PENAKLUKAN BAITUL MAQDIS
PENAKLUKAN BAITUL MAQDIS
Perjalanan Umar ra. Ke Wilayah Syam Tahun 15 H
Kisah ini disebutkan oleh Abu Ja'far ath-Thabari dari riwayat Saif bin Umar. 417 Adapun ringkasan yang telah disebutkannya ataupun orang-orang lain
yang mengikutinya sebagai berikut: Ketika Abu Ubaidah selesai menaklukkan Damaskus, dia segera menulis
surat kepada penduduk Elliya agar mereka memeluk agama Allah SWT. dan masuk Islam, atau mereka membayar jizyah, jika tidak maka mereka akan diperangi. Namun mereka enggan menerima tawaran itu. Akhirnya Abu Ubaidah segera mengerahkan segenap pasukannya untuk menyerbu mereka dan dia menunjuk said bin Zaid sebagai pimpinan sementara di Damaskus. Setelah itu dia mulai mengepung Baitul Maqdis hingga mereka terjepit dan meminta damai dengan syarat yang datang langsung adalah Amirul mukminin Umar bin al- Khaththab. Abu Ubadaih segera menuliskan surat kepada Umar bin al-Khaththab, dan Umar ra. langsung mengumpulkan para sahabat untuk bermu-syawarah. Utsman ra. menyarankan agar Umar ra. tidak pergi memenuhi tuntutan tersebut agar mereka semakin terhinakan. Namun Ali menyarankan agar Umar ra. memenuhi permintaan mereka datang ke Baitul Maqdis dan hal ini pasti akan lebih meringankan pasukan Islam yang telah bersusah payah mengepung mereka namun tidak berhasil menaklukkannya hingga kini. Akhirnya Umar ra. cenderung
memilih pendapat Ali. 418 Saif bin Umar menyebutkan dalam riwayatnya bahwa Umar ra. menaiki
kudanya dari Madinah agar segera sampai ke Baitul Maqdis setelah menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti sementara di Madinah. Maka Umar ra. berjalan hingga sampai di Jaabiyah. Dia telah menulis surat kepada para panglima pasukan
416 Hadits shahih diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab al-Manaqib Bab 'Alamat Nubuwwat fit Islam (VI/625, dari kitab Fathul
Ban). 417 Lihat Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk 3/607, di sini penulis kitab ini memasukkan penaklukan Baitul Maqdis dalam kejadian tahun 15 H, dia menyebutkan riwayat lainnya dari jalan Saif bin Umar dari Abu Utsman dan Abu Haritsah bahwa peperangan ini terjadi di bulan Rabiul Akhir tahun 16 H. (3/610). 418 Lihat al-Azdi, Futuh as-Syam, him. 249.
untuk bertemu dengannya pada hari yang telah ditentukan di Jaabiyah, dan akhirnya mereka bertemu di sana. Orang yang pertama kali bertemu dengan Umar ra. adalah Yazid bin Abi Sufyan, kemudian Abu Ubaidah, setelah itu pasukan berkuda yang dipimpin oleh Khalid dan mereka berpelana dengan kain sutera. Ketika Umar ra. mengingkari mereka dan memerintahkan agar pelana itu dilepas, mereka heralasan bahwa pelana tersebut sangat penting bagi mereka dalam peperangan, apalagi untuk membawa senjata di atasnya. Akhirnya Umar ra. diam dan memakluminya.
Seluruh panglima pasukan berkumpul setelah menunjuk pengganti mereka sebagai wakil di tempat masing-masing, kecuali Amr bin al-Ash dan Syarahbil,
karena keduanya sedang menghadapi al-Arthabun di Ajnadain. 419 Ketika Umar ra. berada di Jabiyah tiba-tiba sekelompok tentara Romawi
datang dengan pedang-pedang terhunus. Maka kaum muslimin segera menghadang mereka dengan senjata masing-masing, namun Umar ra. berkata, "Sesungguhnya mereka datang ingin mencari perlindungan. Kaum muslimin segera menemui mereka dan ternyata mereka adalah para tentara dari Baitul Maqdis yang hendak meminta perlindungan dan perdamaian kepada Amirul mukminin ketika mereka mendengar kedatangannya, maka Umar ra. segera
memenuhi permintaan mereka. 420
Pidato Umar ra. Ketika Di Jabiyah
Umar ra. sempat berpidato panjang lebar di Jabiyah dengan pidato yang begitu padat berisi, di antara perkataannya, "Wahai para hadirin, perbaiki apa-apa yang tersembunyi di hati kalian maka akan baik apa-apa yang nampak di luar diri kalian, dan beramalah untuk akhirat kalian niscaya akan dicukupkan urusan dunia kalian, ketahuilah sesungguhnya tidak ada seorangpun yang memiliki seorang ayah yang masih hidup dapat menghubungkan dirinya dengan Adam, dan tidak ada penghubung antara dirinya dan Allah, maka barangsiapa yang menginginkan jalan ke surga, hendaklah mengikuti Jama'ah sebab Setan akan selalu bersama seseorang yang menyendiri, dan akan lebih jauh dari dua orang, dan janganlah salah seorang dari kalian berduaan dengan seorang wanita karena setan pasti menjadi yang ketiganya, barangsiapa yang bergembira dengan kebaikannya maka dialah seorang mukmin." Khutbahnya masih panjang tetapi sengaja kami
ringkas. 421
Perjalanan Menuju Al-Quds
Kemudian Umar ra. terus berjalan hingga membuat perdamaian dengan warga Nasrani di Baitul Maqdis, dan Umar ra. mengisyaratkan kepada mereka untuk mengusir semua orang Romawi dalam tempo tiga malam. Setelah itu Umar ra. memasuki Baitul Maqdis, dan masuk ke Masjid dari arah Rasulullah #1 masuk ketika peristiwa Isra' mi'raj. Ada yang menyebutkan bahwa Umar ra. mengucapkan talbhjah ketika memasukinya kemudian mengerjakan shalat dua raka'at di dekat Mihrab Dawud, dan sempat mengerjakan Sholat Subuh di sana bersama seluruh kaum muslimin. Pada raka'at pertama beliau membaca surat
419 Ath-Thabari, Tarikh al-Umam wa ar-Rusul, 3/607. 420 ibidd 3/608. 421 L:hat Khutbah ini di Musnad al-Imam Ahmad, 23/85 dari al-Fathu ar-Rabbani. Dan di dalamnya, "Barangsiapa menginginkan bau surga."
"Shad" dan kaum muslimin turut sujud bersamanya, dan pada raka'at kedua beliau membaca surat Bani Israel." 422
Umar ra. segera menulis surat jaminan keamanan dan perdamaian untuk penduduk Baitul Maqdis, dengan konsekuensi mereka harus membayar jizyah, dan Umar ra. juga memberikan persyaratan kepada mereka sebagaimana yang
telah disebutkan oleh Ibnu Jarir. 423 Dan yang menjadi saksi atas perjanjian tersebut adalah Khalid bin al-Walid, Amr bin al-Ash, Abdurrrahman bin Auf,
Mu'awiyah bin Abi Sofyan, dan dialah yang menjadi juru tulisnya. Peristiwa ini terjadi pada tahun 15 H.
Setelah itu Umar ra. menulis surat perdamaian yang lain untuk penduduk Lud 424 dan orang-orang yang di sana, dan Umar ra. mengenakan atas mereka
pajak diri (jizyah) dan mereka masuk pula ke dalam perjanjian damai dengan penduduk Eliya. Adapun Arthabun, dia melarikan diri ke Mesir dan ber-mukim di sana hingga akhirnya negara itu ditaklukkan oleh Amr bin al-Ash. Setelah itu dia melarikan diri ke laut memimpin sebagian rombongan tentara yang memerangi kaum muslimin. Suatu ketika dia ditangkap oleh seorang dari Bani Qais, namun dia berhasil memotong tangan orang itu, akhirnya orang-orang
Bani Qais membunuhnya. Kemudian orang itu melantunkan bait syair: 425 Jika Arthabun orang Romawi telah berhasil merusak tanganku
Tetapi alhamdulillah tanganku telah banyak bermanfaat. Jika Arthabun orang Romawi telah memotongnya tetapi aku juga telah berhasil
memotong-motong tubuhnya.
Hasil Kunjungan Umar ra. dan Kebijakannya di Baitul Maqdis
Ibnu Katsir berkata, "Telah diceritakan kepada kami bahwa ketika Umar ra. memasuki Baitul Maqdis dia bertanya kepada Ka'ab al-Ahbar, ten tang letak as-Sakhrah (batu besar tempat nabi diangkat langit pada peristiwa mi'raj, pent.) Maka dia berkata, "Wahai Amirul mukminin ukurlah dengan depamu sekitar beberapa depa dari Wadi Jahanam, maka di situlah tempatnya." Maka mereka mulai menghitungnya dengan beberapa depa yang telah ditentukan, akhirnya mereka menemukannya, dan orang-orang Nasrani telah menjadi-kannya sebagai tempat pembuangan sampah sebagaimana orang-orang Yahudi mengotori al- Qamamah tempat orang yang menyerupai Isa disalib. Kaum Yahudi dan Nasrani meyakini bahwa Nabi Isa-lah yang disalib, padahal mereka berdusta dan keliru dalam keyakinan ini, sebagaimana yang telah. diterangkan Allah dalam al-
Qur'an. 426
422 Yaitu surat al-Isra' 423 . Tirikh ar-Rusul wa al-Muluk, 3/609. 424 Lihat sebuah kota di dekat Baitul Maqdis, di pintu masuk kota itu kelak Isa bin Maryam akan menyusul Dajjal dan
membunuhnya. (Yaqut, ibid5/15). 425 Lihat Ibnu Atsir, sl-Kamll fi at-Tarikh, 2/502
426 Allah SWT. berfirman, "Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan
besar (zina), dan karena ucapan mereka, 'Sesungguhnya kami telah mem bunuh a I-Masin, Isa putera Maryam, Rasul Allah.' Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyallbnuya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diseru- pakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
Maksudnya bahwa ketika Orang-orang Nasrani menguasai Baitul Maqdis sekitar 300 tahun sebelum Rasulullah di utus, mereka membersihkan tempat al- Qamamah setelah itu mereka membuat bangunan gereja yang sangat besar atas perintah Ibu Raja Konstantin pendiri kota yang kelak dinisbatkan kepada namanya dengan nama konstantinopel, sedangkan nama ibunya Hilanah al- Bundaqaniyah, dialah yang memerintahkan anaknya untuk membangun bagi kaum Nasara Betlehem tepat ditempat dilahirkannya Isa, menurut aggapannya bahwa dia telah membangun tepat di atas kuburan Isa.
Maksudnya bahwa orang Nasrani menjadikan qiblat orang Yahudi menjadi lobang sampah, sebagai balasan perbuatan orang-orang Yahudi ter-hadap mereka di waktu lampau.
Maka ketika Umar ra. menaklukkan Baitul Maqdis dan dia mengetahui dengan tepat di mana tempat Sakhrah, Umar ra. memerintahkan agar tempat ter- sebut dibersihkan, sampai ada yang mengatakan bahwa Umar ra. membersih- kannya dengan selendangnya, setelah itu dia bermusyawarah dengan Ka'ab mengenai tempat masjid yang akan dibangun, maka Ka'ab memerintahkan agar masjid dibangun di belakang Sakhrah. Umar ra. segera menepuk dadanya dan berkata, "Wahai anak Ummi Ka'ab engkau ingin menyerupai kaum Yahudi." Maka Umar ra. memerintahkan agar masjid di bangun di depan Baitul Maqdis.
Imam Ahmad berkata, "Telah berkata kepada kami Aswad bin 'Amir, telah berkata kepada kami Hammad bin Salamah dari Abu Sinan dari Ubaid bin Adam, dan Abu Syu'aib, bahwa ketika Umar bin al-Khaththab ra.berada di Jabiyah, dia menyebutkan perihal penaklukan Baitul Maqdis, Imam Ahmad berkata, 'Berkata Ibnu Salamah, telah berkata kepadaku Ibnu Sinan dari Ubaid bin Adam, aku mendengar Umar ra. berkata kepada Ka'ab, 'Menurut pendapatmu di mana aku harus shalat?' 'Jika engkau menurut pendapatku maka shalatlah di belakang Sakhrah dengan begitu seluruh al-Quds berada di depanmu,' Umar ra. berkata padanya, 'Engkau meniru orang-orang Yahudi, tidak! Aku akan shalat di tempat shalatnya Rasulullah saw. Maka Umar ra. segera maju menghadap kiblat dan mengerjakan sholat, setelah itu dia bangkit dan membentangkan selendangnya kemudian mulai menyapu dengannya, akhir-nya orang-orang turut menyapu mengikutinya."
Sanad kisah ini bagus, dan inilah yang dipilih oleh al-Hafizh Dhiyaud-din al-Maqdisi dalam kitabnya al-Mustakhraj dan kami juga telah berbicara mengenai para perawinya dalam kitab kami yang kami khususkan dalam Musnad Umar dan hadits-hadits marfu' yang telah diriwayatkannya, ataupun yang diriwayatkan darinya berupa atsar-atsar yang mauquf sesnai dengan bab fiqih. Alhamdulillah bagiNya segala puji.