KISAH DUMATUL JANDAL 212

KISAH DUMATUL JANDAL 212

Ketika Abu Bakar memberangkatkan Khalid beliau memerintahkan agar Khalid berjalan dari arah selatan Iraq. Sementara Iyadh bin Ghanm diperintahkannya berjalan dari arah utara Iraq, dan kelak keduanya sepakat untuk bertemu di Heraat, maka siapa yang dahulu sampai di Heraat dia yang manjadi pemimpin. Tetapi ketika 'Iyadh melewati Dumatul Jandal, ia mela-kukan pengepungan terhadap kota ini namun ia tidak berhasil untuk me-ngusainya. Ketika al-Walid bin Uqbah datang menemui Abu Bakar sebagai utusan Khalid, Abu Bakar memerintahkannya agar menyusul 'Iyadh bin Ghanm untuk membantu pasukannya yang sedang mengepung Dumatul Jandal. Sesampainya di sana ia mendapati 'Iyadh tengah berada di salah satu tempat sedang mengepung musuh. Dan musuh telah berhasil membuat jalan keluar untuk balik mengepungnya. 'Iyadh bertanya kepada al-Walid, "Se-sungguhnya ide yang cemerlang lebih baik dari tentara yang jumlahnya banyak, bagaimana pendapatmu sebagai jalan keluar dari permasalahan ini?" Maka al-Walid berkata, "Tulislah surat kepada Khalid, mintalah agar ia mem- bantumu dengan pasukannya." Iyadh segera menulis surat memohon bantuan kepada Khalid. Kala itu Khalid baru selesai dari peperangan 'Ain Tamar. Sampailah kepadanya surat tersebut, Khalid membalas surat Iyadh:

Ke-pada Iyadh Aku akan menyusulmu Tunggulah sejenak Aku akan segera datang dengan pasukan unta yang membawa singa-singa ganas Pasukan yang diikuti dengan pasukan lainnya

211 Lihat Tarikh ath-Thaban3/376, 377 dari jalan Saif bin Umar 212 Djmatul Jandal, dlnamakan dengan salah seorang dari keturunan Ismail, dia membangun benteng di tempat ini dan membangun atapnya dari jandal, hingga sekarang masih dikenal dengan namanya yang dahulu, tempat ini terletak di daerah utara kerajaan Saudi Arabia di daerah al-Jauf. (Ilhat Yaqut, Mu'jam al-Buldan 2/487).

Sebelumnya Khalid menunjuk Uwaimir bin al-Kahin al-Aslami untuk memimpin wilayah 'Ain Tamar. Ketika penduduk Dumatul Jandal menge-tahui kedatangan pasukan Khalid mereka segera mengirim surat meminta bantuan kepada sekutu mereka, yaitu Bani Bahra', Tannukh bin al-Ayhim, Kalb, Ghassan, ad-Dhaja'im bin al-Hadrajan. Kemudian seluruh pasukan di Dumatul jandal berkumpul di bawah dua pimpinan; Akidar bin Abdul Malik dan al-Jaudi bin Rabi'ah. Namun keduanya berselisih, Akidar berkata, "Aku yang paling mengerti karakter Khalid, tidak ada orang yang lebih optimis dari dirinya dan tidak ada yang lebih keras dalam berperang daripada dirinya, tidak satupun pasukan yang melihat wajah Khalid baik jumlah mereka sedikit ataupun banyak kecuali akan kalah. Oleh karena itu patuhilah aku! Lebih baik kita berdamai saja dengan mereka." Namun pasukannya menolak pendapatnya. Lalu dia berkata kepada mereka, "Aku tidak akan mengikuti kalian memerangi Khalid." Kemudian dia pergi meninggalkan mereka. Setelah itu Khalid mengirim utusan kepadanya yang bernama 'Ashim bin Amru untuk menangkapnya. Ketika dibawa ke hadapan Khalid, Khalid memerintahkan agar kepalanya dipenggal, setelah itu seluruh harta miliknya diambil.

Tak berapa lama kemudian Khalid dan pasukannya maju menuju Dumatul Jandal yang dipimpin oleh al-Jaudi bin Rabi'ah. Setiap pasukan dipimpin seorang pemimpim dari kalangan Arab. Kemudian Khalid membagi wilayah yang akan diserbu, setengah Dumatul Jandal akan ditanganinya dan setengah lainnya akan ditangani oleh Iyadh. Masing-masing pasukan berge-rak menyerbu pasukan musuh. Khalid berhasil menawan al-Jaudi, sementara al-Aqra' bin Habis berhasil menawan Wadi'ah. Melihat itu para pasukan musuh dari warga Arab berlarian menuju benteng dan memenuhinya. Namun jumlah mereka yang begitu banyak tidak dapat tertampung dalam benteng. Bani Tamim merasa kasihan terhadap orang-orang yang berada di luar benteng dan berusaha menyelamatkan mereka dengan memberikan makanan hingga akhirnya sebagian dari mereka selamat.

Ketika Khalid datang ia membunuh seluruh pasukan musuh yang berada di luar benteng. Setelah itu ia memenggal kepala al-Jaudi dan orang-orang yang ditawan bersamanya. Kecuali tawanan dari Bani Kalb yang telah diberikan jaminan keamanan dari 'Ashim bin Amru dan Aqra' bin Habis, dan Bani Tamim. Khalid berkata kepada mereka, "Kenapa kalian berbuat begini? Apakah kalian masih berpegang teguh dengan ikatan jahiliyyah dan meninggalkan ikatan Islam?" Namun 'Ashim bin Amru menjawab, "Apakah kamu cemburu kepada keselamatan mereka dan menyerahkan mereka menjadi mangsa Setan?"

Setelah itu Khalid berjalan mendekati pintu dan berusaha untuk merobohkanya dan akhirnya pintu tersebut roboh. Mulailah pasukan masuk menyerbu dan membunuh seluruh pasukan musuh yang berada di dalamnya sambil menawan para wanita dan anak-anak. Kemudian mereka memperjual belikan tawanan tersebut di antara sesama mereka. Pada waktu itu Khalid membeli puteri al-Jaudi yang terkenal cantik. .

Setelah menang Khalid tinggal sejenak di Dumatul Jandal sambil me- Setelah menang Khalid tinggal sejenak di Dumatul Jandal sambil me-

hura). Khalid mendengar salah seorang dari mereka berkata kepada kawannya, "Singgahi kami, hari ini adalah hari gembira yang diliputi bencana."