimin mengurungkan niat memerangi mereka. Waktu itu para sahabat menunjukkan kesabaran yang luar biasa. Banyak yang menye-butkan begitu hebatnya musim dingin kala itu hingga kaki salah seorang dari tentara Romawi ada yang terputus dalam sepatunya, sementara para sahabat hanya mengenakan sandal-sandal, tetapi tidak satupun dari anggota rubuh mereka, baik kaki maupun tangan, yang terputus. Mereka tetap bertahan hingga musim dingin berlalu, dan pengepungan semakin diperketat. Seba-gian pembesar negeri Horns menyarankan untuk memilih berdamai dengan kaum muslimin. Tetapi mereka tetap menolak dan berkata, "Bagaimana kita berdamai dengan mereka sementara Raja berkedudukan dekat dengan kita?" Diceritakan bahwa sebagian sahabat bertakbir dengan suara yang menggetar-kan penduduk kota Horns laksana gempa sampai-sampai gema takbir itu meruntuhkan sebagian dinding. Mereka kembali bertakbir dan kali ini takbir mereka meruntuhkan sebagian rumah-rumah penduduk Horns, maka para penduduk berdatangan kepada para pemimpin mereka dan berkata, "Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita? Mengapa kita tidak segera berdamai dengan mereka?" Akhirnya mereka berdamai sebagaimana halnya penduduk Damaskus, yaitu setengah dari perumahan mereka menjadi milik kaum muslimin dan mereka wajib membayar pajak hasil bumi (kharaj) serta membayar upeti (jizyah) disesuaikan dengan kondisi mereka yang kaya ataupun miskin. Setelah itu Abu Ubaidah mengirimkan kabar gembira berita kemenangan ini bersama seperlima dari harta rampasan perang yang dibawa oleh Abdullah bin Mas'ud. Kemudian Abu Ubaidah menurunkan seluruh pasukannya yang besar di dalam benteng beserta seluruh pemimpin tentara, di antaranya Bilal dan al-Miqdad.

Abu Ubaidah menulis surat kepada Umar ra. memberitakannya bahwa Heraklius telah menyeberangi sungai 399 ke Jazirah, terkadang muncul dan

terkadang menyembunyikan diri. Umar ra. mengirim perintah agar Abu Ubaidah menetap di negeri tersebut. 400

Peperangan Qinnasrin

Ketika Abu Ubaidah menaklukkaan Horns dia mengutus Khalid bin al- Walid menuju Qinnasrin. 401 Ketika Khalid sampai di sana para penduduk bangkit

segera menyerbunya dan ikut pula bersama mereka kaum Nasrani Arab, maka Khalid bangkit menyerang mereka dengan sengit, bahkan Khalid berhasil membunuh sebahagian besar dari pasukan mereka, jika pasukan itu berasal dari Romawi maka Khalid langsung menghabisi mereka, bahkan dia berhasil membunuh pemimpin mereka Minad, sedangkan Warga Arab men-dapat pengampunan dari Khalid setelah mereka datang minta maaf kepadanya dan

399 Yaitu Sungai Eufrat. 400 Bandingkan dengan yang tercantum dalam kitab Tarikh ath-Thabari, 3/599-601. 401 Dibaca Qinnasrin, nama sebuah daerah di Syam di sebelah Horns. (Yaqut, 4/403).

mengatakan bahwa peperangan yang mereka lakukan bukanlah berda-sarkan dari keinginan mereka sendiri, setelah itu Khalid terus berjalan ke kota, namun penduduk kota bersembunyi dibalik benteng, Khalid berkata kepada mereka, "Walaupun kalian berlari ke atas langit sekalipun pasti Allah SWT. akan membawa kami kepada kalian atau Dia akan turunkan kalian dan menyerahkan kalian kepada kami," Khalid masih terus mengepung mereka hingga akhir-nya

berhasil menaklukkan benteng, 402 alhamdulillah.

Pujian Umar ra. Atas Khalid

Ketika berita mengenai keberhasilan Khalid sampai kepada Umar ra., Umar ra. berkata, "Semoga Allah SWT. merahmati Abu Bakar ra., ia lebih mengenal pra-jurit yang dipilihnya daripada aku. Demi Allah SWT. sesungguhnya aku tidak mencopot Khalid disebabkan suatu hal yang mencurigakan dari dirinya, namun

aku takut manusia terlalu bergantung dengannya." 403

Peperangan Qaisariyah Tahun 15 H.

Ibnu Jarir berkata, "Pada tahun ini Umar ra. mengangkat Mu'awiyah bin Abi Sufyan sebagai panglima untuk menaklukkan Qaisariyyah, 404 Umar ra. menulis

surat kepadanya, 'Amma ba 'du, aku telah mengangkatmu sebagai amir untuk memerangi penduduk Qaisariyyah, maka segeralah berjalan ke tempat itu dan bermohonlah kepada Allah SWT. agar kalian diberi kemenangan olehNya, perbanyaklah mengucapkan la haula wala quwwata ilia billahil 'Aliyal-'Azhim, Allah Rabb kita yang selalu kita yakini dan kita harapkan. Dialah sebaik-baik pembela dan penolong'"

Mu'awiyah segera berjalan menuju mereka dan sesampainya di sana ia langsung mengadakan pengepungan. Penduduk negeri itu menyerang mereka, bahkan berkali-kali melakukan penyerangan. Hingga akhirnya kedua pasukan ini bertemu dan pecahlah pertempuran yang sengit antara kedua pasukan. Mu'awiyah telah bertekad akan menghabisi mereka, akhirnya Allah SWT. menaklukkan negeri itu untuknya. Usai perang dihitunglah jumlah korban yang terbunuh dan ternyata telah terbunuh dari pasukan musuh sebanyak 80.000 orang, ditambah lagi dengan yang lari dari peperangan genap menjadi 100.000 orang. Setelah itu Mu'awiyah segera mengirimkan berita kemenangan ini kepada Amirul mukminin

Umar ra. 405

Peperangan Ajnadain Tahun 15 H

Ibnu Jarir berkata, "Pada tahun ini Umar ra. menulis surat kepada Amr bin

402 Bandingkan dengan Tarikh ath-Thabari, 3/601. 403 Dalam Tarikhnya 3/601, ath-Thabari menyebutkan dari jalan Saif bin Umar dari syaikhnya. Ibnu Sa'ad mengeluarkan

dalam ath-Thabaqat, 3/ 284 dengan sanad yang shahih dari Muhammad bin Sirin dari Umar bin al-Khaththab ra.dia berkata, "Aku akan mencopot Khalid bin Walid dan al-Mutsanna bin Syaiban, agar keduanya mengetahui bahwa sebenarnya Allah SWT. yang telah memenangkan hamba-hambaNya, bukan karena mereka kaum muslimin menang. Ahmad mengeluarkan dalam Musnadnya tentang pidato Umar yang diucapkannya di Jabiyah dan tentang permintaan maafnya atas kebijakannya memecat Khalid, dan di antara sebab tersebut yaitu infak yang diberikan Khalid kepada orang yang kuat dan mulia tanpa sepengatahuan Khalifah. (Al-Fathu ar-Rabbani, 23/86). 404 Qaisariyah: nama sebuah negeri yang terletak di tepi laut tengah, yang dianggap bagian dari wilayah Palestina, jarak antara tempat ini ke Thabariyah memakan tiga hari perjalanan. (Yaqut, ibid4/421). 405 Tarlkh ath-Thabari, 3/604.

al-Ash untuk berangkat menuju Eliyya dan menaklukkan penduduknya. Di tengah jalan Amr bin al-Ash bertemu pasukan Romawi di Ramalah maka pecahlah

perang Ajnadain 406 , di sayap kanan pasukan Islam dipimpin oleh putera Amr sendiri yaitu Abdullah bin Amr bin al-Ash, sementara di sisi kiri Junadah bin

Tamim al-Maliki yang berasal dari Bani Malik bin Kinanah, turut juga bersamanya Syarhabil bin Hasanah. Sementara untuk pengawasan Yordan diserahkan kepada Abu al-A'war as-Sulami. Ketika sampai di Ramalah, Amr mendapati pasukan Romawi telah berkumpul di bawah pimpinan al-Arthabun -dia terkenal dengan kepintarannya dan kelicikannya dalam bertempur- dia telah menyiapkan pasukan dalam jumlah besar di Ramalah dan demikian pula di Elliya. Amru segera mengirim surat kepada Umar ra. memberitakan apa yang terjadi. Ketika sampai kepadanya surat Amru, Umar ra. menjawab, 'Kita akan pertemukan Arthabun Romawi dengan Arthabun Arab (maksudnya Amru bin al-Ash), maka lihatlah siapa yang lebih lihai!'."

Amr bin al-Ash mengirim 'Alqamah bin Hakim al-Firasi, Masruq bin Bilal al-'Akki untuk bertempur memerangi penduduk Elliya, sedangkan Abu Ayyub diperintahkan menuju Ramalah yang akan berhadapan dengan Romawi di bawah pimpinan Tazariq. Mereka ditugaskan untuk melayani tentara musuh dan menyibukkan mereka agar tidak dapat menyerang Amru bin al-Ash dan tentaranya, maka tiap kali datang bantuan pasukan dari Umar ra., Amru mem-bagi mereka setengah ke Eliya dan setengah ke Ramalah. Sementara Amru telah siap siaga dengan pasukannya di Ajnadain. Ia tidak mendapati orang yang layak untuk dikirim sebagai utusan yang sesuai dan dapat berdialog dengan Arthabun, karena itu ia mengambil kebijakan untuk langsung berangkat menemui Arthabun. Amru berhasil datang menghadapnya seolah-olah seorang utusan, ia menyampaikan keinginannya, sementara Arthabun mendengarkan seluruh perkataannya sambil memperhatikan kehadirannya, ia mengetahui apa yang diinginkan oleh Amru, maka Arthabun berkata dalam hatinya, 'Demi Allah pastilah utusan ini Amru sendiri atau orang lain yang telah merekam seluruh pendapat Amru untuk disampaikan, aku tidak pernah dapat menjatuhkan dan memukul telak pasukarmya

kecuali jika aku dapat membunuh Amru, pimpinan mereka. ’ Amru paham apa yang telah direncanakan Arthabun dalam hatinya, maka ia

bersiasat dan mengatakan, 'Wahai Panglima, sesungguhnya aku telah mendengar perkataanmu dan engkau telah mendengar juga perkataanku, dan sesungguhnya aku adalah salah seorang dari sepuluh prajurit yang diutus Umar bin al-Khaththab ra.untuk mengiringi panglimanya dan menyaksikan gerak-geriknya, sebenarnya aku ingin membawa mereka kepadamu agar mereka dapat mendengar perkataanmu dan dapat menyaksikan apa yang telah aku saksikan sendiri.' Arthabun berkata, 'Ya, pergilah dan bawa mereka seluruh-nya ke sini.' Amru segera berdiri dan berjalan menuju pasukarmya, akhirnya Arthabun yakin bahwa orang yang mengaku sebagai utusan itu adalah Amr bin al-Ash sendiri. Dia berkata, 'Aku telah tertipu oleh Amru, demi Allah SWT. sesungguhnya inilah orang Arab yang paling cerdik.' Ketika berita ini sampai kepada Umar bin al-

406 Ajnadin: nama sebuah tempat di negeri Syam di Palestina yaitu sebuah tempat pecahnya peperangan antara Islam dan tentara Romawi. (Yaqut, ibid 1/103).

Khaththab, ia memberikan komentarnya, 'Amru berhasil mengalahkannya, alangkah cerdiknya Amru.’

Setelah itu Amru langsung menyerbu pasukan musuh maka pecahlah peperangan yang sengit, persis sebagaimana peperangan di Yarmuk, korban mulai jatuh bergelimpangan dari kedua belah pihak. Setelah itu seluruh pasukan (yang ditempatkan di Elliya, pent.) menyatu dengan Amr bin al-Ash ketika mereka telah keletihan mengepung penduduknya yang bersembunyi di dalam benteng, dengan itu jumlah pasukan Amr menjadi banyak, maka Arthabun segera menulis surat kepada Amru dan berkata, 'Sesungguhnya engkau ibarat kawanku dan kedudukan kita adalah setara dengan kedudu-kanmu di tengah kaummu sebagaimana kedudukanku di tengah kaumku. Demi Allah SWT. engkau tidak akan dapat menaklukkan wilayah apapun di tanah Palestina setelah peperangan di Ajnadain ini, maka kembalilah dan jangan engkau merasa tertipu dengan kekuatanmu, hingga akhirnya engkau akan mengalami kehancuran sebagaimana kehancuran orang-orang sebelummu.' Amru segera memanggil seseorang yang bisa berbicara bahasa Romawi dan mengutusnya untuk menemui Arthabun, dan berpesan padanya, 'Dengarlah apa yang dikatakan Arthabun kemudian pulanglah segera dan beritahukan kepadaku apa yang engkau dengar!.'

Amru menulis surat balasan yang dibawa utusan tersebut yang berisi-kan, 'Telah sampai kepadaku suratmu dan kedudukanmu sama seperti kedudukanku di tengah kaumku. Tetapi jika engkau lengah dan tidak mengetahui kelebihanku atasmu, maka pasti akulah yang akan berhasil menaklukkan negeri ini. Bacakan suratku ini kepada seluruh sahabatmu dan para menterimu.' Tatkala surat ini sampai ke tangan Arthabun, ia segera mengumpulkan seluruh menterinya dan membacakan surat Amru kepada mereka. Mereka berkata kepada Arthabun, 'Dari mana engkau tahu bahwa bukan dia orang yang dapat menaklukkan negeri ini?' Arthabun menjawab, 'Dengarlah, sesungguhnya yang akan menaklukkan negeri, ini adalah seorang lelaki yang namanya terdiri dari tiga huruf dan kriterianya begini dan begitu.' Maka dia mulai menyebutkan karakter Umar bin al-Khaththab. Maka utusan itu segera kembali menemui Amru dan memberitahukan apa yang didengarnya. Amru segera menulis surat kepada Umar ra. meminta bantuannya dan berkata padanya, 'Sesungguhnya aku sedang mengalami peperangan yang sangat sengit, dan menghadapi sebuah negeri yang memang dipersiapkan untuk engkau takluk-kan, maka bagaimana pendapatmu?' Ketika surat ini sampai kepada Umar ra. maka ia paham bahwa sesungguhnya Amru tidak mungkin mengatakan hal ini kecuali ia benar-benar mengetahui situasi dan kondisi yang dihadapinya. Maka Umar ra. berkeinginan keras untuk

langsung terjun ke negeri Syam guna menaklukkan Baitul Maqdis." 407

Kepergian Heraklius Dari Negeri Syam

Pada tahun 15 H. Heraklis mundur bersama pasukannya, dan berang-kat meninggalkan negeri Syam ke Romawi, begitulah yang disebutkan Ibnu Jarir dari

Muhammad bin Ishaq. 408 Saif bin Umar berkata, "Peristiwa ini terjadi pada tahun

407 Bandingkan dengan kitab Ibn Jarir Tarikh ar-Rusul wa al-muluk, 3/605. 408 Ibn Jarir, ibid 3/602, al-Kamilkarya Ibn Atsir.

16 H." 409 Setiap kali Heraklius berangkat haji ke Baitul Maqdis dia selalu berkata

selepas haji, "Selamat tinggal wahai Suria, salam perpisahan dari seseorang yang belum sempurna memenuhi hajatnya darimu dan sekarang dia akan kembali." Ketika dia bersiap-siap akan berangkat meninggalkan Syam dan telah berjalan

hingga di Ruha 410 dia meminta agar penduduk wilayah tersebut mengiringi keberangkatannya hingga tiba di Romawi, mereka berkata, "Sesungguhnya kami

tetap di sini akan lebih bermanfa'at bagimu daripada kami berjalan mengiringimu." Akhirnya dia pergi tanpa mereka, ketika sampai di Syimsath 411

dan dia sedang menaiki dataran tinggi, dia menoleh ke arah Baitul Maqdis dan berkata, "Selamat jalan wahai Suria, salam perpisahan untuk tidak bertemu lagi

selamanya." 412 Kemudian Heraklius terus berjalan hingga berhenti di Constantinopel dan di

sanalah ia membangun kerajaannya yang terakhir. Dia pernah bertanya kepada salah seorang pengikutnya yang pernah dipenjara oleh kaum muslimin, "Beritahukan aku tentang kaum muslimin." Orang tersebut menjawab, "Aku akan memberitahukan kepadamu seolah-olah engkau melihat mereka langsung. Mereka adalah para penunggang kuda yang tangguh di kala siang dan ibarat pendeta- pendeta ahli ibadah jika malam datang. Tidak akan makan di tempat orang-orang yang mereka lindungi kecuali dengan membayarnya terlebih dahulu. Tidak masuk sebelum memberi salam, mereka akan bertahan menunggu siapa saja yang mereka perangi hingga mereka datang menyerang terlebih dahulu." Heraklius berkata, "Jika engkau berkata jujur mereka pasti akan menguasai apa

yang berada di bawah telapak kakiku ini (yakni kerajaanku)." 413 Ibnu Katsir berkata, "Kaum muslimin berhasil mengepung Konstanti-nopel

pada masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah, namun mereka gagal menguasainya, tapi di akhir Zaman umat islam pasti akan menguasainya se- bagaimana yang akan kami terangkan dalam kitab malahim, yaitu beberapa waktu

sebelum keluarnya Dajjal 414 sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah dalam Shahih Muslim 415 dan kitab-kitab lainnya,

alhamdulillah bagiNya segala puji." Allah SWT. telah haramkan bagi Romawi untuk menguasai negeri Syam se-

lama-lamanya hingga akhir zaman, sebagaimana yang terdapat dalam hadits

409 410 Ibid 33/602, al-Kamii kaya Ibn Atsir, 2/500. 411 Ar-Ruha: nama sebuah kota yang terdapat antara Mosul dan Syam. (Yaqut, Ibid3/W6). Sebuah kota yang terletak di tepi sungai Eufrat di ujung Armenia terletak antara Eufrat dan negeri Syam. {ibid3/362). 412 Ibn Jarir, ibid3/603 413 Hal ini disebutkan ath-Thabari dalam Tarikfxiya melalui jalan Saif bin Umar dari para syaikhnya 3/602. 414 Inilah yang menjadi prediksi al-Hafizh Ibn Katsir ternyata akhirnya Konstantinopel berhasil ditaklukkan oleh Penguasa

Dinasti Utsmani Muhammad II al-Fatih tahun 857 H-1453 M. (Muhammad Farid bik, Tarikh ad-Daulah al-Aliyah al-Utsmaniyah him. 163). 415 Hadits yang diriwayatkan Muslim yakni hadits yang terdapat dalamnya berita keluarnya Dajjal dan hari kedatangannya,

lihat Kitab al-Fitan wa Asyrati as-Saah wa Shahihihi, adapun hadits mengenai berita gembira ditaklukkannnya Roma dan constantinopel, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad 7/176 dan lihat pula fasvWmya dalam Silsilah al-Ahaditst, as- Shahihah, karya Syaikh al-Albani, No. 4.

Shahihain dari jalur Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Jika Kisra telah binasa maka tiada lagi Kisra setelahnya. jika Kaisar telah

binasa maka tiada lagi Kaisar, demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya -pasti kalian akan menafkahkan seluruh perbendaharaan dan kekayaan kedua kerajaan ini

di jalan Allah." 416 Apa yang disebutkan Rasulullah telah terbukti sebagaimana yang aku

saksikan, dan akan terjadi lagi apa yang beliau katakan secara pasti bahwa kekaisaran di Wilayah Syam tidak akan kembali selama-lamanya. Sebab me-nurut orang Arab Kaisar adalah nama gelar Raja bagi orang yang menguasai seluruh wilayah Syam dan negeri-negeri Romawi. Kerajaan ini tidak akan kembali kepada mereka selama-lamanya.