P ASAL K EDUA PENGANGKATAN UTSMAN BIN AFFAN RA. MENJADI KHALIFAH KISAH MUSYAWARAH DAN KESEPAKATAN UNTUK BAIAT BELIAU

P ASAL K EDUA PENGANGKATAN UTSMAN BIN AFFAN RA. MENJADI KHALIFAH KISAH MUSYAWARAH DAN KESEPAKATAN UNTUK BAIAT BELIAU

Umar ra. menetapkan perkara pengangkatan khalifah di bawah Majelis Syura yang beranggotakan enam orang, mereka adalah: Utsman bin Affan ra., Ali bin Abi Thalib ra., Thalhah bin 'Ubaidillah ra, Az-Zubair bin Awwam ra, Sa'ad bin Abi Waqqash ra. dan Abdur Rahman bin 'Auf ra. Umar ra. merasa berat untuk memilih salah seorang di antara

mereka. 697 Beliau berkata, " Aku tidak sanggup untuk bertanggung jawab tentang perkara ini baik ketika aku hidup maupun setelah aku mati. Jika Allah SWT. menghendaki kebaikan

terhadap kalian maka Dia akan membuat kalian bersepakat untuk menunjuk seorang yang terbaik di antara kalian sebagaimana telah membuat kalian sepakat atas penunjukan orang yang terbaik setelah nabi kalian. Di antara yang menunjukkan kesempurnaan kewaraan beliau, beliau tidak memasukkan dalam anggota majelis syura tersebut Sa'id bin Zaid bin Amr bin Nufail karena ia adalah anak paman beliau. Beliau khawatir dia akan di-angkat karena posisinya sebagai anak paman beliau dan dia adalah salah seorang yang diberitakan masuk surga, bahkan pada riwayat al-Madainy dari para Syaikhnya bahwa ia (Sa'id bin Zaid) mendapat pengecualian di antara mereka, Umar ra. katakan, "Kamu tidak termasuk anggota majelis syura." Umar ra. berkata kepada anggota majelis syura, "Apakah Abdullah (anak beliau) ikut hadir? Dia tidak termasuk dalam keanggotaan majelis ini." Bahkan beliau memberikan pendapat dan nasehat kepada anggota tersebut agar dia (Abdullah) jangan diberi jabatan tersebut. Beliau juga mewasiatkan agar Shuhaib bin Sinan ar-Rumy mengimami shalat selama tiga hari sampai musyawarah itu tuntas dan majelis syura mempunyai kesepakatan atas urusan tersebut.

Mereka bermusyawarah di rumah membicarakan tentang urusan ini hingga akhirnya hanya terpilih tiga kandidat saja. Zubair ra. menyerahkan jabatan khalifah tersebut kepada Ali ra. bin Abi Thalib ra., Sa'ad ra. kepada Abdur Rahman bin 'Auf ra. dan Thalhah ra. kepada Utsman bin Affan ra.

salah seorang yang terbaik di antara dua orang yang tersisa." Ucapan ini membuat Utsman ra.dan Ali ra. terdiam. Kemudian Abdur Rahman ra. melanjutkan, "Aku akan berusaha untuk menyerahkan jabatan tersebut kepada salah seorang di antara kalian berdua dengan cara yang benar." Mereka berdua berkata, "Ya." Kemudian masing-masing mereka memberikan khutbahnya yang menyebutkan tentang keistimewaannya dan berjanji jika mendapat jabatan tersebut tidak akan menyimpang dan jika ternyata tidak maka ia akan mendengar dan mentaati orang yang diangkat. Mereka berdua menjawab, "Ya." Lantas

mereka pun bubar. 698 Abdur Rahman ra. berusaha selama tiga hari tiga malam tidak tidur dan hanya melakukan shalat, doa dan istikharah serta bertanya-tanya kepada mereka yang

mem-punyai pendapat tentang dua kandidat ini dan tidak dijumpai seorang pun yang tidak condong kepada Utsman ra.. Ketika tiba pagi hari yang keempat setelah wafatnya Umar. bin Khaththab ra, Abdur Rahman mendatangi rumah kemenakannya al-Miswar bin Makhramah dan berkata, "Apakah engkau tidur ya Miswar? Demi Allah SWT. aku sangat sedikit tidur sejak tiga hari yang lalu. Pergilah untuk memanggil Ali ra. dan Utsman ra.!" al- Miswar berkata, "Siapa yang pertama harus kupanggil?" beliau berkata, "Terserah padamu." Maka aku pun pergi menemui Ali ra. dan kukatakan, "Pamanku tadi memanggilmu." Ali ra. bertanya, "Apakah ia juga memanggil yang lain selainku?" Jawabku, "Benar." Ali ra. bertanya, "Siapa?" Jawabku, "Utsman bin Affan ra.." Ali ra. bertanya lagi, "Siapa yang ia panggil pertama kali. di antara kami?" Jawabku, "Beliau tidak menyuruhku seperti itu, tetapi ia katakan terserah padamu siapa yang terlebih dahulu engkau panggil dan akhirnya aku mendatangimu." Maka Ali ra. pun pergi keluar bersamaku. Tatkala kami melintasi rumah Utsman bin Affan ra., Ali ra. duduk dan aku masuk ke dalam rumah, aku dapati beliau sedang melaksanakan shalat witir ketika menjelang fajar. Lantas ia bertanya seba- gaimana yang ditanyakan Ali ra. kepadaku, lantas ia pun keluar. Kemudian kami menghadap kepada pamanku yang sedang melaksanakan shalat. Ketika selesai mengerjakan shalat, beliau mendatangi Ali ra. dan Utsman ra.seraya berkata, "Sesungguhnya aku telah bertanya kepada masyarakat tentang kalian berdua dan tidak seorang pun dari mereka yang lebih mengistimewakan antara kalian berdua. Kemudian beliau mengambil perjanjian dari mereka berdua jika menempati jabatan tersebut harus bersikap adil dan jika tidak maka ia harus mendengar dan mentaati. Lantas Abdur Rahman membawa mereka ke masjid. Waktu itu Abdur Rahman memakai serban yang dipakaikan Rasulullah saw. sambil membawa pedang. Beliau mengutus ketengah-tengah masyarakat Muhajirin dan Anshar lalu diserukan untuk shalat berjama-ah. Maka masjid menjadi penuh dan orang-orang saling berdesakkan sehingga tidak ada tempat bagi Utsman ra.untuk duduk kecuali di tempat paling belakang - beliau adalah seorang pemalu-. Kemudian Abdur Rahman bin Auf ra naik ke atas mimbar Rasulullah saw. dan berdiri sangat lama sambil berdoa dengan doa yang sangat panjang dan tidak terdengar oleh orang banyak lalu berkata, "Wahai sekalian manusia! Aku telah menanyakan keinginan kalian baik secara pribadi maupun di depan umum, namun aku tidak dapati seorang pun yang condong kepada salah seorang dari mereka berdua baik Ali ra. maupun Utsman ra. Wahai Ali ra. kemarilah!" Maka bangkitlah Ali ra. dan berdiri di bawah mimbar kemudian Abdur Rahman memegang tangannya seraya berkata, "Apakah engkau mau di bai'at untuk tetap setia menjalankan al-Qur'an, Sunnah NabiNya dan apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar ra. dan Umar ra.?" Ali ra. Menjawab, "Tidak, akan tetapi akan aku jalankan sesuai dengan kemampuanku." Lalu Abdur Rahman melepaskan

pegangannya 699 dan me-manggil Utsman, "Wahai Utsman ra. kemarilah!" Maka Utsman pun bangkit dan tangannya dipegang oleh Abdur Rahman lalu bertanya, " Apakah engkau

mau dibai'at untuk tetap setia menjalankan al-Qur'an, Sunnah NabiNya dan apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar ra. dan Umar ra.?" Utsman ra.menjawab, "Ya!" Lantas Abdur mau dibai'at untuk tetap setia menjalankan al-Qur'an, Sunnah NabiNya dan apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar ra. dan Umar ra.?" Utsman ra.menjawab, "Ya!" Lantas Abdur

terakhir membai'at Utsman. 700 Adapun yang disebutkan oleh para ahli sejarah, seperti Ibnu Jarir 701 dan Iain-lain dari

riwayat orang-orang yang tidak diketahui bahwa Ali ra. berkata kepada Abdur Rahman, "Engkau telah menipuku, engkau mengangkatnya karena ia familimu dan karena ia sering meminta pendapatmu tentang setiap permasalahannya." Kemudian Ali ra. enggan untuk membai'atnya hingga Abdur Rahman menyebutkan ayat:

"Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar. (Al-Fath:10).

Dan berita lainnya yang bertentangan dengan berita-berita yang shahih, maka berita tersebut tertolak. Adapun sangkaan bahwa para sahabat pada waktu itu berselisih pendapat tentang pengangkatan tersebut adalah sangkaan yang bersumber dari orang-orang Rafidhah, para pendongeng bodoh yang tidak dapat membedakan antara berita shahih dan dha'if, yang lurus dan yang bengkok.