PEPERANGAN AL-MADZAR (ATS-TSANI)

PEPERANGAN AL-MADZAR (ATS-TSANI)

Tak berapa lama kemudian, tepatnya pada bulan Shafar tahun 12 H pecah kembali peperangan al-Madzar 188 yang disebut juga dengan pepe-rangan ats-Tsani

-yang artinya sungai-. Ibnu Jarir berkata, "Pada waktu itu orang-orang selalu berkata, 'Dalam bulan Shafar ini akan terbunuh setiap penguasa yang congkak, di

1 tempat bertemunya sungai 189 ." Peperangan ini terjadi karena Hurmuz telah mengirim surat kepada Ardisyir

dan Syira tentang kedatangan tentara Khalid menuju dirinya setelah bertolak dari Yamamah. Maka Kisra segera mengirimkan bala bantuannya lengkap dengan seorang panglima yang bernama Qarin bin Qiryanis.

187 Ath-Thabari memberikan komentar dalam kitab Tarik/mya 3/ 350, "Kisah ini yakni mengenai penaklukan Ubullah sangat bertentangan dengan apa yang diketahui Ahli sejarah dan atsar-atsar yang shahih bahwa sebenarnya Ubullah baru

ditaklukkan pada masa Umar bin al-Khaththab di bawah pimpinan Utbah bin Ghazwan pada tahun 14 H." Namun menurutku, agar dapat mengkompromikan dua pendapat ¡ni maka bisa dikatakan bahwa penaklukan Ubullah tidak sekaligus, setsab sebagian dari negeri-rtegeri ini kembali metepaskan diri dari pemerintahan ftbu Bakar ketika Khalid keluar merwju Syam, kemudian ditaklukkan lagi pada masa Umar. 188 Al-Madzar terletak di tengah kota Bashrah, tepatnya di Qashabah Maisan, 189 Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk, 3/351.

Sebelum bala bantuan ini sampai ke Hurmuz, ternyata seluruh pasukan Hurmuz telah dikalahkan sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Qarin sempat berjumpa dengan sisa pasukan Hurmuz yang melarikan diri. Kemudian sisa pasukan ini menggabungkan diri dengan pasukan Qarin dan mereka berunding serta menyepakati untuk kembali menyerang Khalid. Mereka mulai bergerak ke suatu tempat yang bernama al-Madzar. Di sayap kiri dan sayap kanan pasukannya dipimpin oleh Qubaadz dan Anus Syajaan. Ketika berita ini sampai ke telinga Khalid, Khalid segera membagi-bagai empat perlima dari harta rampasan perang Dzatus-Salasil lantas mengirim al-Walid bin Uqbah untuk membawa laporan mengenai musuh. Lalu Khalid mulai bertolak dengan pasukannya menuju al- Madzar.

Sesampainya di sana, terjadilah peperangan yang sangat dahsyat. Qarin mengajak perang tanding, Khalid langsung menyambutnya dan berlari mengejarnya, namun seseorang dari amirnya, yaitu Ma'qil bin al-'A'sya bin an- Nabbasy yang sangat pemberani mendahului Khalid dan segera membu-nuh Qarin. Sementara Adi bin Hatim membunuh Qubadz, dan 'Ashim membunuh Anu Syajan. Melihat para pemimpin mereka tewas, pasukan Persia lari tunggang langgang lalu dikejar oleh tentara kaum Muslimin. Pada waktu itu tentara Khalid berhasil membunuh 30.000 personil pasukan Persia, dan banyak dari mereka yang hanyut di sungai.

Khalid menetap di al-Madzar sambil membagi-bagi hasil rampasan perang yang didapatkan tiap pasukannya dari masing-masing musuh. Sementara Qarin hancur reputasinya di seluruh daratan Persia.

Setelah mengumpulkan sisa-sisa harta rampasan Khalid membagi-baginya dan mengirim seperlimanya kepada Abu Bakar sambil membawa berita kemenangan yang ketika itu dibawa oleh Sa'id bin an-Nu'man saudara Bani Adi bin Ka'ab. Khalid masih berdiam di sana hingga selesai membagi empat perlima dari harta rampasan perang berikut tawanan perang dari kaum wanita dan anak-anak yang berhasil mereka dapatkan ketika mengepung benteng-benteng musuh, kecuali kaum petani sebab mereka telah sepakat untuk membayar Jizyah. Dan di antara tawanan perang terdapat Habib -orang tua al-Hasan al-Basri- yang kala itu beragama Nasrani, Mafannah Maula Ustman serta Abu Ziyad maula al-Mughirah bin Syu'bah. Setelah itu Khalid mengangkat pimpinan pasukannya Sa'id bin an- Nu'man, dan ia tunjuk untuk mengurusi Jizyah adalah Suwaid bin Muqarran. Khalid memerintahkannya untuk turun memungut pajak sementara Khalid masih

terus mengirim mata-matanya untuk mencari informasi tentang musuh. 190