Indikator Pengetahuan tentang Cara Membaca

untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang dibaca Berdasarkan kriteria yang ada jumlah ini termasuk kategori sangat tinggi. Sebaliknya, dengan subindikator yang sama, apabila pilihan sangat tidak setuju dan sangat tidak setuju dimasukkan dalam kategori yang sama, yaitu sikap negatif berarti terdapat sebanyak 0 mahasiswa atau 0 mahasiswa tidak setuju. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk kategori sangat rendah. Selain itu, masih ada 0 mahasiswa atau 0 yang belum jelas sikapnya. Jumlah tersebut termasuk kategori sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, penyataan di atas menunjukkan sikap positif karena pernyataan ini termasuk pernyataan positif dan jumlah mahasiswa yang setuju lebih banyak daripada jumlah mahasiswa yang tidak setuju.

i. Indikator Penguasaan Bahasa

Penguasaan bahasa yang dimiliki mahasiswa juga dapat memengaruhi kemampuan membaca mahasiswa. Adapun subindikatornya sebagai berikut: 1 ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak saya ketahui artinya, dan 2 teks yang terlalu banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel indikator penguasaan bahasa di bawah ini. Tabel 4.10 Indikator Penguasaan Bahasa No Subindikator Rentang Skor 1 STS 2 TS 3 TMP 4 S 5 SS 1 Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-kata yang tidak saya ketahui artinya. 2 3 12 11 2 Teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan. 1 4 14 9 Berdasarkan indikator penguasaan bahasa dengan kedua subindikatornya , tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator “ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak mereka ketahui artinya” memperlihatkan kondisi yang bervariasi. Jika pilihan sangat setuju dan setuju dipandang sebagai sikap negatif berarti terdapat 23 atau 82,14 mahasiswa kesulitan yang dihadapi ketika membaca adalah kata-kata yang tidak diketahui artinya. Berdasarkan kriteria yang ada jumlah tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Namun, pada subindikator yang sama, terdapat 2 atau 7,14 mahasiswa memilih pilihan sangat tidak setuju dan tidak setuju. Mahasiswa tersebut menyatakan bahwa kata-kata yang tidak diketahui artinya tidak mempersulit mereka ketika membaca. Berdasarkan kriteria yang ada jumlah tersebut termasuk kategori sangat rendah, tetapi 2 mahasiswa memiliki sikap positif. Selain itu, masih ada 3 atau 10,71 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Jumlah tersebut termasuk dalam kategori sangat rendah. Indikator penguasaan bahasa dengan subindikator “teks yang terlalu banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan”. Berdasarkan data yang ada, jika pilihan sangat setuju dan setuju dimasukkan dalam kategori sama yaitu sikap positif berarti terdapat 23 atau 82,14 mahasiswa merasa teks yang terlalu banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan. Berdasarkan kriteria yang ada jumlah ini termasuk kategori sangat tinggi. Namu, pada subindikator yang sama, apabila pilihan sangat tidak setuju dan sangat tidak setuju dimasukkan dalam kategori sikap negatif maka terdapat sebanyak 1 atau 4 mahasiswa tidak merasa teks yang terlalu banyak kata-kata asing mempersulit pemahaman isi bacaan. Berdasarkan kriteria yang ada jumlah tersebut termasuk kategori sangat rendah. Selain itu, masih ada 4 atau 14,3 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Jumlah tersebut termasuk kategori sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, kedua pernyataan di atas menunjukkan sikap negatif karena pernyataan ini termasuk pernyataan negatif dan jumlah mahasiswa yang setuju lebih banyak daripada jumlah mahasiswa yang tidak setuju.

4.3.1.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal membaca adalah faktor yang berasal dari lingkungan mahasiswa. Faktor internal yang dominan memengaruhi kemampuan membaca mahasiswa meliputi indikator latar belakang sosial ekonomi keluarga, suasana lingkungan, indikator waktu, indikator faktor teks keadaan bacaan, bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis teks, dan tingkat keterbacaan teks, indikator masih kuatnya pengaruh budaya lisan, indikator kuatnya pengaruh media elektronik khususnya menonton televisi, dan indikator tidak tersediannya bahan bacaan di rumah. Secara berturut-turut, analisis faktor eksternal dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Indikator Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga dan tidak

Tersedianya Bahan Bacaan Indikator latar belakang sosial ekonomi keluarga dan tidak tersedianya bahan bacaan merupakan bagian dari faktor eksternal mahasiswa yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca. Adapun subindikator latar belakang sosial ekonomi dan tidak tersedianya bahan bacaan, yaitu 1 meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, mahasiswa selalu diberi uang untuk membelinya, 2 mahasiswa merasa gelisah di saat ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan bacaan, dan 3 mahasiswa tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang mereka butuhkan. Secara berturut-turut, berdasarkan hasil angket dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.11 Indikator Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga dan tidak Tersedianya Bahan Bacaan No Subindikator Rentang Skor 1 STS 2 TS 3 TMP 4 S 5 SS 1 Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, saya selalu diberi uang untuk membelinya. 8 4 5 11 2 Saya merasa gelisah di saat ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan bacaan 1 6 4 15 2 3 Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang saya butuhkan. 7 10 6 3 2 Berdasarkan tabel 4.11 di atas diketahui terdapat tiga subindikator dan masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator “meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku mahasiswa selalu diberi uang untuk membelinya” memperlihatkan kondisi yang bervariasi. Jika pilihan sangat setuju 11 mahasiswa dan setuju 5 mahasiswa dipandang positif berarti terdapat 16 mahasiswa atau 57,14 mahasiswa diberi uang untuk membeli buku, meskipun pendapatan orang tua terbatas. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk kategori cukup. Namun, pada subindikator yang sama, apabila pilihan sangat tidak setuju dan sangat tidak setuju dipandang negative berarti terdapat 8 atau 29 mahasiswa yang tidak diberi uang untuk membeli buku karena pendapatan orang tuanya terbatas. Berdasarkan kriteria yang ada jumlah tersebut termasuk kategori rendah. Selain itu, masih ada 4 atau 14,3 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Jumlah tersebut termasuk dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, pernyataan di atas menunjukkan sikap positif. Alasannya, yaitu pernyataan tersebut termasuk pernyataan positif dan jumlah mahasiswa yang setuju lebih banyak daripada mahasiswa yang tidak setuju. Subindikator kedua, yaitu “mahasiswa merasa gelisah disaat ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan bacaan”. Berdasarkan data yang ada, jika dipilih sangat setuju dan setuju dimasukkan dalam kategori sama yaitu sikap positif berarti terdapat 17 atau 60,71 mahasiswa merasa gelisah disaat ingin membaca tidak tersedia bahan bacaan. Berdasarkan kriteria yang ada jumlah ini termasuk kategori cukup tinggi. Namun, pada subindikator yang sama juga terdapat mahasiswa yang memilih sangat tidak setuju dan tidak setuju. Jika pilihan tersebut dimasukkan dalam kategori sikap negative maka sebanyak 7 atau 25

Dokumen yang terkait

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa kelas A semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2016.

0 0 2

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa semester V angkatan 2013 program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

1 1 216

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis pada mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 241

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta tahun aj

0 0 255