ABU BAKAR RA. MELANJUTKAN EKSPEDISI PASUKAN USAMAH

ABU BAKAR RA. MELANJUTKAN EKSPEDISI PASUKAN USAMAH

Sebelumnya Rasulullah saw. telah memerintahkan pasukan Usamah agar berjalan menuju tanah al-Balqa yang berada di Syam, persisnya di tempat terbunuhnya Zaid bin Haritsah, Ja'far dan Ibnu Rawahah. Dengan misi agar pasukan Usamah segera menaklukkan wilayah tersebut. Maka berangkatlah pasukan Usamah ke Jurf dan mendirikan perkemahan di sana. Di antara pasukan

tersebut terdapat Umar bin al-Khaththab 121 dan ada pula yang me-ngatakan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. turut pula di situ, namun Rasulullah saw.

mengecualikannya agar menjadi imam shalat. Ketika Rasulullah saw. sakit mereka masih berdiam di Jurf, persis setelah

Rasulullah saw. wafat maka menjadi keadaan kacau balau. Kemunafikan mulai kelihatan di Madinah. Bahkan tidak sedikit dari suku-suku Arab sekitar Madinah yang murtad keluar dari Islam. Ditambah lagi sebagian dari mereka tidak mau membayar zakat kepada Abu Bakar ash-Shiddiq ra.. Dan ketika itu shalat Jum'at tidak lagi didirikan kecuali di Makkah dan Madinah. Tersebut-lah sebuah kota yang bernama Juwatsan di Bahrain, kota ini termasuk kota yang pertama kali yang mendirikan Jum'at setelah situasi agak tenang dan orang-orang kembali kepada kebenaran, sebagaimana yang termaktub dalam 122 Shahih al-Bukhari.

Di antara negeri yang tetap istiqamah di atas Islam adalah negeri Tsaqif di Thaif, mereka tidak lari dan tidak pula murtad. Ketika berbagai masalah besar ini terjadi, banyak orang-orang mengusulkan kepada Abu Bakar agar menunda keberangkatan pasukan Usamah, karena umat membutuhkan mereka untuk mengatasi masalah yang lebih pentíng. Dengan alasan bahwa pasukan yang disiapkan nabi tersebut sebelumnya di persiapkan ketika negera Islam Madinah dalam kondisi aman. Termasuk di antara orang-orang yang mengajukan usul tersebut adalah Umar, ia mengusulkan penundaan keberangkatan pasukan Usamah itu. Namun Abu Bakar ash-Shiddiq ra. dengan tegas menolak sarán tersebut.

120 Lihat Tarikh ath-Thabari, 3/224. 121 Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan dalam Fathul Barí 8/152 bahwa Ibnu Taimiyah dalam kltabnya ar-Raddu 'ala Ibn at- Mutahhir mengingkarl jika Abu Bakar dan Umar termasuk di dalam pasukan Usamah. Ketika meruju ke Minhaj as-Sunnah karangan Ibnu Taimiyah, yaknl tepatnya ketika dia berbicara mengenal permasalahan ini 4/276 dan halaman selanjutnya, kudapati bahwa dla hanya mengecualikan ash-Shiddiq ra. saja, dia berpendapat bahwa ash-Shiddiq ra. tidak ¡kut dalam pasukan Usamah dlsebabkan Nabl baru mengangkat Usamah sebagai Pangllma pasukan setelah beliau sakit dan beberapa hari sebelum wafatnya sementara Rasululah telah memerintahkannya untuk menjadi ¡mam shalat dl Masjld, al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam al-Bidayah wan Nihayah 5/222, "Nabi telah memerintahkan untuk mengikuti pasukan ¡nl sebagian besar sahabat yang senior -balk dari Muhajirin maupun Anshar- untuk turut dalam pasukan Usamah, dan termasuk dari seklan sahabat yang senior adalah Umar bin al-Khaththab, maka barangslapa berkata, sesungguhnya Abu Bakar masuk dalam rombongan pasukan ini maka telah kellru, sebab ketika sakit Rasulullah saw. memuncak, pasukan Usamah maslh bertahan di Jurf, dan Nabi telah memerintahkan Abu Bakar agar shalat menjadi Imam manusia, bagaimana mungkin dla masukdalam pasukan Usamah sementara dia adalah Imam kaum muslimln dalam shalat dengan ¡zin Rasulullah saw. Si dari Rabb alam semesta, andai saja dla memang turut pasukan Usamah maka nash syarlat telah mengecualikannya dari seluruh sahabat yang ikut dl bawah

Beliau berpendapat harus tetap menyegerakan keberangkatan pasukan Usamah. Sampai-sampai beliau bersumpah, "Demi Allah Aku tidak akan melepas buhul yang telah diikat oleh Rasulullah saw., walaupun burung menyambar kita dan seluruh binatang búas di sekitar Madinah menyerang kita, bahkan sekalipun anjing-anjing mengejar kaki-kaki Ummahatul Mukminin -istri-istri Rasulullah saw.- aku akan tetap menjalankan misi pasukan Usamah. Dan aku akan memerintahkan agar orang-orang tetap berjaga di sekitar Madinah."

Ternyata berangkatnya pasukan Usamah membawa kemaslahatan besar waktu itu, setiap kali mereka melewati perkampungan Arab pasti akan menimbulkan rasa gentar mereka untuk memberontak, sehingga ada yang berkata, "Tidak mungkin pasukan sebesar ini keluar kecuali mereka telah memiliki pertahanan yang kuat di Madinah, setelah empat puluh hari atau tujuh puluh hari mereka pulang dengan membawa kemenangan dan harta rampasan perang."

Saif bin Umar berkata, Diriwayatkan dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dia berkata, "Tatkala Abu Bakar dibai'at, beliau mengumpulkan kaum Anshar dalam menyikapi permasalahan yang mereka perselisihkan. Abu Bakar berkata, 'Pasukan Usamah akan tetap diberangkatkan, sebab orang-orang Arab kembali murtad baik secara umum maupun secara khusus dalam tiap-tiap kabilah. Kemunafikan sekarang telah menampakkan dirinya dan Yahudi maupun Nasrani bersiap-siap mengintai kaum muslimin ibarat domba kehujanan di tengah malam yang gelap gulita setelah mereka kehilangan Nabi dan jumlah mereka yang minoritas di tengah-tengah musuh yang mayoritas'."

Ada yang memberikan pendapat dan berkata, "Sesungguhnya pasukan Usamah adalah jumlah mayoritas kaum muslimin, sementara orang-orang Arab sebagaimana yang anda lihat bersiap-siap untuk menyerang. Sungguh tidak bijak jika engkau memecah jumlah kaum muslimin!" Abu Bakar menja-wab, "Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, andaikata binatang búas seluruhnya mencabik-cabikku, aku akan tetap menjalankan misi pasukan Usamah sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Rasulullah saw., aku tetap jalankan pasukan tersebut walaupun tidak ada lagi seorangpun di dalam kota ini kecuali diriku.

Kisah ini telah diriwayatkan oleh Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari ‘Aisyah ra., dan dari jalan al-Qashim dan Amrah dari ‘Aisyah ra., dia berkata, "Ketika Rasulullah saw. wafat, orang-orang Arab sepakat kembali murtad dan kemunafikan tersebar di mana-mana. Demi Allah sesungguhnya ayahku mendapat beban berat, jika dipikul oleh gunung yang kokoh sekalipun niscaya akan hancur luluh. Dan para sahabat Muhammad ibarat domba yang kocar-kacir terkena hujan di malam yang gelap gulita dan dingin, di tengah-tengah padang yang dipenuhi binatang buas. Demi Allah semua perselisihan mereka berhasil diselesaikan oleh ayahku dengan keistiqa-mahannya dalam Islam."

Kemudian ‘Aisyah ra. menyebutkan tentang Umar dan berkata, "Barang-siapa melihat Umar niscaya ia tahu bahwa Umar diciptakan untuk kemasla-hatan Islam. Demi Allah ia ibarat penenun ulung yang telah menyiapkan segala sesuatu untuk

menghadapi apa yang bakal terjadi." 123

Saif bin Umar meriwayatkan dari Abu Dhamrah, Abu Amru dan lain-lainnya dari al-Hasan al-Basri, ketika Abu Bakar bersiap-siap memberang-katkan pasukan Usamah, sebagian Anshar berkata kepada Umar, "Katakan padanya agar mengganti dan tidak menunjuk Usamah sebagai pimpinan kita, maka Umar segera melaporkan hal itu kepada Abu Bakar. Maka dice-ritakan bahwa Abu Bakar menarik janggut Umar dan berkata, "Payah-payah ibumu mengandungmu wahai Umar bin al-Khaththab, bagaimana mungkin aku mengganti pimpinan yang telah ditunjuk oleh Rasulullah saw.. Kemudian Abu Bakar segera bangkit dan berjalan sendiri menuju Jurf untuk memeriksa pasukan Usamah dan memerintahkan mereka untuk mulai berjalan, sementara beliau turut berjalan bersama mereka. Waktu itu Usamah menaiki kendaraan dan Abdurrahman memegang tali kekang unta Abu Bakar ash-Shiddiq ra.. Usamah berkata, "Wahai khalifah Rasulullah saw., naiklah ke atas kendaraan ini atau aku yang turun!" Abu Bakar menjawab, "Demi Allah aku tidak akan naik dan engkau tidak boleh turun!" Setelah itu Abu Bakar memohon agar Umar bin al-Khaththab dibebastugaskan untuk menemaninya di Madinah -sebelumnya Umar termasuk satu dari anggota pasukan Usamah- maka Usamah pun mengabulkannya.

Setelah peristiwa ini tidak pernah Umar bertemu dengan Usamah kecu-ali akan mengucapkan salam kepadanya, "As-Salamu 'alaika ya Amir.' n124