Pasal Tambahan

Pasal Tambahan

I. DARI KITAB ASYSYARI'AH KARYA IMAM ABU BAKAR Al-AJURRI (WAFAT 360 H) 871 SEBAB TERBUNUHNYA UTSMAN BIN AFFAN RA.

Muhammad bin Husain berkata, "Jika ada yang mengatakan, 'Engkau telah menyebutkan dari Nabi saw. tentang fitnah yang akan terjadi setelah beliau wafat, kemudian beliau juga menyebutkan tentang Utsman bin Affan ra., ikutilah dia dan sahabat-sahabatnya! Karena pada waktu itu dia berada di dalam kebenaran. Coba sebutkan siapa yang dimaksud dengan sahabat-sahabatnya tersebut?'

Katakanlah, 'Mereka adalah sahabat Rasulullah saw. yang telah mendapat persaksian beliau menjadi penghuni surga dan sifat-sifat mereka telah dise-butkan di dalam Taurat dan Injil. Barangsiapa mencintainya maka ia akan sejahtera dan yang membencinya akan sengsara.

Jika ia bertanya, 'Sebutkan nama-nama mereka!' Katakanlah, 'Mereka adalah Ali binAbi Thalib, Thalhah, az-Zubair, Saad, Said

dan semua sahabat yang hidup pada waktu itu berada di atas kebenaran sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah saw. Mereka semua mengingkari pembunuhan tersebut dan menganggap bahwa suatu perkara yang sangat keji telah menimpa Utsman , mereka juga mengatakan bahwa pembunuhnya adalah penduduk neraka.

Jika ia bertanya, 'Siapa yang telah membunuh Utsman?' Katakanlah, 'Sekelompok orang -semoga Allah SWT. menyengsarakan mereka-

yang memendam dendam kesumat terhadap beliau dan menginginkan terse-barnya fitnah agar umat Muhammad saw. terjerumus dalam kedengkian karena kesengsaraan yang mereka alami di dunia dan di akhirat mereka akan memperoleh adzab yang lebih besar.'

Jika ia bertanya, 'Bagaimana muncul kesepakatan mereka untuk membunuh Utsman bin Affan ra.?'

Katakan kepadanya, 'Yang demikian itu muncul dari seorang yang disebut Ibnu Sauda' atau yang dikenal dengan Abdullah bin Saba' –semoga Allah SWT.

melaknatnya- ia berpura-pura masuk Islam dan tinggal di Madinah sehingga muncul kedengkian terhadap Nabi saw.

sahabat-sahabat beliau dan agama Islam. Ia menyusup ke tengah kaum muslimin sebagaimana menyusupnya raja Yahudi Paulus bin Syaul ke dalam agama Nasrani hingga ia dapat menyesatkan dan memecah belah mereka menjadi berbagai kelompok. Setelah bala' dan kekufuran tersebut menimpa mereka, ia pun pergi mening-galkan mereka. Kisahnya amat panjang dan akhirnya mereka kembali meme-luk agama Yahudi.

Demikian juga halnya dengan Abdullah bin Saba'. Ia berpura-pura masuk Islam dan melakukan amar ma'ruf dan melarang kemungkaran sehingga ia mempunyai banyak murid di berbagai tempat. Lalu mulailah ia mencela sebagian gubernur lantas mencela Utsman bin Affan ra. dan Abu Bakar ra lantas berpura-pura mencintai Ali binAbi Thalib ra. Allah SWT. telah melindungi Ali binAbi Thalib ra. dan Demikian juga halnya dengan Abdullah bin Saba'. Ia berpura-pura masuk Islam dan melakukan amar ma'ruf dan melarang kemungkaran sehingga ia mempunyai banyak murid di berbagai tempat. Lalu mulailah ia mencela sebagian gubernur lantas mencela Utsman bin Affan ra. dan Abu Bakar ra lantas berpura-pura mencintai Ali binAbi Thalib ra. Allah SWT. telah melindungi Ali binAbi Thalib ra. dan

Jika ia bertanya, 'Mengapa para sahabat Rasulullah saw. tidak memerangi mereka untuk membela Utsman bin Affan ra.?

Katakan kepadanya, bahwa Utsman bin Affan ra. dan para sahabatnya tidak mengetahui hingga hal tersebut terjadi. Di Madinah sendiri tidak terdapat pasukan yang dipersiapkan untuk berperang. Ketika hal itu terjadi, para sahabat berusaha untuk menolong dan membelanya, namun mereka tidak mampu. Mereka pernah menawarkan pembelaan walau dengan mengor-bankan jiwa, namun Utsman bin Affan ra. enggan menerimanya dan berkata, 'Kalian bebas dari bai'atku dan sulit untuk membelaku. Aku mengharap akan menjumpai Allah SWT. dalam keadaan selamat dan terzhalimi.'

Ali bin Abi Thalib ra., Thalhah ra, az-Zubair ra dan banyak dari kalangan sahabat yang memberikan komentar sangat keras dan tajam terhadap mereka. Setelah merasa bahwa para sahabat mengingkari tindakan mereka tersebut maka masing- masing kelompok menunjukkan sikap bahwa mereka mencintai para sahabat. Sekelompok menetap di pintu rumah Ali bin Abi Thalib ra. dan mengelukan bahwa mereka mencintai beliau. Allah SWT. membersihkan beliau dari perbuatan mereka. Mereka menghalangi beliau untuk keluar rumah. Sekelompok lagi menetap di pintu rumah Thalhah dan mengelukan bahwa mereka mencintai beliau. Allah SWT. telah membersihkan beliau dari perbuatan mereka. Sekelompok lagi menetap di pintu rumah az-Zubair ra. dan mengelukan bahwa mereka mencintai beliau. Allah SWT. telah membersih-kan beliau dari perbuatan mereka. Sebenarnya mereka ingin mengalihkan perhatian para sahabat dari menolong Utsman dan membuat satu kamuflase agar penduduk Madinah tidak mencium rencana mereka yang telah ditaqdirkan Allah SWT. bahwa Utsman bin Affan ra. akan terbunuh secara zhalim sehingga terjadilah suatu peristiwa yang tidak sanggup dicegah oleh para sahabat. Begitu pun para sahabat telah menawarkan diri mereka kepada Utsman ra. agar beliau mengizinkan mereka untuk membelanya walaupun bilangan mereka sangat sedikit. Namun beliau enggan memberikan izin. Jika beliau mengizinkan para sahabat, tentunya mereka telah memerangi para pemberontak tersebut."

Al-Abbas bin Ahmad al-Khataly yang dikenal dengan Ibnu Abu Syah-mah telah mengatakan kepada kami, "Dahsyam bin al-Fadhl Abu Said Ar-Rumaly telah mengatakan kepada kami, al-Muawwil bin Isma'il telah mengatakan kepada kami, Hammad bin Zaid telah mengatakan kepada kami dari Ayub, Hisyam dan Muhammad bin Sirin, mereka berkata, 'Pada waktu itu kaum Muhajirin dan Anshar berada di rumah beliau bersama anak-anak mereka, di antaranya Abdullah bin Umar ra., al-Hasan, al-Husain, Abdullah bin az-Zubair, Muhammad bin Thalhah dan satu orang saja dari mereka lebih baik dari pada in! dan itu. Mereka berkata, 'Ya Amirul

Mukminin biarkan kami menghalau mereka. 1 Utsman menjawab, 'Aku tegaskan kepada kalian semua bahwa jangan ada setetes pun darah yang tertumpah karena

membelaku dan aku berkeberatan jika ada di antara kalian yang membelaku'." Jika ia berkata, "Mereka telah mengetahui bahwa Utsman adalah seorang yang

dizhalimi dan pemberontak telah mengancam akan membunuhnya, seharusnya mereka memerangi pemberontak tersebut walaupun Utsman melarangnya."

Jawabnya, "Engkau telah mengucapkan suatu ucapan yang tidak baik karena Jawabnya, "Engkau telah mengucapkan suatu ucapan yang tidak baik karena

Jika ia bertanya, "Mengapa Utsman melarang mereka, padahal ia tahu bahwa posisinya sebagai orang yang terzhalimi dan ia juga mengetahui bahwa memerangi pemberontak termasuk melarang kemungkaran serta menegak-kan kebenaran."

Katakan kepadanya, "Ini juga termasuk keteledoranmu." Jika ia bertanya, "Mengapa?" Katakan kepadanya, "Utsman melarang para sahabat untuk membe-lanya

karena beberapa alasan yang terpuji: l.Karena ia telah mengetahui dari sabda Rasulullah saw. bahwa ia akan

terbunuh secara zhalim dan Rasulullah saw. memerintahkannya agar bersabar. Ketika para pemberontak mengepung rumahnya maka ia yakin bahwa ia akan terbunuh. Karena apa yang dikatakan Rasulullah saw. pasti akan menjadi kenyataan. Kemudian ia telah berjanji untuk bersikap sabar maka ia pun menepati apa yang telah ia janjikan. Jika ia meminta bantuan untuk menolongnya berarti bertentangan dengan sikap sabar yang telah ia tekadkan.

2. Utsman mengetahui bahwa pada waktu itu jumlah para sahabat sangat sedikit dan kelompok yang ingin membunuhnya berjumlah lebih banyak. Jika ia mengizinkan mereka untuk memerangi pemberontak tersebut tentunya banyaklah para sahabat yang akan menjadi korban. Oleh karena itu ia membiarkan dirinya menjadi korban untuk menyelamatkan sahabat yang lain. Ia adalah pemimpin dan pemimpin wajib melindungi rakyatnya dengan segenap kemampuan. Di samping itu ia telah mengetahui bahwa ia akan terbunuh sehingga ia dapat menyelamatkan mereka semua.

3. Utsman mengetahui bahwa ini adalah sebuah fitnah. Dan jika fitnah telah mengarah kepada penghunusan pedang maka tidak ada jaminan bahwa orang-orang yang tidak berdosa tidak menjadi korban. Utsman tidak meme-rintahkan sahabat- sahabatnya untuk menghunus pedang dalam fitnah ini. Ini juga merupakan tanda kasih sayang Utsman kepada para sahabatnya. Memang benar, dalam fitnah ini harta terampas dan kehormatan telah dirobek tetapi dengan begitu Utsman melindungi semua para sahabatnya.

4. Utsman memilih untuk bersabar dan tidak meminta pertolongan agar para sahabatnya menjadi saksi atas kezhaliman, penentangan terhadap perintahnya dan penumpahan darahnya dengan tanpa alasan yang benar. Karena orang-orang mukmin adalah saksi atas apa yang terjadi di atas bumi, tetapi ia tidak suka darah kaum muslimin lainnya tertumpah karena dirinya dan tidak menggantikan Rasulullah saw. | memimpin umatnya dengan menumpahkan darah seorang muslim. Demikianlah beliau katakan. Utsman melakukannya karena udzur dan beliau berada di atas kebenaran. Para sahabat juga dalam keadaan berudzur dan pembunuhnya berada dalam keseng-saraan.

II. TESIS UNTUK MENGAMBIL GELAR MASTER YANG DIAJUKAN KE JAMI'AH AL-ISLAMIYAH, BAGIAN TARIKH DAN SEJARAH OLEH MUHAMMAD BIN ABDULLAH AL-GHABAN DENGAN JUDUL: ”FITNAH TERBUNUHNYA UTSMAN BIN AFFAN RA.”

Sesungguhnya faedah terpenting yang saya dapatkan ketika menyusun pembahasan ini adalah:

1. Hadits shahih dari Rasulullah saw. bahwa akan terjadi fitnah yang menyebabkan terbunuhnya Utsman bin Affan ra. dan mengajak kaum mus-limin agar berpihak kepada Utsman ketika fitnah tersebut terjadi. Beliau juga menerangkan waktu kejadian tersebut dan menerangkan bahwa Utsman dan para sahabatnya berada di atas kebenaran dan hidayah.

2. Rasulullah saw. telah mengisyaratkan bahwa fitnah tersebut sangat besar sehingga beliau menyebutkannya bersama peristiwa wafatnya diri beliau dan fitnah Dajjal. Barangsiapa selamat dari fitnah tersebut maka sentosalah ia. Beliau bersaksi bahwa pada waktu itu Utsman bin Affan ra. berada di atas kebenaran, sabar terhadap kematian yang merenggut nyawanya dan beliau bersaksi bahwa Utsman adalah seorang yang mati syahid lalu akan berpindah ke surga dan kekal di dalamnya.

3. Rasulullah saw. telah mengabarkan kepada Utsman bin Affan ra. bahwa fitnah tersebut akan terjadi dan ia akan diminta agar mengundurkan diri dari jabatan kekhalifahan. Kemudian Rasulullah saw. memerintahkan agar ia jangan memenuhi permintaan tersebut.

4. Nabi saw. menerangkan betapa besarnya fitnah ini, barangsiapa selamat dari fitnah tersebut maka ia akan sentosa, baik orang-orang yang hidup pada waktu terjadinya fitnah tersebut maupun orang-orang yang hidup setelahnya. Adapun keselamatan bagi orang-orang yang hidup setelah fitnah tersebut adalah dengan tidak mendalami cerita tersebut dengan cara yang batil.

5. Adapun beberapa aib Utsman yang dinukil oleh beberapa buku, diantaranya ada berita yang sanadnya shahih dari para pemberontak dan ada juga yang tidak shahih serta ada yang sudah masyhur, namun aku tidak mengetahui sanadnya. Aib- aib Utsman terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, aib yang pada hakikatnya merupakan keistimewaan beliau, kedua, kedustaan terhadap beliau dan ketiga, merupakan hasil ijtihad beliau yang mendapat pahala.

6. Sesungguhnya sosok Ibnu Saba 1 adalah sosok yang hakiki yang terdapat dalam riwayat-riwayat shahih yang tidak hanya diriwayatkan oleh Saif bin Umar at-

Tamimy, bahkan yang lain juga meriwayatkannya dengan sanad yang shahih dan dha'if (lemah).

7. Wajib menghindar dari perbincangan terhadap sikap Utsman terhadap fitnah tersebut. Karena Nabi saw. telah memberinya petunjuk-petunjuk untuk menyikapi fitnah itu. Adapun berita yang sampai kepada kita hanya sedikit sekali.

8. Aqidah salaf di dalam menyikapi perselisihan yang terjadi dikalangan para sahabat ialah tidak memperbincangkannya kecuali jika muncul ahlu bid'ah yang mencela mereka maka ketika itu wajib untuk membela mereka dengan kebenaran dan keadilan.

9. Bahwa Allah SWT. tidak akan ridha terhadap seorang hamba kecuali Dia telah mengetahui bahwa hamba tersebut akan melaksanakan apa yang telah Dia 9. Bahwa Allah SWT. tidak akan ridha terhadap seorang hamba kecuali Dia telah mengetahui bahwa hamba tersebut akan melaksanakan apa yang telah Dia

11. Bahwa para sahabat telah berusaha membela Utsman pada hari dikepungnya rumah beliau, hanya saja beliau melarang mereka dengan la-rangan yang sangat keras sehingga mereka tidak dapat membela beliau, karena beliau adalah pemimpin mereka yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan perintahnya. Para pemberontak tidak memerangi Utsman kecuali setelah melihat bahwa para sahabat sudah putus asa untuk mendapatkan izin membela beliau.

12. Sebab-sebab yang menjadi alasan Utsman untuk tidak memerangi para pemberontak ialah:

(a) la mengetahui bahwa fitnah akan reda setelah ia terbunuh sebagaimana yang telah diberitakan Rasulullah saw. kepadanya.

(b) Ia tidak menginginkan bahwa ia menjadi orang pertama setelah Rasulullah saw.wafat yang menumpahkan darah umatnya.

(c) Perkiraannya bahwa pemberontak tersebut hanya menginginkan dirinya. Jadi ia berfikir untuk menyelamatkan kaum mukminin dengan mengorbankan dirinya.

13. Melaksanakan hasil musyawarah beliau dengan Abdullah bin Salam agar ia mencegah tejadinya peperangan.

14. Tidak terjadi peperangan yang sengit di dalam rumah Utsman. Tetapi yang terjadi hanyalah kekacauan ringan yang menyebabkan terlu-kanya al-Hasan bin Ali. Dan ia bawa keluar dari dalam rumah tersebut.

15. Bahwa di akhir hayatnya Utsman bin Affan ra. bermimpi melihat Rasulullah saw. beserta Abu Bakar ra dan Umar ra. seraya bersabda, "Ya Utsman berbukalah bersama kami." Maka pada pagi harinya Utsman berpuasa dan memerintahkan seluruh yang ada di dalam rumah agar keluar lalu ia meletakkan

mushaf di hadapannya lantas menyuruh untuk membuka pintu dan mulai membaca al-Qur'an. Maka masuklah seorang berkulit hitam dari Mesir yang bergelar Jabalah karena warna tubuhnya yang hitam, boleh jadi orang tersebut adalah Abdullah bin Saba' si yahudi.

16. Tidak ada seorang sahabat pun yang ikut andil dalam menentang Utsman bin Affan ra. apalagi membunuhnya. Adapun riwayat yang menun-jukkan bahwa mereka ikut andil dalam peristiwa itu, sanadnya lemah.

17. Adapun riwayat-riwayat Muhammad bin Umar al-Waqidi tentang fitnah terbunuhnya Utsman bin Affan ra. terdapat banyak kebohongan yang menyelisihi riwayat-riwayat yang shahih dan banyak memutarbalikkan fakta tentang kasus fitnah tersebut, seolah-olah para sahabat telah mengambil sikap yang salah dan kelihatannya riwayat tersebut terpengaruh oleh pemahaman syi'ah.

18. Bahwa riwayat-riwayat Saif bin Umar at-Tamimy tentang fitnah ter- bunuhnya Utsman bin Affan ra., merupakan kumpulan dari berbagai riwayat yang sanadnya dihapus oleh Saif. Kemudian ia meriwayatkannya dari beberapa jalur dari guru-gurunya dengan sanad yang terkadang bersambung kepada empat orang syaikh. Namun semua riwayat ini tidak terlepas dari celaan terhadap para sahabat serta menuduh mereka dengan suatu yang tidak pernah mereka lakukan. Dan terkadang ada riwayat adil yang menunjukkan sikap yang benar dari para sahabat.