ALI RA. BERANGKAT MENUJU SHIFFIN

ALI RA. BERANGKAT MENUJU SHIFFIN

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. berangkat dari Kufah bertujuan menduduki Syam. Beliau mempersiapkan pasukan di Nukhailah 1020 . Beliau

menunjuk Abu Mas'ud Uqbah bin Amru al-Badri al-Anshari sebagai amir sementara di Kufah. Sebetulnya sejumlah orang menganjurkan agar beliau tetap tinggal di Kufah dan cukup mengirim pasukan ke sana, namun bebe-rapa orang lainnya menganjurkan agar beliau turut keluar bersama pasukan.

Sampailah berita kepada Mu'awiyah bahwa Ali ra. telah keluar bersama pasukan menuju Syam. Mu'awiyah bermusyawarah dengan Amru bin al-'Ash, ia berkata kepada Mu'awiyah, "Keluarlah engkau juga bersama pasukan!" Lalu Amru bin al-'Ash bangkit berpidato di hadapan manusia seraya berkata, "Sesungguhnya penduduk Kufah dan Bashrah telah musnah pada peperangan Jamal, tidak tersisa bersama Ali ra. kecuali segelintir orang saja. Termasuk sekelompok orang yang membunuh Khalifah Amirul Mukminin Utsman bin Affan . Allah Allah! Jangan sia-siakan hak kalian! Jangan biarkan darah Utsman ra. tertumpah sia-sia!"

Lalu ia menulis pesan kepada seluruh pasukan di Syam, dalam waktu singkat mereka sudah berkumpul dan mengangkat panji-panji bagi amir masing-masing. Pasukan Syam telah bersiap-siap berangkat! Mereka berge-rak menuju Eufrat dari arah Shiffin. Sementara di lain pihak Ali ra. bersama pasukan bergerak dari

Nukhailah menuju tanah Syam. 1021

Ali ra. mengirim Ziyad bin an-Nadhar al-Haritsi maju ke depan bersama delapan ribu pasukan bersama, diiringi oleh Syuraih bin Hani' bersama empat ribu pasukan. Mereka berangkat dengan mengambil jalan lain. Sementara Ali ra. bersama pasukan lain terus berjalan hingga menyeberangi sungai Tigris lewat jembatan Manbij. Kemudian dua pasukan detasemen bergerak maju ke depan. Sampai berita ke telinga mereka bahwa Mu'awiyah telah keluar bersama pasukan dari Syam untuk bertemu dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. . Mereka ingin menyambutnya namun mereka takut karena jumlah mereka sedikit dibanding jumlah pasukan Mu'awiyah. Mereka berbelok jalan dan berusaha

menyeberang dari arah Anat. 1022 Namun penduduk 'Anat tidak membolehkan mereka melintas. Maka mereka pun terus berjalan dan menyeberang dari Hiet 1023 .

Kemudian mereka berhasil menyusul Ali ra. dan pasukan inti yang telah

1019 Silahkan lihat Tarikh ath-Thabari, 4/561-562. 1020 1021 Sebuah nama tempat di dekat Kufah ke arah Syam, (Mu'jamul Buldan, 5/278). 1022 Silahkan lihat Tarikh ath-Thabari, 4/563 dari jalur Abu Bakar al-Hudzali, ia adalah seorang penukil khabar yang lemah. 'Anat adalah negeri yang masyhur antara Riffah dan Hiet, terletak di tepi sungai Eufrat. Di situ terdapat sebuah benteng

yang kokoh dan masih termasuk wilayah al-Jazirah {Mu'jamulBuldan, 4/72). 1023 Disebut demikian karena daerah ini terletak di dataran rendah atau lembah. Pada asalnya disebut Hut kemudian huruf waw

berubah menjadi ya' karena kedudukannya yang berbaris mati dan sebelumnya berbaris kasrah. la adalah sebuah kota di tepi sungai Eufrat sebelah atas al-Anbar. Daerah ini memiliki banyak sekali pohon kurma dan bersebelahan dengan al- Barriyyah, silahkan lihat Mu'jamul Buldan, 5/420.

mendahului mereka. Ali ra. berkata, "Pasukan detasemenku justru berjalan di belakang pasukan inti?" Mereka meminta maaf kepada Ali ra. dengan menyampaikan apa yang mereka alami. Ali ra. menerima permintaan maaf me- reka. Kemudian Ali ra. mengirim pasukan detasemen ke depan untuk menyam-but pasukan Mu'awiyah setelah menyeberang sungai Eufrat. Mereka disambut oleh Abul A'war Amru bin Sufyan, pemimpin detasemen pasukan Syam. Mereka saling berhadapan. Ziyad bin an-Nadhar, pemimpin detasemen pasukan Iraq, mengajak mereka untuk berbai'at kepada Ali ra.. Namun mereka tidak menyambutnya. Lalu ia menyampaikan informasi ini kepada Ali bin Abi Thalib Kemudian Ali ra. mengirim al-Asytar an-Nakha'i sebagai amir pasukan infantri ke depan. Di sebelah kanan pasukan dipimpin oleh Ziyad dan di sebelah kiri pasukan dipimpin oleh Syuraih. Ali ra. memerintahkan agar tidak maju memulai perang kecuali bila mereka yang memulainya. Akan tetapi memerintahkan agar terus mengajak mereka berbai'at. Jika mereka menolak maka janganlah menyerang kecuali bila merekalah yang mulai menyerang. Janganlah mendekat kepada mereka seolah ingin menyerang dan janganlah menjauh dari mereka seolah-olah takut kepada mereka. Akan tetapi hadapi-lah mereka dengan sabar hingga aku (Ali) menyusulmu. Aku segera menyu-sulmu dari belakang insya Allah.

Ali ra. mengirim surat khalifah ini bersama pasukan detasemen yang di- pimpin oleh al-Harits bin Jumhan al-Ju'fi. Ketika al-Asytar tiba dan bergabung bersama pasukan detasemen di depan, ia melaksanakan apa yang telah diinstruksikan oleh Ali ra.. Lalu ia maju berhadapan dengan Abul A'war as- Sulami, pemimpin detasemen pasukan Mu'awiyah. Kedua pasukan saling berhadapan seharian penuh. Di penghujung siang, Abul A'war as-Sulami menyerang mereka namun mereka berhasil menghadangnya maka terjadilah pertempuran kecil selama beberapa saat. Sore harinya pasukan Syam kembali. Keesokan harinya kedua pasukan saling berhadapan kembali. Mereka saling menunggu. Tiba-tiba al-Asytar maju menyerang, sehingga gugurlah Abdullah bin al-Mundzir At-Tannukhi -ia adalah salah seorang penungang kuda yang handal dari pasukan Syam-. Ia dibunuh oleh salah seorang pasukan deta-semen Iraq bernama Zhibyan bin Umarah at-Tamimi. Melihat hal itu, Abul A'war bersama pasukannya menyerang pasukan Iraq. Ia bersama pasukan maju menghadang mereka.

Saat berhadapan al-Asytar menantang Abul A'war berduel satu lawan satu. Namun Abul A'war tidak meladeninya. Sepertinya ia memandang al-Asytar bukanlah lawan yang seimbang. Ketika malam tiba kedua pasukan menghentikan peperangan pada hari kedua ini. Keesokan paginya pada hari ketiga, Ali bin Abi Thalib ra. tiba bersama pasukannya. Kemudian Mu'awiyah juga tiba bersama pasukannya. Lalu kedua pasukan saling berhadapan di tempat yang bernama Shiffin dekat sungai Eufrat sebelah timur wilayah Syam. Peristiwa ini terjadi pada awal bulan Dzulhijjah tahun 36 H.

Kemudian Ali ra. berhenti dan mengambil tempat bermalam bagi pasu- kannya. Akan tetapi Mu'awiyah bersama pasukannya telah lebih dahulu mengambil tempat, mereka mengambil tempat di sumber air, tempat yang paling strategis dan luas. Lalu pasukan Iraq datang untuk mengambil air. Namun pasukan

Syam menghalanginya. Lalu terjadilah pertempuran kecil disebabkan masalah air tersebut. Masing-masing pasukan meminta bantuan kepada rekannya. 1024

Kemudian kedua belah pihak sepakat berdamai dalam masalah air ini. Sehingga mereka berdesak-desakan di sumber mata air tersebut, mereka tidak saling bicara dan tidak saling mengganggu satu sama lain.

Ali ra. berdiam selama dua hari di tempat itu tanpa mengirim sepucuk surat pun kepada Mu'awiyah dan Mu'awiyah juga tidak mengirim sepucuk surat pun kepada beliau. Kemudian Ali ra. mengirim seorang utusan kepada Mu'awiyah namun kesepakatan belum juga tercapai. Mu'awiyah tetap bersi-keras menuntut darah Utsman ra. yang telah dibunuh secara zhalim.

Karena kebuntuan tersebut pecahlah pertempuran antara kedua belah pihak. Setiap hari Ali ra. mengirim seorang amir pasukan untuk maju bertem-pur. Demikian pula Mu'awiyah, setiap hari ia mengirim seorang amir untuk maju bertempur. Kadang kala dalam satu hari kedua belah pihak terlibat dua kali pertempuran. Peristiwa itu terjadi sebulan penuh pada bulan Dzulhijjah. Lepas bulan Dzulhijjah dan masuk bulan Muharram pada tahun tiga puluh tujuh hijriyah, kedua belah pihak meminta agar perang dihentikan, dengan harapan semoga Allah mendamaikan mereka di atas satu kesepakatan yang dapat menghentikan

pertumpahan darah di antara mereka. 1025 Kemudian juru runding terus bolak balik menemui Ali dan Mu'awiyah

sementara kedua belah pihak menahart diri dari pertempuran, demikian kon- disinya hingga berakhir bulan Muharram tahun itu tanpa tercapai satupun kesepakatan. Ali bin Abi Thalib ra. menyuruh Martsad bin al-Harits al-Jasymi untuk mengumumkan kepada pasukan Syam saat terbenam matahari, "Ketahuilah, sesungguhnya Amirul Mukminin mengumumkan kepada kalian, 'Sesungguhnya aku telah bersabar menunggu kalian kembali kepada kebe-naran. Dan aku telah menegakkan hujjah atas kalian namun kalian tidak menyambutnya. Dan sesungguhnya aku telah memberi udzur kepada kalian dan telah memperlakukan kalian dengan adil. Sesungguhnya Allah tidak me-nyukai orang-orang yang berkhianat."

1024 Kelihatannya Ibnu Katsir meringkasnya dari riwayat-riwayat ath-Thabari, yaitu dari jalur Abu Mikhnaf. Tentang terjadinya pertempuran kecil di sumber air ada riwayat yang mendukungnya yang dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah

dalam Mushannaf, 15/294 dengan sanad hasan. Ada riwayat lain yang menafikan terjadinya pertempuran kecil tersebut, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, 15/292, nashnya sebagai berikut, Mu'awiyah bin Hisyam telah menceritakan kepada kami, ia berkata, "Ibnu Abi Dzi'b telah menceritakan kepada kami dari seseorang yang telah menceritakan dari Ali, ia berkata, 'Ketika berhadapan dengan Mu'awiyah, Mu'awiyah mendahului Ali menduduki sumber air. Mu'awiyah berkata, 'Biarkanlah mereka (mengambil air) karena tidak boleh menghalangi orang lain mengambil air'." Riwayat ini terdapat perawi yang belum disebutkan namanya.

Akan tetapi ada riwayat lain yang menyertainya yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq, 4/45, riwayat ini lebih tepat dan lebih sesuai dengan realitas dan mungkin juga digabung dengan riwayat yang menyebutkan terjadinya pertempuran kecil itu, yakni pertempuran kecil itu terjadi tanpa sepengetahuan Mu'awiyah, kemudian ketika beliau menge- tahuinya beliau segera melarang mereka. 1025

Penulis menyebutkan setelah ini riwayat yang dinukil dari ath-Thabari melalui jalur Hisyam al-Kalbi dari Abu Mikhnaf, riwayat itu penuh dengan perkara-perkara aneh dan mungkar. Oleh sebab itu, setelah mencantumkannya beliau berkata, "Menurutku riwayat ini tidak shahih dari Ali 4e." Silahkan lihat al-Bidayah wan Nihayah, 10/502-506, kemudian menyebutkan riwayat lain dari jalur Ibnu Daizil dari Umar bin Sa'ad, ia adalah seorang syaikh yang sudah sepuh menganut paham syi'ah, kedudukannya matruk. Demikian dikatakan oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitab al-Jarh wat Ta'dil, 6/112, riwayat ini penuh dengan keanehan dan perkara yang berlebih-lebihan.

Mendengar pengumuman pasukan Syam segera menemui para amir mereka dan menyampaikan pengumuman yang mereka dengar tadi. Maka bangkitlah Mu'awiyah dan Amru, keduanya segera menyiapkan pasukan di sayap kanan dan di sayap kiri. Demikian pula Ali ra., ia menyiapkan pasukan pada malam itu. Beliau menempatkan al-Asytar an-Nakha'i sebagai pemim-pin pasukan berkuda Kufah, pasukan infantri Kufah dipimpin oleh Ammar bin Yasir, pasukan berkuda Bashrah dipimpin oleh Sahal bin Hunaif dan pasukan infantri Bashrah dipimpin oleh Qais bin Sa'ad dan Hasyim bin Utbah, dan pemimpin para qari adalah Mis'ar bin Fadaki at-Tamimi. Ali ra. maju menghadap pasukan dan menyerukan supaya jangan seorang pun memulai pertempuran hingga merekalah yang memulainya dan menyerang kalian, jangan membunuh orang yang terluka, jangan mengejar orang yang melari-kan diri, jangan menyingkap tirai kaum wanita dan jangan melakukan pelecehan terhadap kaum wanita, meskipun kaum wanita itu mencaci maki pemimpin dan orang-orang shalih kalian!"

Pagi harinya Mu'awiyah muncul, di sebelah kanan pasukannya berdiri Ibnu Dzil Kala' al-Himyari, di sebelah kiri pasukannya berdiri Habibbin Maslamah al- Fihri, di depan pasukan berdiri Abul A'war as-Sulami. Sedang-kan pasukan berkuda Damaskus dipimpin oleh Amru bin al-'Ash, dan pasukan infantri

Damaskus dipimpin oleh Adh-Dhahhak bin Qais. 1026 Jabir al-Ju'fi 1027 meriwayatkan dari Abu Ja'far al-Baqir dan Zaid bin al-

Hasan serta yang lainnya, mereka berkata, "Ali bin Abi Thalib ra. bergerak menuju Syam dengan kekuatan seratus lima puluh ribu personil yang berasal dari penduduk Iraq. Dan Mu'awiyah bergerak dengan jumlah personil seba-nyak itu juga yang berasal dari penduduk Syam. Yang lain mengatakan, Ali ra. berangkat dengan membawa seratus ribu lebih personil. Sedang Mu'awiyah berangkat dengan membawa seratus tiga puluh ribu personil.

Sejumlah orang dari pasukan Syam bersumpah untuk tidak lari dari medan perang, mereka mengikat diri mereka dengan sorban-sorban mereka. Mereka berjumlah lima barisan dan diikuti enam barisan yang lain. Demikian pula halnya pasukan Iraq, mereka berjumlah sebelas shaf yang melakukan hal serupa. Mereka saling berhadapan dengan kondisi seperti itu pada hari pertama di bulan Shafar tahun 37 H bertepatan pada hari Rabu. Panglima perang pasukan Iraq adalah al- Asytar an-Nakha'i, sedangkan panglima perang pasukan Syam pada saat itu adalah Habib bin Maslamah. Kedua pasukan terlibat dalam pertempuran yang sangat sengit pada hari itu, kemu-dian kedua pasukan menarik diri pada petang hari. Pertempuran pada hari itu berlangsung seimbang.

Pada keesokan harinya -yakni hari Kamis-, panglima perang pasukan Iraq pada hari itu adalah Hasyim bin Utbah dan panglima perang pasukan Syam adalah Abul A'war as-Sulami. Pada hari itu kedua pasukan terlibat lagi dalam pertempuran yang sangat sengit, pasukan berkuda bertempur dengan pasukan

1026 Silahkan lihat Tarlkh ath-Thabari, 5/11-12. 1027 Jabir bin Yazid bin al-Harits al-Ju'fi Abu Abdillah al-Kufi, perawi dhaif, seorang penganut paham Rafidhah, wafat tahun

H. Silahkan lihat at-Taqrib karangan Ibnu Hajar, 1/123 dan silahkan lihat juga kisah perang Shiffin tulisan Nashr bin Muzahim halaman 156-157.

berkuda dan pasukan infantri bertempur dengan pasukan infantri. Pada petang hari kedua belah pihak menarik diri dari medan pertempuran. Kedua pasukan sama- sama bertahan dan pertempuran antara keduanya berimbang.

Kemudian pada hari ketiga -yakni pada hari Jum'at- Ammar bin Yasir memimpin pasukan Iraq sementara Amru bin al-'Ash memimpin pasukan Syam. Selanjutnya kedua pasukan terlibat dalam pertempuran yang sangat sengit Amar menyerang Amru bin al-'Ash beserta pasukannya hingga mereka terpukul mundur. Pada peperangan ini Ziyad bin an-Nadhar al-Haritsi berduel dengan seorang lelaki. Ketika keduanya telah saling berhadapan ternyata keduanya telah saling mengenal. Ternyata pula keduanya adalah saudara seibu. Maka keduanyapun menarik diri dan kembali ke pasukan masing-masing. Demikianlah peperangan terus berlanjut dengan kondisi seperti itu selama tujuh hari. Sore hari kedua belah pihak menarik diri dari medan pertempuran. Kedua belah pihak sama-sama bertahan selama tujuh

hari ini, tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. 1028

TERBUNUHNYA AMMAR BIN YASIR Ammar bin Yasir berperang di pihak Ali ra. Beliau terbunuh pada

peperangan ini. Beliau dibunuh oleh pasukan Syam. Dengan demikian nyata dan terbuktilah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw. bahwa Ammar dibunuh oleh kelompok pembangkang. Dan terbuktilah bahwa Ali ra. beradadi pihak yang benar dan Mu'awiyah membangkang terhadapnya. Semua itu merupakan bukti kebenaran nubuwat Rasulullah saw.

Imam Ahmad berkata, "Muhammad bin Ja'far telah bercerita kepada kami, ia berkata, Syu'bah telah bercerita kepada kami dari Amru bin Murrah bahwa ia mendengar Abdullah bin Salamah berkata, Aku melihat Ammar bin Yasir pada peperangan Shiffin, beliau adalah seorang syaikh yang telah berumur, berkulit sawo matang dan berperawakan tinggi. Beliau menggeng-gam tombak dengan tangan bergetar. Ia berkata, 'Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, aku telah berperang membawa panji ini bersama Rasulullah saw. sebanyak tiga kali, dan ini adalah yang keempat kali. Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya sekiranya mereka menebas kami hingga membawa kami ke puncak kematian niscaya aku yakin bahwa orang-orang baik yang bersama kami berada di atas

kebenaran dan mereka berada di atas kesesatan'." 1029 Imam Ahmad berkata, "Muhammad bin Ja'far telah bercerita kepada kami, ia

berkata, Syu'bah dan Hajjaj telah bercerita kepada kami, Muhammad berkata, Syu'bah telah bercerita kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Qatadah menyampaikan hadits dari Abu Nadhrah, sementara Hajjaj menga-takan, Aku mendengar Abu Nadhrah meriwayatkan dari Qais bin Ubad, ia berkata, Aku berkata kepada Ammar bin Yasir, 'Bagaimana menurutmu perang yang kalian

1028 Penulis menyebutkan beberapa perincian lainnya, termasuk khutbah yang dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib «&> melalui jalur Abu Mikhnaf, dan dari jalur Amru bin Syamir dari Jabir al-Ju'fi. Silahkan lihat kitab Ash-Shafahat, 10/515-526.

1029 Silahkan lihat al-Musnad, 6/319, sanadnya shahih, pengkhususan yang disebutkan oleh Ammar, "Niscaya aku yakin bahwa

orang-orang baik yang ikut bersama kami" sangat penting artinya, karena dikecualikan darinya para pengacau dan pengikut hawa nafsu. Silahkan lihat Marwiyat Abu Mikhnaf dalam kitab Tarikh ath-Thabarihalaman 367.

lakukan? Apakah merupakan ijtihad dari kalian? Karena ijtihad bisa salah dan bisa benar! Atau wasiat yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. kepada kalian?"

Ammar berkata, "Rasulullah saw. tidak meninggalkan wasiat kepada kami yang tidak beliau sampaikan kepada seluruh manusia." 1030

Imam Muslim 1031 meriwayatkannya dari hadits Syu'bah. Imam Ahmad berkata, "Waki' telah menceritakan kepada kami, ia berkata,

Sufyan telah bercerita kepada kami dari Habib bin Abi Tsabit dari Abul Bakhtari, ia berkata, Ammar berkata pada peperangan Shiffin, 'Berilah aku segelas susu, karena Rasulullah saw. telah bersabda,

"Minuman terakhir yang engkau minum di dunia adalah susu'." 1032 Imam Ahmad berkata, "Abdurrahman telah bercerita kepada kami dari

Sufyan dari Habib dari Abul Bakhtari bahwasanya Ammar diberi segelas susu, beliau tertawa sambil berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku,

" Sesungguhnya minuman terakhir yang aku (Ammar) minum adalah susu,

Ibrahim bin al-Husain bin Daizil berkata, "Yahya telah bercerita kepada kami, ia berkata, Nashr telah bercerita kepada kami, ia berkata, Amru bin Syamir telah bercerita kepada kami dari Jabir al-Ju'fi ia berkata, Aku men-dengar asy- Sya'bi meriwayatkan dari al-Ahnaf bin Qais ia berkata, 'Kemu-dian Ammar bin Yasir menyerang mereka, namun serangannya dibalas oleh Ibnu Jaun as-Sakuni dan Abul Ghadiyah al-Fazzari. Adapun Abul Ghadiyah, ia menikam Ammar,

sedangkan Ibnu Jaun menebas kepalanya'." 1034 Ibrahim bin al-Husain berkata, "Yahya telah bercerita kepada kami, ia

berkata, Isa bin Umar telah bercerita kepada kami, ia berkata, Husyaim telah bercerita kepada kami, ia berkata, al-Awwam bin Hausyab telah menyampai-kan kepada kami dari al-Aswad bin Mas'ud dari Hanzhalah bin Khuwailid ia berkata, 'Ketika aku berada di dekat Mu'awiyah tiba-tiba datanglah kepadanya dua orang lelaki yang sedang bertengkar tentang terbunuhnya Ammar. Abdullah bin Amru berkata kepada keduanya, "Bersenang hatilah kalian berdua dengan terbunuhnya Ammar, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,

"la (Ammar) dibunuh oleh kelompok pembangkang."

1030 Idem, 6/319. 1031 1032 Shahih Muslim dalam kitab a\-Munafiqin wa Sifatuhum hadits nomor 2779. Silahkan lihat Musnad Ahmad, 6/319, Dala'ilun Nubuwwah karanqan al-Baihaqi, 6/421, al-Haitsami berkata dalam kitab

al- Majma', 7/243, "Diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thabrani, perawi rlwayat Ahmad adalah perawi shahih hanya saja sanadnya munqathi' {terputus)." 1033 1034 1 Ibid, 4/319. Riwayat ini sangat lemah sekali, di dalamnya terdapat Amru bin Syamir al-Ju'fi, Abu Abdillah. Ibnu Ma'in berkata

tentangnya, 'Tidak ts/qaM" Abu Hatim berkata, Munkar hadits jiddan, dhaiful hadits dan tidak bisa dipakai, para ulama sepakat membuangya." Silahkan lihat kitab Jarh wa Ta'dil, 6/239. Dan Jabir bin Yazid al-Ju'fi perawi dhaif dan pengikut kelompok Rafidhah, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam at-Taqrib, 1/123. Ath-Thabari telah menyebutkan, 5/41, peristiwa terbunuhnya Ammar, beliau tidak menyebutkan bahwa ada seseorang yang menebas kepala beliau. Sanadnya baik, kisah ini disebutkan secara komplit oleh penulis (Ibnu Katsir) namun sengaja tidak saya muat karena di dalamnya terdapat kemungkaran yang nyata

Mu'awiyah berkata kepada Amru, "Mengapa engkau tidak melarang lelaki tidak waras ini!" (maksudnya Abdullah bin Amru).

Kemudian Mu'awiyah menemui Abdullah bin Amru dan bertanya ke- padanya, "Mengapa engkau berperang bersama kami?"

Abdullah menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah saw. telah memerintahkan aku untuk mentaati orang tuaku selagi mereka masih hidup, aku memang bersama

kalian namun aku tidak ikut berperang." 1035 Ibnu Daizil berkata, "Yahya telah bercerita kepada kami, ia berkata, Nashr

telah bercerita kepada kami, ia berkata, Hafsh bin Imran al-Burjumi bercerita kepadaku, ia berkata, Nafi' bin Umar al-Jumahi menyampaikan kepadaku dari Ibnu Abi Mulaikah bahwa Abdullah bin Amru berkata kepada ayahnya, 'Sekiranya Rasulullah saw. tidak memerintahkan aku untuk mentaatimu niscaya aku tidak akan ikut bersamamu dalam perjalanan ini. Tidakkah engkau mendengar Rasulullah saw. berkata kepada Ammar bin Yasir,

'Engkau akan dibunuh oleh kelompok pembangkang' .' 1036 Ibnu Daizil berkata, "Yahya telah menyampaikan kepada kami, ia berkata,

Abdurrahman bin Ziyad telah menyampaikan kepada kami, ia berkata, Hasyim telah menyampaikan kepada kami dari Mujalid dari asy-Sya'bi, ia berkata, 'Pembunuh Ammar datang meminta izin untuk bertemu dengan Mu'awiyah,

sedang Amru bin al-Ash berada di situ. Amru bin al- ’ Ash berkata, 'Beri izin untuknya dan sampaikanlah kabar duka kepadanya berupa ancaman api neraka!

Salah seorang lelaki berkata kepadanya, 'Tidakkah engkau mendengar perkataan Amru?' Mu'awiyah berkata,'Benar! Sesungguhnya yang membunuh Ammar adalah

orang-orang yang membawanya ke medan pepe-rangan'." 1037 Imam Ahmad berkata, "Abu Mu'awiyah menyampaikan kepada kami, ia

berkata, al-A'masy menyampaikan kepada kami dari Abdurrahman bin Ziyad dari Abdullah bin al-Harits, ia berkata, 'Aku berjalan bersama Mu'awiyah dan Amru bin al-'Ash sepulangnya dari Shiffin. Abdullah bin Amru berkata, "Wahai ayahanda, tidakkah engkau mendengar Rasulullah saw. berkata kepada Ammar,

"Kasihan engkau hai Ibnu Sumayyah, engkau dibunuh oleh kelompok pem- bangkang."

Amru berkata kepada Mu'awiyah, "Tidakkah engkau dengar perkataan- nya?" Mu'awiyah berkata, "Ia selalu membawa masalah buat kita, apakah kita yang membunuh Ammar? Sesungguhnya yang membunuhnya adalah orang-orang

yang membawanya." 1038 Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Nu'aim dari Sufyan ats-

1035 Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, 2/164, 206, Ahmad Syakir berkata, "Sanadnya shahih." Silahkan lihat Musnad Ahmad, tahqiq Ahmad Syakir hadits nomor 6538 dan nomor 6929. 1036 1037 Ada riwayat lain yang menyertainya dalam kitab al-Musnad, 1/86. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafal yang mirip seperti di atas dalam Musnad be\iau, 4/199 dengan sanad shahih.

1038 Lihat dalam kitab al-Musnad, 2/161, dan 2/206, dari jalur al-Fadhl bin Dukain dari Sufyan dari al-A'masy. Ahmad Syakir berkata, Sanadnya shahih. Silahkan lihat Musnad Ahmad tahqiq Ahmad Syakir hadits nomor 6499 dan nomor 6926.

Diriwayatkan oleh an-Nasa'i dalam Khashaish Ali' , silahkan lihat Tahdzib Khashaish Amirul Mukminin Ali ^&\\a\aman 92. Ahmad Syakir berkata dalam Tahqiq Musnad, 9/210, "Sabda nabi Mmutawatir, tidak syak lagi atas kemutawatirannya di kalangan ahli ilmu."

Tsauri dari al-A'masy seperti riwayat di atas. 1039 Imam Ahmad terpisah seorang diri dalam meriwayatkan hadits ini dengan lafal di atas.

Takwil yang disebutkan oleh Mu'awiyah- tadi sangat jauh dari kebe-naran. Dan juga Abdullah bin Amru tidak terpisah dalam periwayatan hadits ini, namun

telah diriwayatkan dari jalur-jalur lain. 1040 Imam Ahmad berkata, "Muhammad bin Ja'far telah menyampaikan ke-pada

kami, ia berkata, Syu'bah telah menceritakan kepada kami dari Khalid dari Ikrimah dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa Rasulullah saw. berkata kepada Ammar,

"Engkau (Ammar) akan dibunuh oleh kelompok pembangkang." 1041 Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari hadits Abdul Aziz bin

al-Mukhtar dan Abdul Wahhab Ats-Tsaqah' dari Khalid al-Hidza' dari Ikrimah dari Abu Sa'id tentang kisah pembangunan Masjid Nabawi, bahwa Rasulullah saw. berkata kepada Ammar,

"Kasihan hai Ammar, ia mengajak mereka ke surga topi mereka malah mengajaknya ke neraka 1042

Ammar berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari bahaya fitnah- fitnah." 1043

Dalam sebagian naskah Shahih al-Bukhari disebutkan: "Kasihan hai Ammar, ia dibunuh oleh kelompok pembangkang. la mengajak

mereka ke surga mereka malah mengajaknya ke neraka." 1044 Imam Ahmad berkata, Sulaiman bin Dawud telah menceritakan kepada

kami, ia berkata, Syu'bah telah menceritakan kepada kami dari Amru bin Dinar dari Hisyam dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa Rasulullah saw. berkata kepada

Ammar ’

1039 1040 Ibid, 2/161 dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir, hadits nomor 6500. 1041 Silahkan lihat Shahih al-Bukhari nomor 447 dan 2812, lihat juga Shahih Muslim nomor 2915 dan 2916. Musnad Ahmad, 3/22 dan 28. 1042 Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam kitab FathulBari, 1/542, "Dhamir(kata ganti) pada kata: yad'uuhum (Ammar

mengajak mereka) tanpa disebutkan siapa mereka, maksudnya adalah para pembunuhnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat lain yang berbunyi: "Ia dibunuh oleh kelompok pembangkang, ia mengajak mereka ke surga..."

Jika ada yang mengatakan, Ammar terbunuh pada peperangan Shiffin, ia berada di pihak Ali. Dan orang-orang yang membunuhnya bersama Mu'awiyah, dalam pasukan Mu'awiyah terdapat beberapa orang sahabat nabi. Lalu bagaimana mungkin mereka mengajak ke neraka? Jawabnya: Mereka mengira mereka mengajak ke surga, mereka telah berijtihad, tidak ada cela atas mereka dalam mengikuti perkiraan mereka tersebut. Yang dimaksud mengajak ke surga adalah mengajak ke jalan menuju surga, yaitu mentaati imam. Demikianlah, Ammar mengajak mereka untuk mentaati Ali, imam yang wajib ditaati saat itu. Namun mereka mengajaknya kepada jalan lain, akan tetapi mereka dimaafkan karena takwil yang menurut mereka benar itu 1043 Shahih al-Bukhari, Kitab Ash-Shalat Bab Kerja sama dalam membangun masjid. Dari jalur Abdul Aziz bin al-Mukhtar dan dari jalur Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dalam kitab al-Jihad Bab: Mengusap debu dari kepala saat berjihad fi sabilillah. Silahkan lihat juga kitab al-Musnad, 3/90-91.

1044 Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani memperingatkan dalam Fathul Bari, 1/542 bahwa sabda nabi "ia dibunuh oleh kelompok pembangkang" tidak terdapat dalam kitab Shahih. Imam al-Bukhari sengaja menghilangkannya karena satu

faidah yang sangat tersembunyi, yaitu Abu Sa'id al-Khudri 4» mengaku bahwa ia belum mendengar tambahan ini dari Rasulullah saw. Sfej, itu menunjukkan bahwa tambahan tersebut dalam riwayat ini adalah mudraj (sisipan). Adapun riwayat yang menjelaskan tambahan tersebut tidak sesuai dengan kriteria beliau." Al-Mizzi telah lebih dahulu mengingatkan hal ini dalam kitab Tuhfatul Asyraf, 3/427.

"Engkau akan dibunuh oleh kelompok pembangkang." 1045 Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Sa'id al-Khudri

beliau berkata, Telah menyampaikan kepadaku orang yang lebih baik daripadaku -yakni Abu Qatadah- bahwa Rasulullah saw. berkata kepada Ammar:

"Engkau akan dibunuh oleh kelompok pembangkang.' 1046 Dan Imam Muslim juga meriwayatkan dari Abu Bakar bin Abi Syaibah dari

Ibnu Ulayyah dari Ibnu Aun dari al-Hasan dari ibunya dari Ummu Salamah. 1047 Dalam sebuah riwayat ditambahkan, "Pembunuhnya berada dalam neraka." 1048

Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari al-Hakim dan lainnya dari al-Ashamm dari Abu Bakar Muhammad bin Ishaq Ash-Shan'ani dari Abul Jawwab dari Ammar bin Zuraiq dari Ammar Ad-Duhni dari Salim bin Abil Ja'd dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. berkata kepada Ammar,

"Jika manusia berselisih maka pendapat Ibnu Sumayyah (Ammar) berada di atas kebenaran.' 1049

Imam Ahmad berkata, "Ibnu Abi Adi menceritakan kepada kami dari Dawud dari Abu Nadhrah dari Abu Sa'id al-Khudri ia berkata, "Rasulullah saw. memerintahkan kami membangun masjid. Kami bergotong royong memindahkan batu bata satu demi satu. Namun Ammar membawa dua batu bata sekaligus sehingga kepalanya berdebu. Sahabat-sahabatku menceritakan kepadaku sedang aku sendiri belum mendengarnya langsung dari Rasulullah saw. bahwa beliau membersihkan kepalanya sambil berkata,

" Kasihan engkau hai Ibnu Sumayyah, engkau akan dibunuh oleh kelompok ipembangkang." 1050

Imam Ahmad terpisah seorang diri dalam periwayatannya. Adapun tambahan yang disebutkan oleh sebagian perawi dalam hadits ini

setelah sabda nabi, "Engkau akan dibunuh oleh kelompok pembangkang" ditambahkan: "Kelompok yang tidak akan mendapat syafaatku kelak pada hari Kiamat."

Ini adalah kedustaan dan kebohongan yang nyata terhadap Rasulullah saw. Sebab dalam riwayat-riwayat yang shahih dari beliau disebutkan bahwa beliau masih menyebut keduanya sebagai kelompok kaum muslimin, 1051 sebagaimana

yang akan kami jelaskan insya Allah. Ibnu Jarir berkata, "Ketika Ammar terbunuh Ali ra. maju menyerang dan

1045 1046 Al-Musnad, 3/28. Shahih Muslim dalam kitab al-Fltan hadits nomor 2915. 1047 Hadits nomor 2916. 1048 Lafal tambahan ini tidak terdapat dalam Shahih Muslim, bahkan Ibnu Katsir telah mengingatkannya sebagaimana yang akan disebutkan sebentar lagi bahwa tambahan seperti ini tidak shahih. 1049 1050 Hadits riwayat al-Baihaqi dalam Dala'ilan-Nubuwwah, Al-Musnad, 3/5, sanadnya shahih 1051 Imam an-Nawawi berkata, Riwayat-riwayat dari Rasulullah saw. 0, secara Jelas menyebutkan bahwa Ali 4» berada di pihak yang benar dan kelompok lain dari pasukan Mu'awiyah adalah para pembangkang yang melakukan hal itu atas dasar takwil yang keliru. Dan di dalamnya juga ditegaskan bahwa kedua kelompok tersebut masih termasuk kaum mukminin, tidak keluar dari keimanan dan tidak fasiq karena peperangan tersebut." Silahkan lihat Syarah Shahih Muslim, 7/168.

ikut menyerang juga sejumlah anggota pasukan beliau bersama beliau. Tidak tersisa satupun barisan pasukan Syam melainkan tercerai berai dan mereka (Ali ra.

dan pasukannya) membunuh setiap orang yang mendekat kepada mereka." 1052 Kemudian Ali ra. memerintahkan puteranya, Muhammad, untuk maju ber-

sama sejumlah pasukan. Mereka terlibat dalam pertempuran yang sangat hebat. Kemudian Ali ra. mengirim pasukan berikutnya untuk maju menyerang sehingga jatuhlah korban yang sangat banyak dari kedua belah pihak yang hanya Allah yang tahu berapa jumlahnya. Banyak sekali tangan dan perge-langan yang putus dan kepala yang melayang, semoga Allah merahmati mereka semua. Kemudian tibalah waktu shalat Maghrib. Orang-orang tidak bisa mengerjakan shalat melainkan dengan isyarat menjamak shalat Maghrib dengan Isya’, Lalu peperangan berlanjut hingga malam hari.

Sejumlah ulama sejarah menyebutkan bahwa mereka berperang dengan tombak hingga tombak-tombak itu pecah, dengan panah hingga anak panah habis, dengan pedang hingga pedang-pedang itu hancur, kemudian kedua belah pihak terlibat baku hantam dengan tangan dan saling melempar batu, inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Begitulah kondisi pada malam itu hingga pagi, yakni pagi hari Jum'at mereka masih terlibat dalam pertempuran. Sehingga orang-orang mengerjakan shalat Subuh dengan isyarat sementara mereka terus bertempur sampai menjelang waktu dhuha. Kemenangan hampir berada di tangan pasukan Iraq atas pasukan Syam. Pada saat-saat seperti itulah pasukan Syam mengangkat mushaf al-Qur'an. Mereka berkata, "Ini hakim antara kami dan kalian, sudah terlalu banyak korban yang jatuh, siapakah lagi yang akan menjaga per-batasan wilayah Islam? Siapakah lagi yang akan berjihad melawan kaum musyrikin dan kaum kafir?"

Abdurrahman bin Ziyad bin An'am berkata -beliau menceritakan ten-tang pasukan yang terlibat dalam peperangan Shiffin-, "Mereka adalah orang-orang Arab yang saling mengenal satu sama lain pada masa jahiliyah dahulu. Lalu mereka bertemu dalam naungan Islam. Mereka saling bertahan dan malu untuk melarikan diri. Apabila mereka menghentikan pertempuran, maka sebagian orang dari pasukan Iraq berkunjung ke pasukan Syam demikian pula sebaliknya. Mereka sama-sama menguburkan prajurit yang gugur dari kedua belah pihak."

Asy-Sya'bi berkata, "Mereka adalah penghuni surga, saling bertemu satu sama lain. Seseorang dari mereka tidaklah menghindar atau lari dari yang lain."