Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca

dapat memahami isi bacaan. 3 Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya ingin membacanya 1 3 9 13 2 4 Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan saya. 2 4 17 5 5 Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca. 6 1 9 12 6 Dalam keseharian, dorongan membaca yang tertuju pada bacaan-bacaan hiburan. 7 3 12 6 Berdasarkan indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, subindikator pada tabel 4.6 masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator “mahasiswa menyadari bahwa membaca merupakan kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan pengetahuan luas” memperlihatkan kondisi yang bervariasi. Jika pilihan sangat setuju 22 mahasiswa dan setuju 6 mahasiswa dipandang sebagai sikap positif maka terdapat 28 atau 100 mahasiswa menyadari, membaca merupakan kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan pengetahuan luas. Berdasarkan kriteria yang ada, jumlah tersebut termasuk kategori sangat tinggi. Sebaliknya, dengan subindikator yang sama, apabila pilihan sangat tidak setuju dan sangat tidak setuju dipandang negatif, tetapi pada subindikator ini tidak terdapat mahasiswa yang memilih sangat tidak setuju maupun tidak setuju, dan pada subindikator yang sama tidak ada mahasiswa yang belum jelas sikapnya, karena 100 mahasiswa menyadari dan menyetujui bahwa membaca merupakan kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika ingin memiliki wawasan dan pengetahuan luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada subindikator pertama yang terdapat dalam table 4.6 menunjukkan sikap positif karena secara keseluruhan mahasiswa menyetujui pernyataan positif tersebut. Indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca dengan subindikator “sesulit apapun isi dalam bacaan,apabila berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mereka akan berusaha memahami isi bacaan”. Berdasarkan data yang ada, apabila pilihan sangat setuju dan setuju dimasukan dalam kategori sama berarti terdapat 20 atau 71,42 mahasiswa akan berusaha memahami isi bacaan yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari. Sebaliknya, dengan subindikator yang sama, jika pilihan sangat tidak setuju dimasukkan ke dalam kategori yang sama, terdapat sebanyak 2 atau 7,14 mahasiswa tidak akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan. sesulit apapun isi dalam bacaan, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari. Berdasarkan kriteria yang ada jumlah ini termasuk dalam kategori sangat rendah. Selain itu, dalam subindikator ini masih ada 6 atau 21,42 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Subindikator ketiga, yaitu “ bacaan apapun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mereka ingin membacanya”. Pada subindikator ini jumlah keseluruhan mahasiswa yang memilih sangat setuju dan setuju terdapat 15 atau 54 mahasiswa. Pada subindikator yang sama juga terdapat 4 atau 14,3 mahasiswa memilih sangat tidak setuju dan tidak setuju. Selain itu terdapat terdapat 9 atau 32,14 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penelitidapat disimpulkan bahwa subindikator ketiga yang terdapat dalam tabel 4.6 menunjukkan sikap positif. Indikator ketertarikan terhadap bacaan dan keermanfaatan bagi pembaca dengan subindikator “mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan mereka” menunjukkan sikap positif karena jumlah mahasiswa yang menyetujui pernyataan positif ini lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak setuju. Terdapat sebanyak 22 atau 79 mahasiswa yang memilih sangat setuju dan setuju. Sebaliknya, dengan subindikator yang sama terdapat 2 atau 7,14 mahasiswa yang tidak setuju. Berdasakan kriteria yang ada jumlah tersebut termasuk kategori sangat rendah. Selain itu, terdapat 4 atau 14,3 mahasiswa yang belum diketahui sikapnya. Indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca dengan sub indikator “hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca”. Jika pilihan sangat setuju dan setuju pada subindikator kelima yang terdapat di tabel 4.5 dimasukkan ke dalam kategori yang sama dipandang positif, berarti ada sebanyak 21 mahasiswa atau 75 mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca. Pada subindikator yang sama apabila pilihan sangat tidak setuju dan tidak setuju dimasukkan ke dalam kategori yang sama terdapat 6 atau 21,42 mahasiswa yang tidak hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca. Selain itu, masih ada 1 atau 4 mahasiswa yang belum jelas sikapnya. Indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca subindikator “dalam keseharian, dorongan membaca tertuju pada bacaan-bacaan hiburan”. Pada subindikator ini, jika pilihan sangat setuju dan setuju dimasukkan ke dalam kategori yang sama, berarti sebanyak 18 atau 64,3 mahasiswa setuju dalam keseharian dorongan membaca tertuju pada bacaan-bacaan hiburan. Sebaliknya, pada subindikator yang sama jika pilihan sangat tidak setuju dan tidak setuju ke dalam kategori sama, berarti terdapat 7 atau 25 mahasiswa yang dalam keseharian kegiatan membaca yang dilakukan tidak hanya tertarik atau tertuju pada bacaan-bacaan hiburan. Selain itu, masih terdapat 3 atau 11 mahasiswa yang belum jelas sikapnya.

f. Indikator Tingkat Intelegensi Pembaca

Indikator tingkat intelegensi pembaca merupakan bagian dari faktor internal yang mempengaruhi kemampuan membaca yang berasal dalam diri mahasiswa. Tingkat intelegensi juga berpengaruh terhadap pemahaman pembaca dalam memahami isi bacaan baik itu bacaan yang berkaitan dengan bidang yang dipelajari atau tidak berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari. Subindikator tingkat intelegensi pembaca mencakup 1 mahasiswa melacak sumber aslinya agar dapat memahami secara lebih komprehensif , jika ada pendapat dalam sebuah artikel, buku, atau hasil penelitian, 2 setiap berargumentasi mahasiswa merujuk pada bacaan, 3 tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan, 4 meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, kadang mereka mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan, dan 5 mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang mereka. Secara berturut-turut, berdasarkan hasil angket dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.7 Indikator Tingkat Intelegensi Pembaca No Subindikator Rentang Skor 1 STS 2 TS 3 TMP 4 S 5 SS 1 Jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau hasil penelitian, saya ingin melacak sumber aslinya agar dapat memahami secara lebih komprehensif. 3 13 9 3 2 Saya ingin merujuk pada bacaan setiap berargumentasi dengan orang lain 1 4 6 14 3 3 Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. 1 1 3 12 11 4 Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, kadang-kadang saya mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan. 3 18 7 5 Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya. 1 3 4 15 5 Berdasarkan indikator tingkat intelegensi pembaca dengan kelima subindikatornya, tabel di atas masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut. Subindikator “jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam suatu artikel, buku, atau hasil penelitian, mahasiswa ingin melacak sumber aslinya agar dapat memahami secara komprehensif” memperlihatkan kondisi yang bervariasi. Jika pilihan sangat setuju 3 mahasiswa dan setuju 9 mahasiswa dipandang sebagai sikap positif

Dokumen yang terkait

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa kelas A semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2016.

0 0 2

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa semester V angkatan 2013 program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

1 1 216

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis pada mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 241

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta tahun aj

0 0 255